TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
21
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai
Media Pembelajaran
Hansen Imanuel Sumakul
a,1*
, Selina Valensia Tendean
b,2
, Apeles Lexi Lonto
c,2
ab
Universitas Negeri Manado, Tondano, 95618, Indonesia
1*
ppg.hansensumakul01428@program.belajar.id ;
2
ppg.selinatendean01928@program.belajar.id:
3
lexilonto@unima.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 27 September 2023
Direvisi: 15 November 2023
Disetujui: 25 Desember 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2024
Kemajuan Teknologi Informasi telah mendorong terjadinya banyak
perubahan, termasuk dalam bidang pendidikan yang melahirkan
konsep e-learning. Dengan e-learning, pelaksanaan pembelajaran
menjadi lebih efektif dan efisien. E-learning memungkinkan peserta
didik untuk aktif dan kreatif. E-learning memberikan para peserta
didik, pendidik, dan pengelola pendidikan dapat mengambil banyak
manfaat, di antaranya fleksibilitas program dan bahan pembelajaran
dapat dibuat lebih menarik dan berkesan. Integrasi teknologi informasi
pada pendidikan akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dampak
ikutan dengan integrasi teknologi informasi pada pendidikan adalah
mendorong percepatan computer literacy pada masyarakat Indonesia.
Dimanfaatkannya teknologi sebagai media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar, dapat mempermudah cara pengajar dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan para siswa baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Kebutuhan akan teknologi dalam ranah
pendidikan bukanlah hal yang baru, pemanfaatan teknologi untuk
membentuk pembelajar yang kondusif dan inovatif. Pemanfaatan
tersebut terbukti berperan besar dalam kelancaran proses belajar.
Kata Kunci:
Media Pembelajaran,
Teknologi Informasi,
Komunikasi,
E-learning
ABSTRACT
Keywords:
Canva
Learning Media,
Information Technology,
Communication,
E-learning
Advances in Information Technology have encouraged many changes,
including in the field of education which gave birth to the concept of e-
learning. With e-learning, implementation of learning becomes more
effective and efficient. E-learning allows participants educate to be active
and creative. E-learning provides students, educators, and managers
education can benefit from many benefits, among them the flexibility of
programs and materials Learning can be made more interesting and
memorable. Integration of information technology on education will
improve the quality of learning. Impacts associated with integration
Information technology in education is encouraging the acceleration of
computer literacy in Indonesian society. Utilization of technology as a
learning medium in the learning process teaching, can make it easier for
teachers to communicate and interact with students both in the
classroom and outside the classroom. The need for technology in the
realm education is nothing new, the use of technology to form learners
conducive and innovative. This utilization has proven to play a major role
in the smooth running of the process Study.
©2024, Hansen Imanuel Sumakul, Selina Valensia Tendean, Apeles Lexi Lonto
This is an open access article under CC BY-SA license
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
22
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
1. Pendahuluan
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya (Wibawa, 2016). Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana
saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat kognitif,
psikomotor maupun afektif (Isnaeni & Hildayah, 2020).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seiring dengan perkembangan manusia.
Perkembangan itu menyebabkan perubahan yang berarti bagi manusia. Media dijadikan
sebagai wadah pembelajaran. Media telah menjadi suatu kebutuhan pokok (primer) bagi
manusia. Media elektronik dalam perkembangannya bermetamorfosis ke dalam dunia maya.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, memungkinkan diterapkannya cara cara
yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Pada era informasi
ini, jarak geografis tidak lagi faktor penentu dalam hubungan antar manusia atau antar
lembaga usaha, sehingga dunia ini menjadi suatu kampong global atau disebut Global Village
(Suardi, 2018).
Proses belajar mengajar suatu proses komunikasi (Sanjani, 2020). Berkomunikasi
merupakan kegiatan manusia sesuai dengan nalurinya. Naluri yang selalu ingin berhubungan
satu sama lain. Adanya naluri tersebut, komunikasi dapat dikatakan bagian hakiki dari hidup
manusia. Komunikasi mengandung makna menyebarluaskan informasi atau menyampaikan
pesan atau dari sumber pesan (komunikan) kepada penerima pesan. Untuk itu komunikasi
dikait-kaitkan dengan penggunakan media. Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
proses komunikasi dan pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan
tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya. Kemajuan teknologi informasi menjadikan
manusia dalam berhubungan dengan pihak lain seakan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan
tempat. Kapanpun dan dimanapun manusia dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin
hubungan, mendapatkan informasi, dan menyebarkan informasi kepada orang lain.
