Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 1 -
Artikel Penelitian
Naskah dikirim: 15/01/2025 Selesai revisi: 20/03/2025 Disetujui: 10/05/2025 Diterbitkan: 01/06/2025
Pengembangan Media Pembelajaran Smart Box Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Pancasila di Kelas Rendah SD Negeri Lidah Wetan II/462
Novia Putri Ramadhani
1
, Risma Hidayatu Nazilah
2
, Jesica Rahmawati Devi
3
, Ihda Salsabila
4
,
Susi Susanti
5
, Agustina Trianita Nency Sukardi
6
, Nurul Istiq’faroh
7
, Ulfi Aminatuz Zahroh
8
Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
E-mail: noviaputri.23271@mhs.unesa.ac.id, rismahidayatu.23272@mhs.unesa.ac.id,
jesicarahmawati.23273@mhs.unesa.ac.id, ihdasalsabila.23270@mhs.unesa.ac.id,
susi.23494@mhs.unesa.ac.id, agustinatrianita.23269@mhs.unesa.ac.id,
nurulistiqfaroh@unesa.ac.id, ulfizahroh@unesa.ac.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji efektivitas media pembelajaran
Smart Box Aturan di Rumah dan di Sekolah” dalam membantu peserta didik memahami materi pada
pembelajaran Pendidikan Pancasila di Sekolah Dasar. Media Smart Box Aturan di Rumah dan di Sekolah”
merupakan media pembelajaran yang di dalamnya terdapat materi serta game interaktif yang dapat
membantu peserta didik dalam memahami konsep materi. Penelitian ini menggunakan metode Reasearch
and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development,
Implementation, dan Evaluate). Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara peserta
didik dan guru. Data yang diambil adalah kebutuhan pengembangan media “Smart Box”, kelayakan media
Smart Box”, dan tanggapan peserta didik mengenai kelayakan media Smart Box”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa guru dan peserta didik memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media
Smart Box”. Terlihat pada hasil penilaian validasi produk Smart Boxdari ahli materi dan media yang
memperoleh presentasi rata-rata sebesar 100% dengan kriteria sangat baik atau layak digunakan. Melalui
pedoman wawancara peserta didik setelah penggunaan media Smart Box dapat dilihat peserta didik
memberikan tanggapan dan respon sangat baik dengan memperoleh presentase rata-rata 100 %.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media Smart Box “Aturan di Rumah dan di
Sekolah” efektif dan layak digunakan dalam membantu peserta didik memahami konsep materi pada mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila.
Kata kunci: Smart Box, Media Pembelajaran, Pendidikan Pancasila
Abstract: This study aims to develop and test the effectiveness of learning media “Smart Box Rules at Home
and at School” in helping students understand the material in learning Pancasila Education in Elementary
School. Media “Smart Box Rules at Home and at School” is a learning media in which there is material
and interactive games that can help students understand the concept of material. This research uses the
Reasearch and Development (R&D) method with the ADDIE development model (Analyze, Design,
Development, Implementation, and Evaluate). The research instruments used were student and teacher
interview guidelines. The data taken is the need for “Smart Box” media development, the feasibility of
“Smart Box” media, and students' responses regarding the feasibility of “Smart Box” media. The results
showed that teachers and students gave positive responses to the use of “Smart Box” media. It can be seen
in the results of the “Smart Box” product validation assessment from material and media experts who
obtained an average presentation of 100% with very good or feasible criteria. Through the interview
guidelines for students after using the “Smart Box” media, it can be seen that students give very good
responses and responses by obtaining an average percentage of 100%. Based on the results of the study, it
can be concluded that the media “Smart Box” “Rules at Home and at School” is effective and feasible to
use in helping students to learn.
Keywords: Keywords: “Smart Box”, Teaching Media, Pancasila Education.
Hak Cipta©2025 Novia Putri Ramadhani, Risma Hidayatu Nazilah, Jesica Rahmawati Devi, Ihda
Salsabila, Susi Susanti, Agustina Trianita Nency Sukardi, Nurul Istiq’faroh, Ulfi Aminatuz Zahroh
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 2 -
1. Pendahuluan
Proses pembelajaran di sekolah dasar merupakan tahap yang penting dalam membangun fondasi
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Menurut (Nursafitri dkk., 2021) dalam proses kegiatan
pembelajaran terdapat beberapa komponen diantaranya materi atau bahan, strategi, alat, dan media serta
evaluasi. Namun pada kenyataannya, beberapa komponen pembelajaran seringkali menghadapi berbagai
tantangan yang memengaruhi pemahaman peserta didik, salah satunya yaitu mengenai media yang
digunakan dalam penyampaian materi. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, guru bisa membuat
sebuah media pembelajaran yang sesuai untuk mempermudah penyampaian materi. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan (Ahmad & Mustika, 2021) kepada guru kelas rendah bahwa peserta didik
kelas rendah memiliki karakteristik cara berpikir dan cara belajar yang konkret. Maka dalam kegiatan
pembelajaran membutuhkan media pembelajaran dikarenakan media pembelajaran dapat menggambarkan
materi sehingga peserta didik mudah memahami materi. Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran
memiliki peran penting untuk dapat mendukung keterlibatan peserta didik dan memperkuat pemahaman
materi. Media pembelajaran yang efektif tidak hanya meningkatkan minat belajar, tetapi juga membantu
peserta didik memahami konsep secara lebih mendalam melalui pendekatan yang menarik dan interaktif.
