Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 143-149
E-ISSN: 3026-4014
- 143 -
Artikel Penelitian
Naskah dikirim: 20/09/2024Selesai revisi: 10/10/2024Disetujui: 17/11/2024Diterbitkan: 01/12/2024
Pengaruh Warisan Budaya Gedung Sate Terhadap Identitas Kota Bandung
Hazib
1
, Imas Ratna Suminar
2
, Isti Marwah Hasanah
3
, Permana Bayu Maulana
4
, Odang Hermanto
5
Institut Pendidikan Indonesia, Garut, Jawa Barat, Indonesia
e-mail: istimarwah19@gmail.com
Abstrak: Gedung Sate adalah ikon budaya dan sejarah yang sangat penting bagi Kota Bandung, dengan
arsitektur yang unik dan penuh makna simbolis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
Gedung Sate sebagai warisan budaya terhadap pembentukan identitas Kota Bandung. Untuk mencapai
tujuan tersebut, penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisis literatur dan observasi
lapangan. Analisis literatur dilakukan dengan mengkaji berbagai sumber tertulis yang membahas sejarah,
arsitektur, dan peran Gedung Sate dalam perkembangan kota, sedangkan observasi lapangan dilakukan
untuk mengamati hubungan antara gedung ini dan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Gedung Sate tidak hanya berfungsi sebagai simbol administratif Jawa Barat, tetapi
juga telah menjadi bagian integral dari identitas kolektif masyarakat Bandung. Gedung Sate memperkuat
citra kota sebagai destinasi wisata yang kaya akan sejarah dan budaya. Keberadaannya, yang terhubung
erat dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat, menjadikan gedung ini sebagai simbol kebanggaan
yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Dengan demikian, Gedung Sate berperan besar dalam
membentuk identitas Kota Bandung dan meningkatkan citra kota di mata dunia.
Kata kunci: Gedung Sate, Warisan Budaya, Identitas Kota, Kota Bandung
The Influence of Gedung Sate’s Cultural Heritage on The identity of The City of Bandung
Abstract: Gedung Sate is a very important cultural and historical icon for the city of Bandung, with
unique architecture and full of symbolic meaning. This research aims to identify the influence of Gedung
Sate as a cultural heritage on the formation of the identity of the City of Bandung. To achieve this goal,
the research used qualitative methods with literature analysis and field observations. Literature analysis
was carried out by reviewing various written sources that discuss the history, architecture and role of
Gedung Sate in the development of the city, while field observations were carried out to observe the
relationship between this building and the lives of the people around it. The results of the research show
that Gedung Sate does not only function as an administrative symbol West Java, but has also become an
integral part of the collective identity of the people of Bandung. Gedung Sate strengthens the city's image
as a tourist destination rich in history and culture. Its existence, which is closely connected to the social
and cultural life of the community, makes this building a symbol of pride that connects the past with the
present. Thus, Gedung Sate plays a major role in shaping the identity of the city of Bandung and
improving the city's image in the eyes of the world.
Keywords: Gedung Sate, Cultural Heritage, City Identity, Bandung City
Hak Cipta©2024 Hazib, Imas Ratna Suminar, Isti Marwah Hasanah, Permana Bayu Maulana, Odang Hermanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 143-149
E-ISSN: 3026-4014
- 144 -
1. Pendahuluan
Pada tahun 1808, Herman Willem Deandels Gubernur Jendral Hindia Belanda, mengubah ibu kota
Bandung dari Krapyak (Kota Bandung) menjadi Bandung Kota (Bandung Tengah). Pemerintah Kolonial
melihat potensi besar di Eek (nama lama kota Bandung) untuk dikembangkan menjadi kota yang
direncanakan dengan baik. Selain itu, sarana dan prasarana terus diperbarui. Pada akhirnya, hal ini
menghasilkan beberapa karya arsitektur yang menjadi ikon di Kota Bandung itu sendiri. Gedung Sate
memiliki ornamen khas tusuk sate yang melambangkan kebiasaan warga kota bandung pada saat itu yang
suka membeli jambu air dengan cara ditusuk seperti sate, dalam satu tusuk itu terdapat enam buah bulatan
yang berarti pembangunan gedung sate menghabiskan dana 6 Juta Gulden atau jika dirupiahkan sekitar
462M pada saat itu.
