Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 48-54
E-ISSN: 3026-4014
- 48 -
Artikel Penelitian
Naskah dikirim: 10/12/2024 Selesai revisi: 12/02/2025 Disetujui: 20/04/2025 Diterbitkan: 01/06/2025
Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kelas IV SD Negeri Glagah Yogyakarta
Maria Anjelica Mali
1
, Wachid Pratomo
2
, Irfan Adi Nugroho
3
, Eka Ridha Nofrida
4
, Ida Megawati
5
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
E-mail: anmali2002juli@gmail.com
Abstrak: Pengaruh model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Pendidikan Pancasila Kelas IV SD Negeri Glagah Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan
Pancasila Kelas IV SD Negeri Glagah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
dengan quasi -eksperimen. Sampelpada penelitian ini adalah siswa kelas IV berjumlah 55 siswa. Yang
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu 27 siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dan 28 siswa untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
discovery learning. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, tes, dokumentasi. Untuk instrumen
penelitian, lembaran instrumen tes yang terdiri dari pretest dan posttest. Validitas butir soal telah diuji dan
memperoleh 20 soal valid dan 5 soal tidak valid. Teknik analisis data dilakukan melalui uji normalitas, uji
homogenitas, uji hipotesis.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa model Problem Based Learning
yang diterapkan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya
peningkatan pada nilai rata-rata pre-tets dan post-tets pada kelas eksperimenyaitu sebesar 12, 22
meningkat menjadi 16, 33. Model Problem Based Learning juga terbukti lebih efektif dibandingkan
model sebelumnya yang telah diterapkan dikelas kontrol. Dapat dibuktikan dengan perbandingan hasil
postest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, Dimana nilai rata-rata dari postets kelas eksperimen
sebesar 16, 22. Sedangkan kelas kontrol sebesar 14, 92. Berdasarkan hasil Uji Independen Sample T-test
diperoleh nilai Signifikansi pada postest sebesar 0,006 < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan yang
signifikan antar dua kelas.
Kata kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar, Pendidikan Pancasila.
The Effect of Problem-Based Learning Model on Students' Learning Outcomes in Pancasila
Education for Fourth Grade at SD Negeri Glagah, Yogyakarta
Abstract: The Effect of Problem Based Learning Model on Student Learning Outcomes in Pancasila
Education Learning for Grade IV of Glagah Elementary School, Yogyakarta. This study aims to
determine the effect of the Problem Based Learning model on Student Learning Outcomes in Pancasila
Education Learning for Grade IV of Glagah Elementary School, Yogyakarta. This study is a type of
quantitative research with a quasi-experiment. The sample in this study was 55 grade IV students. Which
is divided into two groups, namely 27 students in the experimental class who use the problem based
learning model and 28 students for the control class who use the discovery learning model. Data
collection techniques consist of observation, tests, documentation. For research instruments test
instrument sheets consisting of pretest and posttest. The validity of the questions hasbeen tested and
obtained 20 valid questions and 5 invalid questions. Data analysis techniques are carried out through
normality tests, homogeneity tests, hypothesis tests. The results of this study indicate that the Problem
Based Learning model applied has been proven to improve student learning outcomes. This can be seen
from the increase in the average value of Pre-test and Post-test in the experimental class, which was
12.22 increasing to16.33. The Problem Based Learning model has also proven to be more effective than
the previous model that has been applied in the control class. This can be proven by comparing the post-
test results of the experimental class and the control class, where the average value of the post-test of the
experimental class was 16.22. While the control class was 14.92. Based on the results of the Independent
Sample T-test, the significance value of thepost-test was 0.006 <0.05, which means there is a significant
difference between the two classes.
Keywords: Problem Based Learning, Learning Outcomes, Pancasila Education.