Berkembangnya TIK (teknologi informasi dan Komunikasi) memudahkan manusia untuk
mengakses informasi kapanpun dan dimanapun (Sari et al., 2023).
Salah satu perkembangan TIK dimanfaatkan di bidang pendidikan seperti dibangunnya
pembelajaran secara online. E-learning (Electronic Learning) merupakan proses pembelajaran
yang memandatkan teknologi informasi dalam hal ini memanfaatkan media online seperti
internet sebagai metode penyampaian interaksi dan fasilitasi (Rohani & Zulfah, 2021).
Penggunaan E-Learning pada media belajar onlineternyata dapat mengatasi masalah efisiensi
waktu dan tempat yang sering di hadapi oleh siswa. E-learning merupakan model
pembelajaran berbasis TIK ini berakibat pada perubahan budaya belajar dalam konteks
pembelajarannya. Kegiatan belajar menjadi sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan
ketersediaan waktu para siswa/mahasiswa. E-learning (electronik learning), proses
pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalm proses pembelajaran
dengan teknologi (Wulantina, 2021).
2. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif analitis yang mencoba
menjelaskan secara terperinci masalah yang diteliti dengan pendekatan tinjauan pustaka
(library research) yang bersumber baik dari buku dan jurnal mengenai pemanfaatan TIK
sebagai media dalam pembelajaran. Referensi akan menjadi sumber utama dalam penulisan
artikel ini meliputi jurnal nasional dan Internasional serta buku cetak dan online
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
23
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup
luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang
dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Media pendidikan adalah alat, metode,
dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru
dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Mahardika et al., 2021).
Media merupakan alat Bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin
pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.
Media pembelajaran adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran
sehingga memudahkan tenaga pengajar dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan.
Media pembelajaran bisa berupa gambar, modul, buku teks, alat-alat teknologi dan sejenisnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media bermakna alat atau sarana komunikasi. Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah atau perantara atau
pengantar (Rifa’i et al., 2022). Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan
sekolah merupakan media (Pangalila et al., 2024).
Secara lebih khusus Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk
menangkap memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Yasmin &
Santoso, 2019). Istilah media telah banyak dikenal, yang sebelumnya istilah tersebut dikenal
nama alat peraga, yang dipergunakan guru dalam memperagakan sesuatu hal kepada siswa di
dalam kelas. Misalnya, guru mengajar tentang perbandingan panjang suatu benda, guru
memperagakan dengan cara mengukur panjang benda yang ingin dibandingkan, dengan alat
peraga yang telah dipersiapkan. Alat bantu mengajar yang dipergunakan guru melaksanakan
proses belajar mengajar, sangat membantu memudahkan siswa dalam belajar (Sanjani, 2020).
Prinsip bahwa media sama dengan alat peraga. Media yang kita kenal adalah segala sesuatu
yang dipakai untuk mengantarkan pesan dari sumber (yaitu guru) kepada penerima pesan (yaitu
peserta didik). Pengertian media menjadi lebih luas, karena mencakup apa saja yang dipakai
untuk memediasi belajar siswa, pengertian media pembelajaran secara singkat dapat
dikemukakan sebagai sesuatu (bisa berupa alat, bahan atau kedaan) yang digunakan sebagai
perantara komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Jadi terdapat tiga konsep yang mendasari
batasan media pembelajaran, yaitu: konsep komunikasi, konsep sistem dan konsep
pembelajaran. Media memiliki berbagai peran dalam aktivitas pembelajaran. Selama ini,
pembelajaran lebih banyak tergantung pada keberadaan guru. Dalam situasi demikian, media
tidak banyak digunakan oleh guru, namun apabila digunakan media hanya sebatas sebagai “alat
bantu” pembelajaran.
