PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
19
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
Pengembangan Dark Tourism Sebagai Salah Satu
Daya Tarik Wisata Tana Toraja
Andi Nabila Aura Maharani
a,1
, Agung Sulistyo
b,2
, Dwi Agus Kristianto
c,3
, Edy Suharyono
d,4
, Ertanta
Ari Sudanang
e,5
a,b,c,d,e
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo, Yogyakarta, Indonesia
1
auramhrni27@gmail.com;
2
agungsulistyo@stipram.ac.id;
3
aguskris@stipram.ac.id;
4
edysuharyono@stipram.ac.id;
5
ertanta@stipram.ac.id
*
agungsulistyo@stipram.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 23 Oktober 2023
Direvisi: 17 Desember 2023
Disetujui: 18 Februari 2024
Tersedia Daring: 1 Maret 2024
Indonesia memiliki potensi keindahan dan kekayaan sumber daya yang diakui
dunia. Keanekaraaman tersebut dapat dikembangkan melalui sektor pariwisata.
Pengembangan pariwisata dapat dilakukan melalui strategi tepat yang digunakan.
Sebagai upaya pengembangan, instrument daya tarik menjadi penting untuk
diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan potensi objek wisata
Lo’Ko Mata agar berkelanjutan dan memberikan manfaat luas. Langkah ini dapat
dilakukan melalui analisa lingkungan internal dan eksternal. Desain metode
campuran digunakan dalam penelitian ini bersamaan dengan analisa SWOT-8K,
untuk mengungkapkan berbagai aspek pengembangan. Informan penelitian ini
adalah pengelola dari divisi hubungan masyarakat. Berdasarkan analisa data, objek
wisata Lo’Ko Mata berada di Kuadran 1-A. Hasil tersebut dapat dijadikan dasar
pengelola untuk menerapkan strategi pertumbuhan agresif. Sebagai upaya
menciptakan pariwisata berkelanjutan, pengelola dapat memaksimalkan berbagai
kekuatan yang dimilikinya, seperti: 1) Keunikan Objek Wisata, 2) Promosi Wisata,
3) Pemeliharaan Objek Wisata, 4) Peran Masyarakat, 5) Potensi Objek Wisata, 6)
Kondisi Ekonomi Masyarakat, 7) Perkembangan Teknologi, 8) Perkembangan
Pariwisata, 9) Kebersihan Objek Wisata, dan 10). Ijin operasional. Disamping
memaksimalkan potensi yang ada, pengelola juga dapat memanfaatkan berbagai
peluang yang muncul, diantaranya: 1) Kerjasama pihak luar, 2) keterampilan SDM,
dan 3) kesejahteraan SDM. Lebih lanjut melalui instrument kelemahan dan
ancaman, pengelola perlu membuat desain strategi meminimalkan dan
menghilangkan dampak negatif. Perumusan strategi yang tepat akan memberikan
dampak bagi keberlanjutan pengelolaan.
Kata Kunci:
Analisa SWOT 8K
Berkelanjutan
Lo’Ko Mata
Pariwisata
ABSTRACT
Keywords:
Swot 8K Analysis
Sustainable
Lo’Ko Mata
Tourism
Indonesia has the potential for beauty and rich resources that are recognised
worldwide. This diversity can be developed through the tourism sector. Tourism
development can be done with the right strategies. As a development effort,
attractiveness instruments are important to pay attention to. This research was
conducted to develop the potential of the Lo'Ko Mata tourist attraction so that it is
sustainable and provides broad benefits. This step can be done through an analysis
of the internal and external environment. A mixed-methods design was used in this
research, along with SWOT-8K analysis, to reveal various aspects of development.
The Informant for this research is the manager of the public relations division.
Based on data analysis, the Lo'Ko Mata tourist attraction is in Quadrant 1-A. These
results can be used as a basis for managers to implement aggressive growth
strategies. As an effort to create sustainable tourism, managers can maximise the
various strengths they have, such as: 1) uniqueness of tourist attractions; 2)
tourism promotion; 3) maintenance of tourist attractions; 4) role of the
community; 5) potential of tourist attractions; 6) economic conditions of the
community; 7) technological development; 8) tourism development; 9) cleanliness
of tourist attractions; and 10). operational permit. Apart from maximising existing
potential, managers can also take advantage of various opportunities that arise,
including: 1) collaboration with external parties; 2) HR skills; and 3) HR welfare.
Furthermore, through instruments of weakness and threat, managers need to
design strategies to minimise and eliminate negative impacts. Formulating the right
strategy will have an impact on management sustainability.
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
20
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
©2024, Andi Nabila Aura Maharani, Agung Sulistyo, Dwi Agus Kristianto,
Edy Suharyono, Ertanta Ari Sudanang
This is an open access article under CC BY-SA license
1. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi keindahan dan kekayaan sumber daya yang diakui dunia.
