JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 105-109
E-ISSN: 3031-2957
105
Nur Amalia Zahra et.al (Konservasi Makam Keramat Solear Sebagai….)
Konservasi Makam Keramat Solear Sebagai Warisan
Budaya
Nur Amalia Zahra
a,1
, Siti Mariyatul Koimah
b,2
, Febrian Tri Nugroho
c,3
Septian Syahnam Ardiansyah
d,4
Kezia Pricillia
e,5
a,b,c,d,e
Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
1
araamalia21@gmail.com;
2
mariyatulkoimah@gmail.com;
3
febriantrinugroho11@gmail.com;
4
syahnam04@gmail.com;
5
keziapricillia1@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 17 Agustus 2024
Direvisi: 8 September 2024
Disetujui: 21 Oktober 2024
Tersedia Daring: 1 November 2024
Penelitian ini menjelajahi tantangan dan potensi dalam menjaga Makam
Keramat Solear sebagai warisan budaya yang berharga. Melalui studi
lapangan, wawancara, dan analisis data, kami mengidentifikasi
kerusakan fisik pada situs dan pentingnya makam ini dalam konteks
budaya dan keagamaan masyarakat setempat. Dalam menghadapi
tantangan ini, kami mengusulkan serangkaian langkah konkret,
termasuk pemulihan fisik, kampanye pendidikan dan kesadaran publik,
melibatkan generasi muda, kerja sama dengan lembaga konservasi,
pengembangan kebijakan, dan pemantauan berkelanjutan. Melalui
upaya ini, kami berharap dapat memastikan bahwa Makam Keramat
Solear tetap menjadi bagian yang hidup dan relevan dalam budaya dan
kehidupan keagamaan, sambil menjaga integritas fisiknya untuk
generasi mendatang. Pelestarian warisan budaya ini adalah komitmen
kita untuk menjaga warisan yang tak ternilai bagi budaya kita.
Kata Kunci:
Makam keramat
Konservasi
Warisan budaya
Pendidikan budaya
Kerusakan fisik
ABSTRACT
Keywords:
Keramat Tomb
Conservation
Cultural heritage
Cultural education
Physical damage
This research explores the challenges and potential in preserving the
Sacred Solear Tomb as a valuable cultural heritage. Through field studies,
interviews, and data analysis, we identified physical damage to the site and
the significance of this tomb in the cultural and religious context of the
local community. In addressing these challenges, we propose a series of
concrete steps, including physical restoration, education and public
awareness campaigns, involving the younger generation, collaborating
with conservation institutions, policy development, and ongoing
monitoring. Through these efforts, we hope to ensure that the Sacred
Solear Tomb remains a vibrant and relevant part of culture and religious
life while preserving its physical integrity for future generations. The
preservation of this cultural heritage is our commitment to safeguarding
an invaluable legacy for our culture.
©2024, Nur Amalia Zahra, Siti Mariyatul Koimah, Febrian Tri Nugroho,
Septian Syahnam Ardiansyah, Kezia Pricillia
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Warisan budaya merupakan kekayaan yang sangat berharga karena mencerminkan
sejarah, nilai-nilai, dan tradisi suatu komunitas (Nam & Thanh, 2024). Di antara berbagai jenis
warisan budaya, makam keramat memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya
suatu wilayah. Contoh makam keramat yang memiliki nilai sejarah dan religius tinggi adalah
Makam Keramat Solear. Makam ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan
terakhir, tetapi juga menjadi pusat spiritual dan kegiatan keagamaan bagi penduduk sekitar.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 105-109
E-ISSN: 3031-2957
106
Nur Amalia Zahra et.al (Konservasi Makam Keramat Solear Sebagai….)
Makam Keramat Solear tidak hanya sekadar lokasi pemakaman, tetapi juga berfungsi sebagai
pusat spiritual dan tempat pelaksanaan aktivitas keagamaan bagi masyarakat setempat.
Keberadaan makam ini memberikan gambaran tentang bagaimana tradisi dan nilai-nilai
keagamaan dijaga dan dilestarikan oleh komunitas tersebut. Selain itu, Makam Keramat Solear
menjadi simbol identitas budaya yang kuat, menunjukkan betapa pentingnya warisan ini dalam
menjaga kesinambungan sejarah dan tradisi suatu daerah.