Menurut (Yaumi, 2017), media pembelajaran adalah semua perangkat lunak (software) dan atau
perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai peralatan guna untuk menyalurkan pesan-pesan
pembelajaran dari guru kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat peserta didik sehingga terjadi efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima,
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar (Tafonao,
2018). Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi
sebagai alat untuk menyalurkan pesan dari pengirim (guru) kepada penerima (peserta didik) guna
mendukung efektivitas proses belajar mengajar. Media ini, baik berupa perangkat lunak maupun perangkat
keras, memiliki peran yang penting dalam merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan juga minat dari
peserta didik, sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran secara efisien. Dalam penerapannya
media pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, akan tetapi
penyediaan media pembelajaran selama ini masih menjadi kendala atau problematika (Ningrum & Dahlan,
2023). Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Yanti, S.Pd. selaku wali kelas IIA SDN Lidah Wetan
II / 462, diperoleh informasi bahwa masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang mampu membaca
dan lambat dalam belajar, sehingga menjadi suatu hambatan bagi guru dalam menyampaikan materi. Selain
itu, beliau juga mengungkapkan bahwa terdapat kesulitan dalam menyampaikan materi pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila, khususnya pada topik Aturan di Rumah dan Aturan di Sekolah. Hal ini disebabkan
oleh tidak adanya media pembelajaran konkret, dikarenakan pada saat proses pembelajaran, guru lebih
sering media pembelajaran digital seperti Powerpoint (PPT) dan ceramah. Akibatnya, pembelajaran
menjadi kurang interaktif bagi peserta didik kelas IIA.
Oleh karena itu dibutuhkan media pembelajaran yang konkrit sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Sehingga akan dirancang atau dibuat pengembangan media pembelajaran berbentuk Smart Boxsebagai
media pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Selain itu alasan peneliti memilih “Smart Box”
adalah karena di sekolah ini belum pernah diterapkan media Smart Boxsehingga hal ini bisa menjadi
sesuatu yang baru bagi wali kelas dan peserta didik. Smart Boxjuga biasa dikenal dengan kotak pintar
yang merupakan media konkret berbentuk box/kotak yang di dalamnya berisi materi, kartu, permainan,
dlsb sesuai dengan kreasi guru yang membuat dan kebutuhan peserta didik. Menurut (Zahro, 2024) Smart
Box merupakan alat peraga yang bisa digunakan untuk media pengenalan pembelajaran. Alat peraga ini
biasanya terbuat dari bahan kardus, kertas karton atau styrofoam yang berbentuk balok atau kubus yang
berisi kartu huruf, gambar, kartu angka dan lain sebagainya sebagai media pembelajaran, salah satunya
adalah media pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan. Sedangkan menurut
(Putri dkk., 2024) Smart Box merupakan alat bantu pembelajaran dengan bentuk balok yang disediakan
oleh instruktur. Penggunaan media Smart Box dapat membuat anak bereksplorasi menurut
kemampuannya serta dapat melatih daya ingat, belajar melalui bermain, serta melatih daya pikir anak dalam
memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam media Smart Box sehingga mampu membuat
kemampuan kognitif anak berkembang secara optimal (Yuliastri dkk., 2021).
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 3 -
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk 1) Menganalisis permasalahan peserta didik dalam
proses pembelajaran, 2) Mengembangkan media pembelajaran konkret untuk peserta didik kelas rendah. 3)
Menganalisis kevalidan media pembelajaran konkret bernama Smart Box yang dikembangkan. 4)
Menganalisis keefektifan dan kepraktisan media pembelajaran konkret bernama Smart Box di SDN Lidah
Wetan II / 462. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat berupa: 1) Memberikan
solusi atas permasalahan pembelajaran yang dialami peserta didik, khususnya dalam memahami materi
dengan bantuan media konkret. 2) Menghasilkan media pembelajaran inovatif berupa “Smart Box” yang
dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran di kelas rendah. 3) Memberikan kontribusi terhadap
pengembangan media pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif berdasarkan hasil analisis dan
pengujian. 4) Meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN Lidah Wetan II / 462, serta memberikan
referensi bagi pendidik lain untuk mengembangkan media serupa dalam meningkatkan efektivitas
pembelajaran di sekolah dasar.
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D).
Metode Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk yang dibuat dan digunakan dalam pendidikan atau
pembelajaran. Menurut Sugiyono dalam (Aminah & Yusnaldi, 2024) metode penelitian Research
and Development (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu yang memiliki nilai validitas tinggi yang dilakukan melalui serangkaian riset atau
penelitian dan menguji keefektifan produk tersebut. Sedangkan menurut (Okpatrioka Okpatrioka,
2023) Research and Development (R&D) merupakan proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Dalam
penelitian dan pengembangan ini, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE yaitu
model pengembangan yang memiliki 5 tahapan dalam mengembangkan desain pembelajaran.
Tahapan-tahapan tersebut meliputi Analyze, Desain, Development, Implementasion, dan
Evaluation. Model ADDIE dibuat skema oleh Branch sebagai desain sistem pembelajaran sebagai
berikut:
(Sumber : (Hidayat & Nizar, 2021))
Penelitian ini dilaksanakan di Surabaya pada bulan September sampai November 2024.
