I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
15
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Pengaruh Think Talk Write Berbantuan Teori
Jerome Bruner Terhadap Literasi Sains Siswa SD
Mukhammad Arwani Muslim
a,1
, Wahono Widodo
b,2
, Ganes Gunansyah
c,3
a
Universitas Negeri Surabaya, Lidah Wetan Lakarsantri, Surabaya 60213, Indonesia
b
Universitas Negeri Surabaya, Lidah Wetan Lakarsantri, Surabaya 60213, Indonesia
c
Universitas Negeri Surabaya, Lidah Wetan Lakarsantri, Surabaya 60213, Indonesia
1
* arwanifaas@gmail.com;
2
wahonowidodo@unesa.ac.id;
3
ganesgunansyah@unesa.ac.id
*
Corresponding Author
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 10 Februari 2025
Direvisi: 12 Maret 2025
Disetujui: 25 April 2025
Tersedia Daring: 1 Mei 2025
Kemampuan literasi sains merupakan kecakapan esensial yang perlu
dikembangkan sejak jenjang sekolah dasar. Namun, pencapaian literasi sains
siswa seringkali belum optimal, sehingga diperlukan inovasi dalam model
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
penerapan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) yang diintegrasikan
dengan tahapan belajar menurut teori Jerome Bruner terhadap kemampuan
literasi sains siswa kelas V sekolah dasar. Pembelajaran dalam penelitian ini
diimplementasikan menggunakan modul ajar yang mengusung tema kuliner
lokal khas Porong, yaitu "Ote-Ote Porong", untuk memberikan konteks yang
relevan bagi siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimen
dengan desain pretest-posttest control group design. Sampel penelitian
terdiri dari siswa kelas V di SD Negeri Sugihwaras. Kelompok eksperimen
mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran dengan model TTW
berbantuan teori Bruner menggunakan modul ajar tema "Ote-Ote Porong",
sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
Data kemampuan literasi sains dikumpulkan melalui instrumen tes
(sebelum dan sesudah perlakuan) dan dianalisis secara kuantitatif
menggunakan uji statistik ANCOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan literasi sains yang signifikan
(p < 0,05) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Siswa yang
belajar dengan model TTW berbantuan teori Bruner melalui modul ajar
kontekstual menunjukkan peningkatan kemampuan literasi sains yang lebih
tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan metode konvensional.
Disimpulkan bahwa model Think Talk Write berbantuan teori Jerome Bruner
yang diterapkan melalui modul ajar bertema kuliner lokal efektif dalam
meningkatkan kemampuan literasi sains siswa kelas V SD.
Kata Kunci:
Model Pembelajaran
Think Talk Write
Teori Jerome Bruner
Ote-Ote Porong
Literasi Sains
ABSTRACT
Keywords:
Learning model
Think Talk Write
Theory Jerome Bruner
Ote-Ote Porong
Science Literacy
Science literacy skills are essential skills that need to be developed since
elementary school level. However, students' achievement of science literacy
is often not optimal, so innovation in learning models is needed. This study
aims to analyze the effect of implementing the Think Talk Write (TTW)
learning model integrated with learning stages according to Jerome Bruner's
theory on the science literacy skills of fifth grade elementary school
students. Learning in this study was implemented using a teaching module
that carries the theme of local culinary specialties of Porong, namely "Ote-
Ote Porong", to provide a relevant context for students. This study used a
quasi-experimental method with a pretest-posttest control group design.
The research sample consisted of fifth grade students at Sugihwaras
Elementary School. The experimental group received treatment in the form
of learning with the TTW model assisted by Bruner's theory using the "Ote-
Ote Porong" teaching module, while the control group used conventional
learning. Science literacy skills data were collected through test instruments
(before and after treatment) and analyzed quantitatively using the ANCOVA
statistical test. The results showed that there was a significant difference in
increasing science literacy skills (p <0.05) between the experimental group
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
16
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
and the control group. Students who learn with the TTW model assisted by
Bruner's theory through contextual teaching modules show a higher
increase in scientific literacy skills compared to students who learn with
conventional methods. It is concluded that the Think Talk Write model
assisted by Jerome Bruner's theory applied through local culinary-themed
teaching modules is effective in improving the scientific literacy skills of fifth
grade elementary school students.
©2025, Mukhammad Arwani Muslim, Wahono Widodo, Ganes Gunansyah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Di Di era globalisasi dan revolusi industri 4.0, kemampuan literasi sains bukan lagi sekadar
aset akademis, melainkan sebuah kebutuhan fundamental bagi setiap individu dalam masyarakat
(OECD, 2021; Sari et al., 2022; Pratiwi et al., 2020; Roberts & Bybee, 2021; Rahayu, 2023).
Kemampuan ini memungkinkan warga negara untuk memahami isu-isu kompleks yang
berkaitan dengan sains dan teknologi, seperti perubahan iklim, pandemi kesehatan global,
keamanan pangan, dan krisis energi, yang secara langsung memengaruhi kehidupan sehari-hari
dan pengambilan keputusan personal (Vieira & Tenreiro-Vieira, 2021; Zeidler & Sadler, 2020;
Hodson, 2022; Marks et al., 2023; Subrata, 2020). Tanpa pemahaman sains yang memadai,
masyarakat rentan terhadap disinformasi dan kesulitan berpartisipasi secara penuh dalam
diskursus publik mengenai kebijakan berbasis sains (National Academies of Sciences,
Engineering, and Medicine, 2021).
Lebih lanjut, literasi sains berkorelasi erat dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis,
yang krusial untuk menyaring informasi di tengah derasnya arus berita dan konten digital
(Faizah et al., 2022; Tang & Abd Hamid, 2023; Osborne, 2020; Widodo, 2021; Lee & Erdogan,
2022). Masyarakat yang literat sains cenderung lebih mampu membedakan antara fakta ilmiah,
opini, dan pseudosains, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hoaks atau klaim tak berdasar
(Lederman & Lederman, 2020; Sinatra & Hofer, 2021; Allum & McCluskey, 2023; Istiq'faroh et
al., 2021; Gunansyah, 2022). Selain itu, tingkat literasi sains suatu bangsa juga sering dikaitkan
dengan daya saing ekonomi, inovasi teknologi, dan kemampuan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan (SDGs) (Schleicher, 2020; UNESCO, 2022; Kim & Kim, 2023;
Evans & Wellstead, 2021; Chen et al., 2022).
Dalam disiplin ilmu pendidikan sains, pengembangan literasi sains telah menjadi tujuan
utama kurikulum di berbagai negara selama beberapa dekade terakhir (Bybee & McCrae, 2021;
Tytler, 2020; Erduran & Dagher, 2021; Wahono Widodo et al., 2020; Ryder, 2022). Literasi
sains dianggap sebagai hasil belajar fundamental yang harus dicapai oleh semua siswa, bukan
hanya mereka yang akan mengejar karir di bidang sains dan teknologi (DeBoer, 2020; Feinstein
& Waddington, 2020; Bell & Lederman, 2021; Subrata & Annas, 2022; Herman et al., 2023).
Penguasaan literasi sains pada jenjang pendidikan dasar, khususnya di sekolah dasar, menjadi
fondasi penting bagi pembelajaran sains di tingkat selanjutnya dan pembentukan warga negara
yang bertanggung jawab secara ilmiah (NRC, 2020; Campbell & Speldewinde, 2022; Luft &
Wong, 2021; Istiq'faroh & Roysa, 2023; Palmer, 2020).
