Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157- 174
Journal of Economics, Business, Accounting and Management
(JEBAM)
Journal homepage:https://kurniajurnal.com/index.php/jebam
E-ISSN: 3032-274X
Pengaruh Diferensiasi, Prestise, dan Performa Sistem Operasi terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Iphone di Kabupaten Magelang
Icha Septiani Dewi
1
, Eko Prasojo
2
12
Ekonomi, Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, DIY, Indonesia
Article History
Received : 14 Juli2024
Revised : 21 Agustus 2024
Accepted : 17 September 2024
Published : 1 Oktober 2024
Keywords:
Differentiation; prestige; operating system
performance;purchasing decision.
Corresponding author:
Ichaseptianidewi2002@gmail.com
DOI:
https://doi.org/10.61476/yrkm9p97
A B S T R A C T
This study aims to determine the influence of differentiation, prestige,
and operating system performance on the purchasing decisions of
iPhone smartphones in Magelang Regency. This quantitative research
was conducted from May 14, 2024, to June 7, 2024. The study
population includes all consumers using iPhone products in
Magelang Regency, with a sample of 160 respondents. The sampling
technique used was non-probability sampling with a purposive
sampling approach, and data were collected through questionnaires.
Data analysis was performed using multiple linear regression analysis
techniques. The results of the analysis show that differentiation has a
positive and significant effect on the purchasing decision of iPhone
smartphones in Magelang Regency, with a t-value of 3.813. Prestige
also has a positive and significant effect on purchasing decisions, with
a t-value of 3.869. The performance of the operating system has a
positive and significant effect on purchasing decisions, with a t-value
of 10.414. Simultaneously, differentiation, prestige, and operating
system performance have a positive effect on the purchasing decision
of iPhone smartphones in Magelang Regency, with an f-value of
325.851, which is greater than the f-table value of 2.662. These
findings highlight the importance of these three factors in influencing
consumer preferences for iPhones in Magelang Regency.
A B S T R A K
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
diferensiasi, prestise, dan performa sistem operasi terhadap
keputusan pembelian handphone iPhone di Kabupaten
Magelang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan dilakukan
dari 14 Mei 2024 hingga 7 Juni 2024. Populasi penelitian
meliputi seluruh konsumen yang menggunakan produk
iPhone di Kabupaten Magelang, dengan sampel sebanyak 160
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan
nonprobability sampling dengan pendekatan purposive
sampling, dan data dikumpulkan melalui kuesioner. Analisis
data dilakukan menggunakan teknik regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa diferensiasi memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian handphone iPhone di Kabupaten Magelang dengan
nilai t hitung sebesar 3.813. Prestise juga memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan
nilai t hitung sebesar 3.869. Performa sistem operasi
158 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian dengan nilai t hitung sebesar 10.414. Secara
simultan, diferensiasi, prestise, dan performa sistem operasi
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
handphone iPhone di Kabupaten Magelang dengan nilai f
hitung sebesar 325.851, yang lebih besar dari nilai f tabel
sebesar 2.662. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya ketiga
faktor tersebut dalam mempengaruhi preferensi konsumen
terhadap iPhone di Kabupaten Magelang.
©2024, Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo
This is an open access article under CC BY-SA license
PENDAHULUAN
Era digital mampu berkembang pesat dengan kemajuan teknologi berkomunikasi,
hal ini menjadikan kemudahan dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Komunikasi menjadi suatu aspek yang cukup krusial dalam mendukung berbagai
aktivitas manusia, salah satunya yaitu handphone (Wijayanti dkk, 2023). Jumlah
pengguna yang telah menggunakan handphone sangat tinggi, karena daya beli para
masyarakat yang semakin hari semakin meningkat. Apalagi seiring dengan
berjalannnya waktu perkembangan akan teknologi alat komunikasi semakin
berkembang menjadikan para masyarakat antusias akan hal itu.
Perkembangan handphone ini berlangsung sangat cepat termasuk dari teknologi,
karaktersitik, dan juga segala aplikasi di dalamnya. Handphone yang sudah terhubung
akses internet memiliki banyak manfaat yang bisa didapatkan. Ketersediaan akses
internet memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi, berkomunikasi,
dan mengakses berbagai layanan online. Kehadiran handphone ini menjadi suatu
kebutuhan utama karena memang memiliki banyak manfaat , salah satunya membantu
individu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari (Sutomo dan Cahyono, 2023).
Dewasa ini banyak sekali merek handphone yang sudah masuk ke Indonesia,
banyaknya merek yang beredar dalam industri teknologi komunikasi akan
mengakibatkan persaingan (Susanti, 2016). Kompetensi yang sengit dalam industri
teknologi komunikasi mendorong perusahaan untuk selalu proaktif mengantisipasi
setiap perubahan dan juga selalu mengerti apa yang dibutuhkan oleh setiap konsumen
(Suryani dan Batu, 2019). Oleh sebab itu diperlukan adanya produk dengan kualitas
terbaik dari perusahaan untuk mendapatkan produk yang unggul, tidak hanya unggul
dalam produknya saja tetapi juga perlu unggul dalam setiap aspek yang ada.
Pengembangan produk juga perlu dilakukan karena itu merupakan suatu hal yang
sangat penting, disaat perusahaan terus melakukan inovasi sudah pasti akan dilirik
banyak orang. Apabil sudah dilirik oleh banyak orang, tentu saja itu akan sejalan
dengan pembelian dari merek produk perusahaan tersebut. Segala sesuatu pembelian
merek produk, didasarkan atas keputusan pembelian.
Keputusan pembelian merupakan tahapan atau fase dimana seorang konsumen
membeli suatu barang atau produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para
konsumen (Wijayanti dkk, 2023). Pada jaman saat ini apalagi di era gen Z, para
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157 - 174 159
konsumen sudah pintar dalam memilih dan memilah suatu produk, suatu keputusan
pembelian salah satunya dipengaruhi oleh penilaian terhadap kualitas produk tersebut
(Fitri, 2018). Permintaan yang tinggi pada suatu produk maka mendorong para
perusahaan untuk terus bersaing guna meningkatkan kualitas, berinovasi, dan terus
menjaga citra merek dari produk tersebut (Kaharrudin dkk, 2023).
