Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 October 2024, Page 197 - 205
Journal of Economics, Business, Accounting and Management
(JEBAM)
Journal homepage:https://kurniajurnal.com/index.php/jebam
E-ISSN: 3032-274X
Strategi Pengembangan dan Pemasaran Digital Industry Agency
Idham Fakhri Yasid
1
, Reza Widhar Pahlevi
2
1,2
Fakultas Ekonomi dan Sosial, Program Studi Kewirausahaan, Universitas Amikom Yogyakarta
Article History
Received : 20-June-2024
Revised : 17-July-2024
Accepted : 04-August-2024
Published : 1-October-2024
Keywords:
Digital Industry Angency; Industry 4.0;
Enterprice Resource Planning.
Corresponding author:
idhamfakriyasid@gmail.com
DOI:
https://doi.org/10.61476/pnngah02
A B S T R A C T
This research aims to report on the development of Digital Industry
Agency (DIA), covering the company’s identity, organization, target
market, and financials. DIA, known for specializing in the development of
digital products, focuses on big data and ERP (Enterprise Resource
Planning) systems. The goal of establishing DIA is to address various
issues within companies related to Industry 4.0 through digitalization.
ERP, as the main product, is designed to enhance company efficiency and
effectiveness by integrating systems and business processes into a unified
platform that can be used by all departments and branches of the company.
DIA has successfully overcome challenges in developing and marketing
digital solutions, particularly ERP, in the era of Industry 4.0. By focusing
on innovation and digitalization, DIA has been able to improve operational
efficiency and expand its market reach. The strategy of combining digital
technology with service personalization has proven effective in attracting
and retaining customers. To maintain its position as a leader in
Indonesia's digital industry, DIA is advised to continue investing in
advanced technology, human resource training, and product innovation to
stay competitive and relevant in the market. Sustained investment in
technology and product development will ensure DIA remains a key player
in an ever-evolving market.
A B S T R A K
Penelitian ini menguraikan perkembangan Digital Industry Agency
(DIA), dengan menyoroti identitas, struktur organisasi, target
pasar, dan aspek keuangan perusahaan. DIA adalah perusahaan
yang berdedikasi pada pengembangan produk digital, dengan
fokus kuat pada big data dan sistem ERP (Enterprise Resource
Planning). Perusahaan ini didirikan untuk mengatasi tantangan
terkait Industri 4.0 melalui transformasi digital. Produk utama DIA,
ERP, menyederhanakan dan mengintegrasikan berbagai sistem dan
proses bisnis ke dalam satu platform, sehingga meningkatkan
efisiensi. DIA telah berhasil menghadapi hambatan dalam
pengembangan dan pemasaran solusi digital, terutama ERP, di era
Industri 4.0. Dengan berfokus pada inovasi dan digitalisasi, DIA
telah meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas
kehadiran pasarnya. Kombinasi strategis antara teknologi digital
dan layanan personalisasi telah berhasil menarik dan
198 Strategi Pengembangan dan….(Idham Fakhri Yasid, Reza Widhar Pahlevi)
mempertahankan pelanggan. Untuk mempertahankan
kepemimpinannya di industri digital Indonesia, DIA harus terus
berinvestasi dalam teknologi canggih, pelatihan karyawan, dan
inovasi produk, guna memastikan tetap kompetitif dan relevan di
pasar.
©2024, Idham Fakhri Yasid, Reza Widhar Pahlevi
This is an open access article under CC BY-SA license
PENDAHULUAN
Era 4.0 yang terus berubah, adaptasi terhadap teknologi menjadi kunci untuk
kesuksesan dan keberlanjutan bisnis. Menghadapi tantangan era 4.0, implementasi sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) menjadi solusi strategis yang dapat mengatasi
berbagai permasalahan konsumen dan bisnis. ERP memungkinkan integrasi yang
menyeluruh antara berbagai departemen dalam perusahaan, menciptakan aliran informasi
yang lebih efisien dan mengurangi silo data. Dengan akses real-time ke data yang akurat,
bisnis dapat mengambil keputusan lebih cepat dan responsif terhadap perubahan
kebutuhan konsumen. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem informasi
terintegrasi yang dapat mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan sistem informasi
secara spesifik untuk departemen-departemen yang berbeda pada suatu
perusahaan(Setyawan Wibisono, 2005).