Keanekaragaman tersebut, berpotensi dikembangkan melalui sektor pariwisata (Buchori et
al., 2023; Sulistyo, Noviati, et al., 2023; Sulistyo, Yudiandri, et al., 2023). Pengembangan
pariwisata dapat dilakukan melalui strategi yang tepat. Sebagai upaya pengembangan,
instrument daya tarik menjadi penting untuk diperhatikan (Cornelisse, 2020; Priatmoko et
al., 2021). Daya tarik wisata bisa berupa alam, budaya, kuliner dan hasil karya manusia
yang bernilai tinggi (Salindri et al., 2022; Sulistyo, Fatmawati, et al., 2022; Sulistyo et al.,
2024). Sebagai kunci utama, daya tarik wisata harus dibangun secara komprehensif agar
menarik kunjungan wisatawan. Dengan demikian, perhatian serius pada sektor pariwisata
perlu diberikan dalam upaya menciptakan keberlanjutan. Pengembangkan objek wisata
berkaitan erat dengan peningkatan produktifitas sumber daya yang dimiliki (Hermawan,
2017). Fokus tersebut akan meningkatkan ekonomi dengan melibatkan berbagai
stakeholder. Langkah tersebut juga perlu didukung dengan keunggulan dan keunikan yang
dimiliki. Peran serta Pemerintah dalam pengembangan pariwisata tidak hanya pada area
perencanaan saja namun juga pendampingan (Sulistyo, Noviati, et al., 2023; Sulistyo,
Yudiandri, et al., 2023). Melalui penyusunan yang mengakomodir semua kebutuhan,
diharapkan mampu mewujudkan pariwisata berkelanjutan dan berdampak luas (Asmelash &
Kumar, 2019; Baldassarre et al., 2020).
Pandemi beberapa waktu lalu memberikan pukulan telak bagi sektor pariwisata
(Aldao et al., 2021; Cheer et al., 2021). Pengelolaan serta kunjungan wisata terpengaruh
akibat situasi tersebut. Menghadapi era adaptasi baru, pengelola perlu mengoptimalkan
strategi alternatif seperti konsep CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment
Sustainability) (Purwaningwulan & Ramdan, 2022). Implementasi strategi tersebut akan
berpengaruh terhadap citra objek wisata. Kondisi tersebut juga berdampak bagi pariwisata di
Tana Toraja yang mengalamai penurunan kunjungan. Kondisi negatif yang demikian
berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di wilayah tersebut. Fakta tersebut berbanding
terbalik dengan beragamnya tujuan serta keunikan wisata yang ada. Tana Toraja memiliki
empat jenis objek wisata utama yaitu wisata sejarah, wisata seni dan budaya, wisata alam,
maupun wisata agro. Pengelolaan pariwisata di Tana Toraja lebih banyak dilakukan oleh
pihak keluarga dan belum dilakukan secara profesional.
Lo’ko’ Mata merupakan daya tarik wisata yang ada di Tana Toraja dan memiliki
keunikan upacara adat kematian. Ritual tersebut merupakan warisan budaya dan Sejarah
peninggalan nenek moyang. Daya tarik tersebut didukung oleh banyaknya goa atau batu
yang dipahat sendiri. Daya tarik ini termasuk dalam area dark tourism, karena menyajikan
hal-hal yang berkaitan dengan kematian. Jenis wisata ini berbeda dengan wisata lainnya. Di
Lo’ko’ Mata, masyarakat disana mengadakan upacara adat kematian dengan segala ritual
dan prosesnya. Selanjutnya, mayatnya diawetkan dan dikemas kedalam peti lalu
menaruhnya ke batu atau goa yang sudah dipahat sebelumnya. Menariknya ritual tersebut
diharapkan mampu menarik kunjungan wisatawan.
Rencana perbaikan serta pengembangan Loko Mata, perlu disusun melalui
kelengkapan sarana yang disediakan. Berbagai pihak perlu terlibat dalam rencana tersebut,
mulai dari pemerintah, swasta serta masyarakat setempat. Langkah tersebut perlu diperkuat
dengan penyusunan rencana komprehensif dan memperhatikan analisa lingkungan.
Kebijakan analisa bisnis melalui pemetaan area internal dan eksternal perlu dilakukan.
Lebih lanjut, daya tarik wisata juga perlu didukung dengan keunikan, nilai yang ditawarkan
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
21
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
serta manfaat yang diterima oleh wisatawan. Penelitian ini mencoba berkontribusi pada area
menciptakan pariwisata berkelanjutan.
Gambar 1. Peta Pariwisata dan Daya Tarik Wisata Loko Mata
Beberapa penelitian menegaskan jika strategi perlu diterapkan untuk menciptakan
keberlanjutan (Akbar et al., 2020; Al-Janabi & Mhaibes, 2019; Sulistyo et al., 2024).