Salah satu produk handphone dengan merek yang sudah popular yaitu salah
satunya merek iphone (Handayani, 2014). Iphone merupakan suatu alat komunikasi
yang telah diproduksi oleh perusahaan teknologi yang bernama Apple Inc dan
peluncuran iphone pertama pada tanggal 29 Juni 2007 (Salsabila dan Aryani,2022).
Handphone iphone memang terkenal dengan desainnya yang ramping dan juga elegan
karena menggunakan bahan material premium misalnya seperti kaca dan juga
aluminium. Handphone iphone menggunakan sistem operasi yang dikenal dengan
nama Ios yang memang sudah dikembangkan oleh perusahaan Apple. IOS merupakan
singkatan dari Iphone Operating System yang memang dibuat ekslusif hanya untuk
perangkat milik apple inc ( Anggreni dan Arsana, 2022). IOS pada handphone iphone
terkenal karena keamanan, kestabilan, dan juga mudah digunakan. Performa iphone
dilengkapi dengan chip yang memang sudah khusus dibuatkan oleh perusahaan apple.
Dengan segala kecanggihan dan keunggulan handphone iphone, sekarang terjadi
fenomena banyak para masyarakat yang melakukan pembelian produk iphone dan bisa
dikatakan banyak masyarakat yang loyal dengan produk tersebut (Ratnaningsih &
Suaryana, 2014). Ketika seseorang yang telah melakukan pembelian dan sudah
memakai produk iphone bisa dikatakan sulit berpindah hati ke merek handphone lain,
yang terjadi justru memperbarui ke seri yang lebih bagus. Salah satu alasan para
masyarakat memutuskan untuk membeli dan mempunyai produk tersebut meskipun
barang tersebut second atau sebelumnya sudah dipakai orang lain yaitu karena adanya
gaya hidup (Kaharuddin dkk, 2023). Berdasarkan databoks 2020-2023, terjadinya
peningkatan volume penjualan iPhone pada tahun 2020 yakni 197 juta produk, dan
mengalami peningkatan sebesar 22,9% di tahun 2021 yang menembus 242 juta produk.
Pada tahun 2022, produk iPhone mengalami penurunan sehingga menembus 232.2 juta
produk. Di tahun 2023, iPhone mengalami penurunan sehingga menyentuh 231.3 juta
produk (Febrianty dkk, 2024). Data tersebut diperkirakan akan semakin naik seiring
perkembangan fitur iPhone (Riswan dkk, 2022).
Keputusan pembelian para konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh manfaat dari
suatu produk tersebut, melainkan karena juga adanya nilai intinsik produk yang bisa
memenuhi keinginan dan meningkatkan prestise konsumen (Suryani dan Batu, 2021).
Hampir semua kalangan masyarakat saat ini menggunakan suatu produk yang
memenuhi standar sosial dan estetika, disitu bisa dilihat bahwa muncul yang namanya
prestise. Prestise yaitu kondisi dimana seseorang itu merasakan suatu kebanggaan
tersendiri ketika membeli dan menggunakan produk tersebut (Rahmawati, 2023).
Kabupaten Magelang merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa Tengah
dengan rata-rata jumlah penduduk 1.324.756 jiwa (Badan Pusat Statistika, 2023).
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang berkembang meningkat seiring dengan
160 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
kemajuan perekonomian. Dalam era digital saat ini sangat mungkin mempengaruhi
pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Kabupaten Magelang, sebagai salah satu daerah
dengan jumlah penduduk yang signifikan, menjadi pasar yang potensial untuk produk
teknologi, termasuk handphone. Dalam era digital, handphone tidak lagi hanya
menjadi alat komunikasi, tetapi juga merupakan simbol status, gaya hidup, dan
kebutuhan fungsional. Di antara berbagai merek handphone, iPhone telah menjadi
salah satu yang paling diminati. Merek iPhone menonjol di antara merek lainnya di
pasar, bahkan di daerah pedesaan seperti Kabupaten Magelang. Hal ini mungkin
disebabkan oleh diferensiasi produk, prestise, dan performa sistem operasi yang
dimiliki oleh iPhone.
Dengan memahami faktor-faktor seperti diferensiasi, prestise, dan performa
sistem operasi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik
tentang alasan di balik preferensi masyarakat Kabupaten Magelang dalam memilih
handphone iPhone. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
yang berharga bagi produsen handphone, pemasar, dan pelaku bisnis teknologi untuk
mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif di pasar yang berkembang
seperti Kabupaten Magelang. Berdasarkan urain di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan peneltian tentang “Pengaruh Diferensiasi, Prestise, Dan Performa Sistem
Operasi Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Iphone Di Kabupaten Magelang”.
LANDASAN TEORI
A. Diferensiasi Produk
Diferensiasi merupakan suatu proses menambahkan perbedaan penting dan
bernilai untuk membedakan tawaran perusahaan tersebut dari tawaran para
pesaingnya. Dalam teori diferensiasi produk, Philip Kotler, seorang ahli pemasaran
ternama, menjelaskan bahwa diferensiasi produk adalah salah satu strategi pemasaran
yang bertujuan untuk membuat produk terlihat unik dan menarik bagi konsumen
(Syifa, 2019). Konsep ini menjadi krusial dalam memahami preferensi konsumen
terhadap produk tertentu di pasar yang penuh dengan berbagai macam opsi. Dalam
konteks handphone iPhone, diferensiasi produk dapat mencakup berbagai fitur
unggulan yang dimiliki iPhone, seperti kualitas kamera yang superior, antarmuka
pengguna yang intuitif, desain yang elegan, dan ekosistem yang terintegrasi dengan
produk-produk Apple lainnya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012) diferensiasi sebagai tindakan merancang
serangkaian perbedaan dalam menawarkan pasar agar memiliki nilai yang tinggi
dimata pelanggan. Adapun indikator diferensiasi produk yaitu bentuk, keistimewaan,
mutu kinerja, mutu kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan diperbaiki, gaya,
dan rancangan. Dengan adanya diferensiasi maka perusahaan harus bisa menjawab
pertanyaan customer mengapa customer tersebut harus memilih produk kita daripada
produk sejenis dari merek lainnya. Oleh karena itu diferensiasi menjadi salah satu
strategi untuk mengunci pelanggan agar aktualisasi pembelian yang dilakukan oleh
konsumen hanya mengarah ke satu titik yaitu produk yang kita miliki (Kertajaya,
2007).
