Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-128
E-ISSN: 3026-4014
- 122 -
Artikel Penelitian
Naskah dikirim: 20/09/2024 Selesai revisi: 10/10/2024 Disetujui: 17/11/2024 Diterbitkan: 01/12/2024
Analisis Manajemen Inovasi Pembelajaran Berbasis Proyek di TK Kelinci Kota Depok
Siti Mariyatul Koimah
a,1
, Nur Amalia Zahra
b,2
a,b
Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia
e-mail:
1
mariyatulkoimah@gmail.com;
2
araamalia21@gmail.com
Abstrak:
Penelitian ini mengkaji penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) di TK Kelinci dengan
fokus pada manajemen inovasi pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk
memahami secara mendalam pengalaman, pandangan, dan praktik para pendidik dan peserta didik. Data
dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan kepala sekolah dan guru, observasi partisipatif di kelas,
serta tinjauan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PjBL secara signifikan meningkatkan
keterlibatan, kreativitas, dan perkembangan sosial siswa dengan melibatkan mereka dalam proyek-proyek
yang relevan dan bermakna. Penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan, termasuk keterbatasan
sumber daya, kurangnya pelatihan bagi pendidik, dan resistensi terhadap perubahan dari berbagai
pemangku kepentingan. Untuk mengatasi hambatan ini, strategi manajemen yang efektif sangat penting,
yang meliputi perencanaan yang matang, pengorganisasian, partisipasi aktif, dan penilaian kontinu.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa PBL tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan yang beragam
tetapi juga memperkuat kerjasama antara semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan
.
Kata kunci:
Pembelajaran berbasis proyek, manajemen inovasi, Pendidikan anak usia dini, Tk kelinci,
Metode kualitatif
Abstract:
This study investigates the implementation of Project-Based Learning (PjBL) at TK Kelinci,
focusing on the management of educational innovations. The research employs a qualitative approach to
deeply understand the experiences, views, and practices of educators and students. Data were collected
through in-depth interviews with school principals and teachers, participatory observations in classrooms,
and documentation review. The findings reveal that PjBL significantly enhances student engagement,
creativity, and social development by involving them in relevant and meaningful projects. The study also
identifies several challenges, including limited resources, insufficient training for educators, and resistance
to change from various stakeholders. To overcome these obstacles, effective management strategies are
crucial, encompassing meticulous planning, organization, active participation, and continuous assessment.
The study concludes that PBL not only meets diverse educational needs but also fosters collaboration
among all parties involved in the educational process
Keywords
: Project-Based Learning, Innovation Management, Early Childhood Education, TK Kelinci,
Qualitative Research
Hak Cipta©2024 Siti Mariyatul Koimah, Nur Amalia Zahra
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-128
E-ISSN: 3026-4014
- 123 -
1. Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan tahap penting dalam membentuk karakter dan
pondasi pengetahuan anak. Pada periode ini, anak-anak mengalami perkembangan pesat dalam
berbagai aspek, termasuk kognitif, emosional, sosial, dan fisik (Zahra et al., 2024). Pada periode ini,
mereka mengalami perkembangan dalam berbagai aspek, seperti koordinasi motorik halus (misalnya,
menggenggam pensil atau menyusun balok) dan motorik kasar (seperti berlari dan melompat). Selain
itu, mereka juga mengembangkan kemampuan kognitif, seperti pemecahan masalah dan berpikir
logis, serta keterampilan bahasa dan komunikasi, yang mencakup kemampuan berbicara,
mendengarkan, dan memahami. Perkembangan ini mencakup peningkatan dalam kecerdasan
intelektual (IQ), yang berkaitan dengan kemampuan berpikir dan belajar kecerdasan emosional (EQ),
yang melibatkan pengelolaan emosi dan hubungan interpersonal; kecerdasan spiritual (SQ), yang
terkait dengan pemahaman makna hidup dan nilai-nilai moral serta kecerdasan religius (RQ), yang
mencakup pemahaman tentang agama dan kepercayaan. Setiap anak mengalami perkembangan ini
sesuai dengan tahapan pertumbuhan biologis dan psikologisnya.