Strategi yang dapat dilakukan antara lain: adopsi teknologi (Djamil & Sulistyo, 2023),
pengembangan sumber daya manusia (Al-Hawari et al., 2021), menyiapkan fasilitas
pendukung (DHauteserre, 2000) hingga menyiapkan prasarana yang baik (Finch et al.,
2015). Pariwisata berkelanjutan akan memberikan panduan bagi pengelola untuk menyusun
strategi. Fokus keberlanjutan memberikan kesempatan luas dalam mengoptimalkan
keuntungan, namun masih mempertimbangkan kelangsungan masa depan (Asmelash &
Kumar, 2019). Lebih lanjut, literatur yang berkembang juga berfokus pada pengelolaan dan
pengembangan melalui aktivitas pemasaran (Holden et al., 2018). Studi ini penting
dilakukan sebagai upaya penyusunan rencana pengembangan potensi Loko Mata sebagai
objek wisata Sejarah dan budaya. Langkah tersebut dapat dilakukan melalui analisa kondisi
internal dan eksternal lingkungan pengelolaan.
Keberlanjutan Pengelolaan
Fokus keberlanjutan tidak hanya fokus pada keuntungan semata, namun juga
kemampuan menciptakan dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Sebagai salah satu
potensi pariwisata, kehadiran Loko Mata perlu mendapat perhatian. Lo’ko Mata berasal
dari bahasa Toraja yaitu Lo’ko’ yang berarti gua. Perkuburan Lo’ko Mata merupakan
sebuah situs perkuburan tradisional Toraja. Sarana pemakaman ini berupa batu besar dengan
liang yang dilubangkan dengan cara dipahat manual. Langkah tersebut dilakukan agar
mudah meletakkan peti mati sebagai salah satu prosesi. Dulunya, Lo’ko’ Mata hanya sebuah
bongkahan batu besar di bukit tertinggi di Kabupaten Tana Toraja. Dimana masing-masing
liang digunakan untuk memakamkan satu rumpun keluarga yang sudah meninggal.
Fokus terhadap pengelolaan pariwisata merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk
menciptakan keberlanjutan (Asmelash & Kumar, 2019; Bell & Morse, 2008). Strategi
pengelolaan harus fokus kepada daya tarik utama yang dimiliki serta ciri khas yang akan
diperkenalkan (Mahanani & Sulistyo, 2023; Sulistyo, Christyanta, et al., 2023). Pengelola
perlu mempertimbangkan akses penyebaran informasi serta pemasaran yang akan digunakan
(Sulistyo, Fatmawati, et al., 2022; Sulistyo, Yudiandri, Ernawati, et al., 2022). Langkah lain
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
22
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
yang dapat dilakukan adalah kemampuan memahami serta mendesain daya tarik yang
memiliki nilai kompetitif dan memiliki presepsi tersendiri dibenak wisatawan (Pyo et al.,
1982). Pengelola juga perlu memperhatikan berbagai instrument yang berasal dari
lingkungan internal dan eksternal serta tidak bertentangan dengan budaya masyarakat.
Pengembangan Potensi Pariwisata
Potensi pariwisata di Loko Mata dapat dikategorikan sebagai dark tourism (Agus &
Indra, 2018; Amórtegui & Forero, 2021). Aktivitas pariwisata serta daya tarik yang
ditawarkan merupakan implementasi dari pariwisata bernuansa misteri. Berbagai instrument
yang ada diupayakan untuk saling melengkapi dan mendukung serta tidak bertentangan
dengan budaya dan sistem sosial masyarakat (Tzanelli, 2016). Semakin kompetitifnya
pengelolaan antar objek wisata, menjadikan manajemen harus menampilkan berbagai
potensi yang dimiliki untuk menarik kunjungan.
Peneliti ini merupakan pengembangan dari riset dilakukan oleh (de-Miguel-Molina,
2020; Lenggogeni et al., 2021; Seccardini & Desmoulins, 2023). Penelitian tersebut
menegaskan pentingnya menyusun kebijakan strategi yang terarah serta sejalan dengan
pembangunan pariwisata. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menerapkan
analisa SWOT sebagai upaya pengembangan. Analisa SWOT akan memberikan panduan
bagi pengelola dalam menerapkan strategi sesuai kekuatan dan peluang yang dimiliki.
Pengelola dapat melakukan pengembangan dengan memanfaatkan kelebihan yang dimiliki.
Selain itu, kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki juga perlu mendapaat perhatian.
Berbagai pengembangan yang dilakukan secara berkala menjadi salah satu penguatan bagi
SDM yang dimiliki. Sebagai upaya menciptakan pariwisata berkelanjutan, penyusunan
rencana menjadi langkah yang perlu terus dilakukan.
