Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 55-61
E-ISSN: 3026-4014
- 55 -
Artikel Tinjauan Pustaka Naskah dikirim: 2/07/2023 Selesai revisi: 29/8/2023 Disetujui: 29/10/2023 Diterbitkan:1/12/2023
Sistem Pendidikan Finlandia: Membangun Kemandirian dan Semangat Belajar Siswa
Laila Nur Cahyani
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Kota Yogyakarta, D.I Yogyakarta, Indonesia
Email: laila130401@gmail.com
Abstrak: Sistem pendidikan Finlandia telah menarik perhatian global karena berhasil membentuk siswa
yang mandiri dan bersemangat belajar. Filosofi kesetaraan dan transformasi pendidikan abad ke-20
menjadi landasan utama, tercermin dalam pendekatan holistik terhadap pengembangan siswa.
Transformasi kurikulum dan pendekatan evaluasi formatif menjadi instrumen kunci dalam mencapai
tujuan ini. Metode kualitatif dan studi pustaka digunakan dalam penelitian untuk menyoroti bahwa
keberhasilan Finlandia tidak terbatas pada pencapaian akademis semata. Lebih dari itu, sistem ini berhasil
menggali dan memajukan kreativitas siswa serta keterampilan adaptasi mereka. Keberhasilan ini tidak
hanya bersifat lokal, tetapi juga memiliki relevansi global. Model pendidikan Finlandia memberikan
inspirasi bagi negara-negara lain untuk meningkatkan sistem pendidikan mereka. Peningkatan tersebut
tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan kreatif dan
adaptif siswa. Hal ini mendorong penelitian lebih lanjut dan pertukaran pengalaman antarnegara,
memperkuat ide bahwa filosofi pendidikan Finlandia dapat menjadi landasan bagi inovasi pendidikan
berkelanjutan di tingkat internasional. Keberhasilan Finlandia membuka jalan untuk memperkaya dan
meningkatkan pendidikan global, menjadikannya sumber inspirasi yang bernilai.
Kata kunci: Sistem Pendidikan Finlandia; kemandirian; semangat belajar.
Abstract: The Finnish education system has attracted global attention because it has succeeded in
forming students who are independent and enthusiastic about learning. The 20th century philosophy of
equality and educational transformation is a key foundation, reflected in a holistic approach to student
development. Curriculum transformation and formative evaluation approaches are key instruments in
achieving this goal. Qualitative methods and literature studies were used in the research to highlight that
Finland's success is not limited to academic achievement alone. More than that, this system succeeds in
exploring and advancing students' creativity and adaptation skills. This success is not only local, but also
has global relevance. Finland's education model provides inspiration for other countries to improve their
education systems. This improvement does not only cover academic aspects, but also involves developing
students' creative and adaptive skills. This encourages further research and exchange of experiences
between countries, reinforcing the idea that Finland's educational philosophy can be the basis for
sustainable educational innovation at an international level. Finland's success paves the way for
enriching and enhancing global education, making it a valuable source of inspiration.
Keywords: Finnish Education System; independence; eager to learn.
Hak Cipta©2023 Laila Nur Cahyani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International Licens
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 55-61
E-ISSN: 3026-4014
- 56 -
1. Pendahuluan
Masyarakat di suatu negara mengikuti beragam pedoman hidup sesuai dengan sistem negara yang
mereka anut. Tiap negara memiliki sistem yang didasarkan pada paham dominan, budaya, dan demografi.
Sistem ini mencakup berbagai sektor, termasuk pendidikan, yang menjadi pedoman pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan tujuan nasional dan prinsip-prinsip yang dianut. Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Finlandia, sebuah negara di Benua Eropa, memiliki luas wilayah sekitar 338.424 km² dan populasi
sekitar 5.477.359 juta jiwa menurut (Wikipedia, 2017). Sistem pendidikan di Finlandia dirancang secara
fleksibel dengan prinsip kurang mengajar dan lebih banyak belajar oleh pemerintahnya. Dengan sistem
tersebut, Finlandia berhasil menghasilkan lulusan berkualitas dan memiliki tingkat daya saing yang tinggi
dalam dunia pendidikan (Suardipa, 2019).