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157 - 174 161
Bentuk dasar dari sebuah diferensiasi yang biasanya tidak dicocoki untuk strategi
harga rendah adalah strategi kualitas, yang akan membuat sebuah perusahaan
melahirkan suatu produk atau pelayanan yang unggul dari pada pesaing. Strategi
kualitas berarti bahwa barang menjadi barang yang menawarkan kenaikan
kegunaan/keuntungan konsumen. Dalam pembahasan usaha kerajinan rotan ini
sendiri strategi diferensiasi kualitas dilihat dari jenis bahan baku yang digunakan serta
keunikan bentuk (Tarida, Y., 2012).
Sebuah perusahaan, baik yang menghasilkan barang maupun jasa, perlu
mengidentifikasi cara-cara spesifik untuk melakukan diferesensiasi atas produknya
agar mencapai keunggulan yang kompetitif. Jika konsumen cenderung membeli suatu
merek walaupun dihadapkan pada para pesaing yang menawarkan produk yang lebih
unggul, misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai
ekuitas yang tinggi.
Berbagai perusahaan telepon genggam baik Android maupun iOS telah
memunculkan berbagai smartphone yang semakin bervariasi. Perusahaan-perusahaan
tersebut selalu berlomba-lomba untuk menampilkan hal yang berbeda, unik, dan
inovatif yaitu dengan menerapkan strategi keunggulan kompetitif yaitu diferensiasi.
Pada dasarnya, diferensiasi produk yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
smartphone dikarenakan untuk memenuhi permintaan konsumen akan suatu alat yang
memudahkan konsumen untuk mengakomodir atau memfasilitasi segala
kebutuhannya yaitu dari smartphone; memahami perilaku konsumen; serta mengetahui
hal-hal yang dapat membuat konsumen mau untuk membeli produk smartphonenya.
Sehingga diferensiasi produk ini diharapkan dapat menarik perhatian konsumen yang
menimbulkan minat untuk melakukan pembelian terhadap produk yang
ditawarkan.(Susanto, E., 2016).
B. Prestise Produk
Prestise adalah kehormatan atau wibawa yang didapatkan seseorang karena
kemampuan dalam memiliki berbagai macam hal (misal memiliki barang-barang yang
prestisius yaitu barang-barang branded dan mahal dan barang yang banyak dimiliki.
Motif prestise diperoleh melalui simbol atau status sosial sebagai bentuk meningkatkan
penghargaan atas diri remaja.
David A. Aaker, seorang pakar branding dan pemasaran, telah mengembangkan
teori tentang ekuitas merek yang menyoroti pentingnya citra merek dalam
mempengaruhi preferensi konsumen (Iriawan, 2021). Dalam konteks iPhone, citra dan
reputasi Apple telah lama dikenal sebagai merek yang inovatif, eksklusif, dan
berkualitas tinggi. Persepsi ini telah membentuk prestise merek Apple yang kuat di
mata konsumen, termasuk di Kabupaten Magelang.
Kebanggan diri merasa bangga apabila bisa memiliki barang yang berbeda
dengan orang lain atau teman sebayanya, terlebih lagi apabila barang tersebut mampu
menandingi milik orang lain atau teman sebayanya (Fauzi, 2020). Ikut-ikutan
berperilaku konsumtif hanya sekedar ikut-ikutan karena terpengaruh lingkungan,
teman-teman atau media elektronik dan demi mengejar gengsi semata agar terlihat
162 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
berkelas dihadapan teman-temannya dan salah satu pengaruh teman adalah perilaku
membeli. Pencapaian status social responden dengan orang tua berpenghasilan tinggi
akan lebih mudah mendapatkan fasilitas berupa materi yang mendukung adanya pola
konsumsi yang berlebih. Remaja menggunakan gadget terbaru, pakaian bermerk, dan
barang-barang lain yang mudah terlihat sebagai symbol status yang remaja ini miliki
(Sasmita, 2021).
Dari sektor harga yang ditawarkan oleh Apple pada produk iphone ini juga relatif
tinggi dibandingkan dengan para pesaingnya. Dengan ruang lingkup di Indonesia
yang bisa dibilang sangat ketat persaingannya dalam pasar smartphone. Kondisi seperti
ini pasti memberi efek tertentu pada konsumen yang mereka incar dengan adanya
alternatif produk yang ditawarkan dari merek lain. Dalam mendapatkan citra merek
yang bagus dimata konsumennya diperlukan waktu yang lama, agar konsumennya
percaya bahwa produk iphone yang dia miliki memiliki kelas tersendiri dimata orang
lain. Sehingga membuat orang tertarik dengan produk iphone (Widiatmoko & Hadi,
2016).
C. Performa Sistem Operasi
Fred Davis telah mengembangkan model Technology Acceptance Model (TAM) yang
memberikan pandangan yang mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
adopsi teknologi oleh pengguna (Sundari, 2022). Dalam konteks iPhone, konsep TAM
dapat membantu kita memahami bagaimana penggunaan sistem operasi iOS dan
pengalaman pengguna yang menyertainya memengaruhi keputusan pembelian.
Pertimbangan tentang kegunaan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use)
dari sistem operasi menjadi faktor kunci dalam penentuan apakah konsumen akan
memilih iPhone di tengah berbagai opsi handphone lainnya.
