JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
75
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi Belajar Dengan
Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
Nurullita Sari
a,1
, Annisha Therreshia
b,2
, Siti Rahmah
c,3
a,b,c
Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Pamulang, South
Tangerang, 15310, Indonesia
1
dosen02122@unpam.ac.id;
2
therreshia@gmail.com;
3
sitirahmah1362@gmail.com
* Corresponding Author: therreshia@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 15 Agustus 2024
Direvisi: 5 September 2024
Disetujui: 20 Oktober 2024
Tersedia Daring: 1 November 2024
Penelitian ini meneliti hubungan antara self-efficacy dan motivasi belajar
dengan kemampuan pemecahan masalah pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan mahasiswa PPKn Universitas Pamulang, tahun
akademik 2023/2024. Pendidikan Kewarganegaraan berperan penting
dalam membentuk pemahaman mahasiswa akan nilai-nilai
kewarganegaraan, hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Kemampuan
pemecahan masalah dinilai sebagai kunci dalam mengaktualisasikan nilai-
nilai ini. Fokus utama penelitian adalah faktor psikologis yang
memengaruhi kemampuan pemecahan masalah, yaitu self-efficacy
(keyakinan individu dalam menyelesaikan tugas) dan motivasi belajar
(dorongan internal untuk belajar). Metode penelitian berupa survei
dengan kuesioner yang menilai self-efficacy, motivasi belajar, dan
kemampuan pemecahan masalah pada mahasiswa PPKn. Data akan
dianalisis untuk mengidentifikasi hubungan antarvariabel. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi pengembangan
strategi pembelajaran yang mendukung kemampuan pemecahan masalah
mahasiswa, sehingga lebih siap menjadi warga negara yang kritis dan
aktif.
Kata Kunci:
Self-efficacy
Motivasi belajar
Kemampuan pemecahan
masalah
Pendidikan Kewarganegaraan
ABSTRACT
Keywords:
Self-efficacy
Learning motivation
Problem-solving skills
Citizenship education
This study investigates the relationship between self-efficacy and learning
motivation with problem-solving skills in the Citizenship Education course
among students in the PPKn program at Pamulang University for the
2023/2024 academic year. Citizenship Education plays a crucial role in
shaping students’ understanding of citizenship values, rights, obligations,
and responsibilities. Problem-solving skills are seen as key to applying
these values. The study focuses on psychological factors influencing
problem-solving ability, specifically self-efficacy (belief in one’s capability
to handle tasks) and learning motivation (internal drive to learn). The
research uses a survey method with questionnaires assessing self-efficacy,
learning motivation, and problem-solving skills among PPKn students. The
collected data will be analyzed to identify relationships between the
variables. This study aims to provide insights for developing learning
strategies that support students' problem-solving skills, preparing them to
become critical and active citizens.
©2024, Nurullita Sari, Annisha Therreshia, Siti Rahmah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan berperan penting dalam membentuk individu berkualitas yang siap
menghadapi tantangan masa depan. Salah satu keterampilan esensial dalam pendidikan tinggi
adalah kemampuan pemecahan masalah, terutama dalam mata kuliah seperti PPKn
(Pendidikan Kewarganegaraan), yang mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dan
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
76
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
keterampilan berpikir kritis. Pemecahan masalah dalam PPKn bukan hanya soal memahami
konsep, tetapi juga menerapkannya dalam menghadapi situasi kompleks. Faktor psikologis
seperti self-efficacy dan motivasi belajar dapat memengaruhi kemampuan ini. Self-efficacy
adalah kepercayaan individu pada kemampuannya mengatasi tantangan, sehingga mahasiswa
dengan self-efficacy tinggi cenderung lebih yakin dan termotivasi dalam belajar. Motivasi
belajar sendiri adalah dorongan internal yang membuat seseorang gigih mencapai tujuan
akademis.
Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara self-efficacy, motivasi belajar, dan
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa PPKn di Universitas Pamulang. Hasilnya
diharapkan memberi wawasan tentang cara meningkatkan strategi pembelajaran, membantu
institusi pendidikan dalam mendukung mahasiswa mengembangkan keterampilan penting ini,
serta mengoptimalkan potensi akademik mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam
pemahaman mengenai pengaruh faktor psikologis seperti self-efficacy dan motivasi belajar
terhadap kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam mata kuliah PPKn di Universitas
Pamulang. Self-efficacy atau keyakinan diri berperan dalam bagaimana mahasiswa
menghadapi dan menyelesaikan tantangan, sedangkan motivasi belajar adalah dorongan
internal yang menggerakkan mereka untuk mencapai tujuan akademik. Pemahaman mengenai
faktor-faktor ini sangat penting agar institusi pendidikan dapat memberikan dukungan yang
efektif kepada mahasiswa (Arifin & Abduh, 2021).
Adapun tujuan penelitian ini meliputi identifikasi hubungan antara self-efficacy dan
kemampuan pemecahan masalah, eksplorasi pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan
tersebut, serta pemberian masukan bagi pengembangan strategi pembelajaran yang lebih
efektif (Japar, 2020). Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini mencakup peningkatan
pemahaman tentang faktor psikologis dalam pembelajaran, pengembangan strategi
pembelajaran adaptif, peningkatan kualitas pendidikan, dan pemahaman yang lebih dalam
mengenai hubungan antara aspek psikologis dan akademik (Kurniawati, 2021). Dengan hasil
penelitian ini, diharapkan institusi pendidikan dapat memperkaya pengalaman belajar
mahasiswa, membantu mereka mengoptimalkan potensi akademik, dan mendukung mereka
dalam mencapai tujuan akademik serta profesional (Jainiyah et al., 2023).
Keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mendominasi keadaan dan
menghasilkan hasil yang luar biasa adalah pengertian dari Self-efficacy. Gagasan ini pertama
kali disampaikan oleh Albert Bandura, seorang klinisi, pada tahun 1978. Kecukupan diri
memengaruhi setiap area keberadaan manusia dan dapat memajukan pencapaian dan
kemakmuran individu (Rahmi et al., 2020). Individu dengan kecukupan diri yang tinggi
memandang kesulitan sebagai sesuatu yang harus dikuasai dan bukan sebagai bahaya yang
harus dijauhkan, dan mereka lebih cepat pulih dari kekecewaan dan cenderung tidak
menyematkan kekecewaan pada ketiadaan usaha (Aurora & Effendi, 2019). Kecukupan diri
juga dapat memengaruhi bagaimana seseorang menetapkan tujuan, tugas, dan Latihan
(Bandura, 1978).
Demikian pula, Komara, dkk juga mengkarakterisasi kelayakan diri sebagai kepercayaan
diri seseorang terhadap kapasitas atau keterampilannya dalam menunjukkan usaha yang
diberikan, mencapai tujuan, atau menaklukkan rintangan (Komara, 2016). Sementara itu,
menurut Yovita, viabilitas adalah evaluasi diri, apakah bisa melakukan langkah positif atau
negatif, benar atau salah, bisa atau tidak bisa melakukan apa yang dibutuhkan (Munthe &
Amry, 2022). Dari berbagai anggapan di atas, cenderung diasumsikan bahwa kelangsungan
hidup diri adalah keyakinan individu dalam kapasitasnya untuk membuat gerakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dan dapat berdampak besar pada apa yang
terjadi, dan dapat mengalahkan penghalang.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
77
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
Mengingat arti motivasi yang berbeda, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar mahasiswa
pengganti adalah suatu kondisi di dalam diri mahasiswa pengganti yang mendorong dan
mengkoordinasikan cara mereka berperilaku terhadap tujuan yang harus mereka capai dalam
menempuh pendidikan lanjutan (Dariyo, 2004). Dalam dunia yang sempurna, tujuan
understudy dalam menempuh pendidikan lanjutan adalah untuk menguasai bidang informasi
yang dipelajarinya. Sehingga dalam berkonsentrasi pada setiap materi pembelajaran, para
mahasiswa pengganti didorong untuk menguasai materi pembelajaran dengan baik, dan tidak
hanya sekedar lulus dengan nilai yang umumnya sangat baik (Cole, 1991). Meskipun secara
nalar tidak ada perbedaan antara menguasai materi pembelajaran dengan baik dan
mendapatkan nilai kelulusan untuk materi pembelajaran tersebut, namun dalam ranah
pendidikan lanjutan swasta di Indonesia saat ini, seorang mahasiswa pengganti yang lulus
dengan nilai kelulusan, belum tentu bisa menguasai materi pembelajaran dengan baik
(Trisiana, 2020). Sebaliknya, jika seorang mahasiswa pengganti dapat menguasai materi
pembelajaran dengan baik, maka dapat dipastikan 100% mahasiswa tersebut akan lulus dengan
nilai yang memuaskan (Amalia & Sari, 2024).