Sistem pendidikan Finlandia telah menjadi pusat perhatian global karena keberhasilannya dalam
membangun kemandirian dan semangat belajar siswa. Finlandia mempraktikkan pendekatan pendidikan
yang unik, dengan fokus pada pembelajaran yang bersifat holistik, pemberdayaan siswa, dan penekanan
pada kreativitas daripada evaluasi standar. Keberhasilan Finlandia dalam menghasilkan siswa yang
mandiri dan bersemangat belajar menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk memperbaiki sistem
pendidikan mereka. Untuk memahami landasan filosofis dan praktik pendidikan Finlandia, perlu dilihat
latar belakang yang membentuk ciri khas sistem pendidikan ini.
Finlandia dikenal memiliki sistem pendidikan yang berbeda dengan negara-negara lain. Tidak ada
ujian nasional, guru tidak diuji secara ketat, dan kepercayaan yang tinggi diberikan kepada pendidik
untuk merancang kurikulum mereka sendiri (Suardipa, 2019). Pendekatan ini didasarkan pada prinsip
bahwa setiap siswa adalah individu yang unik dan perlu diberdayakan untuk mengembangkan potensinya
(Purposari, 2017).
Filosofi dasar pendidikan Finlandia mencerminkan budaya kesetaraan yang erat terkait dengan
sejarah dan nilai-nilai masyarakatnya. Kepercayaan akan potensi setiap individu menjadi pondasi bagi
pendekatan yang memandang setiap siswa sebagai entitas yang memiliki hak dan nilai yang setara.
Pendekatan ini menggambarkan komitmen terhadap kesetaraan dalam pendidikan (Sahlberg, P., 2011).
Perubahan signifikan dalam kurikulum dan metode pengajaran di Finlandia telah memainkan peran
penting dalam membentuk kemandirian dan semangat belajar siswa. Pada abad ke-20, negara ini
mengalami transformasi dari pendekatan yang lebih tradisional menuju model yang menekankan
pemahaman konsep dan kreativitas. Langkah ini mencerminkan adaptasi terhadap tuntutan zaman dan
perubahan dalam paradigma pendidikan global (Simola, H., 2005).
Pendekatan Finlandia terhadap evaluasi juga memberikan kontribusi besar terhadap membentuk
siswa yang mandiri. Dengan menggantikan ujian nasional standar dengan evaluasi formatif, siswa
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 55-61
E-ISSN: 3026-4014
- 57 -
diberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman dan eksplorasi. Fokus pada pengembangan
kreativitas sebagai bagian integral dari pembelajaran juga menekankan pentingnya bukan hanya memiliki
pengetahuan, tetapi juga kemampuan berpikir kritis dan solutif (Hargreaves, A., & Shirley, D., 2009).
Melalui latar belakang di atas, artikel ini akan membahas lebih lanjut elemen-elemen kunci dalam
sistem pendidikan Finlandia yang membangun kemandirian dan semangat belajar siswa, sambil
menekankan relevansi dan implikasinya bagi konteks pendidikan global.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang mengutamakan
studi pustaka sebagai teknik utama pengumpulan data. Kegiatan penelitian kepustakaan melibatkan
proses pengumpulan, pembacaan, pencatatan, dan manajemen bahan pustaka. Data yang terhimpun
melalui pendekatan deskriptif ini diungkapkan melalui kata-kata, bukan angka.
Proses analisis data dilakukan melalui langkah-langkah reduksi data, penyajian data, validasi, dan
penegasan kesimpulan. Sumber data diperoleh dari berbagai literatur, buku, website, jurnal, dan dokumen
terkait lainnya yang relevan. Pendekatan ini memastikan keberagaman dan keakuratan informasi,
mendukung seluruh aspek yang diperlukan untuk penelitian ini.
Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif memberikan pemahaman mendalam tentang isu yang
diteliti, sedangkan studi pustaka sebagai teknik utama pengumpulan data memungkinkan peneliti untuk
menyajikan informasi melalui narasi. Keseluruhan penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi
pemahaman yang komprehensif dan kontekstual terhadap sistem pendidikan di Finlandia yang dapat
membangun kemandirian dan semangat belajar siswa.