Selain itu, ERP meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menyediakan data
terpusat yang membantu tim layanan pelanggan menjawab pertanyaan dan
menyelesaikan masalah dengan lebih cepat. Keamanan data yang canggih dalam sistem
ERP juga menambah lapisan perlindungan yang penting untuk menjaga privasi konsumen
dan mematuhi regulasi yang berlaku. Dengan kemampuan ERP untuk memberikan
visibilitas mendalam ke dalam rantai pasok, bisnis dapat meningkatkan transparansi dan
melaporkan inisiatif keberlanjutan mereka dengan lebih baik, memenuhi tuntutan
konsumen modern yang semakin peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan.
Penggunaan ERP, dengan demikian, menjadi kunci untuk tetap kompetitif dan relevan di
pasar yang terus berkembang.
Penelitian ini mengacu pada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang meneliti
mengenai konsep bisnis kanvas model, berdasarkan hasil penelitian (Mahdi, 2016) dengan
judul Analisis Model Bisnis Minuman Olahan Rumput Laut dengan Pendekatan Business
Model Canvas (Kasus: UKM Winner Perkasa Indonesia Unggul, Depok). Di bawah
bimbingan Lukman Mohammad Baga. Sebuah UKM bernama Winner Perkasa Indonesia
Unggul menawarkan produk berbahan olahan rumput laut. Perusahaan berkomitmen
untuk mengembangkan bisnis ini. Penelitian ini bertujuan untuk melaporkan
perkembangan perusahaan Digital Industry Agency dengan menggunakan pendekatan
Business Model Canvas, analisis SWOT dan kualitatif.
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 October 2024, Page 197 - 205 199
Wisnu Sakti Dewibroto (2012), dalam penelitianya membahas “Penggunan Business
Model Canvas Sebagai Dasar Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis dan Kelayakan
Usaha”. Hasil dari penelitian ini adalah Business Model Canvas (BMC) dapat menjadi alat
sederhana untuk mengembangkan alternatif strategi perusahaan yang mencapai kelayakan
finansial.
Ismiriati Nasip dan Eka Sudarmaji (2017), membahas “Model Bisnis Kanvas: Alat
Untuk Mengidentifikasi Peluang Bisnis Baru Bagi Pengusaha UKM Indonesia” dalam
penelitiannya. Hasil dari penelitian ini adalah ide-ide bisnis baru telah menjadi elemen
penting bagi para pengusaha usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia, oleh karena itu
perlu adanya bisnis model kanvas sebagai alat untuk mengidentifikasi kemampuan
wirausaha dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengembangkan.
LANDASAN TEORI
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), salah satu alat yang efektif untuk
menciptakan model bisnis adalah Business Model Canvas (BMC). BMC dapat digunakan
secara sistematis untuk memahami, merancang, dan mengimplementasikan model bisnis
yang ada atau membuat model bisnis baru. BMC terdiri dari sembilan elemen berbeda
yang saling terkait dan dianggap sebagai kunci penting untuk menciptakan model bisnis
yang sukses. Kesembilan elemen tersebut mencakup Customer Segments, Value
Proposition, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key
Activities, Key Partners, dan Cost Structure. Konsep ini memungkinkan perusahaan untuk
secara sederhana menggambarkan dan mengilustrasikan model bisnis yang dijalankannya,
kemudian memanipulasinya dan menghasilkan pilihan-pilihan strategis baru berdasarkan
situasi perusahaan, sehingga konsep kanvas model bisnis sangat cocok.