Perkembangan teknologi telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap dunia
pendidikan, termasuk pendidikan anak usia dini. Peran teknologi informasi telah banyak membantu
pendidik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Sebagai contoh, teknologi
memungkinkan pembelajaran bagi anak-anak usia dini tanpa batasan jarak dan waktu, sehingga akses
pendidikan tidak lagi terhalang oleh perbedaan geografis, ekonomi, atau sosial. Platform
pembelajaran online menyediakan berbagai materi edukatif yang dapat diakses secara mudah,
memungkinkan anak-anak untuk belajar dengan cara yang interaktif dan menyenangkan. Hal ini
memungkinkan penyediaan pengalaman belajar yang lebih kaya dan bervariasi, yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan setiap anak. (Marlinah, 2018). Kurikulum Merdeka
adalah kurikulum yang menerapkan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dan terstruktur secara
optimal, sehingga peserta didik memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendalami konsep dan
meningkatkan kompetensi (Koimah et al., 2024). Dalam kerangka kurikulum ini, pendidik diberi
fleksibilitas untuk memilih berbagai perangkat pembelajaran yang sesuai, memungkinkan
penyesuaian proses belajar dengan kebutuhan dan minat individu peserta didik. Selain itu, kurikulum
ini mencakup proyek tematik yang dirancang untuk memperkuat pencapaian profil pelajar Pancasila,
dengan tema yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai acuan. (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (2021).
Menurut Ki Hadjar Dewantara, prinsip merdeka belajar dapat menjadi alat untuk meningkatkan
kompetensi individu yang disesuaikan dengan karakteristik unik setiap anak. Selain itu, prinsip ini
juga berfungsi untuk mempertahankan moral dan perilaku anak dengan menanamkan nilai-nilai
pendidikan karakter. (Ainia 2020). Melalui Pendidikan Karakter moral dan akhlak generasi bangsa
Indonesia akan lebih baik. (Safitri et al., n.d.). Salah satu konsep implementasi Kurikulum Merdeka
ialah menerapkan proses pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Project Based Learning
(PjBL) adalah metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pemecah masalah dan
penyelesaian masalah dalam pembelajaran dengan menggunakan proyek sebagai media
pembelajaran. Dalam PBL, siswa akan belajar dengan cara aktif dan terlibat dalam proyek yang
memiliki relevansi dengan dunia nyata dan bermakna bagi siswa. (Zulkarnaen et al., 2023).
Pembelajaran berbasis proyek tidak hanya membantu anak mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif, tetapi juga mengajarkan mereka cara berkomunikasi dan bekerja sama
dalam kelompok (Koimah, Zahra, Prasitini, et al., 2024). Dalam konteks pendidikan anak usia dini,
pendekatan ini dapat memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan relevan dengan
kehidupan nyata, membantu anak memahami hubungan antara pengetahuan yang mereka peroleh dan
dunia di sekitar mereka. Meskipun pembelajaran berbasis proyek menawarkan berbagai manfaat,
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-128
E-ISSN: 3026-4014
- 124 -
implementasinya di Taman Kanak-Kanak (TK) sering menghadapi sejumlah tantangan. Tantangan
utama meliputi keterbatasan sumber daya yang tersedia, kebutuhan akan pelatihan yang memadai
bagi para pendidik untuk menguasai metode ini, serta resistensi terhadap perubahan dari berbagai
pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses pendidikan. (Zulfi, 2024).
Untuk mengatasi tantangan ini, keefektifan sekolah (effective schooling) serta sekolah unggul
(school quality) menjadi wacana yang tidak terbatas selama sekolah masih melaksanakan aktivitasnya
yang mana akan terus merespon perkembangan zaman melalui, tuntutan terhadap efektivitas serta
kualitas sekolah. Sejauh ini program aksi untuk menaikkan efektivitas sekolah kurang mengarah pada
aspek perubahan artinya perlunya pengembangan sekolah melalui inovasi. Maka, dibutuhkan upaya
manajemen inovasi pendidikan dan kerjasama dari semua pihak untuk menuju sekolah efektif.
Sehingga munculnya sekolah yang memiliki keunikan tersendiri dan membuktikan adanya inovasi di
dalamnya. Untuk itu, manajemen inovasi pendidikan perlu memperhatikan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, Penilaian, dan Pengawasan, serta tindak lanjutnya. Apabila sejauh
ini hanya rutinitas dengan sederhana yang terdengar masih bersifat statis pasif tidak mendorong
potensi siswa, diperlukan inovasi untuk mengelolanya. Inovasi tidak hanya berbentuk secara fisik,
namun juga non fisik. Manajemen Inovasi Pendidikan dijalankan, lembaga pendidikan mempunyai
mutu kualitas yang lebih baik Mutu ini dapat dijalankan secara optimal, sekolah lebih berkualitas,
berprestasi, mempunyai nilai tinggi, efektif, produktif, efisien, dan menjadikan output dari sekolah
mempunyai kompetensi yang unggul (Haq et al., 2023).