Pandangan demikian ini mengisyaratkan tidak adanya upaya pembelajarandengan
menggunakan media dalam proses pembelajaran. Sebaliknya proses pembelajran terjadi
dengan tidak memerlukan kehadiran guru. Pembelajaran yang tidak tergantung pada guru,
instructor-independent instruction, yang disebut juga sebagai “self-instruction” lebih banyak
memusatkan proses pembelajaran terjadi pada diri siswa itu sendiri. Media berfungsi secara
efektif dalam konteks pembelajaran yang berlangsung tanpa menntut kehadiran guru. Media
sering dalam bentuk ”kemasan” untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam situasi seperti ini,
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
24
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
tujuan telah diberikan bahan-bahan atau material telah disusun dengan rapih, demikian juga
alat ukur atau evaluasinya telah disertakan. Bahan belajar dalam pembelajaran model ini
disebut juga sebagai “self containsd matrials”. Bahan belajar ini berperan sebagai media.
Media pembelajaran yang mempersyaratkan situasi seperti diatas dapat berwujud modul, paket
belajar, kaset dan perangkat lunak komputer yang dipakai oleh siswa (peserta didik) atau
peserta pelatihan. Dalam kondisi ini, guru atau instruktur berfungsi sebagai fasilitaor
pembelajaran. Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Kemudian
menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang- dengar, termasuk teknologi
perangkat keras. Posisi media pembelajaran, dalam proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak
akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari
sistem pembelajaran (Lubis, 2020).
3.2 Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi adalah sebuah pengetahuan
yang ditujukan untuk menciptakan alat, tindakan pengolahan dan ekstraksi benda. Istilah
"teknologi" telah dikenal secara luas dan setiap orang memiliki cara mereka sendiri memahami
pengertian teknologi. Teknologi digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam
kehidupan kita sehari-hari, secara singkat; kita bisa menggambarkan teknologi sebagai produk,
proses, atau organisasi. Selain itu, teknologi digunakan untuk memperluas kemampuan kita,
dan yang membuat orang-orang sebagai bagian paling penting dari setiap sistem teknologi.
Sedangkan yang dimaksud dengan informasi yang sering disamakan dengan pengertian data.
Data adalah sesuatu yang belum diolah dan belum dapat digunakan sebagai dasar yang kuat
dalam mengambil suatu keputusan. Teknologi informasi dan Komunikasi adalah suatu bidang
ilmu pengetahuan yang perkembangannya semakin pesat dari tahun ke tahun. Teknologi
informasi adalah sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai hal, seperti : sistem
komputer hardware dan sofware, LAN (lokal area network), MAN (metropolitan area
network), WAN (Wide Area Network) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Serta Sistem
Telekomunikasi (Sari et al., 2023).
Teknologi informasi dan Komunikasi adalah seperangkat alat perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan untuk menyimpan informasi. Alat teknologi informasi membantu dalam
memberikan orang-orang informasi yang tepat pada waktu yang tepat. Pekerja dalam
organisasi menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan berbagai tugas dan ini dapat
mencakup; mentransfer informasi yang memfasilitasi pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi, meningkatkan layanan pelanggan, dan banyak lagi. Dalam era informasi ini, sangat
penting untuk mengelola sistem informasi untuk memastikan akurasi dan efisiensi. Sistem
informasi manajemen (MIS) melibatkan perencanaan, pengembangan, manajemen, dan
penggunaan alat-alat teknologi informasi untuk membantu pekerja dan orang-orang dalam
melakukan semua tugas yang berhubungan dengan pengolahan informasi dan manajemen.
Lembaga keuangan besar seperti Bank menggunakan teknologi informasi untuk
mengoperasikan seluruh usaha mereka serta melayani pelanggan mereka.