Dalam hal ini pun kemampuan pemecahan masalah berkaitan erta dan dapat ditingkatkan
melalui latihan, pengalaman, dan pembelajaran berkelanjutan (Yogi Fernando et al., 2024). Ini
adalah keterampilan yang sangat berharga dalam kehidupan pribadi dan profesional, karena
hampir semua aspek kehidupan melibatkan penyelesaian masalah pada tingkat tertentu
(Andriani & Rasto, 2019). Biasanya kemampuan pemecahan masalah bisa berkaitan dengan
Pendidikan kewarganegaraan, yang mana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
merupakan program pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam
kehidupan sehari-hari (Nurgiansah et al., 2021). Mata pelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan ini memfokuskan pembelajaran pada pembentukan diri yang beragam dari
segi agama, sosial, budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang
cerdas, terampil dan berkarater yang dilandasi pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
(Amelia et al., 2019).
2. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendidikan kualitatif, berkaitan
dengan pendekatan kualitatif tersebut maka metode penelitian yang digunakan oleh peneliti
yaitu kuantitatif deskriptif. Digunakannya pendekatan kualitaif ini bertujuan untuk
mendeskripsikan serta meningkatan pengetahuan mengenai apakah hubungan antara self-
efficacy dengan motivasi belajar berpengaruh pada kemampuan mahasiswa dalam
memecahkan masalah pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Penelitian kuntitatif akan memberikan kerangka tentang sesuatu. Penelitian kuantitatif
sejak awal dirumuskan dengan dtaa yang dikumpulkan dan hendaklah berbentuk kuantitatif
atau dapat dikuantitatifkan. Adapun bentuk dari bagan penerapan X
1
dan X
2
menyesuaikan
pada hipotesis sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Penelitian
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
78
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
Keterangan: X
1
= Self-efficacy
X
2
= Motivasi Belajar
Y = Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Data dan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dan bersumber dari civitas akademisi
Program Studi PPKn Universitas Pamulang. Sumber data yang diperoleh terbagi menjadi dua,
yakni sumber data primer yang berasal dari Dosen Koordinator Kurikulum serta 70 mahasiswa
Program Studi PPKn Universitas Pamulang TA 2023/2024, dan juga sumber data sekunder
yang diperoleh dari dokumentasi yang berupa pengambilan gambar yang dilakukan di Kampus
Universitas Pamulang yang diperuntukkan sebagai data pendukung penelitian.
Berdasarkan berbagai jenis data yang dibutuhkan serta ketersediaan sumber data untuk
menggali informasi di lapangan, maka peneliti perlu menentukan teknik pengumpulan data
yang tepat yang sesuai dengan kondisi, tempat, waktu, biaya serta pertimbangan lain guna
adanya keefektifan dalam penelitian. Oleh sebab itu maka teknik pengumpulan data menjadi
hal yang penting dalam penelitian karena ketepatan teknik pengumpulan data akan
berpengaruh terhadap kesesuaian data yang diharapkan oleh peneliti (Creswell & Creswell,
2018). Dalam pengumpulan data dari narasumber, data yang diperolah akan diolah dengan
cara mengumpulkan informasi yang berbeda dari data yang telah diberikan kepada tiap
narasumber penelitian (Cohen et al., 2019). Untuk memperoleh data yang telah ditentukan
maka terdapat beberapa prosedur yang harus digunakan oleh peneliti yaitu observasi yang
mana peneliti diharuskan terjun langsung dan bergabung dengan orang-orang yang nantinya
akan menjadi sumber penelitian (Fauziana, 2022), juga ada wawancara dengan melakukan
tanya jawab agar dapat mengonstruksikan makna dari suatu topik tertentu bernarasumber
Dosen Koordinator Kurikulum serta 10 mahasiswa Program Studi PPKn Universitas Pamulang
TA 2023/2024, dan juga dokumentasi berbentuk catatan, gambar atau rekaman video yang
didalamnya dapat memperlihatkan proses kegiatan penelitian ataupun wawancara yang
berlangsung (Khairunnisa & Jiwandono, 2020).