3. Hasil dan Pembahasan
a. Keberhasilan Sistem Pendidikan Finlandia
Sistem pendidikan Finlandia telah menjadi sorotan global karena keberhasilannya membentuk
siswa yang mandiri dan bersemangat belajar. Keseimbangan yang dicapai antara pencapaian akademis
dan pengembangan pribadi siswa menjadi kunci utama dalam menciptakan model pendidikan yang
sukses.
Salah satu elemen kunci kesuksesan Finlandia adalah landasan filosofis yang mencerminkan
budaya kesetaraan yang kental. Sistem ini tidak hanya melibatkan siswa sebagai penerima
pengetahuan, tetapi menganggap setiap individu sebagai entitas unik dengan hak dan nilai setara.
Filosofi ini, sebagaimana diuraikan oleh Sahlberg (2011), menciptakan dasar untuk pendekatan yang
menghargai keberagaman dan mengakui potensi tak terbatas setiap siswa.
b. Penghapusan Ujian Nasional dan Penekanan pada Penilaian Formatif
Di Finlandia, tidak ada ujian nasional yang memberikan tekanan berlebihan pada siswa. Penilaian
lebih difokuskan pada evaluasi formatif yang memberikan umpan balik terus-menerus dan mendukung
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 55-61
E-ISSN: 3026-4014
- 58 -
perkembangan individu. Hal ini mengurangi tingkat stres siswa dan memberi mereka kepercayaan diri
untuk terlibat aktif dalam pembelajaran tanpa takut akan penilaian yang membebani.
c. Transformasi Kurikulum dan Metode Pengajaran
Perubahan signifikan dalam kurikulum dan metode pengajaran di Finlandia telah menjadi pilar
penting dalam membentuk kemandirian dan semangat belajar siswa. Transformasi ini, sebagaimana
dicatat oleh Simola (2005), merupakan respons terhadap tuntutan zaman dan perubahan paradigma
pendidikan global. Pergeseran dari pendekatan tradisional menuju penekanan pada pemahaman
konsep dan kreativitas membuka pintu bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan yang relevan
dengan kebutuhan masa depan.
Kurikulum yang fleksibel dan mencakup berbagai aspek kehidupan memberikan ruang bagi siswa
untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai materi
akademis, tetapi juga mengembangkan keterampilan hidup dan keahlian yang mampu membentuk
karir mereka di masa depan.
d. Kurikulum yang Holistik dan Relevan
Kurikulum Finlandia didesain untuk mencakup berbagai keterampilan dan pengetahuan, bukan
hanya fokus pada tes standar. Mata pelajaran diajarkan secara terintegrasi, memungkinkan siswa untuk
melihat keterkaitan antara konsep-konsep yang mereka pelajari. Pendekatan holistik ini merangsang
minat siswa dan mengembangkan pola pikir kritis.
e. Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran
Guru di Finlandia berperan sebagai fasilitator pembelajaran daripada hanya memberikan
informasi. Mereka mendorong siswa untuk bertanya, berpikir kritis, dan mengeksplorasi konsep secara
mendalam. Ini menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan merangsang semangat belajar siswa.
f. Evaluasi Formatif dan Pengembangan Kreativitas
Pendekatan Finlandia terhadap evaluasi memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan
siswa yang mandiri. Penggantian ujian nasional standar dengan evaluasi formatif memungkinkan
siswa belajar melalui pengalaman dan eksplorasi. Hargreaves dan Shirley (2009) menekankan bahwa
fokus pada pengembangan kreativitas sebagai bagian integral dari pembelajaran menciptakan
lingkungan di mana siswa tidak hanya diukur oleh kemampuan mengingat informasi, tetapi juga oleh
kemampuan berpikir kritis dan solutif.
