I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 1, No. 2, November 2024, page: 112-119
E-ISSN: 3064-0180
112
Rahmat Yoza Mandela et.al (Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di.)
Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SDN 37
Pekanbaru: Dengan Fokus Pada Tantangan Yang
Dihadapi dan Solusi
Rahmat Yoza Mandela
a,1
, Sahrial Harun Paturahman
b,2
, Ade Irma
c,3
a.b
Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau, Indonesia
c,
Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Indonesia.
1
rahmatmandela41@gmail.com;
2
sahrialnasution973@gmail.com;
3
ade.irma@uin-suska.ac.id
*
Corresponding Author: ade.irma@uin-suska.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 2 September 2024
Direvisi: 23 September 2024
Disetujui: 27 Oktober 2024
Tersedia Daring: 1 November 2024
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi,pedagogik guru
di SDN 37 Pekanbaru, dengan fokus pada tantangan yang dihadapi serta
solusi yang dapat diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan para
guru dan kepala sekolah. Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi
pedagogik guru masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain
kurangnya pemahaman
tentang metode pembelajaran yang inovatif, keterbatasan dalam
penggunaan teknologi pendidikan, serta rendahnya motivasi siswa. Selain
itu, faktor lingkungan dan dukungan orang tua juga berperan penting
dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi tantangan tersebut,
penelitian ini merekomendasikan beberapa solusi, seperti pelatihan
berkelanjutan bagi guru mengenai metode pengajaran yang kreatif,
peningkatan fasilitas teknologi di sekolah, serta program keterlibatan
orang tua dalam pendidikan anak. Dengan penerapan solusi ini,
diharapkan kompetensi pedagogik guru dapat meningkat, sehingga
berdampak positif pada kualitas pembelajaran di SDN 37 Pekanbaru.
Kata Kunci:
Metode
Inovatif
fasilitas
Kreatif
ABSTRACT
Keywords:
Method
Innovative
Facilities
Creative
This study aims to analyze the pedagogical competence of teachers at
SDN 37 Pekanbaru, focusing On the challenges faced and solutions that
can be applied. The methods used 1n this study were field observation
and in-depth interviews with teachers and principals. The results of the
analysis indicate that the pedagogical competence of teachers still faces
various challenges, including a lack of understanding of innovative
learning methods, limitations in the use of educational technology, and
low student learning motivation. In addition, environmental factors and
parental support also play an important role in the learning process. To
overcome these challenges, this study recommends several solutions,
such as ongoing training for teachers on creative teaching methods,
improving technology facilities in schools. and parental involvement
programs in children's education. With the implementation of these
solutions, it is hoped that the pedagogical competence of teachers can
increase, thus having a positive impact on the quality of learning at SDN
37 Pekanbaru.
©2024, Rahmat Yoza Mandela, Sahrial Harun Paturahman, Ade Irma
This is an open access article under CC BY-SA license
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 1, No. 2, November 2024, page: 112-119
E-ISSN: 3064-0180
113
Rahmat Yoza Mandela et.al (Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di.)
1. Pendahuluan
Pendidikan dalam kehidupan merupakan perkara utama yang mesti terpenuhi sebagai pilar
utama dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan
menggambarkan seseorang itu mampu menjalani kehidupan sebagai manusia seutuhnya. Sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2003 yaitu mengembangkan potensi peserta
didik agar beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadikan
warna negara yang demokrasi dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional pemerintah mesti bertanggung jawab terkait pendanaan maupun kebutuhan pelayanan
yang ada disekolah agar menunjang lahirnya peserta didik yang berilmu. Pelayanan tersebut
ditujukan kepada seluruh warga negara tanpa terkecuali sekali pun berkebutuhan khusus.