Dalam TAM, kegunaan (usefulness) mengacu pada sejauh mana pengguna percaya
bahwa penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerja atau memenuhi kebutuhan
mereka. Dalam konteks iPhone, kegunaan sistem operasi iOS dapat diukur melalui
sejumlah faktor, seperti kualitas aplikasi yang tersedia, integrasi dengan perangkat lain,
serta kehandalan dan kecepatan sistem. Jika pengguna percaya bahwa iOS dapat
memberikan pengalaman yang lebih baik dalam hal kegunaan dan memberikan solusi
yang lebih efektif untuk kebutuhan mereka, maka kemungkinan besar mereka akan
memilih iPhone sebagai pilihan utama mereka.
Selain kegunaan, kemudahan penggunaan (ease of use) juga merupakan faktor
kunci dalam pengambilan keputusan pembelian. Kemudahan penggunaan mencakup
aspek navigasi antarmuka pengguna, kemudahan mengakses fitur-fitur utama, serta
tingkat kesulitan dalam mengoperasikan perangkat. Apple telah dikenal dengan desain
antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan pada produk-produknya, termasuk
iPhone dan sistem operasi iOS. Kemudahan penggunaan yang diberikan oleh iOS dapat
menjadi daya tarik bagi konsumen yang mencari pengalaman pengguna yang lancar
dan tanpa kesulitan.
Secara keseluruhan, model TAM memberikan kerangka kerja yang berguna dalam
memahami faktor-faktor yang memengaruhi adopsi teknologi, termasuk dalam konteks
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157 - 174 163
keputusan pembelian iPhone. Dengan mempertimbangkan kegunaan dan kemudahan
penggunaan sistem operasi iOS, produsen dapat merancang strategi pemasaran yang
lebih efektif untuk menarik konsumen dan meningkatkan pangsa pasar mereka di
dalam industri handphone yang kompetitif.
D. Keputusan Pembelian
Abraham Maslow, dalam konsep hierarki kebutuhan, mengajukan bahwa
individu memiliki hierarki kebutuhan yang harus dipenuhi, mulai dari kebutuhan
fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri (Lazuardi, 2018). Dalam konteks keputusan
pembelian handphone iPhone, konsumen mungkin memilih iPhone karena bukan hanya
sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol status sosial, gaya hidup, atau
keinginan untuk merasakan pengalaman teknologi terkini. Menurut (Elidasari &
Prasetyo, 2023), konsumen secara bebas dapat memilih dan membentuk niat
berdasarkan apa yang konsumen suka dan minati. Everett Rogers menyajikan teori
difusi inovasi yang menjelaskan proses di mana inovasi diterima oleh masyarakat
(Magdalena dkk., 2024). Dalam konteks handphone iPhone, kita dapat melihat bagaimana
adopsi iPhone menyebar di Kabupaten Magelang, dimulai dari segelintir inovator
hingga mencapai mayoritas konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), penjelasan tahapan proses keputusan
pembelian adalah sebagai berikut:
1. Need recognition (pengenalan masalah) :Proses pembelian dimulai saat pembeli
menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya
perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun
eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu
kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen,
para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering
membangkitkan minat akan kategori produk tertentu. Para pemasar kemudian
dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen.
2. Information search (pencarian informasi) :Konsumen yang ingin memenuhi
kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi produk. Pencarian
informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Pertama adalah perhatian
yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi secara aktif yang
dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber. Sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersil: iklan, penjual, pengecer, pajangan di toko.
c. Sumber publik: media masa, organisasi pemberi peringkat.
d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian dan pemakaian produk.
3. Evaluation of alternatives (evaluasi alternatif): Setelah pencarian informasi,
konsumen akan menghadapi sejumlah pilihan mengenai produk yang sejenis.
Pemilihan alternatif ini melalui beberapa tahap suatu proses evaluasi tertentu.
Sejumlah konsep dasar akan membantu memahami proses ini. Yang pertama
164 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
adalah sifat-sifat produk, bahwa setiap konsumen memandang suatu produk
sebagai himpunan dari sifat atau ciri tertentu dan disesuaikan dengan
kebutuhannya.
4. Purchase decision (keputusan pembelian): Dalam tahap evaluasi, konsumen
membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga
membentuk maksud untuk membeli merek yang disukai. Dalam melaksanakan
maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan: merek,
penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.
5. Postpurchase behavior (perilaku pasca pembelian): Kepuasan merupakan fungsi
kedekatan antara garapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak
memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan maka
konsumen puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk
kembali dan menjadi pelanggan setia.
Menurut Kotler (2003), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam,
budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Adapun
faktor-faktor kebudayaan yang turut mempengaruhi perilaku konsumen seperti
budaya, sub budaya, dan kelas sosial.
2. Faktor Sosial. Manusia tidak akan pernah bisa lepas dari kehidupan sosialnya,
karena itu lingkungan sosial sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
berperilaku sebagai seorang konsumen. Beberapa faktor sosial tersebut antara
lain: keluarga, kelompok acuan (kelompok yang memiliki pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut), peran, dan
status sosial.
3. Faktor Pribadi. Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi. Karakteristik tersebut meliputi: usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup (lifestyle), serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
4. Faktor Psikologis. Faktor yang terakhir yang mempengaruhi pilihan pembelian
seseorang adalah faktor psikologis dimana empat faktor psikologi utama adalah
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
diidentifikasi, penelitian ini mengadopsi pendekatan eksplanatory research. Penelitian
eksplanatory bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal dan menguji keterkaitan
antara beberapa variabel melalui pengujian empiris. Metode ini dipilih karena
memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis yang diajukan dan, dengan demikian,
menjelaskan hubungan serta pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat yang
terdapat dalam hipotesis penelitian.