Hak Cipta©2025 Maria Anjelica Mali, Wachid Pratomo, Irfan Adi Nugroho, Eka Ridha Nofrida, Ida Megawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 48-54
E-ISSN: 3026-4014
- 49 -
1. Pendahuluan
Pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kemampuan individu untuk
menghadapi tantangan di masa depan. Pendidikan adalah suatu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, yang berarti bahwa pendidikan menuntun semua kegiatan garis hidup yang ada pada diri anak, agar
mereka sebagai manusia serta anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebaik-
baiknya (Ki Hadjar Dewantara, 2001, hlm. 2). Dalam era informasi dan teknologi yang berkembang
pesat, dunia pendidikan dituntut untuk tidak hanya menanamkan pengetahuan, tetapi juga membentuk
keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan berkarakter. Salah satu mata pelajaran yang berperan dalam
pembentukan karakter peserta didik adalah Pendidikan Pancasila. Pembelajaran Pendidikan Pancasila
menjadi pembelajaran yang terdapat pada kurikulum merdeka di sekolah dasar. Pendidikan Pancasila
merupakan mata pelajaran yang dapat membentuk siswa memiliki kepribadian yang bermoral dan
berkualitas karena pembelajaran Pendidikan Pancasila mengajarkan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila (Hanafi'ah, 2023, hlm. 540). Pendidikan Pancasila adalah suatu hal yang mendasar untuk
setiap kehidupan warga negara yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sebagai
warga negara yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Pancasila membutuhkan pemberian contoh yang dapat diterapkan oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran konkret dilakukan secara sistematis dan logis untuk memberikan informasi
kepada siswa melalui kejadian dan kenyataan yang berada di lingkungan siswa. Pembelajaran adalah
usaha atau upaya guru dalam membantu siswa agar dapat memahami materi dengan mudah. Sehingga
dalam proses pembelajaran itu dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran juga akan tercapai
apabila bagian dalam pembelajaran dapat berkolaborasi dengan baik. Oleh karena itu jika salah satu
bagian tidak dapat berkolaborasi baik, maka proses pembelajaran kurang efektif dan tidak sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Salah satu bagian yang mendukung pembelajaran tersebut adalah model
pembelajarannya.
Model pembelajaran yang beragam dibuat untuk mendukung proses pembelajaran di kelas. Pada
era abad ke-21 saat ini, terdapat persaingan pendidikan yang menuntut paradigma pendidikan dengan
merubah metode pembelajaran yang pada awalnya berpusat pada guru (teacher-centered) menjadi
berpusat pada siswa (student-centered). Berbagai metode dan model pembelajaran yang beragam dan
berpusat pada siswa dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam melakukan
kegiatan pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satu contoh model
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mampu memotivasi siswa untuk belajar adalah model
pembelajaran Problem Based Learning (Jannah, 2023, hlm. 4). Model Problem Based Learning lebih
mengarah terhadap siswa untuk memecahkan masalah dengan konsep merdeka belajar yang dibuat untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan berinovasi. Problem Based Learning
merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif, siswa dapat diberikan kondisi pembelajaran
yang lebih aktif. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang melibatkan
pemecahan masalah pada siswa melalui tahapan-tahapan metode ilmiah sehingga siswa dapat belajar
tentang masalah sekaligus memiliki keterampilan memecahkan masalah dalam suatu soal (Sulistia &
Anshor, 2023, hlm. 174).
Sehingga siswa dapat mengembangkan apa yang telah dipelajari, dengan adanya model
pembelajaran seperti ini siswa menjadi lebih aktif, mandiri, kritis, dan kreatif dalam proses pembelajaran,
sehingga hal ini secara signifikan berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar mereka. Hasil
belajar adalah hasil atau pengetahuan yang dicapai siswa setelah menyelesaikan suatu proses
pembelajaran. Hasil belajar menunjukkan sejauh mana siswa mencapai tujuan belajar. Hasil belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti. Melalui proses belajar manusia dapat mengembangkan potensi yang
dibawanya sejak lahir (Oemar Hamalik, 2011, hlm. 30-33). Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan guru selama proses pembelajaran
dan bagaimana siswa tersebut bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu untuk
memecahkan masalah yang ada (Surya, 2017, hlm. 13).