Dalam buku berjudul “The Startup Owner’s Manual: The Step-byStep Guide for
Building a Great Company” karya Steve Blank dan Bob Dorf (2012), sembilan elemen
model bisnis Canvas (customer segment, value propositions, channels, customer
relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost
structure) dijelaskan. Untuk melakukan segmentasi pelanggan (Customer segment),
organisasi harus terlebih dahulu menentukan siapa yang harus dilayaninya. Suatu
organisasi dapat ditetapkan untuk melayani satu atau lebih segmen pasar. Proposisi nilai
(Value propositions) adalah manfaat atau nilai yang diberikan perusahaan kepada segmen
pasar yang dilayaninya. Penawaran nilai ini juga menjadi alasan mengapa pelanggan harus
membeli produk/jasa yang ditawarkan. Saluran (Channels) adalah saluran melalui mana
pelanggan dihubungi dan sarana dimana perusahaan mengkomunikasikan proposisi
nilainya kepada basis pelanggan yang dilayaninya. Sebuah perusahaan membangun
hubungan positif dengan pelanggannya melalui hubungan pelanggan (Customer
200 Strategi Pengembangan dan….(Idham Fakhri Yasid, Reza Widhar Pahlevi)
relationships). Aliran pendapatan (Revenue streams) adalah sumber pendapatan bagi bisnis
yang sering kali diukur dalam bentuk uang yang diterima dari sumber daya manusia,
teknologi, keuangan, dan sumber daya fisik. Key activities dalam kegiatan operasional
dikenal sebagai sumber daya utama. Sebuah perusahaan harus mahir dalam operasi-
operasi utama untuk menjalankan bisnisnya. Mitra penting (Key partner) adalah aset yang
dibutuhkan bisnis namun tidak dimiliki. Istilah "struktur biaya/ Cost Structure” mengacu
pada struktur biaya tetap dan variabel yang ditemukan dalam bisnis.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mencakup penjelasan
dan deskripsi menyeluruh tentang situasi atau proses yang diteliti (Moleong, 2012).
Perusahaan Digital Industry Agency menjadi subjek penelitian ini. Pemilik Digital
Industry Agency menjadi informan utama dalam penelitian ini. Selain itu, data sekunder
diperoleh peneliti melalui wawancara. Wawancara mendalam terhadap subjek penelitian
dilakukan untuk mengumpulkan informasi faktual secara rinci mengenai gejala yang
terjadi saat ini, mengidentifikasi permasalahan yang muncul, dan mengidentifikasi
praktik yang sedang berlangsung. Hal ini memungkinkan subjek penelitian dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai implementasi model bisnis kanvas pada
perusahaan Digital Industry Agency. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif induktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Digital Industry Agency (DIA) adalah perusahaan perangkat lunak yang
mengkhususkan diri dalam pengembangan dan customisasi sistem ERP (Enterprise
Resource Planning). Didirikan pada tahun 2021 di Kota Solo, DIA muncul sebagai hasil
dari rebranding Juragan Code. Setelah terjadi perubahan dalam struktur organisasi,
pendiri dan pemilik brand memutuskan untuk membentuk DIA dengan tujuan menjadi
penyedia solusi digital yang komprehensif di berbagai sektor.
Nama "Digital Industry Agency" diambil dari kata "dia," yang sering digunakan
dalam percakapan sehari-hari di Indonesia, dan disingkat menjadi "DIA," yang berarti
"Agen Industri Digital." Nama ini mencerminkan identitas perusahaan sebagai agensi yang
beroperasi di bidang digital, menawarkan layanan seperti pengembangan perangkat
lunak, sistem ERP, dan solusi digital lainnya.
Pada tahun 2024, DIA beroperasi di bawah naungan PT Anantha Dimensi Berjaya,
dengan visi untuk terus berkembang dan menjadi pemimpin di pasar digital Indonesia.
Logo perusahaan menggabungkan warna merah, yang melambangkan keberanian dan
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 October 2024, Page 197 - 205 201
kekuatan, dengan warna pink, yang mewakili harapan dan kemapanan. Warna-warna ini
dipilih sebagai simbol agar DIA menjadi brand yang kuat dan stabil dalam menghadapi
tantangan saat ini dan di masa depan.
DIA berfokus pada pengembangan sistem ERP yang memungkinkan perusahaan
untuk mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis utama, seperti keuangan, manajemen
persediaan, produksi, sumber daya manusia, dan manajemen hubungan pelanggan. Sejak
awal berdirinya, banyak perusahaan telah mempercayakan DIA untuk pembuatan dan
customisasi sistem ERP mereka. Selain itu, DIA juga menyediakan dan membantu
penjualan sistem atau aplikasi yang telah dikembangkan sebagian atau siap digunakan.