Makam keramat adalah situs pemakaman yang dianggap suci atau istimewa dalam
budaya atau agama tertentu (Sakhi & Selçuk, 2022). Makam ini sering kali menjadi tempat
ziarah atau penghormatan bagi orang-orang yang menghormati individu yang dimakamkan di
sana, seperti tokoh agama, pemimpin spiritual, atau tokoh bersejarah. Makam keramat sering
dihiasi dengan berbagai simbol keagamaan atau tanda penghormatan, dan mereka dapat
menjadi pusat persembahan atau doa bagi orang-orang yang mempercayainya mana roh nenek
moyang atau entitas ilahi. Tempat yang dianggap suci adalah lokasi di sertakan kekuatan
supernatural yang telah ditempatkan, dan pada suatu saat di masa lalu, lokasi tersebut dijadikan
sebagai pusat upacara keagamaan (Sukabawa, 2023). Lokasi Makam Keramat Solear terletak
di Dusun Solear, Desa Cikasungka, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, yang telah
menjadi tempat ziarah dan penghormatan selama berabad-abad. Keberadaan Makam Keramat
Solear menjadi bukti nyata hubungan erat antara agama, budaya, dan sejarah dalam kehidupan
masyarakat di daerah ini. Dalam jurnal ini, kami akan membahas pentingnya konservasi
Makam Keramat Solear sebagai warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Ajaran tentang ziarah kubur kemudian menjadi sebuh tradisi islam, meskipun bagi
beberapa golongan hal ini dikatakan sebagai bid’ah. Ketika islam datang ke indonesia tradisi
ziarah ini kemudian menemui relevansi budaya sebagaimana bahwa tradisi jawa sangat lekat
dengan kepercayaan animisme dan dinamisme. Dalam dinamisme keberadaan roh dianggap
ada dalam benda-benda termasuk roh yang sudah meninggal. Ziarah dianggap sebagai sebuah
tradisi keagamaan yang kuat, yang dipengaruhi oleh tradisi budaya Jawa, termasuk animisme
dan dinamisme, yang menekankan kepercayaan akan keberadaan roh dalam benda dan
individu yang telah meninggal (Widihastuti, 2023). Signifikansi budaya dari ziarah tercermin
dalam motivasi para peziarah, yang datang dengan tujuan mencari berkah, terlibat dalam
praktik spiritual, dan tertarik untuk merasakan koneksi dengan komunitas di situs kuburan
(Malis et al., 2023). Makna budaya dari ziarah dapat bervariasi dan tunduk pada interpretasi
serta praktik yang berbeda. Ziarah memiliki relevansi yang kuat dalam budaya dan agama di
Indonesia. Ini adalah praktik penting dalam Islam di Indonesia, di mana umat Muslim
melakukan perjalanan ke makam tokoh agama atau ulama terkenal untuk menghormati
mereka.
Misalnya, banyak orang Muslim Indonesia melakukan ziarah ke makam Syeh Mas
Ma’saad sebagai bagian dari tradisi agama mereka. Selain itu, ziarah juga dapat terjadi dalam
konteks perayaan seperti peringatan Maulid Nabi, di mana umat Muslim mengunjungi tempat-
tempat suci atau makam tokoh agama sebagai bagian dari upacara peringatan tersebut. Dalam
budaya Indonesia yang beragam, ziarah adalah salah satu cara di mana tradisi agama dan
keyakinan lokal bergabung menjadi satu dalam penghormatan terhadap leluhur atau tokoh
agama yang dihormati (King, 2023). Melalui penelitian ini, kami berusaha menggali
pentingnya konservasi Makam Keramat Solear sebagai warisan budaya, mengidentifikasi
tantangan yang dihadapi, serta merumuskan strategi konservasi yang tepat untuk
mempertahankan situs ini dalam kondisi yang layak. Upaya konservasi ini diharapkan dapat
memastikan bahwa Makam Keramat Solear dapat terus menjadi bagian dari warisan budaya
yang hidup, serta menjadi sarana edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya menjaga situs-
situs budaya sebagai kekayaan bangsa.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 105-109
E-ISSN: 3031-2957
107
Nur Amalia Zahra et.al (Konservasi Makam Keramat Solear Sebagai….)