2. METODE
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian campuran (mix methode) yang
menggabungkan data kuantitatif dan data kualitatif. Sudut pandang konstruktivisme dan
interpretive juga akan memperkuat studi ini (John W. Creswell, 2018). Penelitian ini
dilakukan secara terbatas sebagai upaya mendorong serta mengkaji lebih dalam melalui
aktivitas penelitian lapangan (Sulistyo, Christyanta, et al., 2023; Sulistyo, Noviati, et al.,
2023). Penelitian ini akan memberikan panduan dalam menyusun kebijakan strategi
berkelanjutan pada daya tarik wisata Loko Mata.
Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di objek wisata Lo’ko’ Mata, Sesean Matallo, Sesean
Suloara, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Objek ini dipilih karena memiliki
banyak potensi dan keunggulan yang dapat dikembangkan di Tana Toraja. Objek wisata
ini juga berpotensi lebih dikenal lagi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara
Metode Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi-terstruktur, observasis serta
studi Pustaka sebagai upaya pengumpulan data. Pertanyaan disusun secara terbuka dan
sistematis sehingga dapat membuka berbagai informasi (Sulistyo, Fatmawati, et al.,
2022). Informan dalam penelitian ini adalah bagian pengelola dari divisi hubungan
masyarakat (Humas) di objek LoKo Mata. Informan dipilih karena dianggap mengetahui
berbagai hal tentang daya tarik yang ada.
Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisa metode SWOT 8-K (delapan Kuadran).
Analisa ini mampu memetakan berbagai factor yang ada dalam lingkungan pengelolaan
baik internal maupun eksternal (Sulistyo et al., 2024; Sulistyo, Nurhaji, et al., 2023).
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
23
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
Berbagai variable kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang ada pada objek
penelitian akan menjadi informasi penting. Kemampuan penelitian dalam menentukan
lingkungan internal dan eksternal, akan mempermudah analisa data serta menghasilkan
kebijakan strategi yang akan digunakan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa SWOT 8-Kuadran
Objek wisata Lo’Ko Mata memiliki potensi dan keunikan yang dapat
dikembangkan. Hasil observasi serta wawancara awal menjelaskan jika kematian
dianggap sebagai akhir kehidupan dan manusia tidak menjalani kewajiban seperti dulu.
Menurut kepercayaan masyarakat Tana Toraja, mereka percaya bahwa ada roh leluhur
yang akan membawa berkah dan menjaga tanah serta ladang agar tetap subur. Masyarakat
Toraja memberikan tempat peristirahatan terakhir bagi keluarga yang meninggal dengan
cara mereka sendiri. Namun demikian, muncul beberapa permasalahan yang perlu
mendapat perhatian dalam pengembangan objek wisata. Analisa lingkungan internal dan
ekternal dilakukan melalui proses wawancara semi-terstruktur. Langkah ini dilakukan
bersama divisi hubungan masyarakat (Humas) di objek Lo’Ko Mata.
Tabel 1. Pemetaan Instrumen Lingkungan Internal
Kekuatan
Kelemahan
Keunikan Objek Wisata
Fasilitas Objek Wisata
Promosi Wisata
Keamanan Objek Wisata
Pemeliharaan Objek Wisata
Sarana Prasarana Objek Wisata
Peran Masyarakat
Program Pemerintah
Potensi Objek Wisata
Hak Perlindungan Objek Wisata
Kondisi Ekonomi Masyarakat
Lokasi Objek Wisata
Perkembangan Teknologi
Perkembangan Pariwisata
Kebersihan Objek Wisata
Ijin Operasional
Data primer diolah, 2023
Tabel 2. Pemetaan Instrumen Lingkungan Eksternal
Peluang
Ancaman
Keterampilan SDM
Persaingan Objek Wisata
Kerjasama Pihak Luar
Kondisi Alam
Kesejahteraan SDM
Data primer diolah, 2023
Tabel 3. Analisa Lingkungan Internal Objek Wisata LoKo Mata
Lingkungan
Bobot
Skor
Nilai
Tertimbang
Kekuatan (Strength)
Keunikan Objek Wisata
0,15
5
0,75
Promosi Wisata
0,10
4
0,40
Pemeliharaan Objek Wisata
0,5
3
0,15
Peran Masyarakat
0,10
3
0,30
Potensi Objek Wisata
0,15
5
0,75
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
24
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
Kondisi Ekonomi Masyarakat
0,10
4
0,40
Perkembangan Teknologi
0,10
4
0,40
Perkembangan Pariwisata
0,15
4
0,60
Kebersihan Objek Wisata
0,5
3
0,15
Ijin Operasional
0,5
3
0,15
Total
1,00
4,05
Kelemahan (Weakness)
Fasilitas Objek Wisata
0,15
2
0,30
Keamanan Objek Wisata
0,10
2
0,20
Sarana Prasarana Objek Wisata
0,15
1
0,15
Program Pemerintah
0,30
3
0,90
Perlindungan Objek Wisata
0,10
2
0,20
Lokasi Objek Wisata
0,20
3
0,60
Total
1,00
2,35
Data primer diolah, 2023
Tabel 4. Analisa Lingkungan Eksternal Objek Wisata Lo’Ko Mata
Data primer diolah, 2023
Setelah dilakukan pemetaan instrumen lingkungan internal dan eksternal, Langkah
berikutnya adalah memberikan bobot serta nilai tertimbang dari masing-masing indikator.