Berikut hasil dari analisis SWOT yang dilakukan:
Tabel 1. Analisis SWOT
Faktor
Internal/External
Threats (T)
Strengths (S)
Strategi ST (Strengths-
Threats)
- Menggunakan
pendekatan personal
dan layanan khusus
untuk bersaing dengan
penyedia solusi ERP
berbasis cloud yang
lebih besar.
- Mengembangkan
produk secara
berkelanjutan untuk
memastikan relevansi
terhadap
perkembangan
teknologi.
- Menonjolkan keunikan
kepemilikan penuh
perangkat lunak oleh
klien sebagai nilai jual
utama dibandingkan
dengan solusi
berlangganan yang
ditawarkan pesaing.
202 Strategi Pengembangan dan….(Idham Fakhri Yasid, Reza Widhar Pahlevi)
S
t
r
a
t
e
g
i
p
e
m
a
s
a
r
a
n
D
i
g
i
t
a
l
InduStrategi pemasaran Digital Industry Agency sebagai berikut:
a) Product (Produk)
Perubahan zaman telah mendorong banyak perusahaan untuk beralih ke
sistem informasi terintegrasi. Digital Industry Agency menawarkan jasa
pembuatan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang dirancang
sesuai kebutuhan pelanggan. Saat ini, strategi pemasaran kami masih
dilakukan secara door-to-door dan dari mulut ke mulut. Meskipun
sebelumnya kami mencoba promosi melalui media sosial dengan hasil yang
kurang memuaskan, pendekatan door-to-door telah memberikan hasil yang
lebih signifikan. Namun, ke depannya, kami berencana untuk menyusun
strategi pemasaran yang lebih efektif melalui media sosial, karena semakin
Weaknesses (W)
Strategi WT (Weaknesses-
Threats)
- Melakukan
restrukturisasi proses
HR dan produksi untuk
meningkatkan efisiensi
dan daya saing harga
terhadap pesaing.
- Meningkatkan
fleksibilitas produk agar
tetap relevan dengan
perkembangan
teknologi dan
kebutuhan pasar, serta
mengurangi
ketergantungan pada
pasar lokal.
- Memperkuat proses HR
untuk meningkatkan
daya saing melalui
pengembangan
karyawan dan struktur
organisasi yang lebih
formal dan efisien.
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 October 2024, Page 197 - 205 203
banyak pelaku usaha yang berhasil memanfaatkan platform ini untuk
mempromosikan bisnis mereka. Digital Industry Agency sendiri
dikembangkan dari awal dengan sistem by order melalui DM Instagram,
WhatsApp, telepon, atau situs web resmi kami.
b) Price (Harga)
Digital Industry Agency menawarkan jasa pembuatan sistem ERP
(Enterprise Resource Planning) yang dirancang sesuai kebutuhan pelanggan,
dengan harga mulai dari Rp150.000.000. harga ditentukan oleh fitur fitur
yang akan digunakan dalam sistem tersebut. Berikut ini adalah harga jual
produk yang ditetapkan.
Business model canvas
Gambar 1. Business Model Canvas
Penjelasan BMC:
1. Customer Segments, Segmen pelanggan mencakup UMKM, pelaku usaha, dan
perusahaan besar yang memerlukan solusi ERP (Enterprise Resource Planning) untuk
mengelola operasional bisnis secara lebih efisien. Harga produk disesuaikan agar
dapat diakses oleh berbagai ukuran bisnis.
2. Value Proposition, Produk ERP menawarkan fleksibilitas tinggi dan penyesuaian
sesuai kebutuhan bisnis dari berbagai ukuran. Sistem ini mudah terintegrasi dengan
sistem yang ada dan menggunakan teknologi terbaru, menjadikannya solusi yang
aman dan dapat diandalkan bagi pelanggan.
3. Channels, Produk dan layanan didistribusikan melalui saluran online dan offline,
termasuk website, media sosial, serta penjualan langsung. Layanan konsultasi
langsung juga tersedia untuk mempermudah akses pelanggan terhadap produk.
204 Strategi Pengembangan dan….(Idham Fakhri Yasid, Reza Widhar Pahlevi)
4. Customer Relationships, Hubungan dengan pelanggan dijaga melalui penawaran
paket bundling, promo seperti free maintenance bulan pertama, dan garansi satu
tahun. Langkah ini bertujuan meningkatkan loyalitas pelanggan dan menambah
nilai yang diberikan.