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis manajemen inovasi
pembelajaran berbasis proyek di TK Kelinci. Pendekatan ini dipilih karena memungkinkan peneliti
untuk memahami secara mendalam pengalaman, pandangan, dan praktik yang dilakukan oleh para
pendidik dan peserta didik. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dapat menggali
informasi yang detail mengenai pembelajaran berbasis proyek diimplementasikan di TK Kelinci.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melibatkan beberapa metode untuk mendapatkan
informasi yang komprehensif tentang manajemen inovasi pembelajaran berbasis proyek di TK
Kelinci. Metode pertama yang digunakan adalah wawancara mendalam. Wawancara dilakukan
dengan kepala sekolah dan staff guru. Wawancara ini bertujuan untuk menggali pemahaman
mendalam mengenai strategi dan pengalaman dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis
proyek. Melalui wawancara, peneliti dapat mengidentifikasi tantangan dan solusi yang dihadapi oleh
para pendidik dan mendapatkan wawasan tentang pembelajaran berbasis proyek berkontribusi
terhadap pengembangan siswa.
Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi partisipatif sebagai salah satu teknik
pengumpulan data. Dalam metode ini, peneliti terlibat langsung dan mengamati kegiatan
pembelajaran di kelas untuk melihat bagaimana proyek-proyek diterapkan. Observasi ini
memungkinkan peneliti untuk memahami interaksi antara guru dan siswa serta mengamati bagaimana
proses pembelajaran berlangsung. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat mencatat perilaku,
sikap, dan partisipasi siswa selama pembelajaran berbasis proyek, sehingga mendapatkan gambaran
yang lebih lengkap tentang bagaimana inovasi pembelajaran diterapkan. Selanjutnya, teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Peneliti mengumpulkan berbagai dokumen
yang relevan, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), laporan observasi siswa, dan topik
pembelajaran. Dokumen-dokumen ini memberikan informasi tambahan mengenai pembelajaran
berbasis proyek direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. TK Kelinci dipilih sebagai lokasi
penelitian karena sekolah ini telah menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek dengan baik
dan konsisten. Pilihan ini didorong oleh keberhasilan TK Kelinci dalam mengintegrasikan proyek-
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-128
E-ISSN: 3026-4014
- 125 -
proyek praktis ke dalam kurikulumnya, yang memberikan kesempatan ideal untuk mengeksplorasi
dan menganalisis manajemen inovasi dalam konteks yang nyata.
3. Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning - PBL) di pendidikan anak usia dini,
seperti yang diterapkan di TK Kelinci, merupakan metode inovatif yang bertujuan untuk
meningkatkan keterlibatan dan kreativitas anak. Metode ini menekankan pada pengembangan
pengalaman belajar yang relevan dengan konteks, di mana anak-anak berpartisipasi dalam aktivitas
yang membutuhkan kolaborasi, kemampuan berpikir kritis, dan komunikasi. Menurut (Ismail &
Subagyo, 2023) Pendekatan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan perkembangan sosial
secara signifikan dan menjadi lebih aktif di kelas menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis
proyek. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan manajemen inovasi
PBL di TK Kelinci, dengan fokus pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan dampaknya terhadap
perkembangan peserta didik. TK Kelinci beroperasi di lingkungan perkotaan yang kaya akan
keragaman budaya dan latar belakang siswa. Keberagaman ini menjadi tantangan sekaligus
kesempatan dalam penerapan PBL, karena guru perlu menyesuaikan materi dengan karakteristik dan
kebutuhan masing-masing siswa. Hasil wawancara Salah satu guru Tk Kelinci Ibu Hayatun Nufus
“Dalam satu tahun terakhir, lebih dari sepuluh proyek telah dilaksanakan, melibatkan partisipasi aktif
dari orang tua” Keterlibatan ini sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat antara sekolah
dan komunitas, serta menciptakan ekosistem pendidikan yang saling mendukung. Hal ini juga
dijelaskan oleh (“A Study on Parents’ Effective Participation in School Management—A Case Study
of W Kindergarten in Changde, Hunan, China,” 2023). Partisipasi efektif dalam manajemen taman
kanak-kanak dapat mengarah pada situasi manajemen demokratis baru di mana sekolah dan orang tua
bersama-sama membuat keputusan bersama. Dengan demikian, pendekatan berbasis proyek di TK
Kelinci bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang beragam dan memperkuat kerjasama
antara semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan.
