Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 1 April 2024, Page 110 - 123
Journal of Economics, Business, Accounting and Management
(JEBAM)
Journal homepage:https://kurniajurnal.com/index.php/jebam
E-ISSN: 3032-274X
Keunggulan Komparatif Ekspor Kopi di Indonesia
Ahmad Wildan Saputra Ramadhana
1
, Avinda Distaniar Aulia
2
, Toifur Ulum
3
1
Faculty of Islamic Economics and Business, University Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember, 68136, Indonesia
2
Faculty of Islamic Economics and Business, University Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember, 68136, Indonesia
3
Faculty of Islamic Economics and Business, University Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember, 68136, Indonesia
Article History
Received : 25-March-2024
Revised : 30-April-2024
Accepted : 24-June-2024
Published : 01-July-2024
Keywords:
comparative; coffee exports; international
market
Corresponding author:
qwildan01@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.61476/095w2813
A B S T R A C T
Indonesia has a significant comparative advantage in the coffee export
sector, supported by high product quality, diversity of coffee types, and ideal
natural conditions for coffee cultivation. The unique taste of coffee in
Indonesia, such as Arabica and Robusta, is recognized and appreciated in
the international market. Nonetheless, Indonesia's coffee industry faces
several challenges such as price fluctuations, climate change, inadequate
infrastructure, limited access to funding, and intense global competition. To
overcome these challenges and strengthen its position in the global market, a
comprehensive strategy is needed. These strategies include improving
product quality and consistency, developing infrastructure, diversifying
and innovating products, increasing funding, and strengthening marketing
and promotion. The implementation of these strategies is expected to
improve the welfare of coffee farmers and producers, maximize Indonesia's
coffee export potential, and maintain its comparative advantage in the
global market. In addition, it is also important to increase collaboration
between the government, private sector, and farming community in facing
the challenges. With strong synergy, Indonesia's coffee industry can
continue to grow and compete in the international market, and contribute
significantly to the national economy.
A B S T R A K
Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang signifikan dalam
sektor ekspor kopi, didukung oleh kualitas produk yang tinggi,
keanekaragaman jenis kopi, dan kondisi alam yang ideal untuk
budidaya kopi. Keunikan cita rasa kopi di Indonesia, seperti
Arabika dan Robusta, diakui dan dihargai di pasar internasional.
Meskipun demikian, industri kopi Indonesia menghadapi beberapa
tantangan seperti fluktuasi harga, perubahan iklim, infrastruktur
yang belum memadai, akses pendanaan yang terbatas, dan
persaingan global yang ketat. Untuk mengatasi tantangan ini dan
memperkuat posisi di pasar global, diperlukan strategi yang
komprehensif. Strategi tersebut meliputi peningkatan kualitas dan
konsistensi produk, pengembangan infrastruktur, diversifikasi dan
inovasi produk, peningkatan pendanaan, serta penguatan di
bidang pemasaran dan promosi. Implementasi strategi-strategi ini
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan
produsen kopi, memaksimalkan potensi ekspor kopi Indonesia,
dan mempertahankan keunggulan komparatifnya di pasar global.
Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kolaborasi antara
pemerintah, sektor swasta, dan komunitas petani dalam
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 1 April 2024, Page 110 - 123 111
menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Dengan adanya
sinergi yang kuat, industri kopi Indonesia dapat terus berkembang
dan bersaing di pasar internasional, serta memberikan kontribusi
signifikan bagi perekonomian nasional.
©2024, Ahmad Wildan Saputra Ramadhana, Avinda Distaniar Aulia, Toifur Ulum
This is an open access article under CC BY-SA license
PENDAHULUAN
Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam dan lokasinya yang strategis
dalam peta perdagangan dunia, telah menjadi magnet bagi pedagang asing selama
berabad-abad. Interaksi yang terjadi antara pedagang asing dan masyarakat lokal
memicu proses asimilasi budaya yang relatif lancar. Awalnya, pertukaran budaya ini
memperkaya khazanah budaya Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, budaya
lokal mulai tergeser oleh pengaruh asing, seperti yang terjadi dalam budaya kopi
Indonesia.
Meskipun kopi kini menjadi bagian integral dari budaya Indonesia, sebenarnya
bukan tanaman asli kepulauan ini. Pada akhir abad ke-16, ketika Indonesia masih di
bawah penjajahan Belanda, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) memperkenalkan
tanaman kopi Arabika ke Indonesia. Tujuannya adalah untuk menghancurkan
monopoli Arab dalam perdagangan kopi dunia. Pemerintah kolonial Belanda pertama
kali menanam bibit kopi di sekitar Batavia (sekarang Jakarta), dan kemudian
menyebarkannya ke daerah Sukabumi dan Bogor.
Karena tingginya permintaan pasar, perkebunan kopi mulai berkembang ke
berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta
beberapa daerah di Sumatra dan Sulawesi. Ekspansi ini tidak hanya menjadikan kopi
sebagai komoditas penting bagi ekonomi Indonesia, tetapi juga mempengaruhi
kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat. Proses ini mencerminkan
bagaimana pengaruh asing dapat memperkaya sekaligus menggeser budaya lokal.
