sosial masyarakat dalam kesehariannya. Dalam konteks sejarah, pelestarian budaya memiliki
peran penting dalam memperkuat identitas dan warisan suatu Masyarakat. Melalui perayaan
budaya, tradisi, dan ritual, tercipta rasa kebersamaan serta ikatan sosial yang kuat antaranggota
komunitas. Budaya juga berkontribusi dalam membangun hubungan antarmasyarakat yang
harmonis, meminimalisir konflik, serta menumbuhkan sikap saling menghargai terhadap
keragaman. Oleh karena itu, menjaga dan mengembangkan keberagaman budaya merupakan
Langkah penting menuju terbentuknya Masyarakat yang baradab.
Dalam perspektif sosiologis, nilai-nilai sosial yang terkandung dalam budaya memiliki
peran strategis dalam menciptakan keharmonisan sosial, memperkuat solidaritas, serta
mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tradisi khilmigotong royong
merupakan bagian integral dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia, khususnya di
pedesaan, yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kerjasama, dan tolong-menolong yang
telah diwariskan turun-temurun, menjadi fondasi penting dalam menjaga harmoni sosial di
tengah masyarakat (Sudrajat et al., 2024). Nilai-nilai ini tidak hadir secara tiba-tiba, melainkan
tumbuh dan berkembang melalui praktik budaya yang diwariskan lintas generasi. Oleh karena
itu, pelestarian budaya tradisional perlu dipandang sebagai investasi sosial untuk membentuk
masyarakat yang berkarakter dan berdaya saing. Indonesia sebagai negara multikultural
memiliki ribuan bentuk budaya lokal yang tersebar di berbagai daerah, masing-masing dengan
nilai sosial yang khas. Budaya-budaya ini tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi seni dan
tradisi, tetapi juga sebagai sarana edukasi sosial yang menanamkan nilai seperti gotong royong,
solidaritas, toleransi, dan tanggung jawab kolektif (Khilmi et al., 2024). Sebagaimana
dikemukakan oleh Ufie (2016), Budaya lokal memberikan penguatan terhadap interaksi sosial
dan komunikasi antar generasi muda dalam hal ini siswa, dengan menjadikan nilai-nilai budaya
lokal sebagai sumber belajar. Kajian terhadap nilai-nilai tersebut sangat penting dilakukan agar
budaya lokal tidak hanya lestari secara fisik, tetapi juga bermakna secara sosial.
Salah satu daerah yang memiliki kekayaan budaya lokal yang masih hidup dan tumbuh
bersama masyarakat adalah Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Daerah ini dikenal
dengan tradisi Pacu Jalur, yaitu perlombaan perahu panjang tradisional yang dilaksanakan
setiap tahun dan telah menjadi ikon budaya masyarakat setempat. Sebagaimana dijelaskan oleh
Putra (2019), Tradisi pacu jalur merupakan salah satu bentuk kebudayaan daerah yang ada
pada masyarakat Rantau Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau. Tradisi ini tidak
hanya menarik sebagai atraksi wisata, tetapi juga kaya akan nilai sosial yang mencerminkan
cara hidup masyarakat Kuantan Singingi. Pacu Jalur bukan sekadar olahraga tradisional,
melainkan peristiwa budaya yang melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam satu semangat
kebersamaan. Menurut Hasbullah (2015), Proses panjang yang dilalui dalam Pacu Jalur mulai
dari pembuatan perahu (jalur), pembentukan tim, latihan, hingga perlombaan, menunjukkan
tingginya tingkat kerja sama, partisipasi, dan integrasi sosial di antara warga.
Nilai sosial yang paling menonjol dalam tradisi Pacu Jalur adalah gotong royong.
Masyarakat dari berbagai kalangan bekerja sama tanpa pamrih demi suksesnya jalur mereka.
Hal ini sejalan dengan pendapat Jannati et al. (2020), yang menyebut bahwa Tradisi lokal
sering menjadi wahana penguatan ikatan sosial dan semangat kolektif antaranggota komunitas
sebagai alat untuk merevitalisasi kebudayaan dan mempertahankan kearifan lokal. Selain itu,
nilai sportivitas dan kedisiplinan juga tercermin dalam tradisi ini. Para peserta diajarkan untuk
bertanding secara adil, menjaga kekompakan, dan mematuhi aturan. Nilai-nilai ini
berkontribusi dalam pembentukan karakter masyarakat yang tangguh, jujur, dan bertanggung
jawab, sebagaimana diungkapkan oleh Purwani & Mustikasari (2024), bahwa tradisi lokal
dapat menjadi media pendidikan karakter yang efektif.
Tradisi Pacu Jalur juga berfungsi sebagai media pendidikan informal bagi generasi
muda. Dengan melibatkan anak-anak dan remaja dalam proses tradisi, mereka tidak hanya