Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 101-107
E-ISSN: 3026-4014
- 102 -
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu cara utama dalam proses penanaman nilai budaya, terutama di
kalangan generasi muda (Rohman & Ningsih, 2018). Melalui pendidikan, nilai-nilai tradisi dan kearifan
lokal dapat diajarkan sebagai bagian dari karakter yang akan memperkaya identitas nasional dan budaya
masyarakat. Pentingnya kemampuan untuk menghargai kearifan lokal dan sikap cinta tanah air perlu
dikembangkan sejak dini (Suryanti, Mariana, Yermiandhoko, & Widodo, , 2020). Sikap-sikap tersebut
mendukung tumbuhnya generasi yang memahami budaya sebagai bagian dari jati diri mereka. Pelestarian
budaya lokal melalui kegiatan Bersih Desa dan Langen Bekso di Desa Lengkong, Kabupaten Nganjuk,
dapat dijelaskan dengan berbagai perspektif teoritis. Pelestarian budaya lokal bukan hanya menjaga
keberadaan nilai-nilai tradisional tetapi juga memperkuat jati diri bangsa di tengah perubahan sosial yang
cepat. Kegiatan tradisi seperti Bersih Desa membantu membangun solidaritas sosial dan rasa memiliki yang
kuat pada generasi muda (Rahayu, Waskito, Widianti,A, 2022). Budaya lokal dapat menjadi fondasi yang
kokoh dalam menjaga keutuhan sosial di tingkat komunitas, yang pada gilirannya menumbuhkan cinta
tanah air pada masyarakatnya (Zuriah, Widodo, & Sunaryo, 2016). Cinta tanah air merupakan hal penting
dalam pendidikan untuk mewujudkan cita-cita negara dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan. Ketika
negara menciptakan kehidupan yang lebih layak dan maju bagi seluruh rakyatnya, maka pendidikan
merupakan elemen penting yang harus disiapkan untuk mewujudkan cita-cita tersebut (Istiq’Faroh, 2020).
Idealnya, tradisi-tradisi seperti Bersih Desa dan Langen Bekso berfungsi sebagai alat pendidikan
sosial, di mana generasi muda belajar tentang kebersamaan, kerjasama, dan penghormatan pada leluhur.
Budaya lokal memiliki peran penting dalam menghubungkan masyarakat dengan identitas sejarah dan
membangun kepekaan terhadap nilai-nilai luhur bangsa (Julianty, 2022). Langen Bekso sebagai seni tari
tradisional berfungsi sebagai wadah kreatif untuk menanamkan nilai-nilai budaya lokal kepada anak muda
(Fadhilah, 2022). Dalam konteks ini, pemerintah lokal diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung
pelestarian budaya melalui kebijakan yang mendorong partisipasi masyarakat. Kondisi nyata menunjukkan
bahwa semakin banyak generasi muda yang kurang tertarik pada budaya lokal dan cenderung mengadopsi
gaya hidup modern yang menggeser nilai-nilai tradisional (Mujahidah, Dewi, & Hayat, 2023). Minimnya
minat generasi muda ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan pentingnya tradisi dan
kesadaran budaya (Widodo, Umar, Sutisna, & Tahir, 2020). Kondisi ini diperparah dengan pengaruh
globalisasi yang menyebabkan hilangnya minat pada budaya lokal dan beralih pada budaya populer yang
lebih mudah diakses. Dengan demikian, tanpa adanya upaya serius untuk melestarikan tradisi lokal, budaya-
budaya ini berpotensi mengalami kepunahan dalam beberapa generasi mendatang. Terdapat kesenjangan
yang cukup jelas antara harapan pelestarian budaya lokal dan realitasnya di lapangan. (Nazmi, 2023).
Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk membangun strategi
pelestarian yang lebih efektif (Julianty, 2022). Kesenjangan ini menunjukkan bahwa diperlukan solusi nyata
dan dukungan kebijakan untuk menanamkan kembali nilai-nilai budaya lokal agar tradisi seperti Bersih
Desa dan Langen Bekso tetap hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam peran tradisi Bersih Desa dan Langen Bekso
dalam menanamkan cinta tanah air pada masyarakat Desa Lengkong. Dengan mengetahui aspek-aspek
yang mendukung maupun menghambat pelestarian budaya ini, penelitian ini dapat memberikan
rekomendasi bagi pihak terkait dalam merumuskan kebijakan yang tepat. Penelitian ini diharapkan dapat
mendorong generasi muda untuk lebih menghargai budaya lokal dan terlibat aktif dalam kegiatan
pelestarian budaya (Ramdhani, 2024). Dengan demikian, penelitian ini bukan hanya bertujuan melestarikan
budaya, tetapi juga sebagai upaya menguatkan identitas bangsa di tengah arus globalisasi (Julianty, 2022).