Pemberian bobot merupakan tahapan untuk mengetahui kontribusi yang diberikan
instrumen kepada pengelolaan objek wisata. Semakin kuat kontribusi instrumen terhadap
pengelolaan, maka bobot yang diberikan akan semakin tinggi (Sulistyo, Nurhaji, et al.,
2023). Berdasarkan nilai skor yang diperoleh, dilakukan perhitungan pada matriks internal
dan eksternal untuk menentukan strategi yang akan digunakan. Penentuan strategi
mengacu kuadran yang terbagi menjadi delapan bagian.
Tabel 5. Nilai Tertimbang Objek Wisata Lo’Ko Mata
Kategori Variabel
Nilai Tertimbang
Nilai tertimbang kekuatan Objek Wisata Lo’koMata
4,05
Nilai tertimbang kelemahan Objek Wisata Lo’ko’Mata
2,35
Selisih Positif
1,70
Nilai tertimbang peluang Objek Wisata Lo’ko’ Mata
4,75
Nilai tertimbang ancaman Objek Wisata Lo’ko’ Mata
3,55
Selisih Positif
1,20
Data primer diolah, 2023
NO
Lingkungan
Bobot
Skor
Nilai
Tertimbang
Peluang (Opportunities)
1.
Kerjasama Pihak Luar
0,25
4
1,00
2.
Keterampilan SDM
0.40
5
2,00
3.
Kesejahteraan SDM
0,35
5
1,75
Total
1,00
4,75
Ancaman (Threats)
1.
Persaingan Objek Wisata
0,55
4
2,20
2.
Kondisi Alam
0,45
3
1,35
Total
1,00
3,55
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
25
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
Berdasarkan hasil analisis pada faktor internal dan faktor eksternal, diketahui jika
nilai tertimbang instrumen kekuatan lebih besar dari pada instrumen kelemahan dan
disaat yang sama nilai tertimbang instrumen peluang juga lebih besar dibandingkan
dengan instrumen ancaman. Posisi dari Objek Wisata Lo’ko’ Mata terletak pada kuadran
1-A (Kuadran Growth/pertumbuhan). Berdasarkan tahapan yang dilakukan melalui
indikator strategis, membuat prioritas program yang dimiliki berdampak besar terhadap
keunggulan yang dimiliki. sebagai contoh, dari instrumen kekuatan memiliki keunggulan
yang dapat dilihat dari total nilai skornya seperti: keunikan objek wisata (0,75), potensi
objek wisata (0,75) dan perkembangan pariwisata di tana toraja (0,60). yang mana nilai
tertimbang mereka yang cukup banyak diantara lainnya. dengan nilai ini memberikan
keunggulan terhadap objek wisata lo’ko’ mata yang bisa digunakan untuk membuat para
wisatawan tertarik dan ingin mengunjungi lo’ko’ mata. lalu, objek wisata lo’ko’ mata juga
harus memfokuskan pada kelemahan-kelemahan yang dimiliki. dari total nilai tertimbang,
terdapat beberapa kelemahan yang dimiliki yaitu program pemerintah (0,90), jarak dari
pusat kota (0,60) serta fasilitas objek wisata (0,30). dari beberapa kelemahan yang lo’ko’
mata miliki, beberapa yang memiliki nilai tertimbang cukup besar. pemecahan masalah
yang dilakukan dapat berdampak pada kekuatan kemampuan IFAS Lo’ko’ Mata. Pada
area EFAS dari Lo’ko’ Mata juga dapat memanfaatkan peluang yang tersedia. peluang
tersebut antara lain, keterampilan sdm (3,00) dan kerjasama dengan pihak luar (1,60).
inisiatif yang dapat diambil dari peluang tersebut ialah mengembangkan keterampilan sdm
dengan kualitas-kualitas sehingga dapat bersaing dengan objek wisata lainnya. Disisi lain
juga perlu mewaspadai beberpa ancaman yang bisa menurunkan keunggulan strategisnya
yaitu persaingan objek wisata (2,20) dan kondisi alam (1,35).