Kopi, yang awalnya adalah tanaman asing, kini menjadi bagian penting dari identitas
budaya Indonesia, menunjukkan adaptasi dan integrasi elemen-elemen asing ke dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.(Gumulya & Helmi, 2017)
Kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat penting dalam konteks
perkebunan dan ekonomi nasional. Banyak peran serta kontribusi kopi dalam
pembangunan industri perkebunan. Budidaya kopi menciptakan kesempatan kerja bagi
ribuan petani di berbagai wilayah pedesaan. Proses penanaman, perawatan, dan panen
kopi mempekerjakan banyak pekerja secara langsung maupun tidak langsung. Bagi
petani kopi, hasil penjualan kopi adalah sumber pendapatan utama. Pendapatan ini
memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mendukung
keluarga, dan meningkatkan taraf hidup mereka. Selain petani, industri kopi juga
menciptakan lapangan kerja bagi pedagang pengumpul, pengolah kopi, eksportir,
buruh perkebunan, dan buruh industri pengolahan kopi. Dengan demikian, kopi
memberikan dampak ekonomi yang luas di berbagai sektor terkait. Pertumbuhan
112 Keunggulan Komparatif Ekspor Kopi di Indonesia (Ahmad Wildan Saputra Ramadhana, at al)
industri kopi juga mendorong pengembangan infrastruktur di daerah-daerah penghasil
kopi, seperti jalan, transportasi, dan fasilitas pendukung lainnya. Hal ini juga dapat
membuka peluang investasi di berbagai sektor terkait. Daerah-daerah penghasil kopi
sering kali menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun
internasional. Hal ini dapat membuka peluang bagi pengembangan pariwisata dan
diversifikasi pendapatan bagi masyarakat setempat.
Dengan demikian, kopi bukan hanya memberikan kontribusi ekonomi yang
signifikan melalui penjualan dan ekspor, tetapi juga memiliki dampak sosial dan
ekonomi yang luas dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, pengembangan
industri kopi perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan petani dan masyarakat di wilayah-wilayah penghasil kopi. Perkebunan
kopi di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat, yang dikelola oleh petani-petani
kecil di berbagai wilayah, terutama di daerah-daerah penghasil kopi seperti Jawa,
Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Selain itu, ada juga perkebunan kopi yang
dimiliki oleh pemerintah dan sektor swasta. Dalam perkembangannya dari tahun ke
tahun, perkebunan kopi rakyat mengalami pertumbuhan yang signifikan, baik dalam
hal luas areal maupun produksi. Dengan adanya pertumbuhan yang signifikan dalam
perkebunan kopi rakyat, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar
terhadap ekonomi petani dan pembangunan nasional secara keseluruhan. Oleh karena
itu, penting bagi pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk terus mendukung dan
memperkuat sektor perkebunan kopi rakyat di Indonesia.
Kopi, minuman yang populer di seluruh dunia, berasal dari tanaman yang
melalui proses pengolahan seperti sangrai dan penghalusan menjadi bubuk. Sebagai
salah satu komoditas global, kopi ditanam di lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia
yang merupakan salah satu dari lima negara terkemuka dalam produksi kopi.
Indonesia kini berada di peringkat ketiga sebagai produsen kopi terbesar di dunia,
dengan produksi mencapai 794,8 ribu ton pada tahun 2022, meningkat sekitar 1,1%
dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu
produsen kopi terbesar, setelah Brasil dan Vietnam. Kualitas minuman kopi sangat
bergantung pada kualitas biji dan cara pengolahannya. Tidak semua tanah bisa menjadi
media tanam yang baik bagi tumbuhan kopi. Kualitas biji yang baik dapat
meningkatkan nilai jual dan diminati oleh para konsumen. Daerah yang terbaik untuk
menanam kopi adalah daerah tropis, sehingga Indonesia dengan iklim tropisnya
menjadi tempat ideal bagi pengembangan kopi-kopi unggulan. Wilayah pegunungan,
ketersediaan air, kesuburan tanah, dan curah hujan yang cukup menjadi faktor penentu
produksi kopi yang sukses di Indonesia.
Ekspor komoditas kopi Indonesia didominasi oleh negara-negara seperti
Amerika Serikat, Mesir, dan Jerman. Amerika Serikat adalah pengimpor kopi terbesar
dari Indonesia. Berdasarkan data dari Trade Map 2023, ekspor kopi Indonesia ke pasar
Amerika Serikat memiliki nilai ekspor paling tinggi dibandingkan dengan negara-
negara pengimpor kopi lainnya. Dengan produksi yang besar dan kualitas yang diakui,
Indonesia terus memainkan peran penting dalam pasar kopi global. Tantangan ke
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 1 April 2024, Page 110 - 123 113
depan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi serta
memperluas pasar ekspor ke negara-negara lain. Pemanfaatan teknologi pertanian dan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam sektor kopi dapat menjadi
kunci untuk menghadapi tantangan ini (Nadiyah Ananda et al., 2023).
LANDASAN TEORI
1. Hukum keunggulan komparatif menurut Ricardo menyatakan bahwa meskipun
suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi dua jenis
komoditas dibanding negara lain, perdagangan yang saling menguntungkan
masih dapat terjadi selama terdapat perbedaan rasio harga antar negara yang
memungkinkan perdagangan, dibandingkan dengan situasi di mana tidak ada
perdagangan.