Evaluasi formatif tidak hanya memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa tetapi juga
memotivasi mereka untuk terus berkembang. Sistem ini menekankan pentingnya proses belajar, bukan
hanya hasil akhir. Dengan demikian, siswa tidak merasa tertekan oleh ujian standar, tetapi diilhami
untuk menjelajahi dan mengembangkan potensi penuh mereka.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 55-61
E-ISSN: 3026-4014
- 59 -
g. Pendidikan Karakter dan Pemberdayaan Siswa
Selain dari aspek akademis, Finlandia juga memberikan perhatian pada pengembangan karakter
siswa. Pendidikan kewarganegaraan, etika, dan kebijakan sekolah yang mendorong pemberdayaan
siswa menjadi bagian integral dari pendidikan Finlandia. Ini membentuk siswa sebagai individu yang
bertanggung jawab, peduli, dan bersemangat untuk mencapai potensi mereka.
h. Relevansi dan Implikasi Global
Pentingnya pendidikan yang berorientasi pada pengembangan pribadi dan keterampilan adaptasi
siswa memiliki implikasi yang signifikan di tingkat global. Sistem Finlandia memberikan contoh
bahwa pendidikan yang sukses tidak hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang
membentuk individu yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.
Relevansi pendekatan Finlandia dalam konteks pendidikan global dapat diukur dari kemampuan
siswa untuk bersaing di pasar kerja yang terus berubah. Keberhasilan Finlandia menunjukkan bahwa
model ini dapat diadopsi oleh negara-negara lain untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi
tantangan masa depan.
Dalam pengantar buku Teach Like Finland (Walker, 2017), Pasi Sahlberg menyampaikan lima
kunci sukses yang menjadikan sistem pendidikan Finlandia diakui sebagai yang terbaik di dunia.
Pertama, kurikulum Finlandia memberikan perhatian yang merata pada semua mata pelajaran,
memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan berbagai aspek kepribadian dan bakat.
Mayoritas siswa belajar dalam kelas yang mencampur aspek sosial tanpa memandang status ekonomi
atau kemampuan, menciptakan suasana inklusif. Fokus pada kesejahteraan, kesehatan, dan kebahagiaan
siswa menjadi tujuan utama di setiap sekolah.
Kedua, otoritas pendidikan Finlandia menyadari pentingnya guru yang terlatih dengan baik dalam
mengajar di lingkungan yang heterogen. Oleh karena itu, pemerintah mengubah pendidikan guru
menjadi program magister berbasis penelitian, memastikan bahwa guru memiliki pemahaman
mendalam tentang psikologi anak, pedagogi, pendidikan khusus, dan kurikulum.
Ketiga, setiap sekolah membentuk Tim Kesejahteraan Siswa yang terdiri dari ahli, guru, dan
pemimpin. Meskipun memerlukan pendanaan tambahan, hal ini dianggap penting untuk menciptakan
dasar kesetaraan pendidikan yang kuat di seluruh Finlandia.
Keempat, kepala sekolah diwajibkan untuk turut mengajar, mengakui bahwa kepemimpinan yang
efektif dalam pendidikan harus dimiliki oleh pendidik berpengalaman. Menurut Sahlberg, pemimpin
adalah guru dan sebaliknya.
Kelima, sistem pendidikan Finlandia memberikan ruang lebih banyak untuk kegiatan
ekstrakurikuler dengan menjalin kerjasama dengan berbagai jaringan di luar sekolah. Hal ini bertujuan
untuk mendukung minat dan bakat siswa di luar kegiatan pembelajaran formal.
Finland telah menerapkan beberapa inovasi dalam mengembangkan sistem pendidikannya (Kasali,
2006), termasuk:
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 55-61
E-ISSN: 3026-4014
- 60 -
a. Anak-anak di Finlandia tidak diizinkan masuk sekolah dasar jika belum genap 7 tahun.
b. Guru-guru Finlandia menggunakan sistem penilaian yang berbeda, tidak hanya mengandalkan ujian
dan pekerjaan rumah.
c. Berbeda dengan Indonesia, di Finlandia, anak-anak tidak diukur dalam 6 tahun pertama pendidikan
mereka.
d. Finlandia hanya memiliki satu tes standar wajib, yang dilakukan ketika siswa berusia 16 tahun.
e. Semua siswa, tanpa memandang tingkat akademis mereka, belajar di kelas yang sama.
f. 30 persen anak di Finlandia menerima beasiswa untuk 9 tahun pendidikan.
g. 66 persen anak Finlandia melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
h. Tidak ada jurang yang signifikan memisahkan siswa yang paling canggih dan yang tertinggal di
kelas.