Untuk memastikan hasil analisis serta data yang diperoleh benar-benar obyektif, maka
diperlukan pengecekan keabsahan temuan penelitian. Hal tersebut dikarenakan dalam
penelitian kualitatif, peneliti harus benar-benar memahami apa yang sedang diteliti serta
pertanyaan apa saja yang perlu ditanyakan dan tidak perlu ditanyakan kepada narasumber
(Danuri & Maisaroh, 2019). Dengan begitu maka penelitian dapat dikatakan subjektif atau
tidak memihak kepada salah satu pihak saja. Pemeriksaan keabsahan atau validitas data
merupakan teknik yang harus ditempuh guna menunjukkan bahwasanya data yang telah
terkumpul benar-benar terdapat secara alami dan umum (Septhiani, 2022).
Dari data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan
inferensial yang sering disebut statistik probabilitas. Dari statistik deskriptif untuk mengukur
dan penyajian ukuran gejala terpusat yang terdiri dari skor minimum dan maksimum (Harahap
et al., 2021). Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan semua data dari
semua variabel dalam bentuk distribusi frekuensi, histogram, modus, median, dan validitas,
reliabilitas, atau penyebaran rentang skor dan simpangan baku (Irwan & Hasnawi, 2021).
Sedangkan analisis statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis dengan analisis regresi dan korelasi baik sederhana maupun ganda.
3. Hasil dan Pembahasan
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data yang
akan disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan teknik statistik deskripsi.
Berdasarkan judul dan perumusan masalah dimana penelitian ini terdiri dari tiga variabel,
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
79
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
yakni meliputi data self efficacy PPKn (X
1
), Motivasi Belajar Matematika (X
2
), dan
Kemampuan Pemecahan Masalah (Y). Data yang dikumpulkan dari 70 peserta didik, dengan
menggunkan tiga instrumen tes yaitu instrumen Self-efficacy Matematika, Motivasi Belajar
dan Kemampuan Pemecahan Masalah.
a. Korelasi Self-efficacy dan Motivasi Belajar dengan Kemampuan Pemecahan Masalah pada
Mata Kuliah PPKn.
Peneliti melalukan penghitungan dengan analisis regresi berganda menggunakan
software Microsoft EXcel.
Tabel 1. Regresi Berganda
Regression Statistics
Multiple R
0.950620583
R Square
0.903679493
Adjusted R Square
0.900804254
Standard Error
1.720929649
Observations
70
Bila melihat data di atas, terdapat multiple R sebesar 0.950620583 menunjukkan
bahwa nilai koefisien korelasinya termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal itu didapatkan
dari tabel syarat nilai koefisien korelasi berikut:
Tabel 2. Nilai Koefisien Korelasi
0.00 0.199
Sangat Lemah
0.20 0.399
Lemah
0.40 0.599
Cukup Lemah
0.60 0.799
Kuat
0.8 1.00
Sangat Kuat
Begitu pula pada nilai koefisien determinasi yang dilihat pada tabel 1 pada bagian
adjusted R square sebesar 90.08% yang berarti variabel X
1
dan X
2
menjelaskan Y sebesar
90.08% dengan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Antara X1 (self-efficacy) dan X2 (motivasi belajar) saling memberi saling berkorelasi
kuat dengan variabel Y (kemampuan pemecahan masalah pada mata kuliah PPKn) bahkan
nilainya sebesar 90.08%. Keduanya sama-sama diduga dapat memberi pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Y dengan dilihat dari nilai signifikansinya, namun perlu
dibuktikan kembali apakah benar X
1
dan X
2
bisa memberikan pengaruh yang besar atau
justru hanya memliki korelasi tanpa memberi pengaruh secara terang-terangan.
b. Pengaruh Self-efficacy dan Motivasi Belajar dengan Kemampuan Pemecahan Masalah
pada Mata Kuliah PPKn
Berikutnya peneliti melakukan penghitungan anova dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil ANOVA
df
SS
MS
F
Significance F
Regression
2
1861.644305
930.8222
314.2972
9.00696E-35
Residual
67
198.4271235
2.961599
Total
69
2060.071429
Untuk melihat pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y dapat fokus pada nilai
significance F. Nilai signifikansinya berposisi lebih besar dari nilai alpha = 0,05).