Subjek penelitian ini yaitu peserta didik kelas IIA SDN Lidah Wetan II / 462 yang berlokasi di
Lidah Wetan, Kecamatan Lakasantri, Kota Surabaya. Produk yang dihasilkan yaitu berupa media
pembelajaran “Smart Box” pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dengan materi “Aturan Di
Rumah dan Di Sekolah” yang layak digunakan dalam proses pembelajaran pada kelas rendah SDN
Lidah Wetan II / 462. Tahap pertama yang dilakukan dalam model ADDIE yaitu Analyze
(Analisis). Pada tahap ini peneliti melakukan observasi di SDN Lidah Wetan II / 462 secara
langsung yaitu dengan mewawancarai wali kelas IIA yaitu Ibu Sri Yanti, S.Pd. untuk mengetahui
keadaan pada kelas tersebut terkait hambatan atau masalah selama proses pembelajaran, analisis
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 4 -
karakteristik peserta didik, analisis gaya belajar peserta didik, analisis kesulitan belajar pada mata
pelajaran apa, media pembelajaran dan bahan ajar yang diterapkan, serta sarana dan prasarana
yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Tahap kedua adalah Design (Perancangan). Setelah diketahui berbagai masalah dari proses
wawancara tersebut, selanjutnya peneliti mulai merancang suatu produk dengan tujuan untuk
mengatasi permasalahan yang telah ada. Karena kelas II SD merupakan kelas rendah, maka
peneliti memutuskan untuk membuat desain media pembelajaran analog atau berupa media
konkret bernama “Smart Box”. Tahap ketiga adalah Development (Pengembangan). Selanjutnya
setelah dilakukan perancangan dan pembuatan produk berupa media pembelajaran “Smart Box”
pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dengan materi “Aturan Di Rumah dan Di Sekolah”
untuk kelas IIA SDN Lidah Wetan II / 462 selanjutnya peneliti melakukan uji validasi materi dan
validasi media kepada ahli atau validator. Tahap keempat adalah Implementation (Implementasi).
Pada tahapan implementasi dalam penelitian ini merupakan tahapan untuk mengimplementasikan
rancangan media pembelajaran yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata dikelas
(Cahyadi, 2019). Setelah produk divalidasi oleh validator, kemudian peneliti melaksanakan
implementasi atau uji coba media pembelajaran “Smart Box” yang sudah dikembangkan pada
peserta didik kelas IIA SDN Lidah Wetan II / 462 yang berjumlah 29 peserta didik.
Tahap kelima adalah Evaluation (Evaluasi). Pada tahap ini, setelah dilakukan implementasi
atau uji coba media pembelajaran “Smart Box” kemudian peneliti melakukan wawancara kepada
5 peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka setelah
menggunakan media pembelajaran “Smart Box” mengenai mata pelajaran Pendidikan Pancasila
pada materi “Aturan Di Rumah dan Di Sekolah”. Peneliti melakukan wawancara dimana
pertanyaan disusun secara berurutan dan peneliti memandu dalam menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan pada pedoman wawancara yang sudah dibuat. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) wawancara kepada wali kelas IIA, (2) pengisian
instrumen lembar validasi materi dan validasi media oleh validator, (3) wawancara yang dilakukan
kepada 5 peserta didik, (4) serta dokumentasi selama proses pelaksanaan penelitian. Kemudian
data yang sudah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu
berupa kritik, saran, tanggapan yang diberikan oleh validator dan peserta didik. Sedangkan data
kuantitatif didapatkan dari perolehan skor validasi materi dan validasi media yang diberikan oleh
validator. Analisis data diperoleh dari hasil validitas dari ahli materi dan ahli media untuk
mengetahui kelayakan media pembelajaran “Smart Box”. Selanjutnya dihitung perolehan skor
dari hasil validasi materi dan validasi media dengan rumus sebagai berikut:
Tabel.4 Tabel Tingkat Validasi Materi dan Media Pembelajaran “Smart Box”
No.
Keterangan
Interval Persentase
1.
Dapat digunakan tanpa revisi
96-100%
2.
Dapat digunakan dengan revisi kecil
86-95%
3.
Dapat digunakan dengan revisi besar
61-85%
4.
Tidak dapat digunakan
0-60%
Kriteria pada tabel diatas dapat membantu dengan memberikan gambaran yang lebih mudah
dipahami mengenai tingkat kelayakan produk media pembelajaran “Smart Box” berdasarkan skor
yang diperoleh dari hasil instrumen validasi materi dan media.
Persentase = (Jumlah perolehan skor : Jumlah skor maksimum) x 100%
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 5 -
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian pengembangan media Smart Box dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan di kelas IIA SDN Lidah Wetan II / 462 Kota Surabaya. Media pembelajaran Smart Boxini
digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila materi Aturan untuk membantu penyampaian materi,
meningkatkan pemahaman materi, serta menumbuhkan semangat dan motivasi peserta didik agar lebih giat
belajar. Media Smart Boxmerupakan media pembelajaran inovatif yang dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik. Bentuknya berupa box dan isinya
berupa games edukatif yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang ingin disampaikan, sehingga peserta
didik dapat belajar sambil bermain dan mengeksplorasi konsep-konsep abstrak menjadi lebih konkret.
Dengan demikian, Smart Box dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dan membantu mereka memahami konsep-konsep yang sulit. Proses pengembangan media
pembelajaran Smart Box dengan model pengembangan ADDIE yaitu model pengembangan yang
memiliki 5 tahapan dalam mengembangkan media pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:
1) Analisis (Analyze)
Sebelum menentukan media pembelajaran yang tepat, peneliti menggali informasi-informasi yang
dibutuhkan dengan melakukan wawancara kepada guru kelas IIA SDN Lidah Wetan II / 462 kota Surabaya
yakni Ibu Sri Yanti, S.Pd.. Pada tahap ini dilakukan analisis potensi, hambatan, karakteristik peserta didik,
minat dan kebutuhan peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, diperoleh informasi
mengenai potensi yang terdapat di sekolah tersebut yaitu sudah menyediakan LCD proyektor di setiap
kelasnya yang dapat digunakan dalam pembelajaran serta guru di sekolah tersebut memiliki kemampuan
untuk mengoperasikan Teknologi Informatika, sehingga guru sering menggunakan media pembelajaran
berupa media digital terutama dalam pelajaran Pendidikan Pancasila untuk kelas IIA, seperti video
pembelajaran, presentasi (PPT), dan pemutaran film. Sebelum menggunakannya, guru biasanya mencari
referensi melalui YouTube dan mengembangkan materi tersebut agar lebih efektif dan mudah dipahami
oleh peserta didik. Peneliti juga menemukan hasil identifikasi hambatan yang terjadi saat pembelajaran di
kelas IIA yaitu beberapa peserta didik belum bisa membaca sehingga kesulitan memahami materi, peserta
didik juga lambat dalam menyerap informasi baru serta kondisi kelas yang kurang kondusif. Sebagai upaya
untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, peneliti mengembangkan sebuah media pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Dalam mengembangkan media pembelajaran, perlu mengetahui materi yang akan dijadikan sebagai media
pembelajaran. Peneliti menggali informasi kepada guru kelas untuk mengetahui materi pada mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila yang dianggap sulit dipahami oleh peserta didik. Menurut guru, materi yang sulit
diajarkan hanya dengan teori adalah mengenai aturan di sekolah dan di rumah. Oleh karena itu, dibutuhkan
media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik memahami materi tersebut dengan lebih baik.