i. Kelas sains di Finlandia memiliki maksimal 16 siswa untuk memfasilitasi praktik dan penelitian.
j. 93 persen orang Finlandia adalah lulusan sekolah tinggi.
k. Siswa SD di Finlandia memiliki waktu istirahat 75 menit.
l. Guru hanya menghabiskan 4 jam di kelas. Selain itu, guru menerima 2 jam per minggu untuk
pengembangan profesional.
m. Di Finlandia, rasio guru dan murid seimbang.
n. Negara sepenuhnya membiayai 100% biaya sekolah.
o. Semua guru di Finlandia harus memiliki gelar master dan sepenuhnya disubsidi oleh pemerintah.
p. Kurikulum Nasional berfungsi sebagai panduan, dengan sisanya fleksibel.
q. 10% guru dipilih dari 10 universitas ternama, memilih lulusan terbaik.
r. Di Finlandia, tidak ada gaji yang tidak memadai untuk guru.
Berdasarkan inovasi yang dijelaskan oleh Finlandia, jelas bahwa setiap negara mengikuti pedoman
masing-masing. Indonesia tidak dapat mengadopsi inovasi tersebut secara langsung tetapi perlu
menyesuaikannya dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya.
Finlandia, meskipun kurang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan menghadapi
tantangan geografis, menyadari bahwa sumber daya sejatinya terletak pada kecerdasan penduduknya.
Semua segmen masyarakat, termasuk pendidik, administrator sekolah, politisi, dokter, dan pengacara,
bersatu dalam menetapkan dan secara konsisten menjaga standar pendidikan tinggi (Farida dkk., 2011).
Poin-poin yang diuraikan menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Finlandia sangat baik karena
dukungan penuh dari pemerintah, sistem pendidikan yang fleksibel dan ramah siswa, serta pendidik
yang terampil dalam pengembangan kurikulum dan penelitian.
4. Simpulan dan Saran
Sistem pendidikan Finlandia, dengan landasan filosofis yang menghargai kesetaraan,
transformasi dalam kurikulum, evaluasi formatif, dan fokus pada pengembangan
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 55-61
E-ISSN: 3026-4014
- 61 -
kreativitas, memberikan kontribusi besar dalam membentuk kemandirian dan semangat
belajar siswa. Keberhasilan Finlandia bukan hanya cerminan dari pencapaian akademis,
tetapi juga dari kemampuan siswa untuk berkembang sebagai individu yang kreatif dan
adaptif.
Relevansi dan implikasi global dari model pendidikan Finlandia menunjukkan bahwa
pendidikan yang berpusat pada pengembangan pribadi dan keterampilan adaptasi memiliki
dampak jangka panjang. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut dan pertukaran pengalaman
antarnegara dapat menjadi kunci untuk meningkatkan sistem pendidikan global agar lebih
responsif terhadap kebutuhan dan tuntutan zaman.
5. Daftar Pustaka
Farida Anna, Rois Suhud, Ahmad Edi S. 2011. Sekolah Yang Menyenangkan (metode kreatif
mengajar dan pengembangan karakter siswa) Bandung, Nuansa Cendekia.
Hargreaves, A., & Shirley, D. (2009). The Fourth Way: The Inspiring Future for Educational
Change. Corwin Press.
Pusposari, D. (2017). Pendidikan yang Demokratis dalam Era Global. FKIP EPROCEEDING, 83
98.
Sahlberg, P. (2011). Finnish Lessons: What Can the World Learn from Educational Change in
Finland. Teachers. College Press.
Simola, H. (2005). The Finnish miracle of PISA: Historical and sociological remarks on teaching
and teacher education. Comparative Education, 41(4), 455-470.
Suardipa, I. P. (2019). Diversitas Sistem Pendidikan di Finlandia dan Relevansinya dengan Sistem
Pendidikan di Indonesia. Maha Widya Bhuwana, 2(2), 68-77.
Walker, Timothy. D (2017). Teach Like Finland: 33 Strategi Sederhana Untuk Kelas
yangMenyenangkan. Grasindo. Jakarta
Wikipedia. 2017. Negara FInlandia, diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Finlandia pada
tanggal 27 November 2023 pukul 10.25.