Dibangun pada 27 Juli 1920, Gedung Sate memiliki usia hamper 100 tahun dan memiliki nilai
sejarah yang signifikan bagi masyarakat Jawa Barat, terutama Kota Bandung. Ornamensi gedung ini
menunjukan nilai antara arsitektur Eropa dan Nusantara yang menarik. Desain ini juga dikenal sebagai
arsitektur Indo-Europeesche Stjii. Atap bertingkat yang berdiri tegak Gedung Sate menyerupai atap
Pagoda dan badannya mengingatkan kita pada gaya arsitektur Italia Renaissance. Ini adalah ungkapan
arsitektural yang efektif yang menggabungkan gaya Barat dan Timur. Perpaduan ini menghasilkan karya
arsitektur yang luar biasa yang menjadi dambaan banyak maestro arsitek dan ahli bangunan. Pembahasan
ini membantu pembaca memahami nilai nilai arsitektur yang terkandung dalam bangunan ini
mengapresiasinya sebagai ikon sejarah yang berharga. Warisan budaya memainkan peran signifikan
dalam membentuk identitas suatu daerah. Gedung Sate sebagai ikon arsitektural dan simbol sejarah, tidak
hanya menjadi pusat pemerintahan tetapi juga penanda identitas budaya masyarakat kota bandung. Berdiri
sejak tahun 1920, gedung sate mencerminkan perpaduan gaya arsitektur Indo-Eropa dan nuasa lokal yang
menjadi ciri khas bandung sebagai kota bersejarah dan inovatif. Gedung ini memiliki daya Tarik estetika
yang tidak hanya mencerminkan teknologi konstruksi pada masa kolonial, tetapi juga kepekaan budaya
terhadap konteks lokal.
Dalam konteks modern, gedung sate bukan hanya menjadi monument bersejarah, tetapi juga lambing
daya tarik budaya dan ekonomi. Fungsi ganda ini menjadikan gedung sate sebagai simbol integrasi antara
masa lalu, masa kini dan masa depan kota bandung. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi kontribusi gedung sate terhadap pembentukan identitas kota bandung dalam perspektif
budaya, sejarah dan ekonomi. Museum Gedung Sate adalah tempat pelestarian sejarah dan simbol
identitas budaya Kota Bandung. Museum, menurut Prasetya (2021), berkontribusi pada pertumbuhan
sosial dan ekonomi lokal dengan menyatukan budaya, pariwisata, dan pendidikan. Museum Gedung Sate
mampu menarik perhatian wisatawan dan menjadi media pembelajaran bagi generasi muda untuk
mengenal perjalanan sejarah Bandung dengan menyajikan koleksi sejarah yang relevan dan menarik.
Lebih dari itu, keberadaan museum ini membantu menyebarkan kesadaran akan pentingnya menjaga
keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian warisan budaya, yang sejalan dengan visi Bandung
sebagai kota kreatif yang berakar pada nilai-nilai tradisional.
Untuk memfasilitasi warga yang ingin berkunjung ke gedung sate pemerintah provinsi Jawa Barat
memberikan ruang dengan membuat museum yang diberi nama Museum Gedung Sate, dengan adanya
museum ini memfasilitasi pengunjung untuk mengetahui lebih dalam mengenai sejarah, perkembangan
dan juga hal hal lain yang berkaitan dengan gedung sate karena mengingat bahwasannya tidak semua area
gedung sate memiliki akses untuk dikunjungi oleh masyarakat umum, dengan adanya museum ini
memberikan kemudahan untuk warga yang ingin berkunjung dan mengetahui lebih lanjut tentang gedung
sate. Untuk menampilkan koleksinya kepada pengunjung, museum dalam ruang lingkup interior
menggunakan media digital. Museum gedung sate di bandung memiliki rhang pameran yang
menggunakan teknologi digital. Ruang untuk mendapatkan pandangan beragam mengenai peran gedung
sate dalam pembentukan identitas kota. Sejarah museum gedung sate yang menggunakan Aufnented
Reality (AR) menawarkan pengunjung pengalaman pasif melalui gambar, teks, dan benda benda pajang.