Secara keseluruhan, diadakan tahap analisis tujuannya untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran
serta menentukan inovasi media pembelajaran yang sesuai dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada
tahap ini peneliti mulai mencari referensi media pembelajaran apa yang sekiranya cocok untuk peserta didik
kelas rendah dan dapat mengatasi permasalahan yang ada terkait gaya belajar, kesulitan pada mata pelajaran
tertentu, dan lain sebagainya. Pada akhirnya peneliti memilih untuk mengembangkan media pembelajaran
“Smart Box” pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dengan materi “Aturan Di Rumah dan Di Sekolah”.
Media pembelajaran “Smart Box” dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, mengatasi
kesulitan pemahaman konsep pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, gaya belajar peserta didik, dan hal
lain yang terkait dengan permasalahan yang ada. Peneliti memilih mengembangkan media pembelajaran
Smart Box karena dianggap dapat mengatasi hambatan-hambatan yang ada. Pemilihan media Smart
Boxdidukung dengan penelitan sebelumnya.
Menurut (Sukaryanti dkk, 2023) mengungkapkan bahwa
peningkatan aktivitas dengan persentase 96,7% pada peserta didik dan respon guru dengan kategori baik
dalam penggunaan media “Smart Box”. Selanjutnya, penelitian (Cahyaningtyas dkk, 2024)
mengungkapkan bahwa dengan penggunaan media smart box tercipta lingkungan belajar yang
menyenangkan, guru merasa terbantu sebab penyerapan materi lebih mudah oleh peserta didik.
Penelitian (Oktavia dkk, 2024) juga mengungkapkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif terlihat
dengan penerapan media smart box yang mana membantu dalam memahamkan materi kepada peserta
didik. Antusias dan semangat belajar juga turut meningkat dengan penggunaan media “Smart Box”.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 6 -
2) Desain (Design)
Tahap selanjutnya yaitu perancangan media “Smart Box”. Perancangan media diawali dengan menentukan
waktu penyusunan media, rancangan isi setiap sisi media, menentukan alat dan bahan yang dibutuhkan
serta menyiapkan materi yang terdapat dalam media. Peneliti mulai mencari alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk membuat produk “Smart Box”. Gambar-gambar, poster, kartu-kartu, serta hiasan yang
sudah didesain pada tahap perancangan kemudian dicetak. Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan yaitu
kardus, styrofoam, kertas karton, kertas kado, kertas manila, double tap, lem kertas, lem g, gunting, cutter,
pensil, penggaris, hiasan berupa elemen-elemen menarik, dan poster dan kartu-kartu yang sudah dicetak.
Kardus diukur lalu dibentuk kotak lalu dilapisi dengan kertas kado dan kertas manila dan mengaplikasikan
gambar, poster, dan elemen hiasan sehingga membentuk media “Smart Box” yang diinginkan. Media akan
berbentuk kotak besar yang ketika dibuka akan terlihat 4 sisi media berbeda yang memuat 4 materi dengan
cara penyajian yang menarik dengan menambahkan beberapa game edukatif di dalamnya yang ramah untuk
peserta didik kelas II. Media ini dibuat dengan bahan utama dari kardus. Sedangkan untuk mendesain
gambar, poster, kartu, serta hiasan yang akan di visualisasikan pada media pembelajaran “Smart Box
peneliti menggunakan aplikasi editing canva. Tampilan desain dari media Smart Box disajikan pada
gambar berikut:
Gambar 1. Kerangka isi media “Smart Box
Gambar 2. Media Pembelajaran “Smart Box
Pada gambar 2, terdapat 4 kerangka sisi media “Smart Box” tersebut yang berisi: 1) Sisi ke-1 berisi
materi tentang aturan di rumah dan di sekolah; 2) Sisi ke-2 berisi kantong aturan dengan stick aturan yang
dilengkapi dengan gambar contoh kegiatan peraturan di sekolah dan di rumah, kemudian dimasukkan
kedalam kantong aturan yang sesuai; 3) Sisi ke-3 berisi kegiatan menjodohkan gambar kegiatan mematuhi
dan melanggar aturan; 4) Sisi ke-4 berisi kegiatan menjalankan kartu tantangan yang berkaitan dengan
aturan di sekolah dan di rumah. Disajikan gambar setiap sisinya.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 7 -
Gambar 3. Sisi ke-1 media “Smart Box” Gambar 4. Sisi ke-2 media “Smart Box”
Gambar 5. Sisi Ke-4 Media Smart Box Gambar 6. Sisi Ke-3 Media Smart Box
Gambar 7. Stick Aturan Tampak Depan Gambar 8. Stick Aturan Tampak Belakang
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 8 -
Gambar 9. Kartu Tantangan
Pada gambar 3, berupa sisi materi disesuaikan dengan sumber materi berupa buku guru dan peserta
didik Pendidikan Pancasila kelas II Kurikulum Merdeka. Sedangkan untuk ke-3 sisi lainnya berupa
permainan edukatif yang memungkinan peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga
dapat meningkatkan motivasi serta pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran. Gambar 4 berupa sisi
kantong aturan. Sisi ini membantu peserta didik mengetahui lebih banyak aturan di rumah dan di sekolah
yang tertulis maupun tidak tertulis. Peserta didik diharapkan mampu membedakan antara aturan di rumah
dan aturan di sekolah. Tersedia dua kantong terpisah, masing-masing bertuliskan "Aturan di Sekolah" dan
"Aturan di Rumah" serta terdapat stick aturan dengan jumlah yang banyak, setiap stick memiliki gambar
yang berbeda beserta keterangan tulisan bacaan kegiatannya di belakangnya, seperti yang tertera pada
gambar 7 dan 8. Stick tersebut terdiri dari gambar disertai tulisan beberapa aturan di rumah dan di sekolah.
