I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 2, November 2025, page: 64-69
E-ISSN: 3064-0180
64
Alisa Ragil et.al (Pemanfaatan Media Digital dalam....)
Pemanfaatan Media Digital dalam Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Penguatan Etika Sosial di
Kalangan Remaja
Alisa Ragil
a,1
, Amelia Kartika
b,2
, Nabila Rahma Azhara
c,3
, Nur Asia Aswat
d,4
, Riska Puspita Sari
e,5
a,b,c,d,e
Universitas Pamulang, Jl. Raya Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan,
Banten 15310.
Email:
1
alisaragil9106@gmail.com;
2
ameliakartika0499@gmail.com;
3
nabilaazhara06@gmail.com;
4
shoapnurasia12@gmail.com;
5
riskapuspitasari530@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 12 Agustus 2025
Direvisi: 20 September 2025
Disetujui: 28 Oktober 2025
Tersedia Daring: 1 November
2025
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran media digital
dalam pendidikan kewarganegaraan guna memperkuat etika
sosial di kalangan remaja melalui studi literatur. Metode yang
digunakan adalah kajian pustaka (literature review) dengan
menelaah artikel ilmiah nasional dan internasional yang terbit
dalam lima tahun terakhir (20192024). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa media digital berperan signifikan dalam
penyebaran nilai-nilai kewarganegaraan dan etika sosial,
karena mampu menghadirkan pembelajaran interaktif, relevan,
dan kontekstual dengan kehidupan remaja. Namun, tantangan
berupa penyebaran hoaks, ujaran kebencian, rendahnya literasi
digital, dan maraknya perilaku negatif di ruang maya masih
menjadi hambatan serius. Oleh karena itu, diperlukan strategi
pedagogis yang terintegrasi antara literasi digital, pembelajaran
berbasis proyek, serta kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Dengan demikian, media digital dapat menjadi
instrumen efektif dalam membentuk generasi muda yang
beretika, kritis, dan bertanggung jawab sebagai warga negara.
Kata Kunci:
Media Digital
Pendidikan
Kewarganegaraan
Etika Sosial
Remaja
ABSTRACT
Keywords:
Digital Media
Civic Education
Social Ethics
Adolescents
This study aims to examine the role of digital media in civic
education to strengthen social ethics among adolescents through
a literature review. The method used is a literature study that
analyzes national and international scientific articles published
in the last five years (20192024). The findings indicate that
digital media plays a significant role in promoting civic values
and social ethics by providing interactive, relevant, and
contextual learning experiences for adolescents. However,
challenges such as the spread of hoaxes, hate speech, low digital
literacy, and negative online behavior remain major obstacles.
Therefore, integrated pedagogical strategies are required,
including digital literacy, project-based learning, and
collaboration among schools, families, and communities. With
such approaches, digital media can serve as an effective
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 2, November 2025, page: 64-69
E-ISSN: 3064-0180
65
Alisa Ragil et.al (Pemanfaatan Media Digital dalam....)
instrument in shaping young generations to become ethical,
critical, and responsible citizens.