Disisi lain, ruang sejarah gedung sate menawarkan informasi melalui benda benda pajang. Pengunjung
dapat beperan sebagai pemain dan audiens di ruangan ini.
Menurut Sumpeno dalam Nazhar, R. D., & Rosid, Y. S. (2020:14) media digital seperti teknologi
Augmented Reality (AR) memiliki kemampuan untuk menciptakan model 3D dari artefak museum,
termasuk merekonstruksi artefak yang rusak menjadi model virtual yang utuh sesuai dengan bentuk
aslinya di masa lalu. Selain itu, teknologi citra panoramik juga dapat digunakan untuk mengembangkan
museum virtual yang menyajikan pengalaman museum secara menyeluruh dengan cara yang unik.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 143-149
E-ISSN: 3026-4014
- 145 -
Dengan tambahan interaksi alami dan presentasi 3D, pengalaman pengguna dalam menjelajahi museum
virtual menjadi lebih imersif dan kaya.
Kemudian menurut Locker dalam Nazhar, R. D., & Rosid, Y. S. (2020:14) bahwa ruang pameran
yang efektif adalah ruang yang mampu memicu reaksi emosional dari pengunjung. Ini menegaskan
bahwa setiap keputusan desain harus dirancang untuk menyampaikan pesan yang berinteraksi dengan
pengunjung. Pesan tersebut dapat disampaikan melalui berbagai elemen, seperti media digital, bentuk,
tata ruang, tekstur material, pencahayaan, atau suara. Dengan demikian, ruang pameran yang dirancang
mampu menciptakan suasana yang mendalam, sehingga memunculkan pengalaman emosional yang
berkesan bagi pengunjung.
Dari penjelasan yang disampaikan di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya Museum Gedung
Sate di Bandung berperan penting dalam melestarikan sejarah dan memperkuat identitas budaya melalui
pendekatan kreatif yang memadukan teknologi digital seperti Augmented Reality (AR) dengan elemen
desain interaktif. Teknologi ini tidak hanya memungkinkan rekonstruksi artefak dan pengalaman virtual
yang imersif tetapi juga menghadirkan informasi sejarah dan budaya secara menarik dan modern. Dengan
desain ruang pameran yang dirancang untuk membangkitkan emosi dan keterlibatan pengunjung,
museum ini menjadi pusat edukasi sekaligus destinasi wisata unggulan yang mendukung perkembangan
sosial, budaya, dan ekonomi Kota Bandung.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang bertujuan untuk
menggambarkan secara rinci dan mendalam mengenai peran Gedung Sate dalam pembentukan identitas
Kota Bandung. Dalam penelitian ini, berbagai data dikumpulkan melalui tiga teknik utama, yakni kajian
literatur, observasi langsung, dan wawancara dengan pengelola situs sejarah yang berkaitan dengan
Gedung Sate. Pendekatan ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman yang
komprehensif mengenai topik yang sedang diteliti. Kajian literatur merupakan salah satu cara dalam
pengumpulan data, di mana berbagai referensi tertulis digunakan untuk menggali informasi yang relevan
mengenai Gedung Sate serta kaitannya dengan identitas Kota Bandung. Literatur yang dikaji meliputi
berbagai jenis sumber, seperti buku-buku sejarah, artikel jurnal ilmiah, dan laporan-laporan yang
membahas baik tentang sejarah bangunan tersebut maupun pengaruhnya terhadap perkembangan kota.
Melalui kajian ini, peneliti dapat memahami konteks historis dan simbolik dari Gedung Sate dalam
pembentukan citra Kota Bandung.