Pemberian pelayanan peserta didik disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan jenjang
sekolah yang ditempuh. Dalam konteks pendidikan sekolah dasar, peran guru sangat krusial
yang ditangkap peserta didik. Kualitas guru yang baik dilihat dari pemahaman guru pada
bidangnya serta mampu mengelola substansi proses pembelajaran peserta didik dalam
mengembangkan potensinya. Pemahaman peserta didik terhadap ilmu terletak pada guru yang
mengerti dengan pendidikan. Pentingnya kompetensi guru telah di atur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 Tahun 2007 tentang standar akademik dan
kompetensi guru pada pasal 1 yang berbunyi bahwa setiap guru wajib memenuhi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kompetensi guru
merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru sebagai bentuk pemenuhan standar kualitas
yang harus dipenuhi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi
professional, dan kompetensi kepribadian (A. Rahman, 2022).
Disamping itu, pengembangan pembelajaran tidak kalah penting. Pengembangan
pembelajaran merupakan langkah yang dilakukan guru dalam hal mendesain pembelajaran ke
arah yang lebih baik dan menarik. Guru tidak lagi terpaku pada metode “kuno”, guru sudah
faham akan fungsi teknologi dalam pembelajaran, guru tidak hanya berteori. Namun seorang
guru memiliki aksi nyata melalui kreasi yang teruji baik di lapangan maupun di sebuah
laboratorium (Sa’adah et al., 2023).
Penelitian ini berfokus pada kompetensi pedagogik guru di SDN 37 Pekanbaru, yang
mencakup perencanaan, pelaksaan, dan pengevaluasian pembelajaran. Kompetensi pedagogik
mempunyai peran penting memastikan bahwa pembelajaran terhadap peserta didik
tersampaiakan secara optimal. Menurut Rahman kompetensi pedagogik adalah kemampuan
untuk mengelola pembelajaran, yang didalamnya meliputi perencanaan, implementasi dan
evaluasi hasil belajar peserta didik. Kompetensi ini harus dimiliki oleh setiap guru untuk
mencapai sukses dalam kegiatan belajar dan mengajar. Sejalan dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 menjelaskan
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Sedangkan menurut Badan Nasional Pendidikan kompetensi pedagogik yaitu kemampuan
untuk mengolah peserta didik dalam hal pengembangan wawasan, pengembangkan kurikulum,
bisa merancang sebuah pembelajaran, sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, dan meberikan dorongan kepada peserta didik dalam mengaktualisasi berbagai
potensi yang dimiliki (Arisca et al., 2020). Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana mengajar, yang tidak hanya mencakup penguasaan konten tetapi
juga kemampuan untuk menyampaikan konten tersebut kepada siswa dengan cara yang paling
efektif. Ini termasuk penggunaan berbagai strategi mengajar yang sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa yang beragam dan pengelolaan kelas yang efisien untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif (Baskara & Sutarni, 2024).
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 1, No. 2, November 2024, page: 112-119
E-ISSN: 3064-0180
114
Rahmat Yoza Mandela et.al (Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di.)
Kualitas kompetensi pedagogik juga tidak dapat terlepas dari kualitas pendidikan pada suatu
sekolah. Salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar para siswanya, jika hasil belajar siswa baik
maka kualitas pendidikan sekolah tersebut baik, begitu pula sebaliknya. Maka perhatian terhadap
kompetensi pedegogik sangat penting sebagai jalannya pembelajaran. Sehingga memberikan
pandangan kepada peserta didik bahwa ilmu sangat penting (Idris et al., 2020).
Namun disamping itu banyak tantangan yang dihadapi oleh guru SDN 37 Pekanbaru.
Berbagai penelitian menunjukkan sulitnya guru menjalankan metode pembelajaran yang efektif,
baik hambatan terhadap teknologi maupun karakter peserta didik itu sendiri. Tujuan penelitian
ini mengetahui kompetensi pedagogik yang dimiliki guru serta tantangan dan solusi yang
dihadapi guru di SDN 37 Pekanbaru.
2. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam
untuk menganalisis kompetensi pedagogik guru di SDN 37 Pekanbaru. Metode ini dipilih karena
mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengalaman, tantangan, dan
solusi yang dihadapi oleh guru dalam praktik pengajaran mereka. Beberapa tahapan sebagai
panduan penelitian sebagai berikut: (a) penentuan subjek penelitian; Subjek penelitian terdiri
dari guru-guru yang mengajar di SDN 37 Pekanbaru serta kepala sekolah. Pemilihan subjek
dilakukan secara purposive, dengan mempertimbangkan pengalaman mengajar dan keterlibatan
mereka dalam proses pembelajaran. (b). Pengumpulan Data; Data dikumpulkan melalui
wawancara semi-terstruktur. Wawancara ini dirancang untuk menggali informasi terkait:
Pemahaman guru tentang kompetensi pedagogik, tantangan yang mereka hadapi dalam proses
pembelajaran, dan solusi yang telah diterapkan atau diusulkan untuk mengatasi tantangan
tersebut. (c). Analisis Data; Data yang dikumpulkan dari wawancara dianalisis menggunakan
analisis tematik. Analisis tematik merupakan salah satu cara untuk menganalisa data dengan
tujuan untuk mengidentifikasi pola atau untuk menemukan tema melalui data yang telah
dikumpulkan oleh peneliti (Sukahar et al., 2023). (d). Etika Penelitian; Penelitian ini mematuhi
prinsip etika penelitian, termasuk mendapatkan persetujuan dari subjek penelitian dan menjaga
kerahasiaan identitas peserta.
Wawancara berlangsung selama 30-60 menit dan direkam dengan izin dari narasumber
untuk memastikan akurasi data. Dengan menggunakan metode wawancara ini, diharapkan
penelitian dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kompetensi pedagogik
guru, tantangan yang dihadapi, serta solusi yang dapat diimplementasikan di SDN 37 Pekanbaru.
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SDN 37 Pekanbaru berlokasi di jalan Garuda Sakti No. 25.
Kilometer 1, Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru-Riau.
Sebelum tahapan wawancara, peneliti mempersiapkan surat observasi sebagai bentuk
perjanjian jadwal jumpa. Tahap selanjutnya peneliti mempersiapkan pedoman wawancara
yang berkenaan dengan kompetensi pedagogik guru. Tahapan berikutnya wawancara. Tahapan
ini dilakukan di ruangan kepala sekolah. Tahap ini bersamaan dengan tahap pengamatan di
lingkungan sekolah.
Berdasarkan data yang peneliti terima kualitas kompetensi pedagogik guru di SDN 37
Pekanbaru sudah sangat baik, seluruh guru sudah mengikuti jenjang pendidikan minimal S1
dan ada beberapa guru yang sudah S2. Disertakan jurusan yang relevan dengan pembelajaran
yang diajarkan. Sebagai contoh guru matematika mengajar di kelas sejalan dengan pendidikan
yang ditempuh. Hal ini menunjukkan secara keseluruhan guru sudah mampu memberikan
pembelajaran yang baik serta mendidik. Dalam memajukan mutu pendidikan di Indonesia,
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 1, No. 2, November 2024, page: 112-119
E-ISSN: 3064-0180
115
Rahmat Yoza Mandela et.al (Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di.)
guru memiliki peran penting untuk mengembangkan setiap potensi yang anak miliki sebab
guru sering diartikan sebagai seorang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan siswa
dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi siswa, baik potensi kognitif, potensi
afektif maupun potensi psikomotorik siswa. Maka hal itu dapat terwujud dengan adanya
kompetensi yang dimiliki seorang guru (Setiyowati & Arifianto, 2020).
Kompetensi tersebut tidak jauh dari pengalaman guru yang sudah faham dengan metode
pembelajaran dan juga memiliki sertifikasi. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
dosen dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, danmenindaklanjuti hasil
pembelajaranagar menjadi lebih baik (A. M. Rahman et al., 2019).
Namun disamping itu ada beberapa tantangan yang dihadapi guru dalam
meimplementasikan strategi ajar. Diantaranya perubahan kurikulum, pelatihan-pelatihan yang
kurang didapat oleh para guru baik dari daerah maupun dari sekolah, kemudian karakter
peserta didik yang beragam. Secara keseluruhan faktor internal sekolah lebih banyak
mempengaruhi kualitas kompetensi guru terlebih lagi dengan perkembangan teknologi.