Gambar 2. Posisi Kuadran Objek Wisata LoKo Mata
Objek wisata Lo’ko’ Mata dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk
memaksimalkan pengembangan instrumen kekuatan dan peluang. Pengelolaan objek
wisata perlu memaksimalkan tindakan perbaikan dan pengembangan sisi internal atau
masalah yang berada di lokasi objek wisata. Lo’ko’ Mata juga perlu memperhatikan
keamanan yang ada pada objek agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan (Akbar et al.,
2020; Al-Janabi & Mhaibes, 2019; Sulistyo et al., 2024).. Upaya tersebut dapat dilakukan
kerja sama dengan pemerintah melalui program kerja (Sulistyo, Noviati, et al., 2023;
Sulistyo, Yudiandri, Laksono, et al., 2022). Pengelola juga perlu lebih gencar dalam
kegiatan promosi terkait pengenalan atraksi dan keunikan daya tarik yang dimiliki . Lebih
lanjut, objek wisata Lo’ko’ Mata juga harus mampu memanfaatkan peluang yang ada
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
26
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
seperti meningkatkan kualitas SDM yang mampu mengenalkan, mempromosikan dan
membantu wisatawan bila mana dibutuhkan (Sulistyo, Fatmawati, et al., 2022; Sulistyo,
Yudiandri, Ernawati, et al., 2022). Mempelajari berbagai tipe-tipe wisatawan dalam
mengelola objek wisata perlu dilakukan (Mahanani & Sulistyo, 2023). Pengelola juga
perlu memanfaatkan peluang dengan bekerjasama dengan pihak luar yang mampu
bekerjasama dalam mengelola objek wisata dengan baik. Oleh sebab itu hal yang harus
dilakukan oleh objek wisata Lo’ko’ Mata saat ini untuk menyelesaikan masalah pada
kelemahan-kelemahan yang ada dengan cara melakukan tindakan perbaikan dan evaluasi
dari segi pengembangan yang ada di objek wisata ini. Dengan demikian hasil analisis
yang telah dilakukan dapat diterapkan oleh objek wisata Lo’ko’ Mata sebagai salah satu
strategi dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan berdasarkan posisi kuadran yang
dimiliki.
4. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, objek wisata Lo’Ko Mata berada pada
Kuadran 1-A. Hasil tersebut menegaskan jika pengelola objek wisata dapat menerapkan
strategi pertumbuhan agresif. Pengelola objek wisata dapat memaksimalkan berbagai
kekuatan yang dimiliki seperti: 1) Keunikan Objek Wisata, 2) Promosi Wisata, 3)
Pemeliharaan Objek Wisata, 4) Peran Masyarakat, 5) Potensi Objek Wisata, 6) Kondisi
Ekonomi Masyarakat, 7) Perkembangan Teknologi, 8) Perkembangan Pariwisata, 9)
Kebersihan Objek Wisata, dan 10) ijin operasional. Disamping memaksimalkan potensi
yang ada, pengelola juga dapat memanfaatkan berbagai peluang yang muncul, diantaranya:
(1) Kerjasama pihak luar, 2) keterampilan SDM, dan 3) kesejahteraan SDM. Lebih lanjut
melalui instrument kelemahan dan ancaman, pengelola perlu membuat desain strategi dalam
upaya meminimalkan dan mengilangkan berbagai instrument negatif tersebut. Perumusan
strategi yang tepat akan memberikan dampak bagi keberlanjutan pengelolaan.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi
Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta. Rasa terima kasih juga diucapkan kepada pengelola
objek wisata Loko Mata di Kabupaten Toraja utara atas bantuan yang diberikan. Semoga
hasil penelitian ini berdampak positif bagi keberlanjutan pengelolaan dimasa yang akan
datang.
6. DAFTAR PUSTAKA
Agus, P., & Indra, K. (2018). The Indonesian Slum Tourism: Selling the Other Side of Jakarta to the
World Using Destination Marketing Activity in the Case of “Jakarta Hidden Tour.” In
Warsito B., Hadiyanto, & Maryono (Eds.), E3S Web Conf. (Vol. 73). EDP Sciences;
Scopus. https://doi.org/10.1051/e3sconf/20187308017
Akbar, R. A., Priyambodo, T. K., Kusworo, H. A., & Fandeli, C. (2020). Digital Tourism Marketing
4.0 Collaborative Strategy for Banggai Brothers Area, Central Sulawesi, Indonesia.
Journal of Education, Society and Behavioural Science, 2538.
Aldao, C., Blasco, D., Poch Espallargas, M., & Palou Rubio, S. (2021). Modelling the crisis
management and impacts of 21st century disruptive events in tourism: The case of the
COVID-19 pandemic. Tourism Review, 76(4), 929941. https://doi.org/10.1108/TR-07-
2020-0297
Al-Hawari, M. A., Quratulain, S., & Melhem, S. B. (2021). How and when frontline employees’
environmental values influence their green creativity? Examining the role of perceived
work meaningfulness and green HRM practices. Journal of Cleaner Production, 310.