Peserta didik masing-masing bergantian mengambil 1 stick kemudian memasukkan ke dalam salah satu
kantong sesuai dengan aturan yang terdapat di stick.
Gambar 5 berupa sisi menjodohkan. Sisi ini membahas materi tentang manfaat yang diperoleh saat
mematuhi sebuah aturan. Melalui pembelajaran ini, diharapkan peserta didik semakin menyadari
pentingnya mematuhi aturan. Terdapat 5 pernyataan pada bagian aturan dan bagian manfaat yang harus
dijodohkan dengan benar oleh peserta didik menggunakan benang yang sudah tersedia. Gambar 6 berupa
sisi kartu tantangan. Sisi ini memberikan peserta didik pengalaman langsung atau simulasi peran dalam
pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik dan penasaran dalam mengikuti pembelajaran.
Tersedia beberapa kartu yang diantaranya berisi pertanyaan, bermain peran, dan juga simulasi situasi nyata.
Untuk media Smart Boxpeneliti melakukan pengumpulan data-data berupa referensi buku-buku yang
digunakan sebagai sumber materi untuk diaplikasikan pada media pembelajaran “Smart Box”. Buku yang
digunakan berupa buku guru dan peserta didik Pendidikan Pancasila kelas II. Peneliti juga mencari referensi
lain untuk menjadikan media ini memenuhi hambatan yang ada, dengan menambahkan beberapa game
edukatif di dalamnya yang ramah untuk peserta didik kelas II.
3) Pengembangan (Development)
Kemudian setelah pembuatan media pemeblajaran “Smart Box” selesai, dilakukan validasi pada produk
pada ahli materi dan ahli media. Peneliti melakukan validasi materi dan validasi media pada Ibu Sri Yanti,
S.Pd. selaku wali kelas IIA SDN Lidah Wetan II / 462. Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah materi
dan media yang dikembangkan sudah sesuai dan layak untuk diimplementasikan atau belum. Dalam metode
penelitian ini ada dua tahap yang akan dilakukan pada tahap pengembangan ini, sebagai berikut :
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 9 -
Gambar 10. Diagram Presentase hasil
a. Validasi Ahli Materi
Validasi ini dilakukan oleh Ibu Sri Yanti, S.Pd. selaku guru kelas IIA dengan tujuan untuk mengetahui
kebenaran isi materi dan seberapa valid materi yang disampaikan dalam media pembelajaran. Terdapat
saran dan masukan yaitu pada bagian materi, agar terlihat atau terbaca oleh seluruh peserta didik di dalam
kelas, sebaiknya bisa dibuatkan materi di Power Point. Saran tersebut yang akan digunakan peneliti untuk
melakukan revisi kembali materi pada media pembelajaran, sebelum media tersebut di uji cobakan atau
diimplementasikan kepada peserta didik. (Sari dkk., 2024).
b. Validasi Ahli Media
Validasi dilakukan oleh Ibu Sri Yanti, S.Pd. selaku guru kelas IIA untuk mengukur kelayakan produk
media pembelajaran tersebut. Setelah melakukan validasi ke ahli media, maka untuk selanjutnya peneliti
gunakan sebagai acuan dasar untuk melakukan revisi terhadap produk media pembelajaran Smart Box
sebelum diuji cobakan pada peserta didik. (Sari dkk., 2024). Secara keseluruhan, tujuan akhir dari validasi
yang dilakukan ini untuk memperoleh penilaian secara umum terkait penggunaan media pembelajaran
Smart Box yang sudah dikembangkan. Terdapat 2 penilaian umum diperoleh yaitu media dapat
digunakan tanpa revisi serta media dapat digunakan dengan revisi kecil.
Gambar 11. Uji Validasi
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 10 -
Gambar 12. Kegiatan Pengisian Instrumen Validasi
4) Implementasi (Implementation)
Setelah produk media pembelajaran di revisi dari hasil saran dan komentar validasi, selanjutnya tahap
implementasi atau uji coba produk media pembelajaran “Smart Box” kepada peserta didik kelas IIA SDN
Lidah Wetan II / 462 Surabaya dengan jumlah peserta didik 29 anak yang dilakukan secara langsung di
ruang kelas pada hari Rabu, tanggal 13 November 2024. Pada tahap ini peneliti memandu jalannya proses
pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran diawali dengan perkenalan, berdoa, ice breaking,
pemaparan materi melalui Powerpoint (PPT), uji coba media pembelajaran “Smart Box”, penguatan materi,
lalu ditutup dengan berdoa. Pada uji coba media pembelajaran “Smart Box” ini, peserta didik dibentuk
kelompok lalu bergantian maju di depan kelas untuk mengerjakan quiz dan tantangan yang terdapat pada
media pembelajaran “Smart Box”. Quiz dan tantangan ini dirancang untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik mengenai materi “Aturan Di Rumah dan Di Sekolah”. Langkah-langkah kegiatan
yang dilakukan selama proses pembelajaran meliputi:
a) Menyampaikan materi melalui Power Point yang ditampilkan di proyektor kelas, sesuai dengan
saran ahli materi.