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh konsumen yang menggunakan
produk smartphone merek iPhone di Kabupaten Magelang. Mengingat luasnya
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157 - 174 165
populasi tersebut, peneliti perlu menentukan sampel yang representatif untuk
memperoleh hasil yang dapat digeneralisasikan. Berdasarkan perhitungan
menggunakan rumus penentuan sampel, diperoleh nilai sampel sebesar 153,664. Untuk
memudahkan proses penelitian dan analisis data, peneliti memutuskan untuk
membulatkan jumlah sampel menjadi 160 responden.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel nonprobability
sampling dengan pendekatan purposive sampling. Pendekatan ini dipilih karena
memungkinkan peneliti untuk memilih responden berdasarkan kriteria tertentu yang
relevan dengan tujuan penelitian. Kriteria atau pertimbangan yang telah ditentukan
oleh peneliti adalah konsumen yang sudah pernah membeli dan menggunakan
smartphone iPhone di Kabupaten Magelang. Dengan menggunakan pendekatan ini,
peneliti dapat memastikan bahwa responden yang dipilih memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang relevan mengenai penggunaan iPhone, sehingga data yang
diperoleh dapat memberikan wawasan yang lebih akurat dan mendalam mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner
yang disusun berdasarkan variabel-variabel yang akan diuji. Kuesioner tersebut berisi
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengukur variabel diferensiasi produk,
prestise, performa sistem operasi, dan keputusan pembelian. Sebelum distribusi
kuesioner, peneliti melakukan uji coba instrumen (pilot test) untuk memastikan
validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa
setiap item dalam kuesioner benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur,
sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan konsistensi jawaban responden
terhadap item-item yang ada.
Setelah pengumpulan data selesai, peneliti melakukan analisis data
menggunakan teknik statistik yang sesuai. Analisis data meliputi analisis deskriptif
untuk menggambarkan karakteristik responden dan distribusi jawaban, serta analisis
inferensial untuk menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis yang digunakan meliputi
regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel bebas (diferensiasi produk,
prestise, dan performa sistem operasi) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
Hasil analisis diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
hubungan antara variabel-variabel tersebut dan seberapa besar pengaruh masing-
masing variabel bebas terhadap keputusan pembelian konsumen di Kabupaten
Magelang. Selain itu, temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi produsen dan pemasar dalam merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif,
terutama dalam menghadapi persaingan di pasar teknologi komunikasi yang semakin
ketat. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah literatur akademis mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam konteks
penggunaan smartphone, khususnya iPhone.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara membagikan kuesioner
kepada konsumen yang menggunakan handphone merek Iphone terkait variabel
166 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
Diferensiasi, Prestise, Performa Sistem Operasi dan keputusan pembelian. Sampel
dalam penelitian ini yaitu konsumen yang menggunakan handphone iphone atau yang
sudah pernah membeli handphone iphone yang berada di kabupaten Magelang dengan
ruang lingkup desa Sawangan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang dengan
berjumlah 160 responden. Penelitian ini dimulai pada 14 Mei 2024-7 Juni 2024, peneliti
membagikan kuesioner di daerah Desa Sawangan Kabupaten Magelang secara online
menggunakan goggle form. Tahap pertama kuesioner diberikan kepada 80 responden
dengan kriteria konsumen pengguna atau yang sudah pernah membeli handphone
iphone di Kabupaten Magelang, kemudian peneliti akan menguji validitas dan
reliabilitas terlebih dahulu hingga kuesioner telah lolos uji valid dan reliabel. Tahap
kedua peneliti membagikan kepada 160 responden dengan kriteria konsumen
pengguna atau yang sudah pernah membeli handphone iphone di Kabupaten
Magelang, di tahap ini peneliti akan membahas hasil penelitian dari 160 responden
tersebut.
A. Analisis Statistik Deskriptif
Dalam analisis deskripsi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
memberikan gambaran profil responden dan deskripsi penelitian. Karakteristik
responden terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan
pendapatan perbulan. Deskripsi penelitian ini akan membahas hasil pendapat
responden terhadap Diferensiasi (X1), Prestise (X2), dan Performa Sistem Operasi (X3)
terhadap Keputusan Pembelian (Y).
1) Profil Responden
Penulis memperoleh profil responden dengan cara membagikan kuesioner
kepada responden konsumen handphone iphone dengan variabel Diferensasi,
Prestise dan performa sistem operasi terhadap keputusan pembelian handphone
iphone di kabupaten Magelang.
a. Berdasarkan jenis kelamin
Hasil data yang diperoleh dari kuisioner tentang profil responden
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Analisis Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 161 responden,
terdapat 52 responden laki-laki dan 109 responden perempuan. Hasil ini
menunjukkan bahwa mayoritas pengguna handphone iphone di kabupaten
magelang adalah responden berjenis kelamin perempuan. Penulis berpendapat
desain dari handphone iphone ini sangat cantik, elegan, dan menarik sehingga
kebanyakan peminatnya berjenis kelamin perempuan.
b. Berdasarkan Usia
Jenis Kelamin
Jumlah
Responden
Persentase (%)
Laki-laki
52
32,3%
Perempuan
109
67,7%
Total
161
100%
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157 - 174 167
Hasil data yang diperoleh dari kuisioner tentang profil responden
berdasarkan usia adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Analisis Responden Berdasarkan Usia
Usia
Jumlah Responden
Persentase (%)
17-25 tahun
126
78,3%
26-30 tahun
19
11,8%
31-40 tahun
12
7,4%
>40 tahun
4
2,5%
Total
161
100%
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 161 responden
terdapat 126 responden berusia 17-25 tahun, 19 responden berusia 26-30 tahun,
12 responden berusia 31-40 tahun, dan 4 responden berusia >40 tahun. Hasil ini
menunjukan bahwa mayoritas pengguna handphone iphone di kabupaten
Magelang adalah responden yang berusia 17-25 tahun dengan jumlah 126
responden. Dikarenakan adanya pengaruh gaya hidup bahwa pengguna
handphone iphone mayoritas anak-anak muda yang tidak mau ketinggalan
jaman serta lebih aktif dalam melkukan sosial media.
c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Hasil data yang diperoleh dari kuisioner tantang profil responden
berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Profil Responden
No.
Pendidikan
Terakhir
Jumlah
Responden
Persentase
1.
SMP
3
1,9%
2.
SMA/K
123
76,4%
3.
Diploma
8
5%
4.
Sarjana ( S1)
26
16,1%
5.