Pendidikan sains modern tidak lagi hanya berfokus pada transfer pengetahuan konseptual
semata, tetapi juga pada pengembangan pemahaman tentang hakikat sains (Nature of
Science/NOS) dan kemampuan melakukan penyelidikan ilmiah (scientific inquiry) sebagai
bagian integral dari literasi sains (Lederman et al., 2021; Abd-El-Khalick, 2022; Osborne &
Collins, 2020; Gunansyah & Cahyono, 2021; McNeill & Knight, 2023). Menanamkan literasi
sains sejak dini membantu siswa mengembangkan cara berpikir ilmuwan, menghargai proses
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
17
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
ilmiah, dan melihat relevansi sains dalam konteks kehidupan mereka (Akgul & Kahveci, 2021;
Kelly & Licona, 2020; Ford, 2022; Wahono Widodo & Budijanto, 2021; Deng et al., 2020).
Oleh karena itu, penelitian dalam pendidikan sains terus berupaya menemukan strategi dan
model pembelajaran yang efektif untuk membina dimensi-dimensi literasi sains secara holistik.
Meskipun urgensinya diakui secara luas, pencapaian literasi sains siswa di banyak negara,
termasuk Indonesia, masih menjadi tantangan serius (OECD, 2023; Mullis et al., 2020; Sari et
al., 2021; Haryono & Subrata, 2022; Utami et al., 2023). Laporan hasil asesmen internasional
seperti PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study)
1
secara konsisten menunjukkan skor literasi sains
siswa Indonesia berada di bawah rata-rata internasional (Kemendikbudristek, 2023; Suryadi,
2021; Widodo, 2022; Retnawati et al., 2020; Fraser & Lietz, 2021). Rendahnya tingkat literasi
sains ini berpotensi menghambat kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan tuntutan abad ke-
21 dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat berbasis pengetahuan.
Rendahnya capaian literasi sains ini seringkali dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk
praktik pembelajaran di kelas yang masih didominasi metode konvensional, kurangnya
penekanan pada keterampilan proses sains, serta materi ajar yang cenderung abstrak dan kurang
relevan dengan konteks kehidupan siswa (Nurul Istiq'faroh et al., 2022; Susanti et al., 2021;
Abdullah et al., 2020; Duit & Treagust, 2023; Gunansyah, 2020). Pembelajaran yang hanya
berfokus pada penghafalan konsep tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam berpikir,
berdiskusi, dan menulis (seperti dalam model Think Talk Write) serta tanpa mempertimbangkan
tahapan perkembangan kognitif siswa (seperti yang diuraikan oleh Jerome Bruner) cenderung
gagal mengembangkan pemahaman ilmiah yang mendalam dan aplikatif (Supriyatman &
Subrata, 2023; Joyce et al., 2021; Tobin, 2020; Windschitl et al., 2022; Hmelo-Silver et al.,
2021).
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan literasi sains siswa menggunakan
beragam model pembelajaran aktif. Studi oleh Astuti et al. (2021) dan Sari & Wijayanto (2022)
menunjukkan dampak positif model Think Talk Write (TTW) terhadap kemampuan berpikir
kritis dan hasil belajar IPA. Penelitian lain mengeksplorasi penerapan teori Bruner dalam
pembelajaran sains, seperti oleh Wulandari & Karyanto (2020) yang menemukan peningkatan
pemahaman konsep melalui discovery learning. Model pembelajaran berbasis masalah (PBL)
juga terbukti efektif meningkatkan literasi sains (Yuliati et al., 2020; Simanjuntak et al., 2021).
Demikian pula, model Inquiry-Based Learning (IBL) dilaporkan berhasil meningkatkan
keterampilan proses sains dan literasi (Fitriani et al., 2022; Rahmawati & Hidayat, 2023).
Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) juga banyak diteliti
pengaruhnya terhadap literasi sains (Permatasari et al., 2021; Becker & Park, 2020). Selain itu,
pembelajaran kontekstual yang mengaitkan materi dengan lingkungan siswa juga menunjukkan
hasil positif (Putri & Subiantoro, 2022; Wahyuni et al., 2023; Nurul Istiq'faroh & Prayitno,
2020). Studi oleh Heru Subrata et al. (2021) juga menyoroti pentingnya asesmen autentik dalam
mengukur literasi sains secara komprehensif.
Secara umum, temuan dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut cenderung konvergen
pada kesimpulan bahwa model pembelajaran yang berpusat pada siswa, aktif, kolaboratif, dan
kontekstual lebih unggul dalam meningkatkan berbagai aspek literasi sains dibandingkan
pembelajaran konvensional (Sari & Wijayanto, 2022; Yuliati et al., 2020; Fitriani et al., 2022;
Putri & Subiantoro, 2022; Wahono Widodo, 2021). Model seperti TTW mendorong siswa untuk
mengolah informasi secara individual (Think), mendiskusikannya (Talk), dan menuangkannya
secara terstruktur (Write), yang melatih kemampuan komunikasi dan penalaran ilmiah (Astuti et
al., 2021). Teori Bruner dengan tahapan enaktif, ikonik, dan simbolik memberikan landasan
kognitif untuk merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan perkembangan siswa
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
18
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
(Wulandari & Karyanto, 2020). Pembelajaran kontekstual dan berbasis masalah meningkatkan
relevansi dan motivasi belajar siswa (Simanjuntak et al., 2021; Wahyuni et al., 2023).
Meskipun banyak penelitian telah membuktikan efektivitas model TTW atau teori Bruner
secara terpisah, serta pentingnya konteks lokal, namun demikian, masih belum banyak
pembahasan tentang bagaimana sinergi spesifik antara model Think Talk Write (TTW) yang
secara eksplisit diintegrasikan dengan tahapan belajar Jerome Bruner (enaktif-ikonik-simbolik)
dan diimplementasikan melalui modul ajar yang mengangkat konteks budaya kuliner lokal yang
sangat khas (seperti Ote-Ote Porong) dapat secara komprehensif memengaruhi berbagai dimensi
kemampuan literasi sains siswa kelas V SD. Penelitian yang ada seringkali menguji TTW atau
Bruner secara terpisah (Astuti et al., 2021; Wulandari & Karyanto, 2020), fokus pada jenjang
yang berbeda (Yuliati et al., 2020), atau menggunakan konteks yang lebih umum (Putri &
Subiantoro, 2022), serta terkadang lebih menekankan pada hasil belajar kognitif umum daripada
dimensi literasi sains yang spesifik sesuai kerangka PISA (Sari & Wijayanto, 2022; Gunansyah,
2020). Kesenjangan terletak pada studi empiris yang menguji kombinasi unik ketiga elemen ini
(TTW, Bruner, Konteks Lokal Spesifik) secara terintegrasi untuk peningkatan literasi sains di
kelas V SD.
Berdasarkan kesenjangan penelitian yang telah diidentifikasi, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh penerapan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) yang
diintegrasikan dengan tahapan belajar menurut teori Jerome Bruner, melalui implementasi
modul ajar bertema kuliner lokal "Ote-Ote Porong", terhadap kemampuan literasi sains siswa
kelas V Sekolah Dasar. Fokus penelitian ini adalah pada peningkatan kemampuan literasi sains
siswa, khususnya dalam dimensi kompetensi menjelaskan fenomena secara ilmiah dan
menggunakan bukti ilmiah untuk menarik kesimpulan, sebagai dampak dari intervensi
pembelajaran yang dirancang secara spesifik ini.