Menyebabkan guru dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi sebagai alat ajar demi
peningkatan pemahaman peserta didik terhadap ilmu. Dalam Pendidikan di era gen alpa ini
serba cepat baik penerimaan ilmu maupun dari pola fikir peserta didik. Kondisi ini memberi
dampak yang siknifikan terhadap aspek pembelajaran yang awalnya bersifat penyampain ilmu
dan motivasi kepada yang lebih jauh seperti pembelajaran yang bersifat teknologi seperti E-
Learning pembelajaran daring yang menggunakan video sebagai salah satu media untuk
menyampaikan materi. Terutama pada kurikulum merdeka saat ini guru dituntut mesti pandai
menggunaan teknologi dari proses belajar mengajar kemudian proses pengabsenan sudah
menggunakan sistem yang disebut fingerprint, absensi menggunakan sidik jari. Fingerprint
merupakan aplikasi absensi yang menggunakan sidik jari sehingga tidak bisa dimanipulasi
oleh siapapun karena setiap orang memiliki sidik jari yang berbeda-beda. Tujuan pengunaan
presensi fingerprint ini adalah supaya data kehadiran karyawan dapat terekam dengan baik dan
tidak dimanipulasi (Semi, 2024). Kedisiplinan guru akan memberikan dampak terhadap
peserta didik, proses pembelajaran serta kualitas kompetensi pedagogik.
Dengan kompetensi pedagogik guru, guru harus dapat menciptakan inovasi baru dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran sehingga dapat dijangkau oleh para peserta didik
kapan dan dimanapun mereka berada (Patabang & Murniarti, 2021). Artinya guru mesti
mampu me-upgrate diri memberikan seluruh hidupnya sebagai seorang guru. Tujuannya agar
melahirkan peserta didik yang cakap, cerdas, serta berakhlak mulia. Salah satu nya dengan
memanfaatkan teknologi yang ada.
Kompetensi guru juga dipengaruhi oleh perubahan manajemen kurikulum. Perubahan
kurikulum merupakan suatu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan agar mencipakan
sumber daya yang berkompeten. Namun, bagi Masyarakat yang menjadi tujuan atau sasaran
kebijakan perubahan kurikulum mengalami beberapa kesulitan (Maulidina, 2024). Seringkali
masyarakat menganggap guru tidak berkualitas, bahkan masyarakat melakukan tudingan-
tudingan dari yang bersifat umum sampai ke masalah pribadi. Disaat anaknya bermasalah di
sekolah yang selalu menjadi sasaran adalah gurunya. Ada beberapa faktor yang membuat
rendahnya pandangan masyarakat terhadap profesi guru. Masyarakat menganggap setiap orang
bisa menjadi guru selagi mempunyai kemampuan dan ilmu. Hal ini la yang menyebabkan
turunnya kualitas kompetensi guru. Banyaknya guru yang tidak memiliki kualifikasi dan
kompentensi yang relevan dengan pekerjaannya serta minimnya pemerataan guru. Bahkan di
daerah terpencil hanya ditujukan kepada guru-guru yang belum memiliki kualifikasi yang
kompeten.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 1, No. 2, November 2024, page: 112-119
E-ISSN: 3064-0180
116
Rahmat Yoza Mandela et.al (Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di.)
Salah satu komponen penting bagi guru dengan adanya pekembangan kurikulum ini yaitu
guru selalu berusaha untuk mengikuti ketentuan yang ditetapkan. Perubahan kurikulum ini
menjadi hambatan untuk membentuk kualitas kompetensi pedagogik guru di SDN 37
Pekaanbaru yang lebih baik. Disebabkan kurangnya pelatihan-pelatihan yang diberikan
pemerintah daerah maupun dari pihak sekolah. Sedangkan solusi dari perubahan kurikulum
pihak sekolah membuat pelatihan seperti zoom meating diikuti oleh seluruh karyawan sekolah
dalam rangka membangun rasa kekeluargaan disandingkan dengan pelatihan terhadap
perkembangan dan perubahan yang ada.