Tidak diketahui
1
0,6%
TOTAL
161
100%
Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa dari 161 responden, terdapat 3
responden yang berpendidikan terakhir SMP, 123 responden berpendidikan
terakhir SMA/K, 8 Responden berpendidikan terakhir Diploma, 26 responden
berpendiidkan terakhir SMA/K, dan 1 responden yang tidak diketahui
pendidikan terakhirnya. Hasil ini menunjukan bahwa mayoritas pengguna
handphone iphone di kabupaten Magelang adalah yang berpendidikan terakhir
SMA/K. Hasil ini karena rata-rata anak jaman sekarang lebih memilih bekerja
daripada melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
d. Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Hasil data yang diperoleh dar kuisioner tentang profil responden berdasarkan
jenis pekerjaanadalah sebagai berikut
Tabel 4 Analisis Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Responden
Persentase (%)
1.
Pelajar/Mahasiswa
69
42,86%
2.
Pegawai Swasta
37
22,98%
3.
Pegawai Negeri
7
4,35%
168 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
4.
Wiraswasta
38
23,60%
5.
Serabutan
1
0,62%
6.
Wirausaha
1
0,62%
7.
Operator
1
0,62%
8.
Freelance
1
0,62%
9.
Buruh
1
0,62%
10.
IRT
1
0,62%
11.
Penjahit
1
0,62%
12.
Usaha Makeup
1
0,62%
13.
Kuliah+Kerja
1
0,62%
14.
Irt
1
0,62%
Total
161
100%
Berasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 161 responden
terdapat 69 responden pelajar/mahasiswa. Hasil ini menunjukkan bahwa
mayoritas pengguna handphone iphone di kabupaten Magelang adalah
responden pelajar/mahasiswa dengan jumlah responden 69 responden.
e. Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Hasil data yang diperoleh dari kuisioner tentang profil responden
berdasarkan jenis pekerjaan adalah sebgai berikut :
Tabel 5 Analisis Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
No.
Pendapatan Perbulan
Jumlah Responden
Persentase (%)
1.
Rp.500.000-Rp1.000.000
49
30,43%
2.
Rp.1.000.000-Rp1.500.000
26
16,15%
3.
Rp.1.500.000-Rp2.000.000
30
18,63%
4.
Rp.>2.000.000
56
34,78%
Total
161
100%
Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa dari 161 responden tedapat 49
responden dengan pendapatan perbulan Rp.500.000 - Rp.1.000.000, 26 responden
pendapatan perbulan Rp.1.000.000 Rp.1.500.000, 30 responden pendapatan
perbulan Rp.1.500.000 Rp. 2.000.000, dan 56 responden pendapatan perbulan
Rp.>2.000.000. Hasil ini dikarenakan bahwa harga handphone iphone termasuk
merek handphone yang cukup mahal tetapi sebanding dengan kualitas merek
tersebut dan juga kebanyakan merek ini sudah termasuk untuk kalangan
menengah ke atas.
2) Uji Validitas
Uji validitas merupakan sebuah pengujian dalam melihat tingkat kevalidan
setiap item pertanyaan variabel. Setiap butir item dapat dikatakan sebagai valid
apabila sudah mengukur capaian yang diinginkan, dan dapat menjelaskan data dari
variabel yang ditelitinya.
Tabel 6 Hasil Uji Validitas
Variabel
Item
r hitung
r tabel
Keterangan
Diferensiasi
X1.1
.653**
0.155
Valid
X1.2
.749**
0.155
Valid
X1.3
.754**
0.155
Valid
X1.4
.712**
0.155
Valid
X1.5
.702**
0.155
Valid
X1.6
.767**
0.155
Valid
X1.7
.748**
0.155
Valid
X1.8
.759**
0.155
Valid
X1.9
.809**
0.155
Valid
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157 - 174 169
X1.10
.765**
0.155
Valid
X1.11
.784**
0.155
Valid
X1.12
.734**
0.155
Valid
X1.13
.763**
0.155
Valid
X1.14
.778**
0.155
Valid
X1.15
.800**
0.155
Valid
X1.16
.730**
0.155
Valid
X1.17
.765**
0.155
Valid
X1.18
.764**
0.155
Valid
Prestise
X2.1
.744**
0.155
Valid
X2.2
.767**
0.155
Valid
X2.3
.792**
0.155
Valid
X2.4
.756**
0.155
Valid
X2.5
.780**
0.155
Valid
X2.6
.809**
0.155
Valid
X2.7
.847**
0.155
Valid
X2.8
.796**
0.155
Valid
X2.9
.734**
0.155
Valid
Performa Sistem
Operasi
X3.1
.812**
0.155
Valid
X3.2
.796**
0.155
Valid
X3.3
.748**
0.155
Valid
X3.4
.825**
0.155
Valid
X3.5
.816**
0.155
Valid
X3.6
.819**
0.155
Valid
X3.7
.713**
0.155
Valid
X3.8
.704**
0.155
Valid
X3.9
.703**
0.155
Valid
X3.10
.770**
0.155
Valid
X3.11
.739**
0.155
Valid
X3.12
.762**
0.155
Valid
X3.13
.752**
0.155
Valid
X3.14
.802**
0.155
Valid
X3.15
.825**
0.155
Valid
Keputusan Pembelian
Y1
.833**
0.155
Valid
Y2
.827**
0.155
Valid
Y3
.835**
0.155
Valid
Y4
.713**
0.155
Valid
Y5
.788**
0.155
Valid
Y6
.699**
0.155
Valid
Y7
.788**
0.155
Valid
Y8
.797**
0.155
Valid
Y9
.795**
0.155
Valid
Y10
.814**
0.155
Valid
Y11
.809**
0.155
Valid
Y12
.720**
0.155
Valid
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat dilihat bahwa nilai r hitung > r
tabel pada taraf signifikansi 5%. Hal tersebut menunjukan bahwa keseluruhan
instrumen penelitian bersifat valid.
3) Uji Reliabilitas
Tabel 7 Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Diferensiasi
0,954
Reliabel
Prestise
0,918
Reliabel
Performa Sistem Operasi
0,951
Reliabel
Keputusan Pembelian
0,944
Reliabel
Hasil analisis reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti
dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach's Alpha yang sangat tinggi,
170 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
mengindikasikan bahwa instrumen penelitian yang digunakan reliabel. Variabel
diferensiasi memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,954, menunjukkan tingkat
reliabilitas yang sangat tinggi. Demikian pula, variabel prestise memiliki nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0,918, yang juga menunjukkan reliabilitas yang kuat.