Scopus. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.127598
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
27
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
Al-Janabi, A. S. H., & Mhaibes, H. A. (2019). Employing marketing information systems for the
success of small and medium enterprises: A field study of some Tourism and Travel
companies in Baghdad. African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure, 8(4).
https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-
85071541257&partnerID=40&md5=54ed365a1854f7f0ac0b7fd0a812cb97
Amórtegui, E. D. R., & Forero, J. A. M. (2021). Potential of Bogota’s Bronx as a dark tourism
attraction. RISTI - Revista Iberica de Sistemas e Tecnologias de Informacao, 2021(Special
Issue 44), 339353. Scopus.
Asmelash, A. G., & Kumar, S. (2019). Assessing progress of tourism sustainability: Developing and
validating sustainability indicators. Tourism Management, 17, 6783.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.09.020
Baldassarre, B., Keskin, D., Diehl, J. C., Bocken, N., & Calabretta, G. (2020). Implementing
sustainable design theory in business practice: A call to action. Journal of Cleaner
Production, 273, 123113. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.123113
Bell, S., & Morse, S. (2008). Sustainability Indicators Measuring the Immeasurable? (second).
Earthscan. https://www.u-
cursos.cl/ciencias/2015/2/CS06067/1/material_docente/bajar?id_material=1210909
Buchori, A., Sulistyo, A., Yudiandri, T. E., Arifkusuma, M. B., Hadianto, F., Aguilera, E., &
Saputra, I. (2023). Inovasi Desa Wisata Dalam Menciptakan Pengelolaan dan Pemasaran
Berkelanjutan (Studi Pada Desa Wisata Berprestasi). Journal of Tourism Destination and
Attraction, 11(2), 89100. https://doi.org/10.35814/tourism.v11i2.5392
Cheer, J. M., Lapointe, D., Mostafanezhad, M., & Jamal, T. (2021). Global tourism in crisis:
Conceptual frameworks for research and practice. Journal of Tourism Futures, 7(3), 278
294. https://doi.org/10.1108/JTF-09-2021-227
Cornelisse, M. (2020). Sustainability in Ylläs: One focus, various interpretations. Journal of Tourism
Futures, 6(1), 4056. https://doi.org/10.1108/JTF-01-2019-0003
de-Miguel-Molina, M. (2020). Visiting dark murals: An ethnographic approach to the sustainability
of heritage. Sustainability (Switzerland), 12(2). Scopus.
https://doi.org/10.3390/su12020677
D’Hauteserre, A. M. (2000). Lessons in managed destination competitiveness: The case of
Foxwoods Casino Resort. Tourism Management, 21(1), 2332.
https://doi.org/10.1016/S0261-5177(99)00097-7
Djamil, F. D., & Sulistyo, A. (2023). Implementasi Virtual Reality Dalam Pemasaran Pariwisata
(Studi Pada Taman Pintar Dan Play Both). Journal of Information System Management
(JOISM), 5(1), 3339. https://doi.org/10.24076/joism.2023v5i1
Finch, J., Horan, C., & Reid, E. (2015). The performativity of sustainability: Making a conduit a
marketing device. Journal of Marketing Management, 31, 167192. Scopus.
https://doi.org/10.1080/0267257X.2014.980752
Hermawan, H. (2017). Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi
Masyarakat Lokal. III(2), 105117. https://doi.org/10.31219/osf.io/xhkwv
Holden, E., Linnerud, K., Banister, D., Schwanitz, V. J., & Wierling, A. (2018). The Imperatives of
Sustainable Development: Needs, Justice, Limits (p. 263).
John W. Creswell. (2018). Research Design Qualitative, Quantitative and Mix Methods Approaches.
388388.
Lenggogeni, S., Ashton, A. S., & Scott, N. (2021). Humour: Coping with travel bans during the
COVID-19 pandemic. International Journal of Culture, Tourism, and Hospitality
Research. Scopus. https://doi.org/10.1108/IJCTHR-09-2020-0223
Mahanani, S., & Sulistyo, A. (2023). Analisa Tingkat Kepuasan Pengunjung Teras Malioboro dalam
Upaya Menciptakan Pengelolaan Berkelanjutan. Jurnal Manajemen Perhotelan dan
Pariwisata, 6(2), 505513. https://doi.org/10.23887/jmpp.v6i2.63202
Priatmoko, S., Kabil, M., Purwoko, Y., & Dávid, L. D. (2021). Rethinking sustainable community-
based tourism: A villager’s point of view and case study in Pampang Village, Indonesia.