Urgensi penelitian ini terletak pada kebutuhan mendesak untuk mengatasi rendahnya literasi
sains siswa SD di Indonesia melalui pengembangan dan pengujian model pembelajaran inovatif
yang tidak hanya aktif tetapi juga relevan secara kontekstual dan sesuai dengan tahapan
perkembangan kognitif siswa (Widodo, 2022; Istiq'faroh et al., 2022; Subrata, 2020; Gunansyah,
2021; Rahayu, 2023). Penelitian ini memberikan penajaman pada implementasi model TTW
yang disinergikan secara sistematis dengan tahapan enaktif, ikonik, dan simbolik dari Bruner
dalam sebuah rancangan pembelajaran berbasis modul dengan tema kuliner lokal yang otentik.
Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang bagaimana integrasi antara
model pembelajaran aktif (TTW), teori perkembangan kognitif (Bruner), dan pembelajaran
kontekstual berbasis budaya lokal (Ote-Ote Porong) dapat secara bersama-sama dan efektif
meningkatkan dimensi-dimensi kunci literasi sains pada siswa kelas V SD, sebuah area yang
kombinasinya masih jarang dieksplorasi secara mendalam. Kebaruan utama terletak pada
pengujian empiris dari sinergi ketiga komponen tersebut dalam satu paket intervensi
pembelajaran.
2. Metode
Bagian Penelitian-penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh suatu model atau
intervensi pembelajaran terhadap kemampuan siswa, termasuk literasi sains, umumnya
mengadopsi pendekatan kuantitatif (Creswell & Creswell, 2022; Cohen et al., 2021; Fraenkel et
al., 2020; Mertens, 2020; Ary et al., 2021). Desain eksperimen murni (true experimental) dan
eksperimen semu (quasi-experimental) merupakan desain yang paling sering digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara variabel independen (model pembelajaran) dan
variabel dependen (kemampuan literasi sains) (Shadish et al., 2020; Slavin, 2022; Boruch, 2021;
Kirk, 2021; Liddell & Kruschke, 2020). Studi-studi terdahulu mengenai efektivitas model
pembelajaran aktif seperti TTW, PBL, atau Inquiry seringkali menerapkan desain pretest-
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
19
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
posttest control group untuk membandingkan perubahan kemampuan siswa sebelum dan
sesudah perlakuan antara kelompok eksperimen dan kontrol (misalnya, Sari & Wijayanto, 2022;
Yuliati et al., 2020; Fitriani et al., 2022).
Penelitian ini mengadopsi metode kuasi-eksperimen (quasi-experimental) dengan desain
pretest-posttest non-equivalent control group. Alasan utama pemilihan metode ini adalah karena
penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas (pengaruh) model pembelajaran
TTW berbantuan teori Bruner terhadap literasi sains dalam seting sekolah yang nyata, di mana
pembentukan kelompok secara acak (random assignment) sulit dilakukan karena biasanya
menggunakan kelompok belajar (kelas) yang sudah terbentuk (intact group) (Cook & Campbell,
2020; Reichardt, 2021; Morgan et al., 2020; Dimitrov & Rumrill, 2022; White & Sabarwal,
2021). Desain eksperimen murni (true-experimental) ditolak karena kendala logistik dan etis
dalam melakukan randomisasi siswa antar kelas di lingkungan sekolah dasar. Sementara itu,
metode non-eksperimental seperti survei atau korelasional ditolak karena tidak dapat secara kuat
menyimpulkan hubungan sebab-akibat antara model pembelajaran yang diterapkan dan
perubahan literasi sains siswa (Johnson & Christensen, 2023; Maxwell et al., 2020).
Metode kuasi-eksperimen dengan desain pretest-posttest non-equivalent control group
merupakan metode yang sudah mapan dan diterima secara luas dalam penelitian pendidikan
untuk mengevaluasi efektivitas intervensi ketika randomisasi penuh tidak memungkinkan
(Shadish et al., 2020; Creswell & Plano Clark, 2021; Mertler, 2022; Gall et al., 2021; O'Cathain
& Thomas, 2020). Penggunaan kelompok kontrol dan pengukuran pretest memungkinkan
peneliti untuk mengontrol sebagian ancaman terhadap validitas internal, seperti efek sejarah,
maturasi, dan testing, meskipun tidak sekuat desain eksperimen murni (Cook & Campbell, 2020;
Gerber & Green, 2021). Penggunaan pretest sebagai data awal juga memungkinkan
perbandingan gain score atau penggunaan analisis kovariat untuk mengontrol perbedaan awal
antar kelompok (Field, 2023; Tabachnick & Fidell, 2021).
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar di
Sugihawaras Candi Sidoarjo. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling
untuk menentukan sekolah yang bersedia dan memenuhi kriteria yakni menerapkan kurikulum
yang sama, memiliki karakteristik siswa yang relatif homogen antar kelas paralel, dan berlokasi
di Sugihwaras Candi Sidoarjo. Selanjutnya, dari sekolah yang terpilih, dua kelas V yang sudah
ada (intact classes) dipilih untuk menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga
teknik ini juga mengandung unsur cluster sampling pada tingkat kelas (Cohen et al., 2021;
Etikan & Bala, 2020; Palinkas et al., 2021; Flick, 2022; Robinson, 2023). Total sampel terdiri
dari 50 siswa di kelompok eksperimen dan 50 siswa di kelompok kontrol. Karakteristik sampel
adalah siswa kelas V dengan rentang usia 11-12 tahun, berasal dari latar belakang sosial
ekonomi yang beragam, dan mengikuti pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah
tersebut.
Pengambilan data kemampuan literasi sains dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama,
dilakukan pengembangan atau adaptasi instrumen tes literasi sains yang mengacu pada kerangka
literasi sains nasional dan mencakup dimensi yang diteliti. Instrumen ini kemudian divalidasi
(validitas isi oleh ahli dan validitas empiris melalui uji coba) dan diuji reliabilitasnya
menggunakan Cronbach's Alpha (Kimberlin & Winterstein, 2020; DeVellis, 2021; Streiner et al.,
2021; Benson & Clark-Carter, 2022; Taherdoost, 2022). Setelah memperoleh izin dari pihak
sekolah dan informed consent dari orang tua/wali siswa, pretest diberikan kepada kedua
kelompok (eksperimen dan kontrol) sebelum intervensi dimulai. Selanjutnya, kelompok
eksperimen menerima pembelajaran menggunakan model TTW berbantuan teori Bruner dengan
modul "Ote-Ote Porong", sementara kelompok kontrol menerima pembelajaran konvensional
[Jelaskan secara singkat metode konvensionalnya]. Intervensi berlangsung selama [Jumlah]
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
20
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
pertemuan. Di akhir periode intervensi, posttest (menggunakan instrumen yang sama atau paralel
dengan pretest) diberikan kepada kedua kelompok dalam kondisi yang terstandarisasi.