©2025, Alisa Ragil, Amelia Kartika, Nabila Rahma Azhara,
Nur Asia Aswat, Riska Puspita Sari
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital pada era globalisasi saat ini memberikan dampak
signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Remaja
sebagai generasi digital native banyak menghabiskan waktu di ruang digital, baik melalui
media sosial, platform pembelajaran, maupun aplikasi komunikasi. Kondisi ini membuka
peluang besar bagi dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), untuk
memanfaatkan media digital sebagai sarana pembelajaran yang lebih interaktif, relevan, dan
mudah diakses. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran strategis dalam membentuk
karakter, menumbuhkan kesadaran berbangsa, dan menanamkan nilai-nilai etika sosial pada
remaja. Namun, di tengah arus informasi yang begitu deras, r emaja kerap menghadapi
tantangan berupa penyalahgunaan media digital, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian,
hingga perilaku tidak etis dalam berinteraksi di dunia maya. Hal ini menunjukkan pentingnya
integrasi media digital dalam pembelajaran PKn yang tidak hanya menyampaikan pengetahuan
kewarganegaraan, tetapi juga menekankan pembentukan sikap dan etika sosial yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
Pemanfaatan media digital dalam PKn dapat menjadi solusi untuk mendekatkan materi
pelajaran dengan kehidupan nyata remaja. Melalui video pembelajaran, forum diskusi daring,
media sosial edukatif, hingga simulasi interaktif, siswa dapat dilatih untuk memahami dan
mempraktikkan etika sosial dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, media digital
memungkinkan adanya kolaborasi, kreativitas, dan partisipasi aktif siswa, sehingga mereka
tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga penggerak dalam penyebaran nilai-nilai
positif. Namun, di tengah arus digitalisasi, masih terdapat tantangan besar yang dihadapi
remaja. Fenomena maraknya penyebaran hoaks, ujaran kebencian, perilaku intoleran, hingga
menurunnya sikap saling menghargai dalam ruang digital menunjukkan adanya kelemahan
dalam pembentukan etika sosial remaja. Beberapa penelitian sebelumnya telah menyoroti
efektivitas media digital dalam pembelajaran. Misalnya, penelitian Suryani (2020) menemukan
bahwa penggunaan media digital berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis siswa, namun belum menyentuh aspek etika sosial secara mendalam. Penelitian Rinaldi
(2019) juga menegaskan bahwa media digital mampu memperkuat kesadaran berwarga negara,
tetapi lebih fokus pada ranah kognitif ketimbang ranah afektif. Selanjutnya, studi Astuti (2021)
menunjukkan adanya pengaruh negatif algoritma media sosial yang mendorong konten
provokatif terhadap sikap toleransi remaja, tetapi penelitian ini tidak mengaitkannya dengan
peran Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian lain oleh Putri (2022) membuktikan bahwa
literasi digital penting dalam membangun budaya dialog di kalangan siswa, namun belum
terintegrasi secara eksplisit dengan kurikulum PKn. Sementara itu, penelitian Nugroho (2023)
mengkaji peran guru dalam memoderasi diskusi daring untuk mencegah ujaran kebencian,
tetapi tidak secara khusus menyoroti dampaknya terhadap penguatan etika sosial remaja.
Dengan demikian, meskipun terdapat penelitian-penelitian yang menekankan pentingnya media
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 2, November 2025, page: 64-69
E-ISSN: 3064-0180
66
Alisa Ragil et.al (Pemanfaatan Media Digital dalam....)
digital dalam pembelajaran, masih belum banyak yang secara khusus menyoroti keterkaitan
langsung antara pemanfaatan media digital dengan penguatan etika sosial dalam konteks
Pendidikan Kewarganegaraan.Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini menggunakan
metode studi literatur dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan media digital dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai sarana penguatan etika sosial
remaja. Penelitian ini diarahkan untuk memahami sejauh mana media digital mampu
meningkatkan partisipasi, keterlibatan, serta sikap kritis siswa terhadap isu-isu
kewarganegaraan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengkaji bagaimana
penggunaan media digital dapat memberikan dampak positif terhadap pembentukan empati,
toleransi, dan sikap saling menghargai di kalangan remaja, sekaligus mengidentifikasi berbagai
tantangan yang muncul seperti hoaks, ujaran kebencian, serta ketimpangan akses yang
membatasi pemanfaatannya. Lebih jauh, penelitian ini berupaya merumuskan strategi
pedagogis yang tepat agar guru dan sekolah dapat mengintegrasikan literasi digital dalam
pembelajaran PKn, sehingga proses belajar tidak hanya berfokus pada pengetahuan kognitif,
tetapi juga mendukung pengembangan karakter dan etika sosial yang relevan dengan
kehidupan digital remaja masa kini. Kebaruan penelitian ini terletak pada fokus kajiannya yang
secara khusus menghubungkan pemanfaatan media digital dengan penguatan etika sosial
remaja dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan. Jika penelitian sebelumnya lebih banyak
menekankan pada aspek kognitif, seperti peningkatan pengetahuan kewarganegaraan dan
literasi digital, penelitian ini menghadirkan perspektif baru dengan menitikberatkan pada
dimensi afektif yang berkaitan langsung dengan pembentukan sikap sosial remaja di ruang
digital. Penelitian ini juga menawarkan pendekatan integratif dengan menggabungkan teori
Social Learning Bandura dan strategi pedagogis PKn yang melibatkan literasi digital,
pembelajaran berbasis proyek, serta peran kolaboratif antara guru, sekolah, dan keluarga.