2. Metode
Penelitian konservasi Makam Keramat Solear. Pertama, studi kepustakaan mendalam menjadi
langkah awal dalam mengumpulkan informasi yang sudah ada tentang makam ini, mencakup sejarah,
budaya, keagamaan, dan catatan konservasi sebelumnya. Dengan demikian, kami memahami konteks
penelitian dengan lebih baik survei lapangan menjadi esensial. Ini melibatkan dokumentasi visual,
pengukuran fisik, dan pemetaan situs secara langsung. Data-data ini akan menjadi dasar untuk
analisis. Selanjutnya, kami melakukan Wawancara dengan berbagai pihak yang relevan, termasuk
masyarakat setempat, tokoh agama, ahli sejarah, dan pemangku kebijakan terkait. Ini membantu kami
memahami lebih dalam nilai-nilai budaya dan keagamaan yang terkait dengan makam ini, serta
masalah-masalah yang mereka hadapi dalam menjaga situs tersebut. Kami menggunakan analisis
data, termasuk analisis statistik dan analisis kualitatif, untuk mendalami hasil dari survei lapangan,
wawancara, dan sumber data lainnya. Hasil analisis ini akan menjadi Dasar untuk mengembangkan
rekomendasi konservasi yang konkrit dan praktis guna menjaga Makam Keramat Solear.
3. Hasil dan Pembahasan
Makam Keramat Solear, yang berada di Dusun Solear, Desa Cikasungka, Kecamatan Cisoka,
Kabupaten Tangerang, merupakan lokasi yang sangat signifikan dalam konteks warisan budaya
Indonesia. Sebagai situs pemakaman yang dianggap sakral, makam ini memiliki makna sejarah,
budaya, dan religius yang mendalam bagi masyarakat setempat. Selain berfungsi sebagai tempat
peristirahatan terakhir, makam ini juga berperan sebagai pusat spiritual yang menghubungkan
masyarakat dengan nilai-nilai keagamaan dan budaya mereka.
Signifikansi Budaya dan Sejarah
Makam Keramat Solear memiliki peran yang signifikan dalam mempertahankan hubungan
yang erat antara agama, budaya, dan sejarah masyarakat setempat. Dalam konteks agama Islam,
ziarah kubur menjadi bagian dari tradisi yang memiliki makna spiritual dan penghormatan terhadap
para tokoh agama atau ulama yang dimakamkan di tempat tersebut (Irfannuddin & Darmawan, 2021).
Di Indonesia, ziarah kubur sering dipandang sebagai bentuk penghormatan dan pencarian berkah,
yang sering kali terhubung dengan tradisi animisme dan dinamisme yang telah ada sebelum
kedatangan Islam. Aktivitas ziarah ini juga dianggap sebagai cara untuk merasakan kedekatan
spiritual dengan para leluhur dan tokoh agama yang dihormati.
Peran Makam Keramat Solear dalam Konteks Ziarah
Praktik ziarah yang dilakukan oleh masyarakat Solear dan sekitarnya mencerminkan integrasi
antara ajaran agama Islam dan kepercayaan lokal yang melibatkan roh nenek moyang serta kekuatan
supernatural. Tradisi ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai
praktik ziarah kubur dalam ajaran Islam, bagi banyak orang, ziarah memiliki makna spiritual yang
mendalam, terutama dalam konteks penghormatan kepada para ulama atau tokoh agama yang telah
memberikan kontribusi signifikan dalam kehidupan mereka. Ziarah ke makam tokoh seperti Makam
Keramat Solear membawa nuansa religius dan budaya, yang mencerminkan harapan akan berkah dan
keselamatan.