Selain itu, observasi langsung dilakukan di sekitar Gedung Sate untuk memahami hubungan antara
bangunan ini dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat di sekitarnya. Observasi ini bertujuan
untuk mengidentifikasi bagaimana Gedung Sate tidak hanya berfungsi sebagai bangunan fisik, tetapi juga
sebagai simbol yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bandung. Dalam observasi ini,
peneliti berusaha untuk menggali bagaimana masyarakat menghubungkan gedung tersebut dengan
identitas budaya mereka, serta bagaimana Gedung Sate mempengaruhi dinamika sosial yang ada di
sekitar kawasan tersebut. Wawancara juga dilakukan sebagai bagian dari proses pengumpulan data, yang
melibatkan pengelola situs sejarah yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai Gedung Sate dan
peranannya dalam masyarakat. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan pandangan yang lebih
mendalam dan beragam mengenai bagaimana Gedung Sate berperan dalam pembentukan identitas Kota
Bandung dari perspektif para ahli dan pengelola situs. Dengan wawancara ini, peneliti dapat
mengumpulkan informasi mengenai berbagai aspek terkait pengelolaan dan peran Gedung Sate, baik
sebagai situs sejarah maupun sebagai simbol penting dalam kehidupan kota. Melalui gabungan antara
kajian literatur, observasi langsung, dan wawancara dengan pengelola situs sejarah, penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang holistik mengenai peran Gedung Sate dalam membentuk
identitas Kota Bandung, serta mengungkapkan dinamika yang terjalin antara bangunan bersejarah ini dan
masyarakat sekitar. Pendekatan kualitatif yang digunakan memungkinkan peneliti untuk mendalami
aspek-aspek sosial, budaya, dan simbolik yang tidak dapat diukur dengan metode kuantitatif, sehingga
hasilnya diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang diteliti.
3. Hasil dan Pembahasan
Gedung Sate adalah salah satu ikon paling penting yang dimiliki oleh Kota Bandung.
Keberadaannya bukan hanya sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga memancarkan makna yang
mendalam terkait dengan perjalanan panjang kota ini. Sebagai sebuah struktur yang kaya akan sejarah,
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 143-149
E-ISSN: 3026-4014
- 146 -
Gedung Sate bukan hanya mencerminkan kejayaan masa lalu, tetapi juga menggambarkan bagaimana
budaya dan identitas Kota Bandung berkembang dan terus bertransformasi, terutama di era modern ini.
Didirikan pada masa penjajahan Belanda, Gedung Sate menyimpan berbagai cerita penting yang
mencakup aspek sejarah, arsitektur, serta nilai-nilai budaya yang kental dan mendalam.
Sebagai sebuah bangunan yang dibangun pada zaman kolonial, Gedung Sate telah melalui berbagai
periode sejarah yang sangat signifikan, yang tercermin dalam setiap elemen desain dan fungsinya. Dalam
arsitekturnya, gedung ini menggabungkan berbagai elemen gaya Eropa dan lokal, menjadikannya sebagai
bukti nyata dari pertemuan antara dua budaya yang berbeda di masa itu. Keunikan desain dan nilai sejarah
yang terkandung di dalam Gedung Sate memberikan kedalaman lebih pada pemahaman kita tentang
bagaimana Bandung tumbuh sebagai kota yang memiliki akar sejarah yang kuat dan identitas budaya
yang kaya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Gedung Sate telah melampaui fungsinya yang semula hanya
sebagai pusat pemerintahan dan administratif. Saat ini, Gedung Sate telah menjadi simbol kebanggaan
bagi masyarakat Bandung. Bangunan ini tak hanya diingat sebagai tempat berjalannya pemerintahan,
tetapi juga sebagai representasi dari semangat dan identitas masyarakat Bandung yang terus berkembang.
Dalam pandangan banyak orang, Gedung Sate telah menjadi cerminan dari kekuatan dan kebanggaan
kota ini, yang melampaui sekadar fungsi praktis menjadi sebuah ikon budaya yang sangat dihormati.
Dalam pembahasan ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana Gedung Sate
bertransformasi menjadi simbol budaya dan sejarah yang sangat kuat bagi Kota Bandung. Gedung ini
tidak hanya memiliki makna penting dalam konteks sejarah, tetapi juga berperan besar dalam
pembentukan identitas kota tersebut, baik dari sisi budaya, ekonomi, maupun pariwisata. Sebagai sebuah
landmark yang ikonik, Gedung Sate memiliki peran yang sangat penting dalam menggambarkan warisan
budaya Bandung yang kaya, sementara itu juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perkembangan ekonomi dan sektor pariwisata kota ini.
