Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 25-30
E-ISSN: 3026-4014
- 26 -
1. Pendahuluan
Pembelajaran matematika pada perguruan tinggi merupakan salah satu pembelajaran yang penting
dipelajari, khususnya untuk mahasiswa program studi pendidikan matematika. Pembelajaran matematika
erat kaitannya dengan kemampuan matematis. Kemampuan matematis perlu dikuasai oleh mahasiswa,
sehingga mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematis dalam
kehidupannya. NCTM (dalam Nugroho & Dwijayanti, 2019) menyatakan bahwa kemampuan pemecahan
masalah merupakan salah satu dari lima standar kemampuan matematis yang harus dikuasai. Keempat
kemampuan matematis lain yang harus dikuasai adalah kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi,
kemampuan penalaran, dan kemampuan representasi.
Agustami, dkk (2021) menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan
kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang non rutin. Mahasiswa diharapkan mampu untuk
menerapkan kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Hendriana & Soemarmo (2014) menyatakan bahwa bagian terpenting dalam pembelajaran matematika
adalah kemampuan pemecahan masalah, hal tersebut dikarenakan setiap langkah penyelesaian
permasalahan matematis merupakan inti dari matematika. Kemampuan pemecahan masalah merupakan
kemampuan seseorang dalam menggunakan logika kompleks yaitu dengan cara mengumpulkan fakta-
fakta, menganalisis informasi yang telah dikumpulkan, serta membangun berbagai cara mencari bagian
yang hilang dan memilih cara yang paling efektif untuk menyelesaikan suatu permasalahan (Attri, 2018).
Kemampuan pemecahan masalah mahasiswa berpengaruh pada hasil belajar mahasiswa.
Mahasiswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, cenderung memiliki hasil belajar
yang baik pula. Kemampuan pemecahan masalah dikatakan baik, jika memenuhi indikator kemampuan
pemecahan masalah. Beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Siswono (2018)
adalah pengalaman awal, latar belakang matematika, keinginan serta motivasi, dan struktur masalah.
Polya (1973) menyatakan bahwa terdapat tahapan dalam pemecahan masalah, yang meliputi: 1)
memahami masalah, 2) perencanaan strategi pemecahan masalah, 3) melaksanakan strategi pemecahan
masalah, dan 4) memeriksa kembali hasil pekerjaannya.
Pada dasarnya mahasiswa memerlukan kemampuan pemecahan masalah untuk menyelesaikan
permasalahan pada mata kuliah yang dipelajari. Salah satu mata kuliah wajib yang memerlukan
kemampuan pemecahan masalah dalam penyelesaiannya adalah mata kuliah aljabar linier. Mata kuliah
aljabar linier diberikan pada semester 4. Mata kuliah tersebut mempelajari tentang konsep aljabar linier
dan penerapan dalam penyelesaian masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier. Berdasarkan
hasil observasi, ditemukan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan mata kuliah aljabar linier. Kesulitan mahasiswa
dalam penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan aljabar linier tampak ketika mahasiswa
mengalami kesalahan perhitungan dan kesalahan konsep. Hanifah & Nawafilah (2021) menyatakan
pentingnya mata kuliah aljabar linier dalam memberikan kompetensi berupa pengetahuan dalam
menyelesaikan permasalahan matematis. berdasarkan hal tersebut, mata kuliah aljabar linier penting
dipelajari, khususnya untuk mahasiswa Pendidikan matematika.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujun untuk mendeskripsikan
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aljabar
linier. Penelitian dilaksanakan di STKIP Modern Ngawi dengan subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa program studi Pendidikan Matematika semester 4 yang menempuh mata kuliah Aljabar Linier.
Data dalam penelitian ini meliputi hasil jawaban mahasiswa berkaitan dengan penyelesaian soal aljabar
linier serta hasil wawancara dengan mahasiswa. Metode pengumpulan data dilaksanakan dengan cara
memberikan soal kepada mahasiswa dan wawancara dengan mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini
meliputi dua mahasiswa yang mempunyai nilai tes tertinggi dan terendah. Instrumen penelitian meliputi
soal tes aljabar linier dan pedoman wawancara. Tes yang diberikan kepada mahasiswa meliputi soal yang
berkaitan dengan aljabar linier khususnya pada materi sistem persamaan linier.