Menurut Simatupang dan Sudaryanto serta Simatupang, konsep keunggulan
komparatif menggambarkan potensi daya saing suatu komoditas. Dalam hal ini,
daya saing tersebut dianggap akan tercapai jika perekonomian tidak mengalami
distorsi sama sekali. Komoditas yang memiliki keunggulan komparatif diakui
juga memiliki efisiensi ekonomi. Artinya, dalam kondisi ideal tanpa adanya
distorsi ekonomi, komoditas tersebut akan mampu bersaing secara efektif dan
efisien di pasar.
2. Kegiatan ekspor dan impor didasari pada kondisi bahwa tidak ada negara yang
sepenuhnya mandiri, karena setiap negara saling membutuhkan dan melengkapi
satu sama lain. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti
sumber daya alam, iklim, geografis, struktur ekonomi, dan struktur sosial.
Perbedaan ini mengakibatkan variasi dalam komoditas yang dihasilkan, biaya
produksi, serta kualitas dan kuantitas produk. Adanya kebutuhan saling
ketergantungan ini mendorong terjadinya perdagangan internasional. Setiap
negara memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Komoditas yang
dihasilkan oleh suatu negara mungkin belum bisa langsung digunakan karena
masih berupa bahan mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Bahan
mentah ini kemudian mungkin dibutuhkan oleh negara lain sebagai bahan baku
untuk industrinya.
Transaksi ekspor dan impor pada dasarnya adalah kegiatan sederhana yang
melibatkan pembelian dan penjualan barang antara pengusaha di negara yang
berbeda. Namun, proses pertukaran barang dan jasa yang melintasi batas negara
ini sering menimbulkan berbagai masalah kompleks akibat perbedaan bahasa,
budaya, adat istiadat, dan cara kerja. Siswanto Sutojo merangkum ciri-ciri
khusus dari kegiatan ekspor sebagai berikut:
a) Penjual (eksportir) dan pembeli (importir) dipisahkan oleh batas teritorial
negara.
114 Keunggulan Komparatif Ekspor Kopi di Indonesia (Ahmad Wildan Saputra Ramadhana, at al)
b) Terdapat perbedaan mata uang antara negara pembeli dan penjual,
dengan transaksi sering menggunakan mata uang asing seperti dolar
Amerika, pound sterling Inggris, atau yen Jepang.
c) Hubungan antara pembeli dan penjual sering kali belum lama dan akrab,
dengan pengetahuan masing-masing pihak tentang mitra dagang mereka,
termasuk kemampuan membayar atau memasok komoditas, masih
minim.
d) Ada perbedaan kebijakan pemerintah negara pembeli dan penjual dalam
bidang perdagangan internasional, moneter, lalu lintas devisa, pelabelan,
embargo, atau perpajakan. Selain itu, terdapat perbedaan dalam
penguasaan teknik dan terminologi transaksi perdagangan internasional
serta bahasa asing yang digunakan, seperti bahasa Inggris.
3. Pasar internasional mengacu pada arena di mana barang, jasa, atau sumber daya
diperdagangkan antar negara. Ini mencakup semua aktivitas ekonomi yang
melintasi batas-batas nasional, termasuk ekspor, impor, investasi langsung asing,
dan perjalanan internasional. Pasar internasional memungkinkan negara-negara
untuk saling memanfaatkan kekuatan ekonomi dan mengakses berbagai produk
dan layanan dari seluruh dunia.
4. Secara ilmiah, kopi dikenal dengan nama latin coffea. Untuk jenisnya, kopi
arabika memiliki nama latin coffea arabica, kopi robusta dikenal dengan nama
coffea canephora atau coffea robusta, dan kopi liberika memiliki nama latin
coffea liberica. Kopi sebagai komoditas telah melalui sejarah panjang dan kini
tanaman kopi dapat ditemukan di berbagai negara di dunia. Setiap negara
memiliki karakteristik tanaman kopi yang berbeda, mulai dari varietas tanaman,
lokasi geografis lahan tanam, hingga proses pascapanen.
Pohon kopi cenderung tumbuh baik di lahan yang subur dengan suhu sejuk,
curah hujan yang cukup, dan sinar matahari yang teduh. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika tanaman kopi banyak ditemukan di negara-negara yang
dilalui oleh garis khatulistiwa, yang dikenal dengan sebutan "bean belt".
Indonesia termasuk dalam jalur ini dan telah menjadi salah satu dari lima besar
produsen kopi dunia selama bertahun-tahun.
Buah kopi menyerupai buah ceri sebelum bijinya diproses menjadi kopi yang
siap disangrai. Ceri kopi berwarna hijau saat belum matang dan berubah
menjadi merah ketika sudah siap dipanen. Anatomi buah kopi terdiri dari
beberapa lapisan, mulai dari kulit luar (pulp), lapisan lendir (mucilage), lapisan
perkamen (parchment), lapisan kulit tipis (silver skin), hingga biji kopi mentah
(green bean). Setelah ceri matang dipetik dengan hati-hati, buah kopi tersebut
akan melalui berbagai tahapan proses pascapanen, termasuk pengupasan,
penjemuran, penyortiran, fermentasi, pencucian, dan tahapan lainnya.