Dengan segala nilai sejarah dan budayanya, Gedung Sate tidak hanya berdiri sebagai peninggalan
masa lalu, tetapi juga sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat Bandung masa kini, serta
menjadi pusat kegiatan yang terus menarik perhatian dari berbagai kalangan, baik lokal maupun
internasional. Melalui keberadaannya, Gedung Sate berfungsi sebagai penghubung antara sejarah dengan
perkembangan kota yang terus maju, serta menunjukkan bagaimana sebuah bangunan dapat menjadi
simbol yang terus hidup dalam memori kolektif masyarakat dan identitas sebuah kota atau wilayah.
A. Gedung Sate Sebagai Simbol Budaya dan Sejarah
Gedung sate tidak hanya dikenal sebagai bangunan bersejarah yang kokoh di pusat kota bandung,
tetapi juga merupakan lambing yang menggabungkan warisan kolonial dengan nilai nilai budaya lokal
yang mendalam. Sejak didirikan pada masa kolonial belanda, gedung sate telah menjadi saksi dari
perkembangan panjang Kota Bandung, yang menyaksikan transformasi dari masa penjajahan menuju kota
modern yang berkembang pesat. Walaupun dirancang dengan gaya arsitektur Eropa, gedung sate
membuat elemen elemen yang sarat dengan makna budaya lokal, yang menunjukan hubungan harmonis
antara pengaruh barat dan tradisi Indonesia
Salah satu fitur paling khas yang dengan mudah dikenali adalah ornamen berbentuk tusuk sate di
bagian puncak gedung. Bentuk ini lebih dari sekedar elemen dekoratif, melainkan sebuah simbol yang
menggambarkan perpaduan antara dua budaya yang saling berbeda. Budaya Eropa yang diperkenalkan
oleh penjajah belanda dan budaya Indonesia yang kaya akan tradisi serta kearifan lokal. Ornamen tusuk
sate pada puncak gedung ini mencerminkan kemampuan masyarakat bandung, bahkan masyarakat
Indonesia secara umum, untuk mengadaptasi dan menggabungkan elemen budaya asing tanpa kehilangan
jati diri mereka. Hal ini menunjukan bahwa meskipun ada pengaruh luar, budaya lokal tetap menjadi
landasan utama yang mengarahkan perkembangan kota ini.
Selain sebagai simbol arsitektural, Gedung Sate juga menggambarkan semangat masyarakat
bandung yang berkomitmen untuk mempertahankan dan melestarikan nilai nilai sejarah serta budaya
mereka. Keberadaan gedung sate yang tetap terjaga hingga kini dan terus mengalami renovasi serta
perbaikan untuk memastikan kelestariannya, menunjukan tekad kuat dari masyarakat dan pemerintah
untuk menjaga dan merawat warisan sejarah tersebut. Gedung sate bukan sekedar bangunan berusia tua
yang dibiarkan begitu saja, tetapi juga merupakan asset budaya yang dipelihara dengan penuh tanggung
jawab agar tetap relevan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 143-149
E-ISSN: 3026-4014
- 147 -
B. Pengaruh Terhadap Identitas Kota Bandung
Keberadaan Gedung Sate telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap terbentuknya
identitas Kota Bandung. Sebagai salah satu ikon kota yang paling dikena, Gedung Sate tidak hanya
menjadi lambing kekuatan sejarah dan budaya, tetapi juga berfungsi sebagai pusat dari berbagai kegiatan
budaya yang mencerminkan jati diri kota bandung. Gedung ini erring dijadikan sebagai latar belakang
dalam berbagai acara budaya seperti konser music tradisional, pameran seni, serta festival budaya yang
merayakan tradisi lokal. Melalui acara acara tersebut, gedung sate menjadi simbol yang memperkuat
ikatan masyarakat dengan warisan.