Gambar 13. Penyampaian Materi
b) Menjelaskan proses penggunaan media pembelajaran Smart Box”.
c) Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok & mengkoordinasi peserta didik berkumpul dengan
kelompoknya.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 11 -
d) Memulai uji coba media pembelajaran “Smart Box”.
e) Melakukan permainan edukatif dan interaktif, peserta didik bergantian maju ke depan kelas untuk
bergantian bermain games edukatif sementara peserta didik yang lain memperhatikan.
Gambar 14. Permainan Edukatif Kantong Aturan
Gambar 15. Permainan Edukatif Menjodohkan
Gambar 16. Permainan Edukatif Kartu Tantangan
f) Melakukan wawancara dengan 5 peserta didik yang sudah mengikuti rangkaian uji coba media
pembelajaran dari awal hingga akhir.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 12 -
Gambar 17. Wawancara kepada peserta didik
Respon sikap peserta didik pada saat uji coba terlihat sangat antusias dan aktif. Selama proses uji coba,
peserta didik menunjukkan semangat tinggi saat berinteraksi dengan media pembelajaran Smart Box
dengan mengikuti permainan dan berdiskusi dengan teman lainnya. Hal ini menunjukkan minat yang besar
terhadap materi yang diajarkan dengan media pembelajaran yang digunakan.
5) Evaluasi (evaluation)
Melalui penelitian yang dilaksanakan, terlihat bagaimana validasi media “Smart Box” pada pelajaran
Pendidikan Pancasila khususnya pada materi ajar “Peraturan Di Rumah dan Di Sekolahan” pada kelas IIA
dilaksanakan 2 validator, yang mencakup 1 ahli materi dan 1 ahli media. Melalui validasi yang dilakukan
oleh keduanya, maka dapat ditentukan Bagaimana kelayakan dari media berupa “Smart Box” sehingga
diketahui Apakah media tersebut mampu memberikan peningkatan terhadap hasil belajar bagi peserta didik
sebagaimana yang dicantumkan pada beberapa pertanyaan untuk membuat nilai akhir, yang diperoleh dari
validasi materi dijelaskan sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Validasi Materi Oleh Validator
No.
Skor
Skor
Total
Persentase
Kategori
Aspek Komponen
Kelayakan
Isi Atau
Materi
Kebenaran
Isi Atau
Materi
1.
32
12
44
100%
Sangat
Layak
Tabel 6. Tabel Kriteria Tingkat Validasi Ahli Materi
No.
Kategori
Kriteria Validasi (%)
1.
Sangat Layak
81%-100%
2.
Layak
61%-80%
3.
Cukup Layak
41%-60%
4.
Kurang Layak
21%-40%
5.
Sangat Kurang Layak
0%-20%
Berdasarkan penilaian yang diperoleh dari ahli materi diketahui bahwa materi pembelajaran “Smart Box
memiliki nilai kevalidan 100% dikategorikan sangat layak dan dinyatakan layak digunakan. Adapun
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 13 -
validator memberikan saran seperti, tampilan materi pada sisi pertama “Smart Box” terlalu kecil jika
digunakan untuk satu kelas maka dapat dibuatkan PPT materi agar dapat dijangkau untuk satu kelas.
Kemudian validasi juga dilaksanakan terhadap ahli media dijelaskan sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Validasi Media Oleh Validator
No.
Skor
Skor
Total
Rata-
rata
Skor
Persentase
Kategori
Aspek Komponen
Aspek Desain
dan Tampilan
Aspek Bentuk
Permainan
Fungsional
1.
28
16
8
52
17.33
100%
Sangat
Layak
Tabel 8. Tabel Kriteria Tingkat Validasi Ahli Media
No.
Kategori
Kriteria Validasi (%)
1.
Sangat Layak
81%-100%
2.
Layak
61%-80%
3.
Cukup Layak
41%-60%
4.
Kurang Layak
21%-40%
5.
Sangat Kurang Layak
0%-20%
Berdasarkan penilaian yang diperoleh dari ahli media diketahui bahwa media pembelajaran Smart Box”
memiliki nilai kevalidan 100% yang dikategorikan sangat layak dan dinyatakan layak digunakan. Namun
demikian, validator turut memberikan saran kepada peneliti, diantaranya menambahkan stick aturan untuk
sisi kedua “Smart Box” dan menambahkan foto peserta didik. Dengan demikian, media “Smart Box” layak
digunakan untuk uji coba produk di lapangan. Kemudian, tingkat praktis dari media berupa “Smart Box”
dilihat dari angket respon peserta didik, sesudah digunakan media berupa “Smart Box” untuk mata ajar
Pendidikan Pancasila materi Aturan Di Rumah dan Di Sekolah.
Tabel 9. Hasil Respon Peserta Didik Terhadap Pengimplementasian “Smart Box
No
Pertanyaan
Jawaban Peserta Didik
1.
Apakah sebelumnya sudah pernah menggunakan
media pembelajaran "Smart Box"? Jika pernah,
pada mata pelajaran apa?
Belum pernah (5 peserta didik)
2.
Apakah kamu lebih suka belajar menggunakan
media pembelajaran "Smart Box", PPT interaktif,
video, atau buku teks? Mengapa kamu memilih
itu?
Lebih suka belajar menggunakan Smart Box
karena terdapat permainan, banyak gambar lucu
dan menarik (5 peserta didik)
3.
Apakah kamu lebih mudah memahami materi
"Aturan Di Rumah dan Di Sekolah" dengan
menggunakan media pembelajaran "Smart Box"?