Perencanaan PBL di TK Kelinci dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan para pendidik
dan orang tua. Tim pendidik melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tema proyek yang
menarik dan relevan bagi anak-anak. Proses ini meliputi diskusi para guru dan orang tua Sebagai
hasilnya, tiga tema utama berhasil diidentifikasi untuk diimplementasikan dalam kurikulum, yaitu
"Hewan Peliharaan," "Lingkungan," dan "Kegiatan Sehari-hari.” Menurut (Rickert & Skinner, 2022)
Keterlibatan hangat orang tua dan guru memberikan dampak positif terhadap keterlibatan akademis
siswa melalui pengembangan rasa keterkaitan, kompetensi siswa. Oleh karena itu, perencanaan yang
baik menjadi langkah penting untuk kesuksesan pelaksanaan PBL. Menurut (Amaliati & Ismawati,
2023) Pengalaman belajar langsung melalui aktivitas proyek membantu mengembangkan
keterampilan analitis dan kemampuan berpikir kritis pada anak-anak. Di TK Kelinci, implementasi
Project-Based Learning (PBL) difokuskan pada pengalaman langsung. Sebagai contoh, dalam proyek
bertema "Hewan Peliharaan," anak-anak diajak mengunjungi toko hewan untuk mempelajari berbagai
jenis hewan peliharaan dan cara merawatnya. Kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan
mereka tetapi juga mengajarkan tanggung jawab melalui interaksi langsung dengan hewan.
Pelaksanaan PBL di TK Kelinci menekankan pada pengalaman praktis yang melibatkan anak-anak
secara langsung, yang terbukti meningkatkan partisipasi dan minat mereka dalam belajar. Kegiatan
yang menyenangkan dan interaktif menjadi elemen kunci dalam mendorong motivasi anak untuk
belajar.
Dalam pelaksanaan Project-Based Learning (PBL) di TK Kelinci, terdapat beberapa tantangan
signifikan yang dapat memengaruhi efektivitasnya. Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan
sumber daya, seperti kurangnya bahan ajar yang memadai dan fasilitas yang sesuai. Selain itu,
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-128
E-ISSN: 3026-4014
- 126 -
kurangnya pelatihan yang memadai bagi pendidik juga menjadi tantangan, karena penerapan PBL
memerlukan pemahaman yang mendalam tentang metode ini serta keterampilan khusus untuk
memfasilitasi pembelajaran berbasis proyek secara efektif. Selain itu, resistensi terhadap perubahan
dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, orang tua, dan pihak sekolah, dapat
menghalangi implementasi PBL. Banyak pendidik yang masih terikat pada metode pengajaran
tradisional dan merasa ragu untuk mengadopsi pendekatan baru seperti PBL, terutama jika tidak
didukung oleh pelatihan dan sumber daya yang memadai. Penelitian oleh (Lev et al., 2020)
Menekankan pentingnya dukungan dari institusi dan profesional sangat krusial dalam mengatasi
hambatan-hambatan ini untuk mencapai keberhasilan dalam penerapan PBL di pendidikan anak usia
dini. Implementasi Project-Based Learning (PBL) di TK Kelinci menghadapi beberapa tantangan
signifikan, termasuk keterbatasan sumber daya, kurangnya pelatihan bagi pendidik, dan resistensi
terhadap perubahan dari berbagai pemangku kepentingan. Hambatan ini dapat mengurangi efektivitas
penerapan PBL, terutama ketika pendidik masih terikat pada metode pengajaran tradisional dan tidak
memiliki dukungan yang cukup untuk beralih ke pendekatan baru.