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 1 April 2024, Page 110 - 123 115
METODE PENELITIAN
Metode ini bertujuan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang keunggulan komparatif ekspor kopi di
Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Badan Pusat Statistik
Nasional, yang mencakup berbagai informasi penting terkait produksi data ini
digunakan sebagai pendukung untung mendeskripsikan keunggulan komparatif
ekspor kopi di Indonesia. Data yang diambil sebagai pendukun antara lain; Data yang
dianalisis meliputi perkembangan produksi kopi dari berbagai produsen di Indonesia
selama periode 2018-2022, yang memberikan gambaran tentang tren produksi kopi di
Indonesia. Penelitian ini juga menggunakan data ekspor kopi ke berbagai negara
selama tahun 2018-2022 untuk mengidentifikasi pasar utama dan potensi pasar baru
bagi kopi Indonesia. Selain itu, data volume ekspor jenis kopi pada tahun 2022
dianalisis untuk memahami preferensi pasar internasional terhadap jenis-jenis kopi
yang diekspor dari Indonesia.Data perkembangan volume dan nilai ekspor kopi dari
tahun 2013 hingga 2022 juga digunakan untuk melihat tren jangka panjang dalam
kinerja ekspor kopi Indonesia, termasuk peningkatan atau penurunan volume dan nilai
ekspor dari tahun ke tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia adalah salah satu negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di
dunia, dengan mayoritas hasil produksinya berupa varietas robusta. Dalam hal
komoditas pertanian, kopi merupakan penyumbang devisa terbesar keempat bagi
Indonesia.Kopi pertama kali diperkenalkan di Nusantara oleh Belanda, yang awalnya
menanam pohon kopi di sekitar Batavia. Namun, tak lama kemudian, mereka
memperluas produksi kopi ke wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat pada abad
ke-17 dan ke-18. Indonesia memiliki iklim yang hampir ideal untuk produksi kopi,
sehingga perkebunan kopi segera didirikan di berbagai wilayah lain di Jawa, Sumatra,
dan Sulawesi.(kemlu, 2018)
Data perkembangan produksi kopi dari berbagai produsen di Indonesia
Jumlah
Produksi
Kopi
Production
of
Coffee
Status Pengusahaan
Category of Producers
Tahun
Years
Perkebunan Besar Negara Government Estates
Perkebunan Besar
Swasta Private Estates
Perkebunan Rakyat
Smallholders
Sumber: bps statistik
116 Keunggulan Komparatif Ekspor Kopi di Indonesia (Ahmad Wildan Saputra Ramadhana, at al)
Data produksi kopi dari berbagai kategori produsen antara tahun 2018 hingga
2022 menunjukkan tren yang bervariasi. Perkebunan besar negara mengalami
penurunan signifikan, dari 13.267 ton pada 2018 menjadi hanya 2.886 ton pada 2022.
Perkebunan besar swasta juga menunjukkan penurunan serupa, dari 14.868 ton pada
2018 menjadi 1.088 ton pada 2022. Sebaliknya, produksi dari perkebunan rakyat relatif
stabil, dengan sedikit fluktuasi, berkisar antara 727.916 ton pada 2018 dan 770.987 ton
pada 2022. Penurunan produksi di perkebunan besar mungkin disebabkan oleh faktor-
faktor seperti perubahan kebijakan, ekonomi, atau kondisi iklim yang tidak
menguntungkan, sementara perkebunan rakyat menunjukkan ketahanan yang lebih
baik.
Data perkembangan produksi
Sumber: bps statistik
Perkembangan produksi kopi dari tahun 2020-2022 mengalami pasang surut. Tahun
2020 produksi kopi meningkat sebesar 3,12% dari 762,38 ribu ton ke 786,19 ribu ton.
Pada tahun 2022 turun sebesar 1,43% menjadi 774,96 ribu ton.
Data ekspor kopi ke berbagai negara
Negara Tujuan
2018
2019
2020
2021
2022
Berat Bersih: Ton
Jepang
30.360,3
25.587,8
23.471,4
27.297,0
18.813,4
Singapura
7.814,1
8.717,1
5.212,9
5.377,0
6.571,6
Malaysia
37.319,8
34.662,2
36.103,8
29.059,1
26.085,4
India
2.236,6
12.578,5
19.998,0
22.109,6
43.596,9
Mesir
29.307,8
34.285,0
32.536,7
48.521,3
37.428,4
Maroko
11.075,1
9.663,9
9.603,7
12.164,1
9.230,4
Aljazair
5.007,9
4.872,6
5.919,6
3.918,1
13.142,5
Amerika Serikat
52.083,5
58.666,2
54.473,7
57.694,0
55.810,1
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 1 April 2024, Page 110 - 123 117
Inggris
7.555,1
18.923,5
21.349,5
12.259,5
20.778,0
Jerman
13.082,6
18.451,4
21.320,8
13.334,8
36.976,4
Italia
27.929,5
35.452,2
27.237,5
24.590,0
24.006,2
Rumania
1.076,0
1.140,0
585,6
509,4
340,0
Georgia
10.746,0
12.229,6
12.748,0
13.398,0
15.902,6
Belgia
6.207,0
16.259,6
14.758,1
14.434,0
22.179,8
Belanda
1.631,5
1.604,2
1.490,8
2.243,5
3.597,8
Denmark
62,6
38,2
75,5
41,3
19,3
Perancis
265,8
2.945,3
4.376,4
5.993,4
874,7
Lainnya
33.650,0
59.689,2
84.293,9
91.566,5
98.427,3
Jumlah
277.411,2
355.766,5
375.555,9
384.510,6
433.780,8
Data ekspor kopi dari 2018 hingga 2022 menunjukkan tren yang bervariasi di
berbagai negara tujuan. Ekspor ke Jepang mengalami penurunan signifikan dari
30.360,3 ton pada 2018 menjadi 18.813,4 ton pada 2022. Sebaliknya, ekspor ke Singapura
menunjukkan peningkatan dari 5.212,9 ton pada 2020 menjadi 6.571,6 ton pada 2022.
Malaysia, meskipun mengalami fluktuasi, juga menurun dari 37.319,8 ton pada 2018
menjadi 26.085,4 ton pada 2022. India mengalami peningkatan drastis dari 2.236,6 ton
pada 2018 menjadi 43.596,9 ton pada 2022. Ekspor ke Mesir mencapai puncaknya pada
2021 dengan 48.521,3 ton, namun turun ke 37.428,4 ton pada 2022. Maroko relatif stabil,
tetapi sedikit menurun dari 11.075,1 ton pada 2018 menjadi 9.230,4 ton pada 2022.
Aljazair menunjukkan peningkatan signifikan pada 2022, mencapai 13.142,5 ton.
Amerika Serikat konsisten menjadi pasar terbesar, dengan ekspor stabil di sekitar
50.000-60.000 ton per tahun. Inggris dan Jerman juga menunjukkan tren peningkatan
yang kuat, dengan Jerman mencapai 36.976,4 ton pada 2022. Italia mengalami
penurunan dari 35.452,2 ton pada 2019 menjadi 24.006,2 ton pada 2022. Negara-negara
seperti Georgia dan Belgia menunjukkan tren peningkatan yang stabil, sementara
negara lain seperti Rumania dan Denmark memiliki volume ekspor yang relatif kecil
dan fluktuatif. Total ekspor kopi secara keseluruhan meningkat dari 277.411,2 ton pada
2018 menjadi 433.780,8 ton pada 2022, mencerminkan pertumbuhan permintaan global
yang kuat terhadap kopi dari Indonesia.
Data Volume Ekspor Jenis Kopi
Tiga urutan volume ekspor kopi terbesar tahun 2022 adalah Robusta, not roasted,
not decaffeinated sebesar 86,13 persen, Arabica, not roasted, not decaffeinated sebesar
118 Keunggulan Komparatif Ekspor Kopi di Indonesia (Ahmad Wildan Saputra Ramadhana, at al)
11,10 persen; Coffee oth than Arabica WIB/robusta OIB, not roasted, not decaffeinated
sebesar 1,91 persen, dan lainnya sebesar 0,86 persen.
Sumber: bps statistik
Data perkembangan volume dan nilai ekspor kopi
Volume ekspor dan nilai kopi sepuluh tahun terakhir cenderung berfluktuasi.
Volume ekspor berkisar antara 279,96 ribu ton sampai dengan 534,02 ribu ton dan Nilai
ekspor berkisar antara US$ 815,93 juta sampai dengan 1 197,74 juta
Sumber: bps statistik
Pada tahun 2021, volume total ekspor mencapai 387,26 ribu ton, yang meningkat
menjadi 437,56 ribu ton pada tahun 2022, mengalami kenaikan sebesar 12,99%.
Demikian pula, nilai ekspor juga mengalami peningkatan, dari US$ 858,56 juta pada
tahun 2021 menjadi US$ 1.148,38 juta pada tahun 2022, mengalami kenaikan sebesar
33,76%.
Keunggulan komparatif
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah beriklim tropis
dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Keberadaan pegunungan yang tersebar di
berbagai pulau memberikan kondisi tanah yang subur dan cocok untuk pertanian.
Dengan tanah yang kaya akan mineral dan kondisi iklim yang ideal, Indonesia mampu
Volume Ekspor Kopi
Robusta, not roasted, not
decaffeinated
Arabica, not roasted, not
decaffeinated
Coffee oth than Arabica
WIB/robusta OIB, not
roasted, not decaffeinated
lainnya
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 1 April 2024, Page 110 - 123 119
menghasilkan berbagai jenis komoditas tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, salah
satunya adalah kopi. Kopi Indonesia terkenal dengan kualitasnya yang unggul dan
variasi rasa yang khas. Beberapa daerah penghasil kopi terkenal di Indonesia seperti
kopi dari Sumatra, seperti kopi Gayo, Mandailing, dan Lintong, dikenal dengan cita
rasanya yang kuat dan berkarakter, seringkali dengan nuansa rempah dan cokelat.