Suka menggunakan smartbox dan lebih mudah
dipahami (5 Peserta didik)
4.
Bagaimana perasaanmu ketika belajar dengan
menggunakan media "Smart Box"?
Senang, Suka, seru, bahagia (5 peserta didik)
5.
Apakah kamu merasa lebih percaya diri saat
menjawab pertanyaan setelah belajar
menggunakan media pembelajaran "Smart Box"?
Ya, karena saya menjawab sambil bermain dan
bergerak.jadi lebih seru menjawab dengan
bermain bersama teman-teman (5 peserta didik)
6.
Apakah media pembelajaran Smart Box
membuat kamu lebih tertarik dan lebih semangat
dalam mengikuti pembelajaran?
Ya tentu (5 peserta didik)
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 14 -
7.
Apakah kamu mengalami kesulitan atau masalah
saat menggunakan media pembelajaran Smart
Box”?
Tidak, sangat mudah digunakan (5 peserta
didik)
8.
Menurut kamu adakah materi lain yang sulit
dipahami sehingga memerlukan media
pembelajaran Smart Box”, jika ada materi
apakah itu?
Ada, semua materi di PPKn sulit untuk
dipahami jadi kalau bisa semuanya
menggunakan smartbox (1 Peserta didik)
Ada, materi pembagian.menit dan penjumlahan.
Tapi bisa memahami jika menggunakan “Smart
Box” (1 Peserta didik)
Ada. Mata pelajaran IPA alangkah lebih baik
menggunakan media Smart Box (1 Peserta
didik)
Tidak (1 Peserta didik)
Tidak, namun alangkah lebih baik jika mata
pelajaran seni rupa menggunakan media Smart
Box(1 Peserta didik)
9.
Apakah kamu ingin menggunakan media media
pembelajaran "Smart Box" lagi? Mengapa?
Iya, karena seru ada permainannya jadi tidak
bosan (5 peserta didik)
10.
Apakah ada saran atau ide yang bisa kamu berikan
agar kamu lebih mudah dalam menggunakan
media pembelajaran "Smart Box"?
Tidak ada karena sudah bagus (2 peserta didik)
Ditambah permainan lain (1 Peserta didik)
Stiknya ditambah lagi (1 Peserta didik)
Ditambah wajah peserta didik (1 Peserta didik)
Hasil evaluasi respon peserta didik menunjukkan bahwa media pembelajaran “Smart Box”
memberikan pengalaman belajar yang menarik dan interaktif. Sebagian besar peserta didik merasa lebih
mudah memahami materi, lebih percaya diri, dan lebih bersemangat saat pembelajaran. Peserta didik juga
memberikan tanggapan positif terkait desain serta konten permainan dalam media tersebut, yang dinilai
menyenangkan dan membantu dalam pembelajaran. Selain itu, media ini terbukti efektif dalam
meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila. Respon peserta didik
menunjukkan bahwa mereka tidak hanya merasa senang tetapi juga lebih aktif selama proses pembelajaran.
Hal ini membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran yang interaktif, seperti penggunaan “Smart Box”
dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan pembelajaran di kelas rendah. Melalui data yang telah
dianalisis, diketahui bahwa media pembelajaran “Smart Box” yang telah dikembangkan memperoleh
kategori sangat valid, sebagaimana diungkapkan oleh validator. Validasi dilakukan melalui dua jenis
validasi, yaitu oleh ahli di bidang media dan ahli di bidang materi. Proses ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan produk sehingga dapat dijadikan indikator kelayakan sebuah
media. Smart Box” mencakup 10 pertanyaan yang telah divalidasi dan memperoleh nilai sebesar 100%,
sehingga dikategorikan sangat valid. Selain itu, materi yang dikembangkan dalam media Smart Box
dinyatakan layak karena sesuai dengan tujuan pengajaran dan indikator pembelajaran. Nilai yang diperoleh
adalah 100%, yang juga dikategorikan sangat layak. Menurut kajian pengembangan yang relevan
(Krismawati,. dkk 2021) hasil uji validasi materi dan media kategori tersebut memiliki rata-rata sesuai.
Kepraktisan media pembelajaran Smart Boxditunjukkan melalui hasil uji praktikalitas yang dilakukan
terhadap guru dan peserta didik. Berdasarkan hasil uji praktikalitas, media pembelajaran Smart Box
memperoleh nilai 100% dari guru dan peserta didik kelas IIA SDN Lidah Wetan II / 462, yang termasuk
dalam kategori sangat praktis. Penilaian ini menunjukkan bahwa media tersebut mudah digunakan dan
menarik perhatian peserta didik. Selain itu, tanggapan positif yang diberikan oleh peserta didik
mengindikasikan adanya ketertarikan yang kuat terhadap media ini. Penggunaan “Smart Box” terbukti
mampu meningkatkan minat belajar serta hasil pembelajaran peserta didik. Semua peserta didik
memberikan umpan balik yang menunjukkan kepuasan terhadap penggunaan media ini dalam proses
belajar.
4. Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan : 1) Media pembelajaran Smart
Box dikembangkan berdasarkan dari hasil analisis permasalahan yang ada dilapangan 2) Media
pembelajaran Smart Box efektif digunakan untuk memahami materi pendidikan pancasila
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 15 -
mengenai Aturan di Rumah dan di Sekolah yang mana dapat dilihat dari respon positif peserta didik
dan berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik setelah pengimplementasian media
pembelajaran Smart Box”. 3) Hasil penelitian pengembangan media pembelajaran Pendidikan
pancasila berupa Smart Box menghasilkan media pembelajaran yang memenuhi kriteria valid,
praktis, dan efektif yang mana terlihat pada penilaian validasi produk Smart Box dari ahli materi dan
media yang memperoleh presentasi validasi materi dan media sebesar 100% dengan kriteria sangat baik
atau layak digunakan. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan, terdapat
beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, yaitu sebagai berikut:
1) Perlunya mengembangkan media Smart Boxuntuk mata pelajaran lain, sehingga peserta didik
merasa termotivasi dan lebih tertarik belajar.