Upaya manajemen inovasi pendidikan di TK Kelinci mencakup perencanaan yang matang,
pengorganisasian yang baik, penggerakan semua pihak yang terlibat, serta penilaian dan pengawasan
yang kontinu. Perencanaan yang matang melibatkan analisis kebutuhan dan penetapan tujuan yang
jelas untuk setiap proyek. Pengorganisasian yang baik mencakup distribusi tugas yang efisien dan
penyediaan sumber daya yang memadai. Penggerakan semua pihak melibatkan partisipasi aktif dari
pendidik, orang tua, dan komunitas. Penilaian dan pengawasan kontinu memastikan bahwa proyek
berjalan sesuai rencana dan dapat diadaptasi sesuai kebutuhan. Upaya ini bertujuan untuk mengatasi
rutinitas yang statis dan pasif serta mendorong inovasi yang dapat mengelola potensi anak secara
optimal. Menurut (“Innovation and Practice in Preschool Education through Kindergarten Games
Analysis,” 2023) Integrasi teknologi informasi dalam pembelajaran, kolaborasi dengan komunitas,
dan fokus pada pembelajaran berbasis permainan terbukti sangat efektif dalam menciptakan
lingkungan belajar yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan anak. Maka dari itu, manajemen
inovasi pendidikan di TK Kelinci melibatkan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang baik,
partisipasi aktif dari semua pihak, serta penilaian dan pengawasan yang kontinu. Tujuan dari upaya
ini adalah untuk mengatasi rutinitas pembelajaran yang statis dan mendorong inovasi dalam
mengelola potensi anak secara optimal. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa integrasi teknologi
informasi, kolaborasi dengan komunitas, dan fokus pada pembelajaran berbasis permainan efektif
dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan anak
(Alotaibi, 2024).
Penerapan Project-Based Learning (PBL) di TK Kelinci telah memberikan dampak yang
signifikan terhadap perkembangan keterampilan anak-anak, terutama dalam hal keterlibatan dan
kreativitas. Proyek-proyek yang disesuaikan dengan konteks anak-anak, seperti proyek "Hewan
Peliharaan", membantu meningkatkan pengetahuan mereka sekaligus mengajarkan keterampilan
sosial dan tanggung jawab. Selain itu, keterlibatan langsung dalam kegiatan berbasis proyek
memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, memperkuat kemampuan
berpikir kritis dan kolaboratif mereka. Partisipasi orang tua menjadi salah satu faktor kunci dalam
kesuksesan penerapan PBL di TK Kelinci. Melalui keterlibatan aktif dalam proyek-proyek yang
dilakukan, orang tua tidak hanya mendukung anak-anak secara emosional, tetapi juga membantu
memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
keterlibatan orang tua berdampak positif terhadap motivasi anak-anak dalam belajar, menjadikan
kolaborasi antara guru dan orang tua sebagai bagian penting dari keberhasilan PBL. Meskipun
hasilnya positif, penerapan PBL di TK Kelinci juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti
keterbatasan sumber daya dan fasilitas, serta kurangnya pelatihan yang memadai bagi pendidik.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-128
E-ISSN: 3026-4014
- 127 -
Selain itu, resistensi terhadap metode pembelajaran baru dari pihak pendidik dan orang tua juga
menjadi hambatan. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan dukungan institusi pendidikan yang
kuat serta strategi manajemen yang baik untuk membangun pemahaman dan kesiapan semua pihak
yang terlibat dalam implementasi pembelajaran.
4. Simpulan dan Saran
Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning - PBL) di TK Kelinci
menunjukkan potensi yang signifikan dalam meningkatkan keterlibatan, kreativitas, dan perkembangan
sosial anak-anak. Melalui proses perencanaan yang kolaboratif, pelaksanaan yang berfokus pada
pengalaman langsung, serta partisipasi aktif dari orang tua dan komunitas, TK Kelinci berhasil menciptakan
lingkungan belajar yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Meskipun terdapat tantangan
seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya pelatihan bagi pendidik, dan resistensi terhadap perubahan,
upaya manajemen inovasi pendidikan yang mencakup analisis kebutuhan, pengorganisasian yang baik, dan
penilaian yang kontinu dapat membantu mengatasi hambatan tersebut. Dengan demikian, PBL tidak hanya
memenuhi kebutuhan pendidikan yang beragam tetapi juga memperkuat kerjasama antara semua pihak
yang terlibat dalam proses pendidikan. Penting bagi TK Kelinci untuk meningkatkan akses terhadap sumber
daya pembelajaran yang memadai guna mendukung pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL). Hal
ini dapat dilakukan dengan mengembangkan strategi kemitraan dengan pihak ketiga, seperti sponsor,
lembaga pendidikan lain, atau komunitas lokal, untuk mendapatkan bahan ajar dan fasilitas yang
diperlukan. Selain itu, penyediaan pelatihan yang memadai bagi pendidik mengenai metode PBL juga
sangat krusial. Pelatihan ini harus mencakup teknik pengajaran inovatif, penggunaan teknologi informasi,
serta strategi untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan, sehingga pendidik dapat lebih percaya diri
dalam menerapkan metode ini. Membangun kemitraan yang kuat dengan orang tua dan komunitas akan
sangat bermanfaat dalam meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pendidikan. TK Kelinci dapat
mengadakan workshop atau seminar untuk mendiskusikan manfaat PBL dan cara orang tua dapat
berkontribusi dalam proyek-proyek yang dilakukan di sekolah. Selain itu, penting untuk melakukan
penelitian dan evaluasi secara berkala terhadap implementasi PBL untuk mengidentifikasi keberhasilan dan
area yang perlu diperbaiki. Dengan mengintegrasikan teknologi informasi dalam pembelajaran, TK Kelinci
dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik, sehingga mendorong partisipasi
aktif siswa dan mendukung pengembangan potensi mereka secara optimal.