3.3 Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) Teknologi berfungsi sebagai alat, dalam hal ini TIK
digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna atau siswa untuk membantu pembelajaran,
misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database,
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
25
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dan
sebagainya. (2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan. Dalam hal ini teknologi
sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer
dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi,
ilmu komputer. Dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran
TIK sebagai Ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya. (3) Teknologi
berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini teknologi
dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah
kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa
sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas
untuk menguasai kompetensi. Dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang
berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator. Disinilah peran dan fungsi
teknologi informasi untuk menghilangkan berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang
di banyak institusi pendidikan yaitu dengan cara: (1) Meminimalisir kelemahan internal dengan
mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri
(radio, televisi, computer). (2) Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh
daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Wireless Network connection, LAN). (3)
Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi
agar dapat terdampingan dengan teknologi informasi melalui alat- alat teknologi informasi.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen
dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka
di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003:87) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TIK, yaitu
:memperbaiki competitive positioning; meningkatkan brand image; meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pengajaran; meningkatkan kepuasan siswa; meningkatkan pendapatan;
memperluas basis siswa; meningkatkan kualitas pelayanan; mengurangi biaya operasi; dan
mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini
banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlomba-lomba berinvestasi dalam bidang TIK
untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan
pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada sel
satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat (Haryadi
& Selviani, 2021).
3.4 Faktor-faktor Pendukung Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dalam Pembelajaran Teknologi informasi dan Komunikasi yang merupakan bahan pokok
dari e- learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur,
akuntabel dan terpecaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa factor
yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu:
1. Infrastruktur Maksud dari faktor diatas adalah agar teknologi informasi dapat
berkembang dengan pesat, pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan
akses informasi di manapun dengan kecepatan yang mencukupi.
2. Sumber Daya Manusia Faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang
menguasai teknologi tinggi.
3. Kebijakan Faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro
yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang.
4. Finansial Faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga
keuangan lain untuk menyokong industri teknologi informasi.
5. Konten dan Aplikasi Faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang
disampaikan pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi
untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
26
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes
(flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang
faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya (Abidin, 2019). Mason R.
(1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan informasi interaktif,
seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat
ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet
untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara
online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan
dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan (Mudrikah et al., 2022).
3.5 E-Learning
E-learning singkatan dari electronik learning, merupakan suatu istilah populer dalam
pembelajaran on-line berbais internet dan intranet. Teknologi e-learning ini merupakan sebuah
teknologi yang dijembatani oleh teknologi internet, membutuhkan sebuah media untuk dapat
menampilkan materi-materi kursus dan pertanyaan- pertanyaan dan juga membutuhkan fasilitas
komunikasi untuk dapat saling bertukar informasi antara peserta dideik dengan pengajar.
Menurut Rossenberg (2001:28) dalam (Dinata, 2021), e-learning merupakan satu penggunaan
teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas berlandaskan, tiga
kriteria, sebagai berikut:
1. E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,
mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi.
2. Pengiiman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi
internet yang standar.
3. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigna
pemelajaran tradisional.
E-learning memiliki berbagai persamaan istilah. Di antaranya adalah online learning,
internet learning, networked learning, virtual learning, dan distance learning (pembelajaran
jarak jauh). Walau demikian, semuanya memiliki makna yang sama, yaitu proses pembelajaran
dimana peserta belajar berada jauh dari pengajar. Selain itu, terdapat penggunaan suatu bentuk