2) Untuk pengembangan media pembelajaran selanjutnya, media “Smart Box” dapat dikemas dalam
bentuk yang menarik dan interaktif, seperti permainan sederhana, cerita pendek, atau kuis.
3) Diharapkan akan ada penelitian lebih lanjut seperti penelitian desain untuk lebih membuat
penggunaan media “Smart Box” lebih interaktif dalam pembelajaran di kelas.
4) Dapat dimanfaatkan oleh guru maupun tenaga pengajar lainnya sebagai alat untuk membantu
proses pembelajaran secara klasikal maupun individu.
Daftar Pustaka
Ahmad, F., & Mustika, D. (2021). Problematika Guru Dalam Menerapkan Media pada Pembelajaran
Kelas Rendah Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), Article 4.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1056
Aminah, S., & Yusnaldi, E. (2024). Pengembangan Media Smart Box Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah Ibtidaiyah. Didaktika:
Jurnal Kependidikan, 13(3), 3077-3086.
https://jurnaldidaktika.org/contents/article/view/778/534
Cahyadi, R. A. H. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Addie Model. Halaqa: Islamic
Education Journal, 3(1), 3542.
https://doi.org/10.21070/halaqa.v3i1.2124
Cahyaningtyas, T. I., Maruti, E. S., Rulviana, V., & Rahmawati, R. (2024). Pengembangan media
pembelajaran smart box untuk anak tuna grahita. Paedagoria: Jurnal Kajian, Penelitian Dan
Pengembangan Kependidikan, 6356 (20), 6672.
Hidayat, F., & Nizar, M. (2021). Model Addie (Analysis, Design, Development, Implementation and
Evaluation) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Addie (Analysis, Design,
Development, Implementation and Evaluation) Model in Islamic Education Learning. Jurnal
UIN, 1(1), 2837.
https://doi.org/10.51188/jcipe.v1i1.001
Krismawati, N. I., Sutama, I. W., & Astuti, W. (2021). Pengembangan Media Koptar Calista untuk
Menstimulasi Kemampuan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun. SELING: Jurnal Program Studi
PGRA, 7(2), 205-217.
Kurnia, H (2022). Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Daring PPKn melalui Pendekatan Problem
Posing Berbasis Infografis. Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE), 1(1),
1-10.
Kurnia, H. & Kurnia, S. N. (2022). Tes Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan
Keterampilan Literasi Digital. Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE),
1(1), 1-10.
https://doi.org/10.51188/jcipe.v1i1.001
Ningrum, P. P., & Dahlan, Z. (2023). Pengembangan Medıa Swıvel Wheel Untuk Menıngkatkan Hasıl
Belajar Sıswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VI Sekolah Dasar. Jurnal Elementaria Edukasia,
6(2), Article 2.
https://doi.org/10.31949/jee.v6i2.5363
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 1-16
E-ISSN: 3026-4014
- 16 -
Nursafitri, S., Silfiyana, Huda, M. F., & Solina, A. (2021). Problematika dalam Penerapan
Media Pembelajaran yang Berlaku di MI/SD. Prosiding SEMAI Seminar Nasional PGMI 2021,
793808.
Okpatrioka Okpatrioka. (2023). Research And Development (R&D) Penelitian Yang Inovatif Dalam
Pendidikan. Dharma Acariya Nusantara: Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya, 1(1), 86
100.
https://doi.org/10.47861/jdan.v1i1.154
Oktavia, J., Zahra, V., Hanifah, N., & Nugraha, R. G. (2024). Penerapan Media Smart Box untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Kelas IV SD Materi Hak dan Kewajiban. Didaktika: Jurnal
Kependidikan, 13 (1), 545554.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (Nomor 40
Tahun 2022). Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Purnama Sari, E., Aru Fantiro, F., Wahyu Putri Utami, I., & FKIP Universitas Muhammadiyah Malang,
P. (n.d.). PENGEMBANGAN MEDIA SMART BOX BERBASIS PERMAINAN MONOPOLI
DALAM KALIMAT TRANSITIF DAN KALIMAT INTRANSITIF PESERTA DIDIK KELAS
4 SEKOLAH DASAR.
Putri, T. S., Dewi, N. K., & Ekawati, Y. Y. (2024). PENERAPAN MEDIA SMART BOX UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD MATERI KEKAYAAN BUDAYA
INDONESIA. Jurnal Media Akademik (JMA), 2(10), Article 10.
https://doi.org/10.62281/v2i10.833
Sukaryanti, A., & Dkk. (2023). Pengembangan Media Pembelajaran Kotak Pintar Keragaman di
Indonesia untuk Siswa Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan: Riset Dan Konseptual, 7(1), 140149
Tafonao, T. (2018). PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR MAHASISWA. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), Article 2.
https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113
Yaumi, M. (2017). Pengertian, Fungsi, dan Urgensinya bagi Anak Milenial. Provided by Repositori
UIN Alauddin Makassar
Yuliastri, N. A., Fitriani, R., & Ilhami, B. S. (2021). Pengembangan Media Smart Box dalam
Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal CARE (Children Advisory
Research and Education), 8(2), Article 2.
https://doi.org/10.25273/jcare.v8i2.8556
Zahro, N. L. (2024, Juni). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SMART BOX PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DI KELAS RENDAH SD NEGERI LIDAH WETAN
II/462. Universitas Islam Negeri.
Http://Digilib.Uinkhas.Ac.Id/35345/1/Nurul%20Lathifatuz%20Zahro_202101040002.Pdf