Tantangan dalam Konservasi Makam Keramat Solear
Makam Keramat Solear, yang memiliki nilai historis dan budaya yang sangat penting,
menghadapi berbagai tantangan dalam upaya pelestariannya. Salah satu tantangan utama adalah
minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan situs bersejarah, di mana banyak
individu belum memahami nilai sejarah dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Untuk mengatasi
hal ini, perlu diadakan program edukasi dan sosialisasi yang melibatkan tokoh masyarakat dan
pemuka agama guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian. Selain itu, peningkatan
jumlah pengunjung yang datang untuk berziarah tanpa pengelolaan yang baik dapat menyebabkan
kerusakan pada situs.
Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen pengunjung yang terencana, termasuk
pembatasan jumlah pengunjung dan penyediaan petugas pengawas untuk menjaga ketertiban.
Infrastruktur yang tidak memadai juga menjadi masalah, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan
pengembangan infrastruktur yang mendukung aksesibilitas dan kenyamanan pengunjung, seperti
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 105-109
E-ISSN: 3031-2957
108
Nur Amalia Zahra et.al (Konservasi Makam Keramat Solear Sebagai….)
akses jalan, fasilitas parkir, dan area istirahat. Kurangnya pemeliharaan rutin dapat mengurangi
kondisi makam, sehingga penting untuk menetapkan jadwal pemeliharaan yang meliputi
pembersihan dan perbaikan struktur, serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan
untuk meningkatkan rasa kepemilikan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga
terkait sangat diperlukan untuk merumuskan rencana pelestarian yang komprehensif, termasuk
mengadakan forum rutin untuk mendiskusikan perkembangan dan tantangan yang dihadapi. Dengan
langkah-langkah ini, diharapkan pelestarian Makam Keramat Solear dapat dilakukan secara efektif,
menjaga keutuhannya dan menjadikannya warisan yang berharga bagi generasi mendatang.
Strategi Konservasi yang Tepat
Untuk menjaga Makam Keramat Solear sebagai warisan budaya yang hidup, beberapa strategi
konservasi dapat diterapkan. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai pelestarian
makam sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilindungi. Hal ini bisa dilakukan melalui
edukasi dan sosialisasi mengenai makna sejarah dan keagamaan yang terkandung di dalamnya
(Khoirunnisa, 2024). Pengelolaan yang lebih terstruktur dan terorganisir, seperti peningkatan fasilitas
dan sarana pendukung bagi pengunjung, dapat membantu memastikan keberlanjutan situs ini.
Pembangunan fasilitas yang ramah pengunjung, seperti tempat parkir, pemandu wisata, dan
area ibadah yang nyaman, perlu dilakukan dengan tetap mempertimbangkan aspek konservasi dan
keaslian situs. Peran pemerintah daerah dalam melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan situs ini
sangatlah penting. Masyarakat dapat diberdayakan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan
rutin serta menjaga kebersihan dan kelestarian makam tersebut. Dengan kolaborasi ini, Makam
Keramat Solear dapat tetap terjaga dan menjadi tempat yang berarti bagi generasi mendatang.
Pentingnya Konservasi Makam Keramat Solear bagi Pendidikan Budaya
Upaya konservasi Makam Keramat Solear memiliki potensi signifikan dalam mendidik
masyarakat, terutama generasi muda, mengenai pentingnya menjaga situs-situs bersejarah dan
budaya lokal. Kunjungan ke makam ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memahami nilai-
nilai spiritual, sejarah, dan budaya yang terkandung di dalamnya. Selain itu, konservasi makam ini
dapat berfungsi sebagai platform untuk mengenalkan keberagaman budaya dan agama di Indonesia,
serta menunjukkan bagaimana tradisi lokal dapat berinteraksi dengan ajaran agama yang lebih luas
(Latief Hilmy & Yacobus Ari Respati, 2024).
Sebagai bagian dari warisan budaya, Makam Keramat Solear juga berpotensi menjadi lokasi
untuk penelitian ilmiah dan kajian sejarah. Hal ini akan memperkaya pemahaman kita tentang peran
makam keramat dalam konteks budaya Indonesia. Dengan demikian, konservasi Makam Keramat
Solear tidak hanya berfokus pada pelestarian fisik, tetapi juga pada pendidikan dan penelitian yang
dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya kita.