Berdasarkan tabel 3 dengan nilai 9.00696E-35<0,05 dapat diartikan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara X
1
dan X
2
terhadap Y. Bahkan secara kemungkinan simultan pun,
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
80
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
kedua variabel yakni X
1
dan X
2
juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Y dengan dilihat dari nilai signifikansinya. Tapi, peneliti tetap melanjutkan
penghitungan detail guna memperjelas ada atau tidaknya pengaruh antar variabel.
Selanjutnya dalam tabel 4 dapat memperlihatkan sesungguhnya ada atau tidaknya
pengaruh antara variabel satu-satu dengan variabel y.
Tabel 4. Summary Output
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Intercept
-10.66505642
1.901699958
-5.60817
4.2E-07
X1
0.045960752
0.644308655
0.071333
0.943345
X2
0.326956376
0.326911452
1.000137
0.320842
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
Intercept
-14.46086542
-6.869247413
-14.46086542
-6.869247413
X1
-1.240084706
1.33200621
-1.240084706
1.33200621
X2
-0.325561612
0.979474365
-0.325561612
0.979474365
Dikarenakan tidak terdapat nilai ttabel, maka thitung dibandingkan dengan
signifikansinya, yaitu P-value. Terlihat bahwa untuk X
1
nilainya 0.07133 < 0.94334 yang
berarti variabel X
1
tidak dignifikan memengaruhi Y. Begitupula nilai thitung sebesar
1.33200621 untuk X
2
tidak siginifikan memengaruhi Y. Dengan penjelasan di atas,
didapatkan hasil yang bisa ditarik garis besarnya untuk menjawab rumusan masalah awal,
yaitu secara satu per satu, dari P-value menunjukan bahwa X
1
secara independen tidak
signifikan mempengaruhi Y, begitu pula X
2
secara independen tidak signifikan
mempengaruhi Y. Artinya X
1
dan X
2
akan memberi hasil maksimal dalam mempengaruhi
Y jika dilakukan bersamaan. Kedua variabel tidak memberi pengaruh signifikan kepada
variabel Y apabila hanya berdiri sendiri atau independent.
Penelitian yang dilakukan dapat disajikan dalam pembahasan hasil penelitian, yakni
berdasarkan persamaan regresi berganda Y atas X
1
dan X
2
yaitu .
Antara X
1
(self-efficacy) dan X
2
(motivasi belajar) saling memberi pengaruh atas variabel Y
(kemampuan pemecahan masalah pada mata kuliah PPKn) bahkan nilainya sebesar 90.08%
dengan sisanya 9.92%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryani dan
Wahdaniah bahwa menunjukan self-efficacy berpengaruh positif terhadap hasil belajar
(Suryani et al., 2020; Wahdaniah et al., 2017). Dikuatkan dengan penelitian Rahmawati dan
Monika bahwa efikasi diri mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa (Monika &
Adman, 2017; Rakhmawati, 2018).
Walaupun penelitian ini berusaha mengikuti prosedur yang paling tepat mungkin, ada
kelemahan yang ditemukan dari awal hingga akhir penelitian. Kelemahan tersebut adalah
hubungan antara kemampuan pemecahan masalah matematis dan motivasi belajar (Nanggala,
2020). Tentu saja, hasil penelitian ini dapat disempurnakan oleh peneliti lain yang melakukan
penelitian dengan judul yang sama. Penulis menyadari bahwa beberapa keterbatasan penelitian
ini.
Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu dipertimbangkan dalam
penelitian selanjutnya. Pertama, penelitian ini hanya dilakukan pada satu program studi di satu
universitas. Oleh karena itu, generalisasi temuan penelitian ini perlu dilakukan dengan
penelitian lebih lanjut di program studi dan universitas lain. Kedua, penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya perlu menggunakan
metode kualitatif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan
antara self-efficacy, motivasi belajar, dan kemampuan pemecahan masalah dalam Pendidikan
Kewarganegaraan.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
81
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
4. Kesimpulan
Penelitian ini menemukan bahwa:
a) Memang terdapat korelasi antara self-efficacy, motivasi belajar, dan kemampuan
pemecahan masalah pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mahasiswa Program
Studi PPKn Universitas Pamulang TA 2023/2024 yang ditandai dengan nilai multiple R
sebesar 0.950620583.
b) Variabel X
1
dan X
2
menjelaskan siginfikansi mempengaruhi Y sebesar 90.08% dengan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
c) Perbandingan P-value X
1
atau X
2
saling tidak memberi pengaruh pada Y bila dihitung
independent.
Ketiga poin di atas dapat diartikan bahwa self-efficacy dan motivasi belajar bisa memberi
pengaruh yang besar bagi kemampuan pemecahan masalah pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan mahasiswa Program Studi PPKn Universitas Pamulang TA 2023/2024
apabila dilakukan beriringan, tidak berjalan sebelah saja. Temuan ini pun memiliki beberapa
implikasi penting bagi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan:
a) Dosen perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung self-efficacy dan motivasi
belajar mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun hubungan yang positif
dengan mahasiswa, menciptakan budaya belajar yang kolaboratif, dan memberikan umpan
balik yang konstruktif.
b) Dosen perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang aktif dan partisipatif untuk
mendorong mahasiswa berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran aktif, seperti diskusi
kelompok, proyek penelitian, dan simulasi.
c) Dosen perlu mengintegrasikan konteks dunia nyata ke dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan untuk membantu mahasiswa melihat bagaimana konsep-konsep abstrak
dapat diterapkan dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
studi kasus, contoh-contoh terkini, dan proyek-proyek layanan masyarakat.
Dengan menerapkan implikasi-implikasi ini, guru dapat membantu mahasiswa
mengembangkan self-efficacy, motivasi belajar, dan kemampuan pemecahan masalah yang
mereka butuhkan untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Secara
keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman kita
tentang hubungan antara self-efficacy, motivasi belajar, dan kemampuan pemecahan masalah
dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Temuan penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan membantu
mahasiswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk
menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.
5. Daftar Pustaka
Amalia, H., & Sari, I. P. (2024). Pengaruh Self Efficacy terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah dalam Menyelesaikan Soal Skala. ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, 7(1), 3237. https://doi.org/10.24176/anargya.v7i1.12557
Amelia, D., Danil, F. rahman, Aditya, hanif nur, Munawar, M., Habibullah, M., & Wina, M.
(2019). HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Dilaksanakan sebagai
salah satu tugas mata kuliah. Universitas Informatika Dan Bisnis Indonesia, 643.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/996/839
Andriani, R., & Rasto, R. (2019). Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa.
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4(1), 80.
https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14958
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
82
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
Arifin, M., & Abduh, M. (2021). Peningkatan Motivasi Belajar Model Pembelajaran Blended
Learning. Jurnal Basicedu, 5(4), 23392347.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1201
Aurora, A., & Effendi, H. (2019). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran E-learning
terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa di Universitas Negeri Padang. JTEV (Jurnal
Teknik Elektro Dan Vokasional), 5(2), 11. https://doi.org/10.24036/jtev.v5i2.105133
Bandura, A. (1978). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral change. Advances in
Behaviour Research and Therapy, 1(4), 139161. https://doi.org/10.1016/0146-
6402(78)90002-4
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2019). Research Methods in Education. In
Sustainability (Switzerland) (Vol. 11, Issue 1).
http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-
8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.
06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETU
NGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI
Cole. (1991). Self-Efficacy and Academic Motivation. Αγαη, 8(5), 55.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design. In Writing Center Talk over Time.
https://doi.org/10.4324/9780429469237-3
Danuri, & Maisaroh, S. (2019). Metodologi penelitian. In Samudra Biru.
Dariyo, A. (2004). Pengetahuan Tentang Penelitian Dan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa.
2(1), 44.
Fauziana. (2022). Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah.
Jurnal Pendidikan, 11(1), 2022.
Harahap, T. K., Indra, I. M., Issabella, C. M., Yusriani, Hasibuan, S., Hasan, M., Musyaffa, A.