Ada juga istilah PMM (Platform Merdeka mengajar) atau disebut juga pertukaran
mahasiswa merdeka, platform ini dikembangkan oleh kementerian pendidikan, kebudayaan,
riset, dan teknologi (kemendikbudristek). Dengan tujuan dapat membantu guru untuk
memahami, mendapatkan berbagai referensi bagi guru dalam mengajar sesuai dengan
Kurikulum Merdeka, dan inspirasi terkait Kurikulum Merdeka. PMM juga memberikan
fleksibilitas kepada setiap guru dari pembelajaran. Fitur-fitur yang ada di PMM, antara lain
Belajar, Mengajar, dan berkarya. Platform Merdeka Mengajar (PMM) merupakan salah satu
wadah yang disediakan oleh pemerintah bagi kepala sekolah dan guru dalam mempermudah
penerapan kurikulum merdeka (Aulia et al., 2023). Artinya Kurikulum Merdeka memberikan
sepenuhnya proses pembelajaran sesuai strategi guru itu sendiri.
Pelatihan lain juga dibentuk oleh pemerintah yaitu kombel (komunitas belajar). Komunitas
Belajar (Kombel) adalah sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik yang memiliki
semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran, terutama dalam
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM)
pendapat dari (Fatihah et al., 2024). Pelatihan ini sudah menjadi hal wajib bagi seluruh guru
dan menjadi solusi terhadap perubahan kurikulum. Terutama saat ini pada tahun 2024 seluruh
sekolah sudah mengguunakan Kurikulum Merdeka. Pada tahun ini sudah dicetus setiap
sekolah untuk membuat kegiatan-kegiatan pengelompokan peserta didik pada bakatnya
masing-masing. Seperti yang diterapkan oleh SDN 37 Pekanbaru khusus hari sabtu seluruh
proses pembelajaran dihentikan dan berubah kepada ektrakulikuler ada yang berbakat dibidang
menari maka dikelompokkan pada bidangnya, ada juga seni beladiri, tahfizh, dan sebagainya.
SDN 37 Pekanbaru sudah memiliki fasilitas sebagai penunjang jalannya proses pembelajaran
ada namanya ruang literasi, UKS (Unit Kesehatan Sekolah), perpustakaan, ruang kelas yang
cukup serta ruang para karyawan sekolah.
Dari segi alat dan bahan fasilitas pengobatan sudah tersedia meskipun tidak sepenuhnya
terpenuhi, untuk pembelajaran sudah ada infocus. Maka hal ini memberikan dampak yang
positif dalam dunia pendidikan, tidak adanya pembulian karena setiap anak sudah
dikelompokkan pada bakat dan minat masing-masing peserta didik, terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif dan kondusif. Dengan tujuan utama melahirkan peserta didik yang
berilmu, cakap dan berakhlak mulia, serta mampu merasakan kebahagian untuk terus berkarya
mengembangkan bakat yang dimiliki.
Namun disamping itu perubahan kurikulum memberikan dampak terhadap kompetensi
pedagogik guru. Dengan perubahan kebijakan tentunya akan menambah beban kerja terhadap
guru. Guru mesti mampu beradabtasi dengan perubahan yang ada. Tentu hal ini membutuhkan
waktu dalam penerapan kebijakan yang baru. Perihal ini masyarakat perspekulasi bahwa guru
tidak berkualitas. Padahal sejatinya perbuahan kebijakan akan mempengaruhi metode ajar
bahkan sistem pembelajaran yang mesti diikuti oleh setiap guru. Seorang guru mesti dipaksa
untuk berfikir bagaimana mereka dapat menyampaikan ilmunya kepada seluruh peserta didik
tanpa terkecuali, dari kebijakan yang baru. Menjadi seorang guru begitu sulit dihempas oleh
berbagai tekanan baik perubahan kebijakan serta karakter peserta didik.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 1, No. 2, November 2024, page: 112-119
E-ISSN: 3064-0180
117
Rahmat Yoza Mandela et.al (Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di.)