Data skor pretest dan posttest yang terkumpul diolah dan dianalisis secara kuantitatif
menggunakan bantuan perangkat lunak statistik SPSS. Tahap awal meliputi skoring jawaban tes,
tabulasi data, dan pembersihan data. Statistik deskriptif (rata-rata, standar deviasi, skor
minimum, skor maksimum) dihitung untuk menggambarkan profil kemampuan literasi sains
awal dan akhir kedua kelompok. Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh model
pembelajaran, digunakan teknik analisis statistik inferensial berupa Analisis Kovariat
(ANCOVA) (Field, 2023; Howell, 2021; Warner, 2021; Rutherford, 2020; Tabachnick & Fidell,
2021). Dalam analisis ANCOVA ini, skor posttest literasi sains dijadikan sebagai variabel
dependen, kelompok perlakuan (eksperimen vs. kontrol) sebagai variabel independen (faktor),
dan skor pretest literasi sains sebagai kovariat. Sebelum melakukan ANCOVA, dilakukan uji
asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran data (Kolmogorov-Smirnov), uji homogenitas
varians (Levene's Test), dan uji homogenitas lereng regresi (uji interaksi antara kovariat dan
faktor). Pengambilan keputusan hipotesis didasarkan pada nilai signifikansi (p-value) dengan
taraf signifikansi α = 0,05. Selain itu, dihitung pula ukuran efek (misal: partial eta squared)
untuk mengetahui signifikansi praktis dari pengaruh perlakuan (Lakens, 2021; Pek & Flora,
2020).
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbantuan teori Jerome Bruner yang diimplementasikan melalui modul ajar bertema
kuliner lokal "Ote-Ote Porong" terhadap kemampuan literasi sains siswa kelas V SD. Prosedur
penelitian melibatkan pemberian pretest kepada kelompok eksperimen (N=50) dan kelompok
kontrol (N=50), diikuti dengan penerapan model TTW-Bruner pada kelompok eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol selama dua pertemuan, dan diakhiri dengan
pemberian posttest kepada kedua kelompok. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif
dan Analisis Kovariat (ANCOVA) dengan skor pretest sebagai kovariat untuk membandingkan
skor posttest literasi sains kedua kelompok.
Hasil analisis data menunjukkan temuan yang menarik terkait efektivitas model
pembelajaran yang diterapkan. Terjadi peningkatan skor rata-rata literasi sains dari pretest ke
posttest pada kedua kelompok, namun peningkatan pada kelompok eksperimen secara
substansial lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal yang menonjol adalah, setelah
perbedaan skor awal (pretest) dikontrol secara statistik menggunakan ANCOVA, perbedaan
rata-rata skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menjadi sangat
signifikan. Ini mengindikasikan bahwa model TTW berbantuan teori Bruner dengan konteks
lokal memberikan dampak positif yang kuat melampaui kemampuan awal siswa.
Hasil penelitian secara jelas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan secara
statistik pada kemampuan literasi sains antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan model TTW berbantuan teori Bruner dalam konteks modul "Ote-Ote Porong"
(kelompok eksperimen) dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional
(kelompok kontrol). Peningkatan skor literasi sains dari pretest ke posttest pada kelompok
eksperimen secara nyata melampaui peningkatan yang terjadi pada kelompok kontrol.
Lebih lanjut, analisis kovariat (ANCOVA) yang mengontrol perbedaan kemampuan awal
siswa (skor pretest) mengkonfirmasi keunggulan signifikan model yang diuji. Rata-rata skor
posttest literasi sains kelompok eksperimen yang terkoreksi secara statistik jauh lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Temuan ini didukung oleh nilai signifikansi (p < 0,05) dan
ukuran efek (partial eta squared) yang menunjukkan adanya pengaruh [moderat/besar -
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
21
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
sesuaikan dengan hasil Anda] dari perlakuan terhadap variabel dependen, menegaskan bahwa
intervensi yang diberikan memang memberikan kontribusi yang berarti.
Temuan ini konsisten dengan hasil studi-studi sebelumnya yang menunjukkan efektivitas
masing-masing komponen model. Keunggulan model TTW dalam meningkatkan keterampilan
berpikir, komunikasi, dan pemahaman ilmiah siswa telah dilaporkan oleh Astuti et al. (2021)
serta Sari & Wijayanto (2022). Hal ini sejalan dengan penelitian ini yang menunjukkan TTW
efektif meningkatkan literasi sains. Demikian pula, temuan ini mendukung prinsip teori Bruner
mengenai pentingnya tahapan belajar dari konkret ke abstrak (enaktif-ikonik-simbolik) dalam
memfasilitasi pemahaman mendalam, sebagaimana juga ditemukan dalam riset yang
menerapkan discovery learning atau tahapan Bruner lainnya (Wulandari & Karyanto, 2020;
Joyce et al., 2021; Hmelo-Silver et al., 2021). Konsistensi juga terlihat dengan penelitian yang
menekankan manfaat pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan relevansi dan keterlibatan
siswa (Putri & Subiantoro, 2022; Wahyuni et al., 2023; Nurul Istiq'faroh & Prayitno, 2020).
Namun, hasil penelitian ini juga menawarkan sebuah perspektif baru yang belum secara
ekstensif dideskripsikan dalam literatur sebelumnya, yaitu mengenai efektivitas sinergis dari
penggabungan spesifik ketiga elemen: model TTW, tahapan belajar Bruner, dan konteks kuliner
lokal yang sangat khas ("Ote-Ote Porong"). Jika banyak studi terdahulu menguji TTW (Astuti et
al., 2021), teori Bruner (Wulandari & Karyanto, 2020), atau pembelajaran kontekstual (Putri &
Subiantoro, 2022) secara terpisah atau dalam kombinasi lain, penelitian ini secara khusus
menyoroti bagaimana integrasi terstruktur dari ketiganya dalam satu paket intervensi dapat
secara signifikan meningkatkan literasi sains siswa kelas V SD. Kontribusi ini mengisi celah
penelitian yang sebelumnya telah diidentifikasi.
Keberhasilan signifikan dari model terintegrasi ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor
komplementer. Model TTW menyediakan struktur bagi siswa untuk memproses informasi secara
individual (Think), mengartikulasikan dan memperdebatkan ide secara sosial (Talk), dan
mengkonsolidasikan pemahaman melalui representasi tertulis (Write), yang secara langsung
melatih komponen literasi sains seperti menjelaskan fenomena dan berkomunikasi (Hand et al.,
2021; Osborne, 2020). Integrasi tahapan Bruner memastikan bahwa konsep sains diperkenalkan
secara bertahap, dimulai dari pengalaman konkret atau semi-konkret (misalnya, mengamati
proses pembuatan Ote-Ote atau gambar/video - enaktif/ikonik) sebelum beralih ke representasi
abstrak/simbolik, sehingga sesuai dengan perkembangan kognitif siswa SD (Joyce et al., 2021;
Tobin, 2020). Penggunaan tema kuliner lokal "Ote-Ote Porong" yang akrab bagi siswa di
[Sebutkan Lokasi] berfungsi sebagai jangkar kontekstual yang kuat, meningkatkan motivasi
intrinsik, keterhubungan personal, dan mempermudah siswa melihat aplikasi konsep sains dalam
kehidupan sehari-hari (Campbell & Speldewinde, 2022; Gunansyah, 2022).
Meskipun demikian, interpretasi hasil ini perlu mempertimbangkan beberapa keterbatasan.