5. Daftar Pustaka
A Study on Parents’ Effective Participation in School Management—A Case Study of W
Kindergarten in Changde, Hunan, China. (2023). International Journal of New
Developments in Education, 5(5). https://doi.org/10.25236/IJNDE.2023.050504
Amaliati, S., & Ismawati, I. (2023). PELATIHAN PENGUATAN LITERASI SAINS UNTUK
ANAK SEKOLAH DASAR DESA MANYARSIDORUKUN GRESIK. Mafaza : Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 3(2), 144160. https://doi.org/10.32665/mafaza.v3i2.2311
Alotaibi, M. S. (2024). Game-based learning in early childhood education: A systematic review
and meta-analysis. Frontiers in Psychology, 15, 1307881.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2024.1307881
Darmana,+95-101+(Dela+Khoirul+Ainia).pdf. (n.d.).
Haq, A. M., Sujarwanto, S., & Hariyati, N. (2023). Manajemen Inovasi Pendidikan dalam
Perspektif Sekolah Efektif. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(4), 861876.
https://doi.org/10.37329/cetta.v6i4.2870
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-128
E-ISSN: 3026-4014
- 128 -
Innovation and Practice in Preschool Education through Kindergarten Games Analysis. (2023).
Advances in Educational Technology and Psychology, 7(13).
https://doi.org/10.23977/aetp.2023.071318
Ismail, R., & Subagyo, T. (2023). Project Based Learning Model to Improve Early Childhood
Social Skills in Ternate. Daengku: Journal of Humanities and Social Sciences Innovation,
3(2), 300312. https://doi.org/10.35877/454RI.daengku1512
Lev, S., Clark, A., & Starkey, E. (2020). Implementing Project Based Learning in Early
Childhood: Overcoming Misconceptions and Reaching Success (1st ed.). Routledge.
https://doi.org/10.4324/9780429243332
Koimah, S. M., Zahra, N. A., Prasitini, E., Sasmita, S. K., & Sari, N. (2024). Implementasi
Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Siswa yang Beragam.
Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya Indonesia, 2(2), 5866. https://doi.org/10.61476/49j96838
Koimah, S. M., Zahra, N. A., & Putri, M. F. J. L. (2024). Implementasi Kurikulum Merdeka di
Pesantren Fathurrobbaaniy Cisoka: Membentuk Generasi Berkarakter dan Kompetitif dalam
Pendidikan Islam. Innovations in Multidisciplinary Education Journal, 1(2), 7279.
https://doi.org/10.61476/1xh8b088
Marlinah, L. (2018). Menghadapi Tantangan Globalisasi Pendidikan Dan Kehadiran Inovasi
Disruptif dalam Upaya Pemanfaatan Teknologi.
Safitri, D., Dewi, R., Jati, D. K., Rahmah, S., Nur, R., Dewi, K., Putri, D. A., Budianti, S. A., &
Pratiwi, D. A. (n.d.). Dinamika Implementasi Kurikulum Merdeka di SD Negeri Karang
Mekar 9.
Zahra, N. A., Koimah, S. M., Salam, F. F., Fierna, M., & Putri, J. L. (2024). IMPLEMENTATION
OF THE FOUNDATION PHASE STRENGTHENING PANCASILA STUDENT
PROFILE PROJECT IN THE MERDEKA CURRICULUM AT KELINCI
KINDERGARTEN. 12(2).
Zulfi, N. F. (2024). Students’ Perception on The Use of Project-Based Learning in Writing Activity
at SMAN 7 Padang. 13(1).
Zulkarnaen, Z., Wardhani, J. D., Katoningsih, S., & Asmawulan, T. (2023). Manfaat model
Pembelajaran Project Based Learning untuk Pendidikan Anak Usia Dini dan
Implementasinya dalam Kurikulum Merdeka. JURNAL BUNGA RAMPAI USIA EMAS,
9(2), 394. https://doi.org/10.24114/jbrue.v9i2.52951