Gedung sate juga mencerminkan kekayaan sejarah yang ada di bandung memberikan inspirasi bagi
generasi muda untuk lebih mencintai dan menjaga warisan budaya yang dimiliki. Masyarakat Bandung
dengan bangga menganggap Gedung Sate sebagai simnol dari perjalanan kota ini, masa penjajahan
hingga menjadi kota modern yang penuh dengan inovasi dan kreativitas. Sebagai ikon budaya, gedung
sate juga memainkan peran dalam memperkenalkan bandung kepada dunia luar, menggambarkan bahwa
kota ini tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan sejarah dan
budayanya yang patut dilastarikan dan dibanggakan.
Melalui berbagai cara tersebut, Gedung Sate telah melampaui fungsinya sebagai sekadar bangunan
administratif yang hanya digunakan untuk urusan pemerintahan. Gedung ini kini menjadi bagian integral
dari identitas visual yang dikenali oleh banyak orang, baik yang tinggal di Bandung maupun wisatawan
dari luar kota. Tak hanya itu, Gedung Sate juga menyentuh sisi emosional masyarakat Bandung, yang
merasa bangga dan terhubung secara mendalam dengan keberadaannya. Dengan demikian, Gedung Sate
telah berhasil mengubah peranannya menjadi simbol yang sangat melekat pada wajah dan karakter Kota
Bandung, serta menjadi elemen penting dalam membangun citra kota di tingkat nasional bahkan
internasional
C. Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Dengan dibukanya Museum Gedung Sate menjadikan gedung sate sebagai salah satu destinasi
wisata yang populer, Gedung Sate telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan, wisatawan yang dating
tidak hanya tertarik dengan keindahan arsitektur Gedung Sate yang megah dan ikonik tetapi juga dengan
sejarah panjang yang terkandung didalamnya. Banyak wisatawan yang dating untuk belajar mengenai
sejarah gedung ini dan untuk merasakan nuasa budaya yang tercermin dalam setiap sudut bangunan.
Dalam hal ini, gedung sate tidak hanya sekedar tempat wisata, tetapi juga merupakan sumber edukasi
yang memperkenalkan masyarakat luar mengenai sejarah dan kebudayaan kota bandung yang kaya.
Inisiatif untuk mengembangkan gedung sate sebagai pusat budaya ini tidak hanya mendukung
pelestarian nilai nilai sejarah dan budaya, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi
kota Bandung. Sehingga memberikan kontribusi pada pendapatan daerah dan membuka lebih banyak
peluang kerja bagi masyarakat setempat. Dengan berbagai aktivitas yang melibatkan masyarakat lokal
dan pengunjung, gedung sate berfungsi sebagai pilar yang menghubungkan antara pelestarian budaya dan
pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Peningkatan jumlah wisatawan yang terus berkembang dari tahun ke tahun telah memberikan
dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian Kota Bandung. Salah satu sektor yang merasakan
dampak positif yang besar adalah sektor perhotelan. Banyaknya wisatawan yang datang memerlukan
tempat penginapan, sehingga permintaan akan hotel dan akomodasi meningkat pesat. Selain itu, sektor
kuliner juga ikut merasakan dampak positif karena banyaknya pengunjung yang mencari tempat makan
untuk menikmati hidangan khas Bandung selama mereka berada di kota ini. Restoran dan warung makan
yang ada di sekitar Gedung Sate turut mengalami lonjakan pengunjung, yang berimbas pada peningkatan
omzet dan daya tarik bisnis kuliner lokal.
Industri kreatif di Bandung juga mendapat manfaat besar dari keberadaan Gedung Sate sebagai
objek wisata. Banyak pelaku usaha kreatif, seperti para pengrajin, seniman, dan desainer, yang
memanfaatkan momen wisatawan datang ke kota ini untuk mempromosikan produk mereka. Peningkatan
kegiatan ekonomi ini menciptakan peluang usaha baru serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal yang terlibat dalam sektor-sektor tersebut. Secara keseluruhan, keberadaan Gedung Sate sebagai
destinasi wisata berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas ekonomi yang beragam, memberikan
keuntungan baik bagi pelaku usaha maupun masyarakat umum.