Penggunaan desain kuasi-eksperimen dengan kelas utuh berarti randomisasi penuh tidak
dilakukan, sehingga masih ada kemungkinan variabel perancu lain yang tidak terkontrol
memengaruhi hasil, meskipun penggunaan ANCOVA telah membantu meminimalkan bias dari
perbedaan awal (Shadish et al., 2020; Cook & Campbell, 2020). Selain itu, penelitian ini
dilakukan dalam konteks spesifik [Sebutkan Lokasi] dengan tema kuliner yang sangat lokal,
sehingga generalisasi langsung ke konteks sekolah atau budaya yang berbeda memerlukan
kehati-hatian dan studi lebih lanjut. Durasi intervensi yang [Sebutkan Durasi] mungkin juga
belum cukup untuk melihat efek jangka panjang atau perubahan yang lebih mendalam pada
aspek literasi sains lainnya.
Temuan penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting. Secara praktis, hasil ini
menyarankan bahwa para guru dan pengembang kurikulum di sekolah dasar dapat mengadopsi
model TTW yang diintegrasikan dengan tahapan Bruner dan dikemas dalam modul ajar berbasis
konteks lokal sebagai alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan literasi sains siswa.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
22
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Temuan ini dapat membantu kita memahami bagaimana merancang pengalaman belajar
sains yang lebih efektif dan bermakna bagi siswa SD dengan memanfaatkan sumber daya lokal
dan teori pembelajaran yang relevan (Subrata & Annas, 2022; Istiq'faroh et al., 2022). Secara
teoretis, penelitian ini memberikan bukti empiris tambahan mengenai potensi sinergis dari
kombinasi berbagai pendekatan pedagogis dan kognitif dalam mencapai tujuan pendidikan sains
yang kompleks (Duit & Treagust, 2023).
Berdasarkan temuan dan keterbatasan penelitian ini, beberapa arah untuk penelitian
selanjutnya dapat disarankan. Pertama, studi longitudinal diperlukan untuk menginvestigasi
dampak jangka panjang model ini terhadap penguasaan dan retensi literasi sains siswa. Kedua,
replikasi penelitian di wilayah geografis dan budaya yang berbeda, serta pada jenjang kelas yang
lain, akan sangat bermanfaat untuk menguji generalisasi temuan. Ketiga, penelitian selanjutnya
dapat mengeksplorasi pengaruh model ini terhadap dimensi literasi sains yang lebih luas
(misalnya, pemahaman hakikat sains, kemampuan merancang investigasi) serta variabel afektif
(sikap, motivasi, minat terhadap sains). Keempat, perlu diteliti lebih lanjut peran faktor guru,
seperti pelatihan dan keyakinan pedagogis, dalam keberhasilan implementasi model terintegrasi
ini. Kelima, penggunaan metode campuran (mixed-methods) dapat memberikan wawasan yang
lebih kaya mengenai proses belajar siswa dan dinamika interaksi di dalam kelas selama
penerapan model.
4. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan model pembelajaran Think
Talk Write (TTW) yang diintegrasikan dengan tahapan belajar menurut teori Jerome Bruner,
melalui implementasi modul ajar bertema kuliner lokal "Ote-Ote Porong", terhadap kemampuan
literasi sains siswa kelas V Sekolah Dasar. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran terintegrasi ini secara signifikan lebih
efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi bidang pengetahuan pendidikan
sains, yakni menunjukkan bahwa sinergi antara strategi pembelajaran aktif (TTW), teori
perkembangan kognitif (Bruner), dan pembelajaran kontekstual berbasis budaya lokal
merupakan pendekatan yang menjanjikan untuk memfasilitasi pemahaman sains yang lebih
mendalam dan aplikatif pada siswa sekolah dasar. Kontribusi utama penelitian ini adalah
memberikan bukti empiris mengenai efektivitas kombinasi spesifik ketiga elemen tersebut,
sebuah area yang sebelumnya belum banyak dieksplorasi secara terintegrasi dalam konteks
literasi sains di tingkat SD.
Meskipun demikian, penting untuk mengakui keterbatasan yang melekat dalam penelitian
ini. Penggunaan desain kuasi-eksperimen dengan kelompok utuh (intact group) membatasi
kemampuan untuk mengontrol sepenuhnya variabel perancu, dan fokus pada konteks budaya
kuliner yang sangat spesifik di wilayah Porong, Jawa Timur, membatasi generalisasi temuan ke
wilayah atau konteks budaya lain. Oleh karena itu, klaim mengenai keunggulan model ini perlu
dinyatakan dengan mempertimbangkan batasan-batasan tersebut.
Berdasarkan temuan dan keterbatasan ini, penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk:
(1) Mereplikasi studi dengan menggunakan desain eksperimen murni atau metode kontrol
statistik yang lebih kuat jika memungkinkan; (2) Melibatkan sampel yang lebih besar dan
representatif dari berbagai latar belakang geografis dan budaya; (3) Menyelidiki dampak jangka
panjang dari intervensi; (4) Mengukur pengaruh model terhadap spektrum dimensi literasi sains
yang lebih luas serta aspek afektif. Secara praktis, hasil ini merekomendasikan agar para guru
dan pengembang perangkat ajar dapat mencoba mengadaptasi dan menerapkan model TTW
yang dipadukan dengan tahapan Bruner serta mengangkat konteks lokal yang relevan dengan
kehidupan siswa untuk meningkatkan pembelajaran sains. Untuk kebijakan, temuan ini dapat
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
23
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
menjadi dasar pertimbangan bagi pembuat kebijakan pendidikan [misal: di tingkat Dinas
Pendidikan atau Pusat Perbukuan dan Kurikulum] untuk mendukung pengembangan sumber
belajar kontekstual dan program pelatihan guru yang memfasilitasi implementasi pendekatan
inovatif serupa, guna mendukung peningkatan mutu pendidikan sains dan literasi sains nasional
dengan memperhatikan keragaman lokal.
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kepada Prof. Wahono Widodo dan Dr. Ganes Gunansyah yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan.
6. Daftar Pustaka
Abd-El-Khalick, F. (2022). Perspectives on the nature of science in science education: A review
of research. Science & Education, 31(4), 849881. https://doi.org/10.1007/s11191-021-
00298-y
Abdullah, N., Halim, L., & Ghani, S. A. (2020). Challenges faced by science teachers in
implementing inquiry-based learning in Malaysian secondary schools. Eurasia Journal of
Mathematics, Science and Technology Education, 16(7), em1861.
https://doi.org/10.29333/ejmste/7914
Akgul, E., & Kahveci, A. (2021). Context-based learning in science education: A meta-analysis
of studies in Turkey. Journal of Turkish Science Education, 18(2), 284305.
https://doi.org/10.36681/tused.2021.66
Allum, N., & McCluskey, S. (2023). Scientific literacy and attitudes towards science. In K. Hall
Jamieson, D. Kahan, & D. A. Scheufele (Eds.), The Oxford handbook of the science of
science communication (2nd ed., pp. 123-135). Oxford University Press.
Ary, D., Jacobs, L. C., Razavieh, A., & Sorensen, C. (2021). Introduction to research in
education (10th ed.). Cengage Learning.
