Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 October 2024, Page 197 - 205 199
Wisnu Sakti Dewibroto (2012), dalam penelitianya membahas “Penggunan Business
Model Canvas Sebagai Dasar Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis dan Kelayakan
Usaha”. Hasil dari penelitian ini adalah Business Model Canvas (BMC) dapat menjadi alat
sederhana untuk mengembangkan alternatif strategi perusahaan yang mencapai kelayakan
finansial.
Ismiriati Nasip dan Eka Sudarmaji (2017), membahas “Model Bisnis Kanvas: Alat
Untuk Mengidentifikasi Peluang Bisnis Baru Bagi Pengusaha UKM Indonesia” dalam
penelitiannya. Hasil dari penelitian ini adalah ide-ide bisnis baru telah menjadi elemen
penting bagi para pengusaha usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia, oleh karena itu
perlu adanya bisnis model kanvas sebagai alat untuk mengidentifikasi kemampuan
wirausaha dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengembangkan.
LANDASAN TEORI
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), salah satu alat yang efektif untuk
menciptakan model bisnis adalah Business Model Canvas (BMC). BMC dapat digunakan
secara sistematis untuk memahami, merancang, dan mengimplementasikan model bisnis
yang ada atau membuat model bisnis baru. BMC terdiri dari sembilan elemen berbeda
yang saling terkait dan dianggap sebagai kunci penting untuk menciptakan model bisnis
yang sukses. Kesembilan elemen tersebut mencakup Customer Segments, Value
Proposition, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key
Activities, Key Partners, dan Cost Structure. Konsep ini memungkinkan perusahaan untuk
secara sederhana menggambarkan dan mengilustrasikan model bisnis yang dijalankannya,
kemudian memanipulasinya dan menghasilkan pilihan-pilihan strategis baru berdasarkan
situasi perusahaan, sehingga konsep kanvas model bisnis sangat cocok.
Dalam buku berjudul “The Startup Owner’s Manual: The Step-byStep Guide for
Building a Great Company” karya Steve Blank dan Bob Dorf (2012), sembilan elemen
model bisnis Canvas (customer segment, value propositions, channels, customer
relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost
structure) dijelaskan. Untuk melakukan segmentasi pelanggan (Customer segment),
organisasi harus terlebih dahulu menentukan siapa yang harus dilayaninya. Suatu
organisasi dapat ditetapkan untuk melayani satu atau lebih segmen pasar. Proposisi nilai
(Value propositions) adalah manfaat atau nilai yang diberikan perusahaan kepada segmen
pasar yang dilayaninya. Penawaran nilai ini juga menjadi alasan mengapa pelanggan harus
membeli produk/jasa yang ditawarkan. Saluran (Channels) adalah saluran melalui mana
pelanggan dihubungi dan sarana dimana perusahaan mengkomunikasikan proposisi
nilainya kepada basis pelanggan yang dilayaninya. Sebuah perusahaan membangun
hubungan positif dengan pelanggannya melalui hubungan pelanggan (Customer