Dengan demikian, penelitian ini menghadirkan kontribusi yang berbeda sekaligus memperkaya
wacana akademik tentang bagaimana media digital tidak hanya menjadi sarana penyampaian
materi, tetapi juga instrumen penting dalam membentuk etika sosial dan karakter
kewarganegaraan remaja di era digital. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa
pemanfaatan media digital dalam pembelajaran PKn tidak hanya berfungsi sebagai sarana
transfer pengetahuan, tetapi juga memiliki peran strategis dalam membentuk etika sosial
remaja sehingga mampu melahirkan generasi yang kritis, toleran, dan berkarakter di era digital.
2. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi literature
review yaitu berfokus pada analisis mendalam terhadap teori, konsep, dan hasil penelitian sebelumnya,
tanpa melakukan pengumpulan data langsung di lapangan. Studi literatur merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan menelusuri berbagai sumber tertulis seperti buku, catatan,
dan laporan yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian. Menurut Zed (2008), kegiatan ini
mencakup proses mengumpulkan referensi, membaca, mencatat, serta mengelola bahan-bahan pustaka
yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Sementara menurut Utari, dkk (2024:75), dalam
buku Metodologi Penelitian, studi literatur adalah kunci dalam menuliskan karya ilmiah dengan cara
melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber referensi yang valid dan terpercaya. Sumber data
yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari berbagai bahan tertulis seperti buku, jurnal
ilmiah, artikel, laporan penelitian, dan dokumen resmi yang relevan dengan topik kajian. Data yang
digunakan bukan hasil observasi langsung, melainkan informasi yang telah dipublikasikan sebelumnya.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 2, November 2025, page: 64-69
E-ISSN: 3064-0180
67
Alisa Ragil et.al (Pemanfaatan Media Digital dalam....)
Peneliti menelaah dan menganalisis sumber-sumber tersebut untuk memperoleh pemahaman mendalam
serta menyusun kesimpulan berdasarkan hasil penelitian terdahulu. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan. Pertama, peneliti mengidentifikasi dan mencari
sumber-sumber pustaka yang berkaitan dengan topik media digital, Pendidikan Kewarganegaraan, dan
etika sosial remaja. Kedua, peneliti menyeleksi literatur yang paling relevan dan mutakhir agar sesuai
dengan konteks saat ini. Ketiga, peneliti menganalisis isi dari literatur tersebut, membandingkan
pendapat para ahli, serta melihat persamaan dan perbedaan hasil penelitian sebelumnya. Keempat,
peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
peran media digital dalam memperkuat etika sosial remaja melalui pembelajaran PKn.
3. Hasil dan Pembahasan
A. Media Digital Sebagai Sarana Pembelajaran PKn
Media digital memberikan peluang besar dalam proses pembelajaran PKn. Melalui
konten interaktif, forum diskusi, serta akses cepat terhadap informasi, media digital dapat
meningkatkan keterlibatan siswa dan menumbuhkan sikap kritis terhadap isu sosial (Junco,
2014; Kaplan & Haenlein, 2010). Media digital telah menjadi salah satu instrumen penting
dalam mendukung proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Melalui media
digital, siswa dapat mengakses informasi dengan cepat, berdiskusi melalui forum daring, dan
memanfaatkan konten interaktif yang mendorong keterlibatan aktif dalam proses belajar. Junco
(2014) menegaskan bahwa interaksi di media digital mampu meningkatkan partisipasi siswa
dalam pembelajaran, sedangkan Kaplan & Haenlein (2010) melihat media sosial sebagai ruang
potensial untuk membangun komunikasi edukatif. Dalam perspektif teori Social Learning yang
dikemukakan oleh Bandura (1977), perilaku dapat dipelajari melalui observasi. Artinya, remaja
dapat belajar tentang etika sosial dengan meniru perilaku positif yang ditampilkan dalam
konten digital. Sejalan dengan penelitian Rinaldi (2019), pemanfaatan media digital dalam
pembelajaran PKn terbukti meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa terhadap isu-isu
kebangsaan, sekaligus mendorong tumbuhnya kesadaran berwarga negara yang lebih reflektif.
