mengoptimalkan peran PPKn adalah kurangnya pemahaman atau kesadaran akan pentingnya
mata pelajaran ini dalam pembentukan karakter dan perilaku positif pada individu. Banyak
pihak masih melihat PPKn sebagai mata pelajaran tambahan yang kurang penting
dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang lebih fokus pada aspek akademis (Sudirman &
Cahyani, 2024). Hal ini dapat mengakibatkan minimnya dukungan dari berbagai pihak terkait,
termasuk guru, siswa, orang tua, dan bahkan pemerintah, dalam mengimplementasikan
pembelajaran PPKn dengan baik.
Implementasi kurikulum PPKn yang belum merata di seluruh sekolah juga menjadi
tantangan tersendiri. Meskipun PPKn telah menjadi bagian dari kurikulum nasional, namun
masih terdapat kesenjangan antara sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran
PPKn secara optimal dengan sekolah yang kurang mendapatkan dukungan dan sumber daya
yang memadai. Hal ini dapat mengakibatkan disparitas dalam kualitas pembelajaran PPKn
antar sekolah dan antar daerah.
Selanjutnya, kompleksitas materi PPKn yang mencakup berbagai aspek, mulai dari
sejarah, politik, hingga hak asasi manusia, juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam
menyampaikan materi secara efektif. Pengajaran materi yang bersifat abstrak dan kompleks
dapat membuat siswa kurang tertarik atau kesulitan memahami konsep yang diajarkan. Selain
itu, terbatasnya waktu pembelajaran juga menjadi hambatan dalam meng-cover seluruh materi
PPKn dengan baik. Di samping tantangan, terdapat pula berbagai peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk mengoptimalkan peran PPKn dalam pembentukan karakter dan perilaku
positif. Salah satunya adalah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang
memungkinkan adanya pembelajaran yang lebih interaktif, fleksibel, dan menyenangkan.
Penggunaan media pembelajaran digital, aplikasi pendidikan, dan platform daring dapat
memperkaya pengalaman belajar siswa dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam
pembelajaran PPKn (Taneo, 2023).
Selanjutnya, kolaborasi antara berbagai pihak terkait, termasuk guru, orang tua,
masyarakat, dan pemerintah, juga dapat menjadi peluang untuk mengoptimalkan peran PPKn.
Dengan melakukan kerjasama yang erat antar semua pihak terkait, dapat diciptakan
lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung bagi pembentukan karakter dan perilaku
positif pada siswa. Orang tua dapat mendukung pembelajaran PPKn di rumah dengan
memberikan contoh yang baik dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan
nilai-nilai kewarganegaraan. Sementara itu, masyarakat dapat mendukung pembelajaran PPKn
di sekolah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial atau kegiatan pengabdian
masyarakat yang melibatkan siswa.
Selain itu, integrasi nilai-nilai PPKn dalam seluruh mata pelajaran juga menjadi peluang
penting dalam meningkatkan pembelajaran PPKn. Dengan memasukkan konsep-konsep PPKn
ke dalam kurikulum dan pembelajaran di berbagai mata pelajaran, siswa akan lebih mudah
memahami keterkaitan antara nilai-nilai kewarganegaraan dengan pembelajaran akademis
lainnya. Misalnya, dalam pelajaran matematika, guru dapat mengajarkan tentang pentingnya
kejujuran dalam menyelesaikan soal, atau dalam pelajaran sains, guru dapat mengajarkan
tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dalam melakukan eksperimen. Dengan cara ini,
nilai-nilai PPKn tidak hanya diajarkan secara terpisah, tetapi juga diintegrasikan ke dalam
kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
Penerapan metode pembelajaran yang inovatif dan adaptif juga menjadi peluang penting
dalam meningkatkan pembelajaran PPKn. Guru dapat menggunakan berbagai pendekatan dan
teknik pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kebutuhan dan minat siswa. Misalnya,
penggunaan permainan edukatif, simulasi, peran, dan drama dapat membuat pembelajaran
menjadi lebih interaktif dan menyenangkan bagi siswa. Dengan menggunakan pendekatan ini,
siswa tidak hanya belajar secara aktif, tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan sosial,
kepemimpinan, dan kerja sama tim (Fitriyanti, 2019).