4. Kesimpulan
Makam Keramat Solear merupakan salah satu warisan budaya yang memilikinilai sejarah,
agama, dan budaya yang sangat penting bagi masyarakat setempat. Sebagai situs pemakaman yang
dianggap suci, makam ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga
sebagai pusat spiritual dan tempat ziarah yang penuh makna bagi para peziarah yang datang untuk
menghormati tokoh agama dan leluhur mereka. Praktik ziarah yang berkembang di sekitar makam
ini menggabungkan tradisi Islam dengan unsur-unsur kepercayaan lokal, seperti animisme dan
dinamisme, yang telah ada sejak sebelum kedatangan Islam di Indonesia.
Pentingnya konservasi Makam Keramat Solear sebagai warisan budaya yang perlu dijaga dan
dilestarikan tidak bisa dipandang sebelah mata. Situs ini menghadapi berbagai tantangan dalam
pelestariannya, mulai dari kurangnya kesadaran masyarakat hingga kerusakan akibat kunjungan yang
tidak terkelola dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya konservasi yang melibatkan
kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait untuk menjaga keutuhannya.
Konservasi ini tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan keberadaan fisik makam, tetapi juga
untuk memastikan bahwa nilai sejarah, budaya, dan spiritual yang terkandung di dalamnya tetap
dapat diteruskan kepada generasi mendatang. Melalui pengelolaan yang tepat, Makam Keramat
Solear dapat terus menjadi sarana edukasi dan tempat ziarah yang bermakna, sekaligus sebagai
simbol penting dalam warisan budaya Indonesia yang harus dijaga kelestariannya.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 2, No. 2, November 2024, page: 105-109
E-ISSN: 3031-2957
109
Nur Amalia Zahra et.al (Konservasi Makam Keramat Solear Sebagai….)
5. Daftar Pustaka
Irfannuddin, M., & Darmawan, D. (2021). The Tradition of The Grave Pilgrimage According to
The Hadith of The Prophet. 4.
Khoirunnisa, S. (2024). Perlindungan Dan Pengelolaan Cagar Budaya Situs Banten Girang
Berdasarkan UndangUndang Cagar Budaya. Beleid, 2(1), 117.
https://doi.org/10.51825/beleid.v2i1.25275
King, J. (2023). The Struggle to Define Pilgrimage. Religions, 14(1), 79.
https://doi.org/10.3390/rel14010079
Latief Hilmy, A. & Yacobus Ari Respati. (2024). Evolusi Konstruksi Agama di Indonesia:
Sinkretisme dan Koeksistensi dalam Lanskap Keagamaan. Integritas Terbuka: Peace and
Interfaith Studies, 3(1), 7586. https://doi.org/10.59029/int.v3i1.33
Malis, J., Masilka, D., & Janeckova, K. (2023). The solo pilgrim phenomenon on the Journey to
Santiago de Compostela in Spain. Journal of Heritage Tourism, 18(5), 575593.
https://doi.org/10.1080/1743873X.2023.2201451
Nam, N. T., & Thanh, N. N. (2024). The role of local communities in the conservation of cultural
heritage sites: A case study of Vietnam. Journal of Asian Scientific Research, 14(2), 179
196. https://doi.org/10.55493/5003.v14i2.5057
Sakhi, Z., & Selçuk, H. (2022). GÜNEY KAZAKİSTAN SOSYAL HAYATINDA TÜRBELER
VE TÜRBELERDE YAPILAN ZİYARETLER. Türk Kültürü ve HACI BEKTAŞ VELİ
Araştırma Dergisi, 103, 205225. https://doi.org/10.34189/hbv.103.010
Sukabawa, I. W. (n.d.). IMPLEMENTASI BUDAYA ORGANISASI.
Widihastuti, R. A. (2023). ANIMISME DAN DINAMISME MASYARAKAT JAWA DALAM
RUBRIK ALAMING LELEMBUT MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT EDISI
JANUARI-JUNI 2022. ARBITRER: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
5(2), 905916. https://doi.org/10.30598/arbitrervol5no2hlm905-916