teknologi elektronik sebagai media pembelajaran. E-learning memungkinkan siswa/mahasiswa
untuk belajar tanpa harus secara fisik hadir di kelas. Peserta didik bisa saja berada di kota lain,
sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di kota yang lainnya bahkan di pulau
ataupun di negara lain. Namun interaksi masih bisa dijalankan secara langsung atau jeda waktu
beberapa saat. Jadi siswa/mahasiswa bisa belajar dari komputer dari rumah ataupun dari kantor
(tempat dimana siswa/mahasiswa bekerja) yang terkoneksi dengan internet. Dengan cara ini
siswa/mahasiswa bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat ia mengakses ilmu yang
dipelajari. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media
elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal, misalnya
pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun
berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan
siswa/mahasiswa sendiri). Pembelajaran ini termasuk tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, yang dikenal dengan pembelajaran jarak jauh
dan dikelola oleh universitas. E-learning merupakan teknologi yang masih relatif baru dalam
dunia pendidikan di Indonesia. E-learning merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
sebagai alternatif media pendidikan, karena dengan e-learning, proses pendidikan dapat diakses
dengan lebih mudah. Keterkaitan e-learnig dengan pendidikan jarak jauh, bahwa e learning
dapat membantu proses pelaksanaan pendidikan jarak jauh. Sistem e learning bisa sebagai
pengganti modul ajar bagi pebelajar, sebagai pendistribusian materi ajar yang terorganisir dan
untuk mempertahankan interaktivitas antara pebelajar dan pembelajaran. Hubungan antara
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
27
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
distance larning dan e-learning?. Distance learning atau pembelajaran jarak jauh memiliki ciri
utama terpisahnyaantara peserta belajar dengan pengajar. Karena keterpisahan jarak baik
dilihat dari sisi tempat dan waktu, maka distance learning setidaknya memiliki tiga
konsekuensi logis. Pertama perlunya diterapkan sistem belajar mandiri yang memungkinkan
peserta belajar mengendalikan belajarnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dirinya. Kedua,
diperlukan teknologi informasi dan komunikasi sebagai jembatan komunikasi antara peserta
belajar dengan peserta belajar lain, peserta belajar dengan pengajar atau peserta belajar dengan
Sumber belajar lain (ahli, buku, bahan ajar dan lain-lain). Ketiga, perlu digunakannya aneka
sumber belajar yang difasilitasi oleh tekno,ogi informasi dan komunikasi yang relevan baik
dengan bahan ajarnya itu snediri maupun karakteristik peserta belajar. Dengan konsekuensi
logis tersebut, khususnya konsekuensi logis kedua (yaitu memerlukan penerapan teknologi
informasi dan komunuikasi yang tepat guna), maka konsep e-learning diperlukan dalam
distance learning. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa e-learning dalam konteks
pendidikan jarak jauh merupakan suatu konsekuensi, sebagaimana halnya penerapan sistem
belajar mandiri dan layanan fasilitas aneka sumber belajar.
(http://www.teknologipendidikan.net/2010/06/05/e-learning-dalam-pendidikan jarak-jauh).
3.6 Karakteristik dan Manfaat E-learning
Menurut: Gartika Rahmasari dan Rita Rismiati (2013:43), Metode pengajaran tradisional
masih kurang efektif jika dibandingkan dengan metode pengajaran modern. E-learning bukan
sekedar menggantikan, tetapi diharapkan menambahkan metode dan materi pengajaran
tradisional. E-learning memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut :
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self-learning materials) disimpan di
komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
3. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal- hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
4. Menggunakan jasa internet sebagai media utama.
Sedangkan manfaat manfaat dari pembelajaran E-learning adalah:
1. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses
perjalanan.
2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri
memegang kendali atas keberhasilan belajar.
3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara,
efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi
pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
4. Dengan e-learning dapat menjalin komunikasi, sehingga banyak hal yang dapat mereka
ketahui.
5. Dengan e-learning dapat memperluas wawasan siswa.
6. Sifat e-learning adalah interaktif dan inovatif.
7. Melalui e-learning pembelajar didorong untuk berekplorasi dengan website- website yang
tersedia sehingga kreativitas dan rasa keingintahuannya terus bertambah.
3.7 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran Menurut
Robinson Situmorang, (2013:17), Pemanfatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
pada masa perkembangannya lebih dikenal dengan sebutan “media Komputer”, yang
digunakan sebagai media pembelajaran, baik itu bersifat offline maupun online (Hasriadi,
2022). Komputer sebagai media pembelajaran secara begantian disebut disebut pula dengan
mutimedia. Ini disebabkan kemampuan teknologi yang dimiliki perangkat komputer mampu
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
28
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
mengintegrasikan berbagai fungsi media (mulai dari audio, visual, animasi, sistem transisi,
kemampuan interaktif, sampai kepada layanan sistem hypertexs) di dalam satu medium, yang
disebut Komputer. Dengan kemampuan teknologi yang dimiliki, “komputer” menjadi sarana
yang sangat efektif dan efisien untuk digunakan sebagai modalitas dalam pembelajaran
(Agustian & Salsabila, 2021).