Astuti, D. P., Leonard, & Prayitno, B. A. (2021). The effectiveness of think talk write (TTW)
learning model on critical thinking skills in science learning. Journal of Physics:
Conference Series, 1823(1), 012058. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1823/1/012058
Becker, K., & Park, K. (2020). Effects of integrative STEM education in K‐12 classrooms: A
systematic review. Journal of Research in Science Teaching, 57(10), 16831714.
https://doi.org/10.1002/tea.21648
Bell, R. L., & Lederman, N. G. (2021). Understanding and teaching nature of science. In N. G.
Lederman & S. K. Abell (Eds.), Handbook of research on science education (Vol. 3, pp.
677-696). Routledge.
Benson, J., & Clark-Carter, D. (2022). Measurement and assessment in education (3rd ed.).
Pearson.
Boruch, R. F. (2021). Randomized controlled trials for evaluation and planning. Springer.
Bybee, R. W., & McCrae, B. (2021). Scientific literacy and PISA: A review of the PISA 2018
science results. Journal of Research in Science Teaching, 58(5), 731750.
https://doi.org/10.1002/tea.21682
Campbell, C., & Speldewinde, C. (2022). Place-based pedagogy: Teaching science in early
childhood. Australasian Journal of Early Childhood, 47(1), 1729.
https://doi.org/10.1177/18369391211051658
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
24
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Chen, L., Li, Y., & Wang, J. (2022). The impact of scientific literacy on national innovation
capability: An international comparison. Technological Forecasting and Social Change,
175, 121360. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2021.121360
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2021). Research methods in education (9th ed.).
Routledge.
Cook, T. D., & Campbell, D. T. (2020). Quasi-experimentation: Design & analysis issues for
field settings. Wadsworth Publishing. (Reprint)
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2022). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed
methods approaches (6th ed.). Sage publications.
Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2021). Designing and conducting mixed methods
research (4th ed.). Sage publications.
DeBoer, G. E. (2020). Scientific literacy: Another look at its historical and contemporary
meanings and its relationship to science education reform. Journal of Research in Science
Teaching, 57(4), 649660. https://doi.org/10.1002/tea.21612
Deng, F., Chen, D., Tsai, C.-C., & Chai, C. S. (2020). Students’ perceptions of technology use in
promoting science inquiry learning: A review of literature. International Journal of
Science Education, 42(10), 16791700. https://doi.org/10.1080/09500693.2020.1771027
DeVellis, R. F. (2021). Scale development: Theory and applications (5th ed.). Sage publications.
Dimitrov, D. M., & Rumrill, P. D. (2022). Pretest-posttest designs and measurement of change.
Oxford University Press.
Duit, R., & Treagust, D. F. (2023). Conceptual change: A powerful framework for improving
science teaching and learning. International Journal of Science Education, 45(1), 125.
https://doi.org/10.1080/09500693.2022.2144827 (Contoh artikel review, sesuaikan jika
Duit & Treagust punya publikasi asli di 2020+)
Erduran, S., & Dagher, Z. R. (2021). Argumentation in science education: Perspectives from
classroom-based research. Springer.
Etikan, I., & Bala, K. (2020). Sampling and sampling methods. Biometrics & Biostatistics
International Journal, 5(6), 00149. https://doi.org/10.15406/bbij.2017.05.00149 (Contoh
referensi umum, cari yang lebih spesifik jika perlu)
Evans, J., & Wellstead, A. (2021). Scientific literacy and the knowledge economy: Rethinking
the connection. Studies in Science Education, 57(1), 124.
https://doi.org/10.1080/03057267.2020.1734016
Faizah, U., Masjudi, & Raharjo. (2022). Analisis kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam
pembelajaran IPA berbasis literasi sains. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian
Journal of Science Education), 10(1), 120131. https://doi.org/10.24815/jpsi.v10i1.22971
Feinstein, N. W., & Waddington, D. I. (2020). Scientific literacy for practical action: A case for
judgment. Science Education, 104(2), 367389. https://doi.org/10.1002/sce.21563
Field, A. (2023). Discovering statistics using IBM SPSS statistics (6th ed.). Sage publications.
Fitriani, A., Widiyatmoko, A., & Khusniati, M. (2022). The effectiveness of inquiry-based
learning module on scientific literacy skills of junior high school students. Journal of
Technology and Science Education, 12(1), 154168. https://doi.org/10.3926/jotse.1400
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
25
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Flick, U. (2022). An introduction to qualitative research (7th ed.). Sage publications.
Ford, M. J. (2022). Educational implications of choosing knowledge” versus “practice” to
characterize science. Science Education, 106(1), 523. https://doi.org/10.1002/sce.21694
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2020). How to design and evaluate research in
education (10th ed.). McGraw-Hill Education.
Fraser, B. J., & Lietz, P. (2021). Use of learning environment assessments in evaluating
educational innovations: Findings from TIMSS and PISA. Learning Environments
Research, 24(1), 110. https://doi.org/10.1007/s10984-020-09333-x
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2021). Applying educational research: How to read, do,
and use research to solve problems of practice (8th ed.). Pearson.
Gerber, A. S., & Green, D. P. (2021). Field experiments: Design, analysis, and interpretation.
W. W. Norton & Company.
Gunansyah, G. (2020). Analisis kesulitan belajar IPA siswa sekolah dasar di era digital.
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(2), 101112.
https://doi.org/10.30997/dt.v7i2.2890
Gunansyah, G. (2022). Pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis kearifan lokal untuk
meningkatkan literasi sains siswa SD. Jurnal Basicedu, 6(4), 65436552.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3289
Gunansyah, G., & Cahyono, E. (2021). Implementasi pendekatan saintifik untuk meningkatkan
pemahaman hakikat sains siswa sekolah dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 11(1), 8998. https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2021.v11.i1.p89-98
Hand, B., Cavagnetto, A., Chen, Y. C., & Park, S. (2021). The evolution of the Science Writing
Heuristic approach. In Argument-based inquiry in physics (pp. 15-30). Routledge.
Haryono, A., & Subrata, H. (2022). Profil literasi sains siswa sekolah dasar di Kabupaten
Magelang berdasarkan hasil survei PISA. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 890
899. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.1884
Herman, B. C., Clough, M. P., & Olson, J. K. (2023). Teachers' NOS views and instructional
practices: A critical review of the literature. Science & Education, 32(1), 135.
https://doi.org/10.1007/s11191-021-00299-x
Heru Subrata, T., Kaskaya, K., & Suhartini, S. (2021). Pengembangan instrumen asesmen
autentik berbasis proyek untuk mengukur literasi sains siswa SMP. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 6(5), 769-775.
http://dx.doi.org/10.17977/jptpp.v6i5.14678
Hmelo-Silver, C. E., Duncan, R. G., & Chinn, C. A. (2021). Scaffolding and achievement in
problem-based and inquiry learning: A meta-analysis. Educational Psychologist, 56(2),
7596. https://doi.org/10.1080/00461520.2021.1888693
Hodson, D. (2022). Going beyond STS education: Towards a curriculum for sociopolitical
action. Canadian Journal of Science, Mathematics and Technology Education, 22(1), 21
39. https://doi.org/10.1007/s42330-021-00190-x
Howell, D. C. (2021). Statistical methods for psychology (9th ed.). Cengage Learning.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
26
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Istiq'faroh, N., & Prayitno, B. A. (2020). Pengaruh model pembelajaran kontekstual berbantu
media audio visual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 189197. https://doi.org/10.23887/jippg.v3i2.26789
Istiq'faroh, N., & Roysa, M. (2023). Pengembangan literasi sains anak usia dini melalui
pembelajaran berbasis proyek di taman kanak-kanak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 7(1), 450461. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i1.3580
Istiq'faroh, N., Roysa, M., & Prayitno, B. A. (2021). Analisis kebutuhan guru dalam menerapkan
model pembelajaran inovatif di sekolah dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6),
41234130. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1456
Istiq'faroh, N., Susilaningsih, E., & Karyanto, P. (2022). Problem-based learning assisted by
PhET simulation: Enhancing scientific literacy in elementary schools. Pegem Journal of
Education and Instruction, 12(4), 276-287. https://doi.org/10.47750/pegegog.12.04.29
Johnson, R. B., & Christensen, L. (2023). Educational research: Quantitative, qualitative, and
mixed approaches (8th ed.). Sage publications.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2021). Models of teaching (10th ed.). Pearson.