Performa sistem operasi memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,951,
menandakan bahwa instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini
sangat konsisten. Terakhir, variabel keputusan pembelian memiliki nilai Cronbach's
Alpha sebesar 0,944, yang juga berada dalam kategori reliabel. Berdasarkan hasil ini,
dapat disimpulkan bahwa semua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
untuk mengukur variabel diferensiasi, prestise, performa sistem operasi, dan
keputusan pembelian telah memenuhi standar reliabilitas yang tinggi, sehingga
dapat dipercaya untuk memberikan hasil yang konsisten dan akurat dalam
pengukuran variabel-variabel tersebut.
4) Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-
Smirnov merupakan uji beda antara penguji (normal atau tidak) dan data uji
(data normal). Data dikatakan berdistribusi normal, apabila nilai signifikansi
diatas 0,10. dapat diketahui bahwa nilai signifikansinya 0.70. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas merupakan pengujian untuk melihat variansi nilai
eror yang bersifat berubah-ubah (heteroskedastik), atau bersifat konstan
(homokedastik) (Andriani, 2017). Uji heteroskedastisitas dapat dilihat
berdasarkan nilai signifikansi variabel > 0,10 yang berarti bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Tabel 8 Hasil Uji Multikoleniaritas
Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
Diferensiasi
0,238
4,210
Tidak terjadi multikolineritas
Prestise
0,315
3,171
Tidak terjadi multikolineritas
Performa Sistem Operasi
0,311
3,218
Tidak terjadi multikolineritas
Uji multikolinearitas merupakan sebuah uji dalam mengetahui tingkat
korelasi antar variabel bebas dalam suatu persamaan regresi. Uji
multikolinearitas pada penelitian ini berfokus pada nilai tolerance dan VIF. Jika
nilai tolerance > 0,1 dan VIF<10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas. Berdasarkan hasil tabel , menunjukan bahwa nilai tolerance >
0,1 dan VIF<10. Sehingga, dapat dikatakan bahwa hubungan atara variabel
bebas tidak adanya korelasi (tidak terdapat multikolinearitas).
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157 - 174 171
5) Analisis Regresi
a. Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel diatas, dapat
dilihat adanya hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Hubungan
tersebut didapatkan apabila mengkomparasikan antara hasil tabel dengan
rumusan persamaan regresi linier berganda, yang menghasilkan persamaan:
Y = 2.736 + 0.147 X1 + 0.238 X2 + 0.444 X3 + e
Dari persamaan tersebut didapatkan hasil berupa:
1) Konstanta (a) sebesar 2.736 menunjukkan nilai Keputusan Pembelian saat
semua variabel bebas (Diferensiasi Produk, Prestise Produk, dan Performa
Sistem Operasi) bernilai nol.
2) Koefisien Diferensiasi Produk (b1) sebesar 0.147 menunjukkan bahwa
setiap peningkatan satu unit pada Diferensiasi Produk akan meningkatkan
Keputusan Pembelian sebesar 0.147, dengan asumsi variabel lainnya
konstan.
3) Koefisien Prestise Produk (b2) sebesar 0.238 menunjukkan bahwa setiap
peningkatan satu unit pada Prestise Produk akan meningkatkan Keputusan
Pembelian sebesar 0.238, dengan asumsi variabel lainnya konstan.
4) Koefisien Performa Sistem Operasi (b3) sebesar 0.444 menunjukkan
bahwa setiap peningkatan satu unit pada Performa Sistem Operasi akan
meningkatkan Keputusan Pembelian sebesar 0.444, dengan asumsi variabel
lainnya konstan.
Seluruh variabel bebas memiliki nilai signifikansi (Sig.) yang sangat rendah
(p < 0.05), menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut secara statistik
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
b. Uji parsial (Uji t) dan Uji stimultan (Uji f)
172 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
Uji T digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. T tabel yang didapatkan
berdasarkan tabel distribusi t yaitu 1.65468. Berdasarkan tabel diatas, dapat
diketahui bahwa:
1) Konstanta memiliki nilai sebesar sebesar 2.736 dengan t hitung 1.803 dan
sig. 0.073 menunjukkan bahwa konstanta tidak signifikan pada tingkat
signifikansi 0.05. Ini berarti bahwa tanpa pengaruh variabel Diferensiasi,
Prestise, dan Performa Sistem Operasi, Keputusan Pembelian tidak berbeda
secara signifikan dari nol.
2) Diferensiasi memiliki koefisien sebesar 0.147 dengan t hitung 3.813 dan
sig. 0.000. Karena t hitung (3.813) > 1.65468 dan sig. < 0.05, dapat
disimpulkan bahwa Diferensiasi berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian secara parsial.
3) Prestise memiliki koefisien sebesar 0.238 dengan t hitung 3.869 dan sig.
0.000. Karena t hitung (3.869) > 1.65468 dan sig. < 0.05, dapat disimpulkan
bahwa Prestise berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
secara parsial.
4) Performa Sistem Operasi memiliki koefisien sebesar 0.444 dengan t hitung
10.414 dan sig. 0.000. Karena t hitung (10.414) > 1.65468 dan sig. < 0.05,
dapat disimpulkan bahwa Performa Sistem Operasi berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian secara parsial.
Uji F merupakan sebuah pengujian untuk menilai pengaruh secara stimultan
pada semua variabel bebas atau independen yang dimasukkan kedalam model
terhadap variabel terikat atau dependen. Penelitian ini menggunakan uji
ANOVA sebagai metode uji F.