Setiap peserta didik memiliki karakter yang beragam. Maka tantangan ini salah satu hal
terberat bagi seorang guru dalam bekerja. Karena tidak dapat dipungkiri guru dituntut mesti
mampu memberikan ilmu kepada seluruh peserta didik tanpa membeda-bedakan antara yang
lain. Memberikan segenap jiwa dan rasa yang dimilikinya kepada peserta didik. Dengan
menggunakan pendekatan yang berbeda-beda pada setiap peserta didik. Guru mesti
mengetahui minat dan bakat peserta didiknya. Apa yang mereka butuhkan dan mereka
inginkan dilihat dari kemampuan siswa, tidak melakukan paksaan sesuai keinginan hati.
Memberikan motivasi serta semangat belajar, guru mesti memanfaatkan teknologi sebagai alat
ajar. Menggunakan video pembelajaran, penggunaan praktikum sekolah sebagai praktek.
Berhubungan dengan hambatan banyak nya karakter siswa sudah peneliti mengambil
kesimpulan dari narasumber bahwa minimnya pemahaman kepada peserta didik sebab guru
sudah mengikuti jenjang pendidikan atau disebut memiliki kompetensi pedagogik, guru
sekolah dasar diberi pendidikan psikologis, mengajarkan bagaimana guru mampu mengetahui
karakter siswa. Maka berhasilnya suatu pendidikan ditentukan oleh guru, guru mesti berfikir
kritis dengan karakter siswa yang berbeda sehingga melahirkan peserta didik yang berbakat
pada bidangnya.
Hambatan selanjutnya peranan orang tua memberikan dampak yang siknifikan
menyebabkan pengaruh dipendidikan sekolah. Maka sekolah membuat rapat bersama orang
tua terutama pada awal masuk peserta didik dan pelepasan peserta didik guna memberikan
gambaran kepada setiap orang tua untuk selalu memberikan kesan yang positif dan dukungan
dalam proses perkembangan anak. Terkadang keinginan orang tua tidak sejalan dengan
keinginan anak. Hal ini la yang membuat diri peserta didik merasa tidak sepenuh hati
menerima pembelajaran karena ada tekanan batin yang dirasakan anak.
Dalam hal ini pendidikan bertujuan menghilangkan pembulian, kurangnya percaya diri
akan kemampuan yang mereka punya, membentuk rasa kebahagian kepada seluruh peserta
didik karena baket dan minatnya dapat tersampaikan.
4. Kesimpulan
Peneliti menyimpulkan, guru di SDN 37 Pekanbaru sudah sangat baik, pendidikan yang
ditempuh sejalan dengan pembelajaran yang diajarkan. Tidak ada lagi guru yang tidak sarjana
bahkan ada beberapa guru yang S2, maknanya kompetensi pedagogik guru sudah relevan
dengan pekerjaan. Tidak ada hambatan yang spesifik terkait pembentukan kualitas kompetensi
guru, karena guru sebelum mengajar sudah dibekali pendidikan psikolog untuk mempelajari
karakter peserta didik. Guru sudah memahami proses pembelajaran dibantu oleh pelatihan-
pelatihan seperti PMM (Platform Merdeka mengajar) dilakukan secara mandiri, Kombel
(komunitas belajar). Namun ada beberapa hambatan tercapainya kualitas kompetensi pedagogik
guru yaitu dimulai pada masa awal Covid-19 membuat terhambatnya jadwal pelatihan terhadap
guru. Kemudian perubahan kurikulum menyebabkan setiap guru mesti memahami penggunaan
teknologi. Kompetensi ini memberikan dampak kepada pola fikir peserta didik yang positif,
membangun percaya diri, adanya kebahagiaan, serta semangat. Maka peranan guru sangat
berpengaruh terbentuknya karakter siswa.
5. Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang sudah membimbing dan membantu
dalam penyelesaian penelitian ini. Terima kasih juga kepada narasumber yang bersedia
meluangkan watktu untuk berbagi pengalaman, ilmu, serta informasi yang peneliti perlukan.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 1, No. 2, November 2024, page: 112-119
E-ISSN: 3064-0180
118
Rahmat Yoza Mandela et.al (Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di.)