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 48-54
E-ISSN: 3026-4014
- 50 -
Berdasarkan hasil observasi yang ditemukan bahwa pada proses pembelajaran Pendidikan
Pancasila masih cenderung berorientasi pada guru (teacher-centered), model pembelajaran yang
digunakan oleh guru belum sesuai dengan materi. Sejalan dengan penelitian Paulo Freire (2002, hlm.
324), menyatakan teacher-centered sistem pendidikan ini dapat menurunkan martabat manusia karena
pendidikan semacam ini bersifat guru mengajar murid diberi pelajaran, guru mengetahui segala macam
namun siswa hanya mendengar dengan tenang. Hal ini mengakibatkan rendahnya partisipasi aktif siswa,
kurangnya konsentrasi, serta kesulitan siswa dalam memahami dan menyimpulkan materi. Kurangnya
efektivitas pembelajaran berdampak pada pencapaian hasil belajar yang belum optimal. Siswa perlu
mendapatkan pembelajaran yang inovatif melalui penerapan model Problem Based Learning yang
mendorong keterlibatan aktif dalam proses belajar, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Dengan penerapan PBL, siswa akan lebih tertarik dan antusias dalam mempelajari
Pendidikan Pancasila, karena mereka dilatih untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah nyata yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat siswa menganggap pembelajaran Pendidikan
Pancasila sebagai pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna, khususnya bagi siswa kelas IV
SD Negeri Glagah Yogyakarta. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan tersebut dipaparkan
pada latar belakang maka peneliti tertarik untuk mengkaji melalui penelitian kuantitatif dengan judul
"Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan
Pancasila Kelas IV SD Negeri Glagah Yogyakarta".
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi-eksperimen dengan desain
nonequivalent control group design. Metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme ini
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014, hlm. 8). Penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri Glagah Yogyakarta pada bulan Februari 2025. Sampel penelitian adalah siswa kelas IV
yang berjumlah 55 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas IVA sebagai kelas
kontrol sebanyak 28 siswa dan kelas IVB sebagai kelas eksperimen sebanyak 27 siswa. Teknik
pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan pendekatan purposive
sampling karena sampel dipilih berdasarkan tujuan tertentu. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, tes (pretest dan posttest), dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan
berupa soal pilihan ganda. Teknik analisis data meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model
pembelajarannya.
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning
terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Pancasila kelas IV SD Negeri Glagah
Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda yang
diberikan kepada siswa sebelum diberi perlakuan (pretest) dan sesudah diberi perlakuan
(posttest).
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Pretest Kontrol
28
8.00
15.00
10.92
1.84
Posttest Kontrol
28
12.00
20.00
14.92
1.96
Pretest Eksperimen
27
9.00
17.00
12.22
2.03
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 48-54
E-ISSN: 3026-4014
- 51 -
Posttest
Eksperimen
27
14.00
20.00
16.33
1.69
Valid N (listwise)
27
Berdasarkan tabel hasil uji analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa kelompok kelas kontrol
berjumlah 28 siswa, sebelum diberi perlakuan (pretest) kelas kontrol memperoleh nilai minimum 8, nilai
maksimum 15, dengan rata-rata sebesar 10.92 dan standar deviasi 1.84. Sedangkan setelah diberi
perlakuan (posttest) memperoleh nilai minimum 12, nilai maksimum 20, rata-rata mencapai 14.92 dengan
standar deviasi 1.96. Pada kelas eksperimen yang terdiri dari 27 siswa, sebelum diberi perlakuan (pretest)
memperoleh nilai minimum 9, nilai maksimum 17, dengan rata-rata 12.22 dan standar deviasi 2.03.