Kopi Jawa, khususnya kopi dari daerah pegunungan Ijen dan daerah sekitar, memiliki
rasa yang lebih halus dan manis, sering dengan sedikit keasaman. Kopi Toraja dari
Sulawesi dikenal dengan kompleksitas rasanya yang seringkali mencakup aroma bunga
dan cita rasa yang seimbang antara keasaman dan kepahitan. Kopi Bali, terutama dari
daerah Kintamani, terkenal dengan rasa yang bersih dan sedikit buah-buahan karena
teknik budidaya yang unik dan kondisi tanah vulkanik. Kopi dari Papua, meskipun
lebih sedikit dikenal, memiliki potensi dengan rasa yang unik dan kompleksitas tinggi.
Dengan adanya iklim yang ideal kondisi tanah yang subur paparan matahari
yang cukup dan kelembapan yang relatif dapat menjadikan hasil produksi kopi unggul
secara komparatif karena kopi di Indonesia sangat banyak jenis dan macam cita rasa
yang berbeda yang tentunya tidak dimiliki oleh negara lain. Produksi kopi di Indonesia
tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi negara, tetapi juga mendukung
mata pencaharian jutaan petani kopi lokal. Pengembangan dan inovasi dalam metode
pertanian berkelanjutan terus diupayakan untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan
industri kopi di Indonesia. Dengan kondisi alam yang mendukung dan keberagaman
jenis kopi yang dihasilkan, Indonesia memiliki posisi yang kuat sebagai salah satu
produsen kopi terbesar dan berkualitas di dunia.
Beberapa faktor yang mendukung keunggulan komperatif kopi Indonesia di
pasar global tentang kualitas dan variasi yang dimana jenis kopi yang dimilki
Indonesia terkenal dengan berbagai jenis kopi yang sangat berkualitas tinggi seperti
arabika, robusta, dan kopi special kopi luwak. Setiap daerah di Indonesia memiliki
karakteristik unik yang dapat memberikan cita rasa kopi. Aroma dan rasa kopi di
Indonesia mempunyai rasa yang kompleks dank has yang mana biasanya sering
dihargai dan disukai oleh para pecinta kopi diseluruh Indonesia. Kondisi alam yang
dimilki Indonesia menjadi faktor pendukung selanjutnya, dimana Negara Indonesia
memiliki iklim dan geografis yang terdiri dari banyak penggunungan dan tanah
vulkanis sehingga dapat memberikan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan
tanaman kopi. Keanekaragaman hayati yang mendukung menjadi kontribusi terhadap
variasi cita rasa kopi yang dimiliki Indonesia. Tenaga kerja yang terampil juga dimiliki
oleh Negara Indonesia yang dimana Indonesia memilki petani yang berpengalaman
dan menguasai teknik budidaya serta pemrosesan kopi yang baik, pengetahuan
tradisional dan modern juga dimilki oleh para petani di Indonesia dengan hal itu dapat
membantu meningkatkan kualitas dan produktivitas kinerja pegawai. Beberapa
dukungan dan kebijakan pemerintah seringkali menjadi faktor pendukung adanya
potensi kopi di Indonesia, seperti contoh kebijakan ekspor yang dilakukan pemerintah
sebagai bentuk dukungan ekspor kopi serta memberikan pemberian insentif dan
pelatihan untuk petani dalam melakukan distribusi dan promosi di pasar internasional.
120 Keunggulan Komparatif Ekspor Kopi di Indonesia (Ahmad Wildan Saputra Ramadhana, at al)
Melalui kerjasama internasional dengan beberapa lembaga dapat membantu untuk
meningkatkan standar produksi dan kualitas kopi di Indonesia. Dengan banyaknya
keunggulan yang dimiliki Indonesia, kopi Indonesia mampu bersaing di pasar global,
baik dari segi kualitas maupun volume ekspor yang pada akhirnya akan memberikan
kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional.
Kendala dan Tantangan yang Perlu di Hadapi untuk meningkatkan dan
mempertahankan posisi di pasar global
Pada dasarnyanya Indonesia memiliki keunggulan yang komperatif dalam
ekspor maupun produksi kopi tetapi dalam prosesnya Indonesia memilki kendala serta
tantangan yang perlu dihadapi dalam meningkatkan dan mempertahankan posisi di
pasar global. Di antaranya adalah:
1. Fluktuasi Harga Kopi, harga kopi dipengaruhi oleh kondisi pasar global yang
dimana didalamnya terdapat supply dan demand, spekulasi pasar, dan
kebijakan perdagangan internasional. Maka dari itu ketergantungan
masyarakat kepada pasar global menjadi kendala adanya kondisi pasar,
sehingga para petani sering kali menghadapi fluktualisasi harga yang tajam
dan tidak sebanding dengan biaya produksinya. Hal tersebut yang akan
perdampak kepada pendapatan para petani secara signifikan.
2. Perubahan Iklim, perubahan iklim di beberapa Negara menyebabkan
ketidakpastian dalam pola cuaca, dan hal ini dapat berpengaruh kepada
produksi kopi. Bencana alam yang dihadapi juga rentan menjadi kendala
bagi petani kopi, karena bencana alam tidak dapat di prediksi secara tepat,
dan akan terjadi secara tiba tiba. Seperti contoh, Negara Indonesia cenderung
rentan bencana alam seperti gempa bumi, hingga letusan gunung yang dapat
merusak area pertanian kopi.