Sustainability (Switzerland), 13(6). https://doi.org/10.3390/su13063245
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 1, Maret 2024, page: 19-28
E-ISSN: 3047-2288
28
Andi Nabila Aura Maharani et.al (Pengembangan Dark Tourism Sebagai.)
Purwaningwulan, M. M., & Ramdan, T. D. (2022). Digital Promotion of Local Tourist Destinations
in the new Normal Era and Its Effect on the Economy in Indonesia. Journal of Eastern
European and Central Asian Research, 9(1), 2940. Scopus.
https://doi.org/10.15549/jeecar.v9i2.873
Pyo, S., Mihalik, B. J., & Uysal, M. (1982). Attraction Attributes and Motivations: A Canonical
Correlation Analysis. Journal of Communication, 8(2), 8687.
https://doi.org/10.1111/j.1460-2466.1958.tb01137.x
Salindri, Y. A., Sulistyo, A., Annisa, R. N., Hadianto, F., & Arifkusuma, M. B. (2022).
Pemberdayaan UKM YAD Blangkon Yogyakarta Melalui Pemasaran Berbasis Digital
Sebagai Upaya Menembus Pasar Global. Jurnal Inovasi dan Pengabdian Masyarakat
Indonesia, Vol.1No. 4, 4146.
Seccardini, G., & Desmoulins, L. (2023). Flawed public diplomacy: When Croatia Instagram Riviera
narrative destination branding ignores dark tourism amateurs. Journal of Communication
Management, 27(2), 277292. https://doi.org/10.1108/JCOM-04-2022-0039
Sulistyo, A., Christyanta, D., Suharyono, E., Rahmawati, A., Mahanani, S., Djamil, F. D., &
Kristianto, D. A. (2023). Konsep Ecotourism Dalam Menciptakan Pariwisata
Berkelanjutan (Desa Wisata Patihan). Jurnal Warta Pariwisata, 21(2), 3241.
https://doi.org/10.5614/wpar.2023.21.2
Sulistyo, A., Fatmawati, I., & Nuryakin, N. (2022). Creating Sustainable Tourism Through
Innovation (Digital-Based Marketing In The Tinalah Rural Tourism). Proceedings of the
International Academic Conference on Tourism (INTACT), Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, 400416. https://doi.org/10.2991/978-2-494069-73-
2_29
Sulistyo, A., Noviati, F., Yudiandri, T. E., Rahmawati, A., Suharyono, E., & Kristianto, D. A.
(2023). Implementasi Prinsip Pariwisata Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Berbasis
Masyarakat: Studi Pada Desa Wisata Poncokusumo. Journal of Research on Business and
Tourism, 3(2), 95107. https://doi.org/10.37535/104003220233
Sulistyo, A., Nurhaji, A., Yudiandri, T. E., Ernawati, H., & Buchori, A. (2023). Pengembangan
Wisata Alam Unggulan Dalam Menciptakan Pariwisata Berkelanjutan Di Kabupaten
Subang (Studi Kasus: Curug Cileat). Jurnal Kepariwisataan, Volume 17, No 1, 117.
http://dx.doi.org/10.47256/kji.v17i1.193
Sulistyo, A., Yudiandri, T. E., Annisa, R. N., & Mudiono, M. (2023). Penguatan Kelembagaan Desa
Wisata Melalui Kampanye Sadar Wisata 5.0 Dalam Menciptakan Pariwisata
Berkelanjutan. Jurnal Masyarakat Mandiri, 7(5), 44384449.
https://doi.org/10.31764/jmm.v7i5.16808
Sulistyo, A., Yudiandri, T. E., & Calvin, C. (2024). Creating Sustainable Tourism Through Natural
Tourism Management And Development (Case Study Of Mount Bromo Tourism Area).
Proceedings: Geo Tourism International Conference (GTIC) 2023 Geopark, 1, 1104
1115.
Sulistyo, A., Yudiandri, T. E., Ernawati, H., & Adianto, A. (2022). Literasi Digital Pelaku UMKM
Dalam Upaya Menciptakan Bisnis Berkelanjutan. Jurnal Komunikasi Pemberdayaan
APMD, Volume 1, No 2, 87103. https://doi.org/10.47431/jkp.v1i2.197
Sulistyo, A., Yudiandri, T. E., Laksono, T. A., & Rusmini, A. (2022). Analysis of Tourist
Satisfaction Attitudes in Creating Sustainable Tourism: A Study on Sindoro Sumbing Edu
Park. Proceedings of the Postgraduate Research Colloquium (PGRC), 222.
Tzanelli, R. (2016). Dark tourism and digital gift economies: Some epistemological notes. In
Terrorism in a Global Village: How Terrorism Affects Our Dly. Lives (pp. 105133). Nova
Science Publishers, Inc. https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-
85016808353&partnerID=40&md5=a1c89093702c4a65873400a2f78d7427