B. Dampak Positif terhadap Etika Sosial Remaja
Penggunaan media digital dalam PKn memperkuat nilai partisipasi, kerja sama, dan
dialog. Remaja dapat berlatih menghargai perbedaan pendapat, mengembangkan empati, serta
membangun identitas kewarganegaraan melalui aktivitas digital berbasis proyek (Winataputra,
2015; Budimansyah, 2010). Selain itu, literasi digital menjadi faktor penentu apakah media
digital memberi dampak positif atau justru menimbulkan risiko etis (Buckingham, 2007;
Lankshear & Knobel, 2008). Pemanfaatan media digital dalam pembelajaran PKn memberikan
dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan etika sosial remaja. Melalui ruang
digital, siswa dapat dilatih untuk berpartisipasi, bekerja sama, serta menghargai perbedaan
pendapat dalam diskusi daring. Winataputra (2015) menekankan bahwa media digital
mendukung terciptanya suasana belajar yang kolaboratif, sementara Budimansyah (2010)
melihatnya sebagai wadah untuk memperkuat identitas kewarganegaraan. Selain itu, aktivitas
berbasis proyek digital seperti kampanye toleransi dapat menumbuhkan empati dan kepedulian
sosial di kalangan remaja. Buckingham (2007) dan Lankshear & Knobel (2008) menambahkan
bahwa literasi digital merupakan faktor kunci untuk memastikan media digital membawa
dampak positif, karena tanpa keterampilan tersebut remaja rentan terjebak dalam risiko etis.
Hasil penelitian Suryani (2020) juga mendukung pandangan ini dengan menunjukkan bahwa
remaja yang aktif dalam proyek pembelajaran berbasis digital cenderung memiliki tingkat
empati sosial yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak terlibat.
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 2, November 2025, page: 64-69
E-ISSN: 3064-0180
68
Alisa Ragil et.al (Pemanfaatan Media Digital dalam....)
C. Tantangan dan Hambatan
Beberapa tantangan yang muncul antara lain maraknya hoaks dan ujaran kebencian
(Nasrullah, 2016), kasus cyberbullying yang melemahkan empati sosial (Livingstone &
Helsper, 2007), serta ketimpangan akses internet di kalangan remaja (Livingstone & Helsper,
2007). Faktor algoritma media sosial yang cenderung mendorong konten kontroversial juga
dapat melemahkan nilai toleransi. Meskipun memiliki potensi besar, pemanfaatan media digital
dalam pembelajaran PKn tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah maraknya hoaks dan
ujaran kebencian yang beredar luas di media sosial, sebagaimana diungkapkan oleh Nasrullah
(2016), yang dapat merusak kualitas pembelajaran dan membentuk sikap intoleran. Selain itu,
cyberbullying menjadi masalah serius yang melemahkan empati dan menurunkan rasa percaya
diri remaja (Livingstone & Helsper, 2007). Tantangan lain adalah ketimpangan akses internet
yang masih terjadi, sehingga tidak semua siswa dapat memanfaatkan media digital secara
merata. Algoritma media sosial yang cenderung menonjolkan konten kontroversial juga dapat
mempersempit wawasan siswa, menjebak mereka dalam echo chamber, dan pada akhirnya
melemahkan nilai toleransi. Penelitian Astuti (2021) mengonfirmasi hal ini dengan
menunjukkan bahwa sebagian remaja justru lebih terpapar pada konten provokatif ketimbang
konten edukatif, yang kemudian berimplikasi negatif pada sikap sosial mereka.