Semoga penelitian ini memberikan gambaran untuk terus meningkatkan kualitas kompetensi
pedagogik guru di sekolah pada khususnya.
6. Saran
Berdasarkan penemuan penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut:
a. Saran bagi pihak sekolah, pihak sekolah Akan sangat membantu jika sekolah
mempersiapkan guru yang memiliki latar belakang PGSD dan guru yang memiliki
background khusus dengan pelatihan kompetensi pedagogik yang komprehensif dan
terutama yang terlibat dalam proses pembelajaran.
b. Saran bagi guru, guru merupakan jalan utama untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Maka
penting bagi setiap guru untuk terus mampu memperdalam ilmunya dan terus me updute diri
seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Baik dalam pemahaman terhadap
karakter peserta didik maupun keterampilan pengajaran dan kemauan terhadap populasi
peserta didik yang komprehensif, serta mengikuti pelatihan tambahan dari departemen
pendidikan yang relevan.
c. Saran untuk peneliti lain, diharapkan peneliti yang lain juga ikut membahas terkait
kompetensi pedagogik disebuah lembaga namun menggunakan teori yang berbeda dengan
harapan mampu merubah pola fikir sistem pendidikan di Indonesia. Agar tujuan pendidikan
nasional dapat terwujud.
7. Daftar Pustaka
Arisca, L., Karoma, K., Syarifuddin, A., & Syarnubi, S. (2020). Pengaruh Kompetensi
Kepribadian Guru PAI Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di SMP Negeri 06
Palembang. Jurnal PAI Raden Fatah, 2(3), 295308.
Aulia, D., Murni, I., & Desyandri, D. (2023). Peningkatan kompetensi guru sekolah dasar
melalui platform merdeka mengajar (PMM). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(1b),
800807.
Baskara, A., & Sutarni, N. (2024). Kompetensi Pedagogik Guru SMA di Indonesia: Sebuah
Systematic Literature Review. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 13(3), 34813496.
Fatihah, W., Ekawati, R., & Hadianto, W. (2024). Webinar Komunitas Belajar (KOMBEL):
Berbagi Praktik Baik dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Jurnal Abdimas Kartika
Wijayakusuma, 5(2), 440450.
Idris, A. N., Yunus, M., & Asdar, A. (2020). Strategi Pengembangan Kompetensi Guru
Sekolah Dasar Negeri 22 Kabupaten Maros. Bosowa Journal of Education, 1(1), 915.
Maulidina, M. (2024). Implikasi Perubahan kurikulum terhadap Kompetensi Pedagogik Guru
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Dirosah Islamiyah, 6(3), 807815.
Patabang, A., & Murniarti, E. (2021). Analisis Kompetensi Pedagogik Guru pada Pembelajaran
Daring dimasa Pandemi Covid-19. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 14181427.
Rahman, A. (2022). Analisis pentingnya pengembangan kompetensi guru. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 6(1), 84558466.
Rahman, A. M., Mutiani, M., & Putra, M. A. H. (2019). Pengaruh kompetensi pedagogik dosen
terhadap motivasi belajar mahasiswa pendidikan IPS. Jurnal Darussalam: Jurnal
Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, 10(2), 375387.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 1, No. 2, November 2024, page: 112-119
E-ISSN: 3064-0180
119
Rahmat Yoza Mandela et.al (Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di.)
Sa’adah, N., Faizah, S., & Saraswati, S. (2023). Program Pendampingan Guru SMP Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik. Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
2(2), 16. https://doi.org/10.57218/jompaabdi.v2i2.614
Semi, H. (2024). IMPLEMENTASI TEKNOLOGI FINGERPRINT DALAM
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU. Kelola: Journal of Islamic Education
Management, 9(1), 111.
Setiyowati, E. P., & Arifianto, Y. A. (2020). Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Dan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen. SIKIP: Jurnal
Pendidikan Agama Kristen, 1(2), 7895.
Sukahar, K., Ernawati, E., & Ode, R. (2023). PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV di SD INPRES 5
BOMBERAY. UNES Journal of Education Scienties, 7(1), 1430.