Secara keseluruhan, dampak positif yang diberikan oleh Gedung Sate terhadap sektor ekonomi dan
pariwisata Kota Bandung sangat besar. Sebagai magnet wisata, Gedung Sate berhasil meningkatkan
kunjungan wisatawan, yang pada gilirannya memberikan manfaat ekonomi yang luas dan berkelanjutan,
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 143-149
E-ISSN: 3026-4014
- 148 -
serta mendukung pelestarian budaya yang tak ternilai harganya. Keberadaan gedung ini telah menjadi
bagian penting dari identitas kota yang terus berkembang, baik dari segi budaya maupun ekonomi.
4. Simpulan dan Saran
Gedung Sate memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan dan penguatan
identitas Kota Bandung. Sebagai simbol budaya dan sejarah yang tidak ternilai, Gedung Sate
telah melampaui perannya sebagai sekadar bangunan administratif untuk menjadi ikon yang
mewakili seluruh karakter dan semangat Kota Bandung. Tidak hanya menjadi objek yang dikenali
oleh masyarakat Bandung, gedung ini juga memainkan peran penting dalam membangkitkan
kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian warisan budaya yang ada di kota ini. Keberadaan
Gedung Sate mengingatkan kita pada betapa berharganya sejarah dan kebudayaan yang telah
membentuk Bandung menjadi kota yang unik dan penuh makna. Lebih dari sekadar lambang
visual, Gedung Sate juga menjadi elemen yang sangat penting dalam memperkuat ikatan
emosional antara masyarakat dengan warisan budaya mereka. Keberadaan gedung ini semakin
mempertegas identitas kota, yang tidak hanya dibangun dari kemajuan modern, tetapi juga dari
pengakuan terhadap nilai-nilai tradisional dan sejarah yang terkandung di dalamnya. Sebagai
salah satu ikon terpenting di Bandung, Gedung Sate juga berfungsi sebagai titik sentral bagi
masyarakat dan pengunjung untuk merayakan dan menghargai perjalanan panjang sejarah kota
ini. Gedung Sate mengingatkan kita semua akan nilai-nilai budaya yang harus dijaga dan
dilestarikan agar dapat terus dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Selain peranannya dalam memperkuat identitas budaya dan sejarah kota, Gedung Sate juga
memberikan dampak ekonomi yang sangat signifikan, yang semakin memperkokoh posisinya
sebagai pilar utama dalam perkembangan Kota Bandung. Dampak positif dari sektor pariwisata yang
dipicu oleh keberadaan Gedung Sate jelas terlihat dalam meningkatnya jumlah wisatawan, baik
domestik maupun internasional, yang datang untuk mengunjungi gedung ini. Hal ini berdampak
langsung pada berbagai sektor ekonomi, seperti perhotelan, kuliner, dan industri kreatif, yang
semakin berkembang pesat karena tingginya permintaan dari wisatawan yang ingin menikmati
kekayaan budaya Bandung. Dengan keberadaannya yang sudah terintegrasi dalam kehidupan sosial,
budaya, dan ekonomi kota, Gedung Sate telah mengukuhkan posisinya sebagai salah satu warisan
budaya paling berharga yang dimiliki Indonesia. Keberlanjutan keberadaan gedung ini sebagai
bagian dari identitas Kota Bandung akan memberikan dampak positif yang lebih besar lagi di masa
depan. Gedung Sate tidak hanya menjadi simbol dari masa lalu, tetapi juga berfungsi sebagai
penghubung yang kuat antara sejarah dan masa depan kota ini.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat Bandung untuk terus menjaga
dan memanfaatkan Gedung Sate sebagai simbol budaya yang memperkuat identitas kota ini. Salah
satu langkah yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan upaya pelestarian gedung ini, baik
dari segi fisik bangunan maupun nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Selain itu, edukasi
budaya yang berkaitan dengan Gedung Sate juga perlu diperkuat, agar masyarakat dan pengunjung
lebih memahami betapa berharganya warisan budaya ini. Promosi pariwisata yang melibatkan
Gedung Sate sebagai daya tarik utama juga sangat penting untuk mendatangkan lebih banyak
wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Bandung. Secara keseluruhan, Gedung Sate
tidak hanya merupakan sebuah bangunan bersejarah, tetapi juga merupakan simbol yang memegang
peranan penting dalam membentuk dan memperkuat identitas Kota Bandung. Dengan menjaga dan
merawat Gedung Sate, kita tidak hanya melestarikan sebuah bangunan fisik, tetapi juga melestarikan
nilai-nilai budaya yang akan terus hidup dan berkembang seiring berjalannya waktu.