Berdasarkan hasil uji F yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai F
hitung adalah 325.851, sedangkan nilai F tabel yaitu 2,662. Jadi, dapat dilihat
bahwa nilai f hitung > dari f tabel dan nilai signifikan 0,05. Maka dapat
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 Oktober 2024, Page 157 - 174 173
dikatakan bahwa diferensiasi produk, prestise produk, dan performa sistem
operasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai pengaruh diferensiasi,
prestise, dan performa sistem operasi terhadap keputusan pembelian handphone
iPhone di Kabupaten Magelang, dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial,
diferensiasi produk terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian, menunjukkan bahwa fitur unik dan keunggulan spesifik iPhone sangat
dihargai oleh konsumen. Prestise juga memiliki pengaruh signifikan secara parsial,
menandakan bahwa kebanggaan dan status sosial yang terkait dengan penggunaan
iPhone memainkan peran penting dalam keputusan pembelian. Selain itu, performa
sistem operasi iOS yang dikenal stabil dan aman secara signifikan mempengaruhi
keputusan pembelian, mencerminkan pentingnya kualitas dan pengalaman pengguna
dalam memilih iPhone. Secara simultan, diferensiasi, prestise, dan performa sistem
operasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian iPhone di Kabupaten Magelang. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya
ketiga faktor tersebut dalam mempengaruhi preferensi konsumen dan menunjukkan
bahwa kombinasi dari keunikan produk, status sosial, dan kinerja teknologi yang
superior adalah kunci dalam menarik minat pembeli iPhone.
DAFTAR PUSTAKA
Agni, L., M,. (2020). Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, dan Gaya Hidup
Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung di Magelang. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Magelang.
Andriani, S. (2017). Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian
Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1),
63-72.
Fauzi, A. (2020). Manajemen kinerja. books.google.com.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=hMjjDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=
pengaruh+diferensiasi+prestise+dan+performa+sistem+operasi&ots=GqoiCK4VpH&sig=D
k7dnzSbv3RVidoXElubbBFW2v4
Fitri, S. A. (2018). Pengaruh Smartphone terhadap Perubahan Prestasi Mahasiswa (Studi pada
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Uin Ar-Raniry Jurusan Komunikasi dan .
repository.ar-raniry.ac.id. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2657/
Febrianty, E., Pudjoprastyono, H., Ariescy, R. R,. (2024). Pengaruh Kualitas Produk, Citra
Merek, dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Iphone: Studi Pada
Mahasiswa Angkatan 2019 FEB UPN "Veteran" Jawa Timur. Al-kharaj: Jurnal Ekonomi,
Keuangan dan Bisnis Syariah. 6(2): 2870-2881. P-ISSN 2656-2871 E-ISSN 2656-4351.
Handayani, N. D. (2014). Pengaruh Kebijakan Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Handphone Android Merek Samsung Di Matahari Communication Centre Solo
Tahun …. digilib.uns.ac.id. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/41551
Iriawan, H. (2021). Manajemen merek & kepuasan pelanggan. books.google.com.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=ydQxEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=
david+a+aaker+seorang+pakar+branding+dan+pemasaran&ots=JQK5z_BU6C&sig=dxkF
XAPl1KtG2JAb0jluQrC8a7c
174 Pengaruh Diferensiasi, Prestise ….( Icha Septiani Dewi, Eko Prasojo)
Kaharuddin, E. K., Haeruddin, M. I. M., & Musa, M. I. (2023). Pengaruh Citra Merek, Kualitas
Produk, Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Iphone Studi Kasus Pada
Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Makassar. DECISION: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 4(1), 163-171.
Kotler, Philip and Gary Armstrong. (2012). Principles Of Marketing 14th Edition, USA :
Prentice Hall Pearson.
Kertajaya, Hermawan. (2007). Positioning, Differensiasi, dan Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran,Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Magdalena, I., Chantika, D., Azarah, I., & ... (2024). Difusi Inovasi Dalam Era Digital: Taktik
Desain Yang Mengubah Paradigma. Sindoro: Cendikia .
https://ejournal.warunayama.org/index.php/sindorocendikiapendidikan/article/view/1766
Rahmawati, N. (2023). Analisis Pengaruh Brand, Harga, dan Prestise terhadap Keputusan
Pembelian Smartphone Iphone di Sampit. Keizai, 4(1), 22-33.
Riswan, M. S., Waloejo, H. D., & Listyorini, S. (2022). Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas
Produk terhadap Kepuasan Konsumen pada Pengguna Smartphone Merek Iphone Apple di
Kota Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 11(2), 272-280.
Sundari, D. W. (2022). Online Single Submission (OSS) Izin Usaha pada DPMPTSP Kabupaten
Nagan Raya. Regress: Journal of Economics & .
https://jurnal.medanresourcecenter.org/index.php/REG/article/view/916
Susanti, E. (2016). Analisis Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada
Iphone 6s Di Wilayah Palembang. eprints.ukmc.ac.id. http://eprints.ukmc.ac.id/7667/
Syifa, L. (2019). Pengaruh kemudahan penggunaan mobile banking terhadap perilaku konsumtif
mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. repository.uinjkt.ac.id.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/46069
Salsabila, A. A., & Aryani, M. I. (2022). Praktik Black Market Pada Kasus Penjualan Iphone
Second Di Indonesia Tahun 20162020. Journal Publicuho, 5(4), 1202-1223.
Sasmita, A. M. D. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dengan Kejadian
Akne Vulgaris Di Kampung Negara Batin Lampung. Skripsi. Universitas Lampung.
Tarida, Y. 2012. Strategi Diferensiasi Produk, Diversifikasi Produk, Harga Jual dan Kaitannya
Terhadap Penjualan pada Industri Kerajinan Rotan di Kota Palembang. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. 10(2), h. 124-142
Wijayanti, A. W., Wijayanto, A., & Prihatini, A. E. (2023). Pengaruh Positioning, Diferensiasi
Produk, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Produk Iphone (Studi pada
Mahasiswa Pengguna Iphone di Kota Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 12(1),
255-265.
Yani, A., S,. (2022). Pengaruh Keunggulan Sistem Operasi Smartphone dan Layanan Purna Jual
Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan yang Dimoderasi Oleh Kualitas Produk.
CAPITAL: Jurnal Ekonomi dan Manajemen. 5(2) : 103-126. ISSN: 2598-9022 dan 2598-
9618.