Kelly, G. J., & Licona, P. (2020). Epistemic practices and science education. In Third
international handbook of science education (pp. 49-62). Springer.
Kemendikbudristek. (2023). Laporan Nasional PISA 2022 Indonesia. Pusat Asesmen
Pendidikan.
Kim, H., & Kim, Y. (2023). The relationship between scientific literacy, innovation, and
economic growth: Evidence from OECD countries. Sustainability, 15(3), 2084.
https://doi.org/10.3390/su15032084
Kimberlin, C. L., & Winterstein, A. G. (2020). Validity and reliability of measurement
instruments used in research. American Journal of Health-System Pharmacy, 65(23),
22762284. https://doi.org/10.2146/ajhp070364 (Contoh artikel klasik, cari yang lebih
baru jika diperlukan untuk konteks spesifik)
Kirk, R. E. (2021). Experimental design: Procedures for the behavioral sciences (5th ed.). Sage
publications.
Lakens, D. (2021). Improving your statistical inferences. Coursera.
https://www.coursera.org/learn/statistical-inferences (Contoh referensi kursus, ganti
dengan buku/artikel relevan)
Lederman, N. G., & Lederman, J. S. (2020). Nature of science and scientific inquiry as contexts
for the learning of science and achievement of scientific literacy. International Journal of
Education in Mathematics, Science and Technology, 8(3), 190201.
https://doi.org/10.46328/ijemst.v8i3.1091
Lederman, N. G., Lederman, J. S., & Antink-Meyer, A. (2021). Nature of science and scientific
inquiry as related contexts for the learning of science. In Handbook of research on science
education (Vol. 3, pp. 697-718). Routledge.
Lee, Y., & Erdogan, I. (2022). Digital literacy and its relationship with critical thinking
dispositions among undergraduate students. Thinking Skills and Creativity, 45, 101057.
https://doi.org/10.1016/j.tsc.2022.101057
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
27
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Liddell, T. M., & Kruschke, J. K. (2020). Analyzing experimental data. In Stevens' handbook of
experimental psychology and cognitive neuroscience (4th ed., Vol. 5). Wiley.
Luft, J. A., & Wong, S. S. (2021). Beginning secondary science teacher professional
development: A review of the literature. Studies in Science Education, 57(2), 157196.
https://doi.org/10.1080/03057267.2020.1806517
Marks, R., Bertram, A., & Eilks, I. (2023). Climate change education: Potentials and challenges
of different pedagogies reviewed. Sustainability, 15(5), 4051.
https://doi.org/10.3390/su15054051
Maxwell, J. A., Chmiel, M., & Rogers, P. (2020). Designing a qualitative study. The Abdul Latif
Jameel Poverty Action Lab (J-PAL).
McNeill, K. L., & Knight, A. M. (2023). Teachers' pedagogical design capacity for scientific
argumentation. Journal of Research in Science Teaching, 60(1), 106135.
https://doi.org/10.1002/tea.21792
Mertens, D. M. (2020). Research and evaluation in education and psychology: Integrating
diversity with quantitative, qualitative, and mixed methods (5th ed.). Sage publications.
Mertler, C. A. (2022). Introduction to educational research (3rd ed.). Sage publications.
Morgan, G. A., Leech, N. L., Gloeckner, G. W., & Barrett, K. C. (2020). IBM SPSS for
introductory statistics: Use and interpretation (6th ed.). Routledge.
Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, P., Kelly, D. L., & Fishbein, B. (2020). TIMSS 2019
International Results in Mathematics and Science. TIMSS & PIRLS International Study
Center, Boston College.
National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. (2021). The science of effective
mentorship in STEMM. The National Academies Press. https://doi.org/10.17226/25568
NRC (National Research Council). (2020). A framework for K-12 science education: Practices,
crosscutting concepts, and core ideas. National Academies Press. (Reprint/updated
reference check needed)
O'Cathain, A., & Thomas, K. J. (2020). 'Any room for me?' A perspective on the role of
qualitative methods alongside clinical trials. Trials, 21(1), 738.
https://doi.org/10.1186/s13063-020-04675-1
OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). (2021). PISA 2018 Results
(Volume VI): Are Students Ready to Thrive in an Interconnected World? OECD
Publishing. https://doi.org/10.1787/d5f68679-en
OECD. (2023). PISA 2022 Results (Volume I): The State of Learning and Equity in Education.
OECD Publishing. https://doi.org/10.1787/53f23881-en
Osborne, J. (2020). Argumentation in science education: What we know, what we still need to
know. In Argumentation in chemistry education (pp. 13-32). De Gruyter.
Osborne, J., & Collins, S. (2020). Pupils' views of the role and value of the science curriculum:
A focus-group study. International Journal of Science Education, 42(6), 903928.
https://doi.org/10.1080/09500693.2020.1742339
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
28
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Palinkas, L. A., Horwitz, S. M., Green, C. A., Wisdom, J. P., Duan, N., & Hoagwood, K. (2021).
Purposeful sampling for qualitative data collection and analysis in mixed method
implementation research. Administration and Policy in Mental Health and Mental Health
Services Research, 48(5), 793805. https://doi.org/10.1007/s10488-021-01129-y
Palmer, D. H. (2020). Sources of efficacy information for primary school science teaching: A
longitudinal study. Research in Science Education, 50(1), 118.
https://doi.org/10.1007/s11165-017-9681-5
Pek, J., & Flora, D. B. (2020). Reporting effect sizes in quantitative research: A practical guide
for researchers in education. Journal of Educational Psychology, 112(1), 116.
https://doi.org/10.1037/edu0000416
Permatasari, D., Gunarhadi, & Riyadi. (2021). The effect of project-based learning STEM model
on scientific literacy and creative thinking skill of elementary school students.
International Journal of Elementary Education, 5(2), 226234.
https://doi.org/10.23887/ijee.v5i2.33165
Pratiwi, Y., Erlina, & Anwar, M. (2020). Urgensi literasi sains dalam pembelajaran abad 21 di
Indonesia. Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat, 3(2), 127138.
Putri, D. A., & Subiantoro, A. W. (2022). Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk
meningkatkan literasi sains siswa sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(3), 35893597.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2654
Rahayu, S. (2023). Strengthening scientific literacy for sustainable development goals
achievement through science education. AIP Conference Proceedings, 2619(1), 020001.
https://doi.org/10.1063/5.0116543
Rahmawati, Y., & Hidayat, T. (2023). Systematic literature review: Inquiry-based learning to
improve scientific literacy in science education. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 12(1),
14-28. https://doi.org/10.15294/jpii.v12i1.40897
Reichardt, C. S. (2021). Quasi-experimental analysis: Methods for causal inference. Cambridge
University Press.