Setelah diberi perlakuan (posttest) pada kelas eksperimen dengan jumlah siswa yang sama memperoleh
nilai minimum 14, nilai maksimum 20, dengan rata-rata 16.33 dan standar deviasi 1.69. Dari hasil ini
terlihat bahwa kedua kelas mengalami peningkatan dari skor pretest ke posttest. Namun peningkatan pada
kelas eksperimen lebih signifikan dibandingkan kelas kontrol, yang menunjukkan bahwa perlakuan yang
diberikan pada pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning lebih berpengaruh dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (Shapiro-Wilk)
Statistik
Pretest Kelas
Kontrol
Posttest Kelas
Eksperimen
Posttest
Kelas
Kontrol
N
28
27
28
α
0,05
0,05
0,05
Sig (2 tailed)
0,327
0,054
0,204
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Berdasarkan tabel uji normalitas Shapiro-Wilk di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi
pretest kelas eksperimen sebesar 0,140 dan kelas kontrol sebesar 0,327. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa nilai signifikansi pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari taraf signifikansi α =
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi
normal. Kemudian nilai signifikansi posttest kelas eksperimen sebesar 0,054 dan kelas kontrol sebesar
0,204. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
lebih besar dari taraf α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol terdistribusi normal.
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
Data
Levene Statistic
Sig
Hasil
Kesimpulan
Pretest Hasil Belajar
Pendidikan Pancasila
0,000
0,926
Homogen
Posttest Hasil Belajar
Pendidikan Pancasila
0,432
0,559
Homogen
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji homogenitas yang dilakukan terhadap data pretest dan posttest
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai sig pada Levene Statistic pretest hasil belajar
pendidikan Pancasila kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,926 > 0,05, dan posttest hasil belajar
pendidikan Pancasila sebesar 0,559 > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelas kontrol dan kelas
eksperimen bersifat homogen (sama) baik sebelum maupun sesudah diberi perlakuan, karena tidak
terdapat perbedaan varians yang signifikan di antara keduanya.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 48-54
E-ISSN: 3026-4014
- 52 -
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis
Data
t
f
Sig (2-
tailed)
Kesimpulan
Pretest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
-
2.478
3
0.016
Terdapat perbedaan
signifikan
Posttest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
-
2.843
53
0.006
Terdapat perbedaan
signifikan
Berdasarkan tabel di atas, pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen memperoleh nilai sig (2-
tailed) sebesar 0,016 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan
posttest pada kelas kontrol dan eksperimen memperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,006 < 0,05. Maka
dapat disimpulkan juga bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya terdapat perbedaan yang
signifikan juga antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan.
4. Simpulan dan Saran
Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian dengan judul pengaruh model Problem Based
Learning terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Pancasila kelas IV SD Negeri
Glagah Yogyakarta. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem Based Learning terbukti
lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model Discovery Learning.
Hal ini dibuktikan dari peningkatan nilai rata-rata pretest ke posttest pada kelas eksperimen sebesar 12,22
menjadi 16,33. Sedangkan pada kelas kontrol yang hanya sebesar 10,92 menjadi 14,92. Dilihat dari hasil
uji-t menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen dengan nilai signifikansi 0,006 < 0,05 baik pada pretest maupun posttest, yang artinya Ha
diterima dan H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada model
Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Pancasila kelas IV
SD Negeri Glagah Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, bagi
siswa, diharapkan agar mereka dapat lebih berperan aktif dan menunjukkan antusiasme dalam mengikuti
proses pembelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran sangat penting karena dapat
meningkatkan hasil belajar secara maksimal. Kedua, bagi guru, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, disarankan agar guru lebih sering menggunakan model pembelajaran ini, baik dalam
mata pelajaran Pendidikan Pancasila maupun pada mata pelajaran lainnya, karena terbukti dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Guru juga diharapkan mampu merancang
permasalahan yang relevan dan kontekstual dengan kehidupan siswa agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan aplikatif.
Ketiga, bagi pihak sekolah, diharapkan dapat memberikan dukungan dan fasilitasi yang memadai
kepada guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran Problem Based Learning secara optimal
dan efektif. Dukungan tersebut bisa berupa pelatihan, penyediaan media pembelajaran, dan penguatan
dalam pengembangan kurikulum berbasis masalah. Terakhir, bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar
memperluas cakupan penelitian, baik dari segi jenjang pendidikan maupun mata pelajaran yang diteliti.
Selain itu, penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi variasi dalam penerapan model PBL untuk
mengetahui efektivitasnya dalam berbagai konteks pembelajaran yang berbeda.
5. Daftar Pustaka
Arends, R. I. (2013). Belajar untuk mengajar (Edisi ke-9, Buku 2). Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Dila, O. R., & Zanthy, L. S. (2020). Identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal aritmatika
sosial. Jurnal Teorema: Teori dan Riset Matematika, 5(1), 1726.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 48-54
E-ISSN: 3026-4014
- 53 -
Freire, P. (2002). The Politics of Education: Culture, Power, and Liberation (Agung Prihantoyo & Fuad
Arif F., Penerj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hafizha, D., Ananda, R., & Aprinawati, I. (2022). Analisis pemahaman guru terhadap gaya belajar siswa
di SDN 020 Ridan Permai. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil
Penelitian, 8(1), 2533.
Hamalik, O. (2011). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah, D., Martati, B., & Mirnawati, L. B. (2023). Implementasi nilai karakter gotong royong dalam
pendidikan Pancasila kelas IV di sekolah dasar. Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah, 7(2), 539551.
Jannah, S. R., Firmansyah, R., & Nurfitri, A. (2023). Penerapan model project based learning dalam
menginisiasi kegiatan kolaboratif peserta didik pada pembelajaran biologi. Jurnal Biologi, 1(3), 1
10.
Ki Hadjar Dewantara. (2021). Ketamansiswaan. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Marwah, H. S., Suchyadi, Y., & Mahajani, T. (2021). Pengaruh model problem based learning terhadap
hasil belajar subtema manusia dan benda di lingkungannya. Journal of Social Studies Arts and
Humanities (JSSAH), 1(1), 4245.
Mungzilina, A. K., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2018). Penerapan model pembelajaran problem based
learning untuk meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas 2 SD. Naturalistic:
Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2), 184195.
Nabillah, T., & Abadi, A. P. (2019). Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Prosiding
Sesiomadika, 2(1c).
Nisa, K., & Angga, P. D. (2024). Pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa pada mata pelajaran pendidikan Pancasila. Journal of Classroom Action Research, 6(4),
782791.
Octavia, S. A. (2020). Model-model pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Pratomo, W., dkk. (2022). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Ust.
Rasto, & Pradana, R. (2021). Problem based learning vs sains teknologi dalam meningkatkan intelektual
siswa. Indramayu: Penerbit Adab.
Rikawati, K., & Sitinjak, D. (2020). Peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penggunaan metode
ceramah interaktif. Journal of Educational Chemistry (JEC), 2(2), 40.
Rusmono. (2012). Strategi pembelajaran dengan problem based learning itu perlu. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sanjaya, W. (2010). Modelmodel pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sari, L. A., Khasanah, U., & Sulistyaningsih, W. (2023). Peningkatan hasil belajar pendidikan Pancasila
menggunakan model problem based learning berbantuan media puzzle di kelas I Amanah SD
Muhammadiyah Kleco 2 tahun ajaran 2022/2023. Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan,
11(2).
Sofyan, H., Wagiran, K. K., & Triwiyono, E. (2017). Problem based learning dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta: UNY Press.
Somayana, W. (2020). Peningkatan hasil belajar siswa melalui metode PAKEM. Jurnal Pendidikan
Indonesia, 1(3), 350361.
Sugiono. (2014). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 3, No. 1, Juni 2025, page: 48-54
E-ISSN: 3026-4014
- 54 -
Sulistia, D., & Anshor, A. S. (2023). The influence of problem based learning (PBL) model on student
learning outcomes in mathematics learning materials building cube space and beam in class V SDN
060907 Medan Maimun District. International Journal of Educational Research Excellence
(IJERE), 2(2), 173178.
Surya, Y. F. (2017). Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV
SDN 011 Langgini Kabupaten Kampar. Jurnal Basicedu, 1(1), 1020.
Triyanto, T., & Fadhilah, N. (2018). Penguatan nilai-nilai Pancasila di sekolah dasar. Jurnal Civics:
Media Kajian Kewarganegaraan, 15(2), 161169.
Winarno. (2016). Paradigma baru pendidikan Pancasila. Jakarta: Bumi Medika.