Peran Komunitas dan Pemerintah dalam Pengembangan Ondel-Ondel sebagai Warisan
Budaya
Peran pemerintah dan komunitas budaya sangat penting dalam menjaga ondel-ondel sebagai
warisan budaya Betawi. Beberapa langkah yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan
festival budaya, pameran seni, dan lokakarya pembuatan ondel-ondel yang melibatkan
masyarakat luas. Diskusi di antara pelaku budaya Betawi menunjukkan bahwa kolaborasi antara
komunitas lokal dan pemerintah dapat menciptakan program pelestarian budaya yang efektif.
Misalnya, dukungan pemerintah dalam bentuk pendanaan atau regulasi tentang kesenian ondel-
ondel sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional dapat membantu mempromosikan ondel-
ondel di tingkat nasional dan internasional tanpa mengorbankan nilai-nilai aslinya.
Pendekatan Inovatif untuk Menjaga Relevansi Ondel-Ondel dalam Masyarakat Modern
Pembahasan ini juga menyoroti pentingnya pendekatan kreatif untuk menjaga relevansi
ondel-ondel bagi generasi masa kini. Beberapa komunitas budaya telah berinovasi dengan
memperkenalkan ondel-ondel dalam bentuk modern, seperti pertunjukan musik, tari, atau
instalasi seni yang menggabungkan unsur tradisional dan modern. Inovasi ini bertujuan agar
ondel-ondel tetap menarik bagi generasi muda, yang cenderung lebih tertarik pada seni
kontemporer. Namun, inovasi ini tetap diupayakan agar tidak menghilangkan nilai dan
simbolisme yang dimiliki oleh ondel-ondel sebagai kesenian tradisional Betawi.
4. Kesimpulan
Ondel-ondel, sebagai bagian dari kesenian budaya Betawi di Jakarta, bukan hanya sekadar
bentuk hiburan, tetapi juga cerminan nilai kearifan lokal yang mendalam dan kompleks. Ondel-
ondel memiliki akar sejarah dan fungsi yang kuat sebagai simbol pelindung masyarakat, yang
pada awalnya digunakan untuk ritual tolak bala, atau penjaga dari roh-roh jahat. Peran ini
menunjukkan bagaimana masyarakat Betawi memandang ondel-ondel sebagai manifestasi dari
keyakinan spiritual dan tradisi leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kesenian ondel-ondel mengandung tiga nilai
utama: nilai spiritual, nilai sosial, dan nilai budaya. Nilai spiritual ondel-ondel tercermin dari
perannya sebagai simbol tolak bala, melambangkan hubungan masyarakat Betawi dengan
leluhur serta upaya menjaga keseimbangan spiritual di lingkungan mereka. Nilai sosial muncul
dari peran ondel-ondel sebagai sarana untuk mempererat kebersamaan dan gotong royong dalam
masyarakat Betawi. Kesenian ini sering kali tampil dalam acara komunal, seperti pernikahan,
perayaan adat, dan festival masyarakat, yang berfungsi sebagai media untuk memperkuat
solidaritas sosial. Sementara itu, nilai budaya tampak dari ondel-ondel sebagai identitas yang
memperkuat jati diri Betawi di tengah modernisasi dan perkembangan kota Jakarta.
Dalam perkembangannya, ondel-ondel telah mengalami pergeseran fungsi dari simbol
sakral menjadi ikon budaya, yang kini juga berperan dalam sektor pariwisata dan hiburan.
Penelitian ini menemukan bahwa masyarakat Betawi, khususnya generasi tua, merasa bahwa
makna asli ondel-ondel mulai terkikis akibat komersialisasi, yang membuat ondel-ondel lebih
dikenal sebagai atraksi wisata dan hiburan jalanan. Namun, sebagian masyarakat, terutama
generasi muda, melihat komersialisasi ini sebagai peluang untuk memperkenalkan budaya
Betawi kepada khalayak yang lebih luas. Pergeseran ini menimbulkan tantangan baru bagi
masyarakat Betawi untuk menjaga keseimbangan antara melestarikan nilai-nilai tradisional
ondel-ondel dan memenuhi tuntutan modernitas serta pariwisata.
Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa upaya pelestarian ondel-ondel
memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, komunitas budaya, dan
pemerintah. Masyarakat dan komunitas budaya berperan penting dalam melakukan regenerasi
pengetahuan tentang ondel-ondel melalui kegiatan pendidikan informal dan program
kebudayaan. Di sisi lain, pemerintah dapat mendukung dengan menyediakan pendanaan,