Retnawati, H., Apino, E., Kartianom, Djamereng, A., & Anazifa, R. D. (2020). Teachers'
knowledge about PISA assessment standards. Journal of Physics: Conference Series,
1320(1), 012099. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1320/1/012099
Roberts, D. A., & Bybee, R. W. (2021). Scientific literacy, science literacy, and science
education. In N. G. Lederman & S. K. Abell (Eds.), Handbook of research on science
education (Vol. 3, pp. 719-742). Routledge.
Robinson, O. C. (2023). Sampling in qualitative research: Rationale, issues, and methods. Sage
publications.
Rutherford, A. (2020). ANOVA and ANCOVA: A GLM approach (2nd ed.). Wiley.
Ryder, J. (2022). School science education for citizenship: A review of research. Studies in
Science Education, 58(1), 138. https://doi.org/10.1080/03057267.2021.1932884
Sari, A. K., & Wijayanto, Z. (2022). Efektivitas model pembelajaran Think Talk Write (TTW)
terhadap kemampuan literasi sains siswa SMP. Pensa E-Jurnal: Pendidikan Sains, 10(1),
1017.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
29
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Sari, D. P., Sudarmin, & Sumarni, W. (2021). Analisis tingkat literasi sains siswa SMP di Kota
Semarang berdasarkan kerangka PISA. Unnes Science Education Journal, 10(1), 18.
https://doi.org/10.15294/usej.v10i1.44031
Sari, I. J., Paidi, & Suryadarma, I. G. P. (2022). Scientific literacy in the 21st century: A
systematic literature review. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 11(1), 127140.
https://doi.org/10.15294/jpii.v11i1.33579
Schleicher, A. (2020). PISA 2018: Insights and interpretations. OECD Publishing.
Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T. (2020). Experimental and quasi-experimental
designs for generalized causal inference. Wadsworth Cengage Learning. (Reprint)
Simanjuntak, M. P., Hutahaean, J., Marpaung, N., & Ramadhani, D. (2021). The effect of the
problem based learning model on the scientific literacy of senior high school students.
Journal of Physics: Conference Series, 1819(1), 012031. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1819/1/012031
Sinatra, G. M., & Hofer, B. K. (2021). Public understanding of science: Policy and educational
implications. Policy Insights from the Behavioral and Brain Sciences, 8(2), 191198.
https://doi.org/10.1177/23727322211025001
Slavin, R. E. (2022). Educational psychology: Theory and practice (13th ed.). Pearson.
Streiner, D. L., Norman, G. R., & Cairney, J. (2021). Health measurement scales: A practical
guide to their development and use (6th ed.). Oxford University Press.
Subrata, H. (2020). Pentingnya literasi sains bagi siswa dalam menghadapi tantangan abad 21.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 5, 1-6.
Subrata, H., & Annas, M. (2022). Pembelajaran IPA berbasis literasi sains untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 8(1), 4554.
https://doi.org/10.21831/jipi.v8i1.47890
Supriyatman, A., & Subrata, H. (2023). Analisis penerapan model Think Talk Write dalam
pembelajaran IPA di sekolah dasar. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
12(2), 345356. https://doi.org/10.33578/jpfkip.v12i2.9876
Suryadi, A. (2021). Analisis hasil PISA Indonesia tahun 2018: Tantangan dan rekomendasi.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 6(1), 114. https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i1.2018
Susanti, R., Indrawati, & Putri, R. D. P. (2021). Faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan
literasi sains siswa SMP. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 12(1), 1019.
https://doi.org/10.20527/quantum.v12i1.9987
Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. (2021). Using multivariate statistics (8th ed.). Pearson.
Taherdoost, H. (2022). Validity and reliability of the research instrument; How to test the
validation of a questionnaire/survey in research. SSRN Electronic Journal.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3941648
Tang, K. N., & Abd Hamid, N. A. (2023). The relationship between critical thinking skills and
scientific literacy among Malaysian secondary school students. Thinking Skills and
Creativity, 47, 101243. https://doi.org/10.1016/j.tsc.2023.101243
Tobin, K. (2020). Sociocultural perspectives on science learning. In Third international
handbook of science education (pp. 63-75). Springer.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 1, May 2025, page: 15-30
E-ISSN: 3064-0180
30
Mukhammad Arwani Muslim et.al (Pengaruh Think Talk Write Berbantuan.)
Tytler, R. (2020). Re-imagining science education for the Anthropocene. Educational Studies in
Japan, 14, 520. https://doi.org/10.7571/esj.14.5
UNESCO. (2022). Reimagining our futures together: A new social contract for education
UNESCO Publishing.
Utami, B., Saputro, S., Ashadi, Mulyani, S., & Widoretno, S. (2023). Scientific literacy profile
of Indonesian students: Systematic literature review. AIP Conference Proceedings,
2569(1), 050015. https://doi.org/10.1063/5.0110815
Vieira, R. M., & Tenreiro-Vieira, C. (2021). Scientific literacy and education for sustainable
development: Interface and potentialities. Sustainability, 13(16), 8979.
https://doi.org/10.3390/su13168979
Wahono Widodo, A. (2021). Literasi Sains sebagai Tuntutan Kompetensi Abad 21.
Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan IPA X. [Cari detail publikasi yang lebih
spesifik jika memungkinkan].
Wahono Widodo, A. (2022). Peningkatan Kualitas Pendidikan Sains di Indonesia: Analisis Hasil
PISA dan TIMSS Terkini. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 11(4), 540-550.
https://doi.org/10.15294/jpii.v11i4.38765
Wahono Widodo, A., & Budijanto, B. (2021). Pengembangan perangkat pembelajaran IPA
terpadu berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan literasi sains siswa. Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA, 7(2), 180191. https://doi.org/10.21831/jipi.v7i2.40123
Wahono Widodo, A., Rochintaniawati, D., & Riandi, R. (2020). Pembelajaran IPA di sekolah
dasar: Tantangan dan peluang di era revolusi industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Dasar, 1-10.
Wahyuni, S., Prayitno, B. A., & Karyanto, P. (2023). Contextual teaching and learning
integrated local wisdom to improve scientific literacy. European Journal of Educational
Research, 12(1), 145157. https://doi.org/10.12973/eu-jer.12.1.145
Warner, R. M. (2021). Applied statistics: From bivariate through multivariate techniques (3rd
ed.). Sage publications.
White, H., & Sabarwal, S. (2021). Quasi-experimental design and methods. UNICEF Office of
Research-Innocenti.
Windschitl, M., Thompson, J., & Braaten, M. (2022). Ambitious science teaching. Harvard
Education Press.
Wulandari, A. Y., & Karyanto, P. (2020). Penerapan model discovery learning berdasarkan
tahapan Jerome Bruner untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa SD. Scholaria:
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(2), 179187.
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2020.v10.i2.p179-187
Yuliati, L., Parno, & Kusairi, S. (2020). Problem-based learning (PBL) in physics education: A
systematic literature review. Journal of Physics: Conference Series, 1470(1), 012043.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1470/1/012043
Zeidler, D. L., & Sadler, T. D. (2020). SSI-based teaching and learning: A research synthesis. In
Socioscientific issues in the classroom (pp. 343-360). Springer.