D. Strategi Pedagogis
Untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pemanfaatan media digital, diperlukan
strategi pedagogis yang tepat. Guru dan sekolah memiliki peran sentral dalam memastikan
bahwa penggunaan media digital mendukung pembelajaran yang etis. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah mengintegrasikan literasi digital dalam kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan sehingga siswa tidak hanya memahami materi kewarganegaraan, tetapi juga
terampil dalam menggunakan teknologi secara bijak (Ribble, 2011). Selain itu, pembelajaran
dapat dirancang berbasis proyek, misalnya melalui kampanye digital bertema toleransi dan
kebinekaan, yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif sekaligus menginternalisasi nilai-
nilai sosial (Sari, 2019). Guru juga berperan sebagai moderator dalam diskusi daring untuk
menjaga interaksi tetap sehat, inklusif, dan menghargai perbedaan (Winataputra, 2015). Lebih
jauh, kolaborasi antara sekolah dan keluarga sangat penting agar kontrol penggunaan media
digital di kalangan remaja dapat berjalan seimbang. Dengan demikian, strategi pedagogis yang
terintegrasi antara literasi digital, pembelajaran berbasis proyek, fasilitasi diskusi, dan
keterlibatan orang tua diharapkan mampu mengoptimalkan peran media digital sebagai sarana
penguatan etika sosial di kalangan remaja.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media digital dalam
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang sangat signifikan dalam memperkuat etika
sosial di kalangan remaja. Media digital tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian
informasi, tetapi juga sebagai ruang interaktif yang mampu mendorong partisipasi aktif,
meningkatkan literasi kritis, serta menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan dan etika sosial.
Penggunaan media digital memungkinkan remaja untuk belajar mengenai toleransi, kerja sama,
empati, dan tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang lebih
kontekstual dan relevan dengan kehidupan mereka. Namun, pemanfaatan media digital juga
menghadapi tantangan yang cukup kompleks, seperti penyebaran hoaks, cyberbullying, ujaran
kebencian, serta ketimpangan akses. Oleh karena itu, pemanfaatan media digital dalam PKn
I M E J
Innovations in Multidisciplinary Education Journal
Vol. 2, No. 2, November 2025, page: 64-69
E-ISSN: 3064-0180
69
Alisa Ragil et.al (Pemanfaatan Media Digital dalam....)
harus didukung dengan strategi pedagogis yang tepat, literasi digital yang kuat, serta kolaborasi
antara guru, sekolah, dan keluarga. Dengan pendekatan yang komprehensif, media digital dapat
menjadi instrumen efektif dalam membentuk generasi muda yang beretika, kritis, dan
bertanggung jawab sebagai warga negara.
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen pengampu
Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pamulang, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta motivasi selama proses penulisan artikel ini berlangsung. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan
moral, bantuan, serta referensi ilmiah yang sangat bermanfaat dalam penyusunan karya ini.
Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang
telah bekerja sama dengan penuh tanggung jawab dan semangat sehingga artikel ini dapat
terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan kontribusi dari
berbagai pihak, karya ini tidak akan tersusun dengan sempurna.
6. Daftar Pustaka
Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun
Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Junco, R. (2014). Engaging students through social media: Evidence-based practices for use in
student affairs. Jossey-Bass.
Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of social media. Business Horizons, 53(1), 5968.
Livingstone, S., & Helsper, E. J. (2007). Gradations in digital inclusion: Children, young
people and the digital divide. New Media & Society, 9(4), 671696.
Nasrullah, R. (2016). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ribble, M. (2011). Digital citizenship in schools: Nine elements all students should know (2nd
ed.). International Society for Technology in Education
Santrock, J. W. (2014). Adolescence (15th ed.). New York: McGraw-Hill.
Sari, D. P. (2019). Peran media sosial dalam pembentukan etika sosial remaja. Jurnal
Pendidikan Karakter, 9(2), 201213.
Utari, dkk. 2024. Metodologi Penelitian. Padang. CV. Gita Lentera.
Winataputra, U. S. (2015). Pendidikan kewarganegaraan dalam perspektif internasional: Kajian
perbandingan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 21(1), 2335.
Zed, M. (2008). Metode peneletian kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor