Journal of Contemporary Issues in Primary Education (JCIPE)
Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 81-94
E-ISSN: 3026-4014
- 90 -
bersikap terbuka, namun juga kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan yang ada di
sekitar. Dasar konvergensi mempunyai arti bahwa dalam membina karakter bangsa, bersama
bangsa lain harus terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan umat sedunia atau konvergen,
tanpa harus mengorbankan identitas bangsa yang satu dan lainnya.
Ki Hadjar Dewantara memasukkan kebudayaan dalam diri anak dan memasukkan diri anak
ke dalam kebudayaan sejak dini, yaitu Taman Indria (balita). Konsep belajar “Tri No” Nonton:
secara pasif dengan segenap panca indera. Niteni: menandai, mempelajari, mencermati apa yang
ditangkap panca indera. Nirokke: menirukan yang positif untuk bekal menghadapi
perkembangan anak. pendidikan yang memerdekakan dengan tujuannya adalah kemerdekaan.
Pendidikan yang holistik, dimana murid atau peserta didik dibentuk menjadi insan yang
berkembang secara utuh meliputi olah rasio, olah rasa, olah jiwa dan olah raga melalui proses
pembelajaran dan lainnya yang berpusat pada murid dan dilaksanakan dalam suasana penuh
keterbukaan, kebebasan, serta menyenangkan. Hal ini seiring dengan empat pilar pendidikan
menurut UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live
together. Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan harus menjadi sarana pembebasan
bagi individu dari segala bentuk penindasan dan keterbelakangan. Dalam konteks pembelajaran
di sekolah dasar kelas awal, pendekatan ini menggarisbawahi pentingnya memberikan
kesempatan kepada setiap anak untuk mengembangkan potensi dan bakat mereka secara optimal.
Guru diharapkan membantu anak-anak dalam mengenal diri mereka sendiri, menghormati
perbedaan, dan mendorong kebebasan berpikir serta kreativitas mereka.
Pembahasan tentang konsep pemikiran pendidikan KI Hajar Dewantara dan relevansinya
terhadap pendidikan karakter ialah telah di ringkas sebagaimana di bawah ini. Berdasarkan
uraian di atas tentang pandangan dan konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Menurut
penulis inilah kaitan ataupun relevansinya dengan pendidikan karakter yang seharusnya
dibangun dapat dideskripsikan atau di ringkas sebagai berikut: pertama, nilai-nilai yang perlu
diinternalisasikan kepada peserta didik dalam pengembangan karakter adalah: religius, jujur,
toleran, disiplin, kerja keras, cerdas, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, senang
membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Kedua, Penyelenggaraan
pendidikan jangan terjebak pada pencapaian target sempit, yang hanya melakukan transfer of
knowledge (transfer pengetahuan) melainkan perlu dengan sengaja (by design) mengupayakan
terjadinya transformasi nilai untuk pembentukan karakter anak bangsa. Ketiga, Pembentukan