3. Permasalahan Infrastruktur, beberapa infrastruktur transportasi maupun alat
lainnya yang belum memadai di beberapa daerah menjadi kendala terbesar
bagi daerah penghasil kopi dan dapat mehambat distribusi kopi untuk di
ekspor. Keterbatasan teknologi dalam pengolahan dan penyimpanan pasca
panen dapat menurunkan kualitas kopi yang akan di ekspor.
4. Pembiayaan yang kurang, banyak petani yang mengalami kesulitan dalam
mendapatkan akses ke pendaan dan kredit yang dibutuhkan untuk investasi
maupun perbaikan teknologi ataupun mesin. Lembaga keuangan beberapa
kali sering menganggap sector pertanian beresiko tinggi, dengan hal itu
lembaga keuangan enggan memberikan pinjaman.
5. Peningkatan Persaingan Global, persaingan yang ketat menjadi kendala dan
tantangan bagi Negara penghasil kopi lainnya. Seperti Negara brazil,
Vietnam, dan kolombia yang juga merupakan produsen kopi besar dengan
strategi ekspor dan teknologi yang lebih maju. Standar dan sertifikasi juga
menjadi pendukung adanya ekspor kopi sebagai bentuk pendukung
permintaan dan penawaran di pasar global.
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 1 April 2024, Page 110 - 123 121
Mengatasi kendala dan tantangan yang di alami diperlukan upaya yang terpadu
dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sector swasta, lembaga keuangan, dan
komunitas petani kopi. Dengan hal itu, jika bentuk dan dukungan tepat dan baik maka
Indonesia dapat lebih maksimal lagi dalam mengembangkan potensi keunggulan
komperatif dalam ekspor dan produksi kopi di pasar global.
Bentuk Strategi Penguatan dalam Keunggulan Komparatif Ekspor Kopi di Indonesia
Dalam memperkuat keunggulan komparatif dalam ekspor kopi di Indonesia,
diperlukan stratgei yang komprehensif dan berkelanjutan. Berikut strategi yang
ditawarkan:
1. Peningkatan Kualitas dan Konsistensi Produk
Penyelenggaraan program pelatihan yang didukung pemerintah menjadi
langkah awal dalam penguatan strategi penguatan untuk mendukung petani
dalam praktik budidaya yang baik, proses dan teknik pasca-panen, serta
pengelohan. Hal ini menjadi bentuk dorongan yang dilakukan pemerintah untuk
mengurangi permasalahan yang ada, serta membantu petani dan produsen
untuk memperoleh sertifikasi internasional seperti organic, fair trade, dan
rainforest alliance yang dapat meningkatkan daya saing di pasar global.
2. Pengembangan Infrastruktur
Peningkatan akses transportasi membantu petani untuk mempermudah
transportasi di daerah penghasil kopi serta memperlancar distribusi dan
mengurangi biaya logistik. Investasi dalam pengembangan fasilitas bagi petani
seperti pengolahan pasca-panen yang modern dapat memproduksi kualitas kopi
yang baik dan dapat bersaing dengan Negara-negara penghasil kopi berkualitas
lainnya.
3. Diversifikasi Produk dan Inovasi
Mendorong pengembangan untuk menciptakan verietas kopi baru yang lebih
bertahan terhadap penyakit dan perubahan iklim atau pembentukan inovasi
produk baru dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk. Seperti kopi siap
minum, kopi instan premium, dan produk turunan kopi lainnya.
4. Peningkatan Akses Pendanaan
Skema pembiayan khusus bagi petani serta mengembangkan yang disesuaikan
dengan kebutuhan petani dapat mendukung perkembangan kopi di Indonesia.
Ataupun dengan cara kerjasama dengan beberapa lembaga keuangan untuk
menyediakan akses pembiayan yang lebih mudah bagi petani dan produsen
kopi.
5. Penguatan Pemasaran dan Promosi
Ketikan ketersediaan fasilitas terpenuhi yang menjadi bahan selanjutnya yakni
penguatan pemasaran dan promosi bagi para perusahaan kopi. Seperti
mengikuti dalam pameran internasional untuk memperkenalkan kopi produk
lokal. Branding di pemasaran digital juga sebagai pendukung kuat untuk
membantu menjangkau konsumen global.
122 Keunggulan Komparatif Ekspor Kopi di Indonesia (Ahmad Wildan Saputra Ramadhana, at al)
6. Pengembangan Klaster dan Koperasi Petani
Pembentukan koperasi petani dapat memperkuar posisi tawar dan
meningkatkan efesiensi produksi serta pemasaran. Klaster membantu dalam
melakukan koordinasi dan kolaborasi antara petani, produsen, dan pemerintah.
7. Peningkatan Kesejahteraan Petani
Pengimplementasian program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani dan memberikan pendampingan dan dukungan teknis
yang berkelanjutan kepada petani dapat meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan bagi petani. Seperti contoh, asuransi kesehatan, pendidikan yang
layak, dan program pengentasan kemiskinan.