5. Revenue Streams, Pendapatan utama diperoleh dari penjualan produk ERP dan
layanan maintenance. Rencana jangka panjang meliputi penambahan layanan
seperti pelatihan ERP dan kursus pemrograman untuk meningkatkan pendapatan.
6. Key Resources, Sumber daya kunci termasuk tenaga ahli dalam pengembangan
perangkat lunak, infrastruktur teknologi seperti server, peralatan pengembangan
perangkat lunak, dan jaringan mitra bisnis yang solid.
7. Key Activities, Aktivitas utama meliputi promosi produk melalui media sosial,
pengembangan dan produksi perangkat lunak ERP, serta kegiatan penjualan dan
pemasaran. Aktivitas ini memastikan produk dan layanan dikenal dan diminati di
pasar yang tepat.
8. Key Partners, Mitra penting meliputi perusahaan besar sebagai distributor atau
reseller produk, serta startup yang memerlukan solusi ERP. Kerjasama dengan
marketplace juga dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar.
9. Cost Structure, Biaya utama mencakup produksi perangkat lunak, pengembangan
dan pemeliharaan server, serta biaya promosi dan pemasaran melalui berbagai
media sosial dan platform.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Digital Industry Agency (DIA) telah
berhasil mengidentifikasi dan mengatasi tantangan utama dalam pengembangan dan
pemasaran solusi digital, khususnya sistem ERP, di tengah era Revolusi Industri 4.0.
Dengan strategi yang berfokus pada inovasi dan pemanfaatan platform digital, DIA
mampu meningkatkan efisiensi operasional perusahaan sekaligus memperluas jangkauan
pasar.
Penelitian ini juga menyoroti bahwa kombinasi antara pendekatan digital dan
personalisasi layanan, seperti pemasaran door-to-door, terbukti efektif dalam menarik dan
mempertahankan pelanggan di pasar yang semakin kompetitif. Pemanfaatan teknologi
digital sebagai alat utama dalam pemasaran dan pengembangan produk telah
menunjukkan hasil yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan bisnis modern.
Sebagai implikasi dari temuan ini, DIA dianjurkan untuk terus berinvestasi dalam
teknologi canggih dan pelatihan bagi sumber daya manusia, guna memperkuat kapabilitas
mereka dalam menghadapi tantangan di masa mendatang. Selain itu, memperluas
portofolio produk melalui inovasi yang berkelanjutan akan memastikan perusahaan tetap
relevan dan kompetitif di pasar.
Journal of Economics, Business, Accounting and Management (JEBAM)
Volume 2 No. 2 October 2024, Page 197 - 205 205
Rekomendasi lebih lanjut meliputi penerapan evaluasi rutin terhadap strategi
pemasaran dan pengembangan produk untuk memastikan DIA dapat terus beradaptasi
dengan perubahan kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi. Dengan langkah-
langkah ini, DIA diharapkan dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di
industri digital Indonesia dan mencapai visi jangka panjangnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. F. Mahdi and L. M. Baga, “Analisis Model Bisnis Minuman Olahan Rumput Laut dengan
Pendekatan Business Model Canvas (Kasus: UKM Winner Perkasa Indonesia Unggul,
Depok),” 2016.
B. Blank, Steve, and Dorf, The Startup Owners Manual: The Step-by-Step Guide for Building a
Great Company. United State of America: K&S Ranch, 2012.
E. S. Ismiriati Nasip, “Model Bisnis Kanvas: Alat Untuk Mengidentifikasi Peluang Bisnis
Baru Bagi Pengusaha UKM Indonesia,” 1st Natl. Conf. Bus. Entrep., 2017.
http:// report.licorice.pink/blog/mini-survey/indonesian-prefer-rice-than-anything- else/
Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Setyawan Wibisono, (2005). Entreprise Resource Planning(ERP) Solusi System Informasi
Terintregrasi. https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/24/20
Wisnu Sakti Dewobroto, “Penggunaan business model canvas sebagai dasar untuk
menciptakan alternatif strategi bisnis dan kelayakan usaha,” J. Tek. Ind., vol. 2, no. 3,
pp. 215230, 2012.
Y. Osterwalder, A., & Pigneur, “Business Model Generation,” Hoboken John Wiley Sons, Inc.,
2010.