Hal inilah yang menjadikan teknologi komputer memberi banyak ragam dalam
pembelajaran, khususnya ketika teknologi tersebut menjadi mediun yang terkoneksi dengan
internet. Berbagai ragam pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dengan istelah
pembelajaran berbasis komputer bermunculan, mulai dari Computer Based Learning (CBL),
Online Learning atau Web Based Learning, E-learning yang sering disebut juga Teknology
Based Learning, Distance Learning (Pembelajaran Berbasis Jaringan) atau Integreted System
(Anggraeni et al., 2021). Secara umum media diartikan sebagai „alat komunikasi yang
membawa pesan dari sumber ke penerima. Pengertian ini lebih mengarah pada pengertian
media yang lebih khusus. Secara lebih luas dikatakan bahwa media adalah alat yang bermuatan
pesan, yang memungkinkan orang atau siswa dapat berorientasi dengan pesan tersebut secara
langsung. Media teknologi inilah merupakan media yang dirancang khusus untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu, seperti Tenologi informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis
offline dan online. Lebih lanjut ia katakan, dengan memanfaatkan Teknologi informasi dan
Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran bukan hanya bermanfaat bagi siswa (peserta
didik) saja, tetapi juga bagi guru (pendidik) sebagai perancang, pengembang dan pelaksana
dalam pembelajaran (Ahmad, 2018). Oleh karena itu, kehadiran TIK sebagai media
pembelajaran banyak membantu guru (pendidik) dalam berbagai hal, antara lain:
a. Pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif Penggunaan media pembelajaran
berupa foto ataupun video, dapat menarik perhatian siswa bila dibandingkan dengan
penjelasan secara diskripsi secara lesan. Guru dapat menciptakan berbagai kegiatan yang
variatif dan mengaktifkan siswa melalui foto ataupun gambar obyk yang dibahas.
b. Pembelajaran menjadi lebih kokret dan nyata. Penggunaan media pembelajaran di tingkat
Sekolah Dasar, lebih-lebih dikelas rendah sangat sesuai dengan karakteristik siawa yang
masih berada dalam tarah “operasional-konkret. Dengan media ini siswa akan lebih mudah
mempelajari segala sesuatu yang secara langsung dapat mereka lihat, dengaar, pegang dan
merasakan.
c. Pengelolaan pembelajaran lebih efektif dan efisien Dengan media pembelajaran, guru
dapat terbantu untuk tidak perlu banyak menulis atau mengilustrasikan di papan tulis.
Ilustrasi dan tulisan yang dibutuhkandapat dipenuhi guru dengan waktu yang tepat dan
cepat melaui fasilitas tang terdapat pada komputer.
d. Mendorong siswa belajar secara lebih mandiri. Media Pembelajaran yang sudah dirancang
khusus untuk pembelajaran tertentu dapat dipergunakan oleh siswa untuk belajar baik
secara individu maupun secara kelompok.
e. Meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan media pembelajaran proses pembelajaran
menjadi lebih efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara
menyeluruh.
f. Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja Program audio, video,
komputer (offline dan online) adalah media pembelajaran yang dapat digunakan di mana
saja dan kapan sajasesuai dengan kondisi dan situasi guru maupun siswa.
g. Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran. Penggunaan media yang
dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dapat menimbulkan sikap positif siswa
terhadap proses belajar mengajar.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
29
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
4. Kesimpulan
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media teknologi
informasi, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam
belajar kemudian dicarikan pemecahannya melalui aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai.
Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan dengan
kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai sumber belajar dan
penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan kadar
hasil belajar peserta didik. Dengan Teknologi informasi yang dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran, dan terkoneksi dengan internet maka Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK):
a. Mampau memberikan layanan informasi pembelajaran berbasis internet,
b. Menjadi media dalam model pembelajaran berbasis web (online),
c. Menjadi media dalam penyelenggaraan e-learning, dan
d. Menjadi media dalam sistem pendidikan dan pembelajaran jarak jauh.
5. Daftar Pustaka
Abidin, A. M. (2019). Kreativitas Guru Menggunakan Model Pembelajaran Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 11(2), 225238.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v11i2.168
Agustian, N., & Salsabila, U. H. (2021). Peran teknologi pendidikan dalam pembelajaran.
Islamika, 3(1), 123133.