5. Daftar Pustaka
Rianti, M. R. (2021). Kearifan Lokal pada Interior dan Arsitektur Kantor Pemerintahan
sebagai Identitas Daerah.
Krimayanti, K., Maryani, E., & Somantri, L. (2019). Pengaruh Faktor Geografi Terhadap
Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung. Tourism Scientific Journal, 4(1), 67.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 143-149
E-ISSN: 3026-4014
- 149 -
Renaldy, R., & Zakiah, A. (2020). Development Mobile Application of Bandung Tempo
Doeloe based on Augmented Reality Using GPS Tracking Method. International
Journal of Information Engineering and Electronic Business, 12(2), 914.
https://doi.org/10.5815/ijieeb.2020.0 2.02
Mushoddik, Qodariah, L., Merina, Rahmawati, S. N., & Pratama, C. A. (2023). Eksplorasi
Museum Gedung Sate dengan Memanfaatkan Kanal Youtube Jurnalisa x Kisah Tanah
Jawa Sebagai Sarana Pembelajaran IPS. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial
Humaniora, 8(1), 8288.
Locker, Pam. (2010). Basics Interior Design 02: Exhibition Design. Singapore: AVA Book
Production Pte. Ltd.
Nazhar, R. D., & Rosid, Y. S. (2020). Penyajian Ruang Pameran Sejarah Berteknologi
Augmented Reality pada Museum Gedung Sate Bandung. Waca Cipta Ruang, 6(1),
1318. https://doi.org/10.34010/wcr.v6i1.4193
Prameswari, E. A., Rachmawati, T. S., & Perdana, F. (2024). Strategi dan Metode
Pengajaran Edukator dalam Mencapai Keberhasilan Literasi Informasi Pengunjung
di Museum Gedung Sate. 4, 1618816202.
Rahman, A. (2021). Arsitektur Kolonial dan Representasi Identitas Lokal pada Gedung
Sate. Jurnal Budaya dan Sejarah Indonesia, 12(3), 45-55.
Wijayanti, R. (2024). Ikon Arsitektur dan Identitas Kota: Peran Gedung Sate dalam
Membangun Citra Bandung. Jurnal Perkotaan dan Warisan Budaya, 15(1), 60-72.
Santoso, B. (2023). Pengaruh Destinasi Wisata Sejarah terhadap Ekonomi Lokal: Studi
Kasus Gedung Sate Bandung. Jurnal Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 10(2), 78-90.
Kusumah, A. (2020). Arsitektur Kolonial dan Identitas Kota. Bandung: Penerbit X.
Suryadi, T. (2021). "Pengaruh Pariwisata Budaya terhadap Identitas Lokal". Jurnal Budaya
Nusantara, 10(3), 45-60.
Wijaya, R. (2022). "Pelestarian Gedung Sate sebagai Warisan Budaya". Jurnal Sejarah dan
Arsitektur, 8(2), 15-30.
Meidiria, I. G. A. C. C. (2017). Gedung Sate, Keindahan Ornamen Arsitektur Indo-Eropa.
A321A326. https://doi.org/10.32315/sem.1.a321
Hidayat, R. (2023). Gedung Sate dan Simbolisme Budaya Lokal: Studi Arsitektur dan
Sejarah. Jurnal Warisan Budaya Nusantara, 11(1), 55-67.
Priyono, T. (2024). Arsitektur Kolonial dan Identitas Lokal di Jawa Barat: Kajian Gedung
Sate Bandung. Jurnal Arsitektur dan Kota, 9(2), 34-45.
Putra, A. (2021). Peran Warisan Budaya dalam Membentuk Identitas Kota: Perspektif
Gedung Sate. Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Indonesia, 14(3), 78-90.
Prasetya, D. (2021). Peran Museum dalam Pelestarian Budaya dan Pengembangan
Pariwisata: Studi Kasus Museum Gedung Sate Bandung. Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Lokal, 9(3), 45-57.