., Surur, M., & Ariawan, S. (2021). Metodologi Penelitian Pendidikan. In Pustaka
Ramadhan.
Irwan, I., & Hasnawi, H. (2021). Analisis Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PPKn di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3(1), 235245. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i1.343
Jainiyah, J., Fahrudin, F., Ismiasih, I., & Ulfah, M. (2023). Peranan Guru Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Multidisiplin Indonesia, 2(6), 13041309.
https://doi.org/10.58344/jmi.v2i6.284
Japar, D. (2020). Media dan Teknologi Pembelajaran PPKn. In 2021.
https://www.google.co.id/books/edition/Media_dan_Teknologi_Pembelajaran/2uZeDwA
AQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pengertian+media&printsec=frontcover%0Ahttps://www.g
oogle.co.id/books/edition/Media_dan_Teknologi_Pembelajaran/2uZeDwAAQBAJ?hl=id
&gbpv=1&dq=kelebihan+dan+
Khairunnisa, K., & Jiwandono, I. S. (2020). Analisis Metode Pembelajaran Komunikatif untuk
PPKn Jenjang Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 4(1), 9.
https://doi.org/10.30651/else.v4i1.3970
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 75-83
E-ISSN: 3031-2957
83
Nurullita Sari et.al (Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi.)
Komara, I. B. (2016). Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar dan
Perencanaan Karir Siswa SMP. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan Dan Konseling,
5(1), 33. https://doi.org/10.12928/psikopedagogia.v5i1.4474
Kurniawati, E. (2021). Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Permainan Monopoli Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar PPKn. Pedagogi: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran,
1(1), 15. https://doi.org/10.56393/pedagogi.v1i1.74
Monika, M., & Adman, A. (2017). Peran Efikasi Diri Dan Motivasi Belajar Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, 2(2), 109. https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8111
Munthe, Y. S., & Amry, Z. (2022). Pengaruh Self Efficacy Dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Stad Di Smpn 35 Medan. HUMANTECH: Jurnal Ilmiah Multi Disiplin IndonesiaJurnal
Ilmiah Multi Displin Indonesia, 2(1), 8394.
Nanggala, A. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Multikultural. Jurnal
Soshum Insentif, 3(2), 197210. https://doi.org/10.36787/jsi.v3i2.354
Nurgiansah, T. H., Pratama, F. F., & Iman Nurchotimah, A. S. (2021). Penelitian Tindakan
Kelas Dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila Dan
Kewarganegaraan), 2(1), 10. https://doi.org/10.26418/jppkn.v2i1.41752
Rahmi, Febriana, R., & Putri, G. E. (2020). Pengaruh Self-Efficacy terhadap Pemahaman
Konsep Matematika dengan Menerapkan Model Discovery Learning pada Siswa Kelas
XI MIA 1 SMA N 5. Jurnal Pendidikan Matematika, 10(1), 2734.
Rakhmawati, N. N. A. I. A. (2018). Kajian kemampuan self-efficacy matematis siswa dalam
pemecahan masalah. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 05(1), 4454.
Septhiani, S. (2022). Analisis Hubungan Self-Efficacy Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(3), 3078
3086. https://doi.org/10.31004/cendekia.v6i3.1423
Suryani, L., Seto, S. B., & Bantas, M. G. D. (2020). Hubungan Efikasi Diri dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Berbasis E-Learning pada Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Flores. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil
Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan
Pembelajaran, 6(2), 275. https://doi.org/10.33394/jk.v6i2.2609
Trisiana, A. (2020). Penguatan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui
Digitalisasi Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 31.
https://doi.org/10.20527/kewarganegaraan.v10i2.9304
Wahdaniah, W., Rahman, U., & Sulateri, S. (2017). Pengaruh Efikasi Diri, Harga Diri Dan
Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X Sma Negeri 1
Bulupoddo Kab. Sinjai. MaPan, 5(1), 6881.
https://doi.org/10.24252/mapan.2017v5n1a5
Yogi Fernando, Popi Andriani, & Hidayani Syam. (2024). Pentingnya Motivasi Belajar Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ALFIHRIS: Jurnal Inspirasi Pendidikan, 2(3), 61
68. https://doi.org/10.59246/alfihris.v2i3.843