Ahmad, I. (2018). Proses pembelajaran digital dalam era revolusi industri 4.0. Direktur
Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan. Kemenristek Dikti, 113.
Anggraeni, S. W., Alpian, Y., Prihamdani, D., & Winarsih, E. (2021). Pengembangan
Multimedia Pembelajaran Interaktif Berbasis Video untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 53135327.
Dinata, K. B. (2021). Literasi digital dalam pembelajaran daring. Eksponen, 11(1), 2027.
https://doi.org/https://doi.org/10.47637/eksponen.v11i1.368
Haryadi, R., & Selviani, F. (2021). Problematika pembelajaran daring di masa pandemi Covid-
19. Academy of Education Journal, 12(2), 254261.
Hasriadi, H. (2022). Metode Pembelajaran Inovatif di Era Digitalisasi. Jurnal Sinestesia, 12(1),
136151.
Isnaeni, N., & Hildayah, D. (2020). Media Pembelajaran Dalam Pembentukan Interaksi Belajar
Siswa. Jurnal Syntax Transformation, 1(05), 148156.
https://doi.org/https://doi.org/10.46799/jst.v1i5.69
Lubis, M. A. (2020). Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan:(PPKN) DI
SD/MI: Peluang Dan Tantangan Di Era Industri 4.0. Prenada Media.
Mahardika, A. I., Wiranda, N., & Pramita, M. (2021). Pembuatan media pembelajaran menarik
menggunakan canva untuk optimalisasi pembelajaran daring. Jurnal Pendidikan Dan
Pengabdian Masyarakat, 4(3).
Mudrikah, S., Ahyar, D. B., Lisdayanti, S., Parera, M. M. A. E., Ndorang, T. A., Wardani, K.
D. K. A., Siahaan, M. N., Hanifah, D. P., Amalia, R., & Siagian, R. C. (2022). Inovasi
Pembelajaran di Abad 21. Pradina Pustaka.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 1, Januari 2024, page: 21-30
E-ISSN: 3048-3093
30
Sumakul et al., (Pemanfaatan Teknologi Informasi...)
Pangalila, T., Paka, N., Pombaile, E., Abdul, A., & Sampel, F. L. (2024). Pemanfaatan aplikasi
canva sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa Kelas X-4
SMA Negeri 1 Tondano. Academy of Education Journal, 15(1), 415420.
Rifai, S., Zuriah, N., & Lutfiana, R. F. (2022). Pengaruh Media Video Profil Pelajar Pancasila
Terhadap Karakter Kemandirian Siswa Di SMK Muhammadiyah 1 Batu. Bhineka
Tunggal Ika: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan PKn, 9(2), 148159.
https://doi.org/https://doi.org/10.36706/jbti.v9i2.18523
Rohani, M., & Zulfah, Z. (2021). Persepsi Siswa terhadap Pembelajaran e-Learning melalui
Media Google Classroom untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Negeri 1
Kuok. Mathema: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 4455.
https://doi.org/https://doi.org/10.33365/jm.v3i1.994
Sanjani, M. A. (2020). Tugas dan peranan guru dalam proses peningkatan belajar mengajar.
Serunai: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(1), 3542.
Sari, I. P., Kurnia, W., & Hendrastuty, N. (2023). Sistem Informasi Pembelajaran Berbasis
Web (Studi Kasus SDN 1 Tanjung Senang). Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi,
4(1), 5460.
Suardi, M. (2018). Belajar & pembelajaran. Deepublish.
Wibawa, R. (2016). Penggunaan Pembelajaran Individual Model Pertemuan Kelas dalam
Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-c pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi Pokok
Bahasan Permintaan dan Penawaran di MTs Yusuf Abdussatar Kediri Lombok Barat.
Jurnal Teknologi Pendidikan: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pembelajaran,
1(1), 18.
Wulantina, E. (2021). Menanamkan Pendidikan Karakter Melalui E-Learning. HARMONI
LINTAS MAZHAB: Menjawab Problem Covid-19 Dalam Ragam Perspektif, 1, 51.
Yasmin, Z., & Santoso, B. (2019). Fasilitas belajar dan metode mengajar guru sebagai faktor
yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 4(1), 134.