Dengan menerapkan strategi dan bentuk dukungan dari pemerintah dan
pemangku kebijakan lainnya dapat memperkuat posisi Indonesia di keunggulan
komperatifnya dalam ekspor kopi, serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani yang
tujuan akhirnya untuk meningkatkan dan mengamankan pangsa pasar global yang
lebih besar.
SIMPULAN DAN SARAN
Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang signifikan dalam ekspor kopi
berkat beberapa faktor yang mendukunganya. Keunggulan ini didorong oleh kualitas
dan variasi produk yang tinggi, kondisi alam yang ideal, tenaga kerja terampil, serta
dukungan dari pemerintah. Kualitas kopi di Indonesia dikenal dengan aroma dan rasa
yang khas, dengan beberapa variasi jenis kopi seperti Arabika dan Robusta yang
dihargai di pasar global.
Namun, untuk mempertahankan dan meningkatkan keunggulan ini, Indonesia
menghadapi beberapa tantangan, termasuk fluktuasi harga kopi, perubahan iklim,
masalah infrastruktur, keterbatasan akses pendanaan, peningkatan persaingan global,
dan kesejahteraan petani yang belum optimal. Dengan hal demikian, untuk mengatasi
tantangan ini dan memperkuat keunggulan komparatif, diperlukan strategi yang
mencakup peningkatan kualitas dan konsistensi produk, pengembangan infrastruktur
produk dan inovasi, peningkatan akses pembiayan dan lain sebagainya. Dengan
implementasi strategi yang tepat, Indonesia dapat lebih memaksimalkan serta
memanfaatkan potensinya dalam ekspor kopi, serta meningkatkan kesejahteraan petani
dan mampu bersaing denga pasar global.
Untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekspor kopi global, pemerintah perlu
mengimplementasikan program pelatihan bagi petani, meningkatkan akses transportasi
dan fasilitas pengolahan pasca-panen, serta mendorong diversifikasi produk dan
inovasi. Selain itu, penting untuk mengembangkan skema pembiayaan khusus bagi
petani, memperkuat pemasaran dan promosi produk kopi Indonesia, serta membentuk
koperasi dan klaster petani untuk meningkatkan efisiensi produksi dan pemasaran.
Peningkatan kesejahteraan petani juga harus menjadi prioritas melalui program
asuransi, pendidikan, dan dukungan teknis yang berkelanjutan. Dengan strategi yang
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 1 April 2024, Page 110 - 123 123
komprehensif dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia dapat mempertahankan
dan meningkatkan keunggulan komparatifnya dalam ekspor kopi serta meningkatkan
kesejahteraan petani kopi lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Gumulya, D., & Helmi, I. S. (2017). Kajian Budaya Minum Kopi Indonesia. Jurnal
Dimensi Seni Rupa Dan Desain, 13(2), 153172.
https://doi.org/10.25105/dim.v13i2.1785
kemlu. (2018). Kopi Indonesia. Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.
https://kemlu.go.id/chicago/id/read/kopi-indonesia/4484/etc-
menu#:~:text=Jumlah Produksi Kopi Indonesia menurut,4%2C4 ribu ton).
Nadiyah Ananda, A., Sagita Azzahra, T., Susanti, W., & Wikansari, R. (2023). Analisis
Daya Saing Ekspor Kopi Indonesia Pada Pasar Internasional Analysis of the
Competitiveness of Indonesian Coffee Exports in the International Market. 7(1).
SAPTANA, S., FRIYATNO, & SUPENA. (2002). Analisis Keunggulan Komparatif Dan
Kompetitif Komoditas Kentang Dan Kubis Di Wonosobo Jawa Tengah. SOCA:
Socioeconomics of Agriculture and Agribusiness, 3(1), 130.
Hardenta, A. D., Ariefti, S. D., & Abyapta, W. R. (2023). Pengaruh Implementasi
Kebijakan Proteksionisme Melalui Tingkat Komponen Dalam Negeri Terhadap
Tender/Seleksi Internasional. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 30(1), 114137.
https://doi.org/10.20885/iustum.vol30.iss1.art6
Sutedi, A. (2014). Hukum ekspor dan impor. Raih Asa Sukses. Jakarta, Indonesia.
Yoga A.Musika. (2023). Anatomi Kopi Dan Jenis Biji Kopi Indonesia. Otten Coffee.
https://ottencoffee.co.id/majalah/kopi
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2023). Statistik Kopi Indonesia 2022. Jakarta Pusat:
Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2023). Ekspor Kopi Menurut Tujuan Utama, 2000-
2022. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik
Devi Harapah. (2022). Oh, ini ternyata yang membuat kopi Indonesia begitu istimewa. Media
Indonesia. https://mediaindonesia.com/weekend/511867/oh-ternyata-ini-yang-
membuat-kopi-indonesia-begitu-istimewa
Dita Milih Anggraini, Iwan Aminudin, Acep Muhib, “Daya Saing Kopi Indonesia di
Pasar Internasional”, Sharia Agribusiness Journal, Vol.2, No.1, (2022)
Sabrina Tasya, Suhaeni, I Putu Eka Wijaya, “Analisi Daya Saing Komparatif Komoditi
Kopi (Coffe Sp.) Indonesia Di Pasar Internasional”, Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, Vol.8, No.12, Agustus (2022): 335-341