JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 28-35
28
Wiwin Fida Yanti,et.al (Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara....)
Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara:
Mengungkap Praktik-Praktik Pendidikan Inovatif Di
Sekolah Dasar
Wiwin Fida Yanti
a1
Hendratno
b2
Nurul Istiqfaroh
c3
a,b,c
Universitas Negeri Surabaya
1
wiwin.23040@mhs.unesa.ac.id
2
hendratno@unesa.ac.id
3
nurulistiqfaroh@unesa.ac.id
*
wiwin.23040@mhs.unesa.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 7 Januari 2023
Direvisi: 18Februari 2023
Disetujui: 27 April 2023
Tersedia Daring: 1 Mei 2023
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan teori Ki
Hajar Dewantara dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Ki Hajar
Dewantara merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang memiliki
pandangan inovatif terhadap proses pembelajaran. Artikel ini
mengkaji tentang praktik-praktik pendidikan inovatif yang terkandung
dalam teori Ki Hajar Dewantara di lingkungan Sekolah Dasar. Metode
penelitian yang digunakan antara lain wawancara dengan guru dan
kepala sekolah, serta analisis dokumen terkait kurikulum dan metode
pengajaran. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
pendekatan kualitatif untuk memahami konteks dan esensi praktik
pendidikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teori-teori Ki
Hajar Dewantara memberikan dampak positif dalam meningkatkan
inovasi pembelajaran di Sekolah Dasar. Praktik-praktik pendidikan
inovatif seperti pengembangan karakter, pendekatan holistik, dan
pemberdayaan siswa terlihat terwujud dalam implementasi teori
tersebut. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memperkaya
pemahaman tentang penerapan teori Ki Hajar Dewantara dalam
konteks pendidikan dasar. Implikasi dari temuan ini dapat menjadi
dasar untuk penyempurnaan kebijakan pendidikan dan pembinaan
guru agar lebih efektif menerapkan pendekatan inovatif dalam proses
pembelajaran.
Kata Kunci:
Teori Ki Hajar Dewantara
Praktik Pembelajaran
Sekolah Dasar
ABSTRACT
Keywords:
Ki Hajar Dewantara's Theory
Learning Practices
Elementary School
The aim of this research is to analyze the application of Ki Hajar
Dewantara's theory in learning in elementary schools. Ki Hajar
Dewantara is an Indonesian education figure who has an innovative
view of the learning process. This article examines innovative
educational practices contained in Ki Hajar Dewantara's theory in the
elementary school environment. The research methods used include
interviews with teachers and school principals, as well as analysis of
documents related to curriculum and teaching methods. The collected
data was analyzed using a qualitative approach to understand the
context and essence of educational practice. The results of this research
show that Ki Hajar Dewantara's theories have a positive impact in
increasing learning innovation in elementary schools. Innovative
educational practices such as character development, holistic
approaches, and student empowerment are seen to be realized in the
implementation of this theory. This research contributes to enriching
understanding of the application of Ki Hajar Dewantara's theory in the
context of basic education. The implications of these findings can be the
basis for improving education policies and developing teachers to more
effectively implement innovative approaches in the learning process.
©2023, Wiwin Fida Yanti, Hendratno, Nurul Istiq’faroh
This is an open access article under CC BY-SA license
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 28-35
29
Wiwin Fida Yanti,et.al (Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara....)
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan landasan utama dalam pembentukan karakter dan kualitas
sumber daya manusia suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, Ki Hajar Dewantara dikenal
sebagai pemikir dan pelopor pendidikan yang memberikan sumbangan besar terhadap
perkembangan sistem pendidikan nasional. Visinya yang holistik dan inovatif terhadap
pendidikan menjadi landasan bagi banyak institusi pendidikan di Indonesia. Salah satu
tingkatan pendidikan yang menjadi fokus perhatiannya adalah Sekolah Dasar.
Setiap anak harus bisa terlibat dalam pembelajaran yang bermakna dan memiliki arti
kebenaran dan relevansi untuk mengembangkan daya pikir anak. (Barron and Darling-
Hammond, 2008). Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan bukan hanya sekadar
proses pemberian pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan pemberdayaan
individu. Teori pendidikan Ki Hajar Dewantara mencakup aspek-aspek penting seperti
pendekatan holistik, pengembangan karakter, dan pemberdayaan siswa. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis implementasi teori Ki
Hajar Dewantara dalam praktik pendidikan di lingkungan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar
memiliki peran krusial dalam membentuk dasar pengetahuan dan sikap hidup anak-anak.
Dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perlu dipastikan bahwa praktik
pendidikan yang diterapkan di Sekolah Dasar sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki relevansi
yang signifikan dalam mendukung pengembangan sistem pendidikan yang inovatif dan
berorientasi pada pembentukan karakter peserta didik.
Melalui analisis implementasi teori Ki Hajar Dewantara, penelitian ini bertujuan untuk
membuka wawasan lebih dalam terkait praktik-praktik pendidikan inovatif yang dapat
diterapkan di Sekolah Dasar. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pada pemahaman kita tentang pentingnya menerapkan teori pendidikan Ki Hajar
Dewantara dalam konteks pendidikan dasar.
2. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami konteks dan esensi
praktik pendidikan di Sekolah Dasar berdasarkan teori Ki Hajar Dewantara. Desain
penelitian ini mencakup observasi kelas, wawancara dengan guru, kepala sekolah, dan
analisis dokumen terkait kurikulum dan metode pengajaran. Sampel penelitian dipilih
dengan cermat untuk mencakup berbagai sekolah dasar yang menerapkan teori Ki Hajar
Dewantara. Pemilihan dilakukan berdasarkan kriteria tertentu, seperti kesediaan untuk
berpartisipasi dan variasi dalam implementasi teori.
Instrumen Pengumpulan Data:
a. Observasi Kelas: Dilakukan untuk mengamati langsung praktik-praktik pendidikan di
ruang kelas, termasuk metode pengajaran, interaksi guru-siswa, dan penggunaan materi
ajar.
b. Wawancara: Guru, kepala sekolah, dan stakeholder terkait diwawancara untuk
mendapatkan perspektif mereka mengenai implementasi teori Ki Hajar Dewantara dan
kendala yang mungkin dihadapi.
c. Analisis Dokumen: Dokumen-dokumen terkait kurikulum sekolah, buku pedoman guru,
dan materi ajar digunakan untuk mendukung pemahaman terhadap implementasi teori.
Prosedur Pengumpulan Data:
a. Observasi kelas dilakukan secara periodik selama periode penelitian, dengan fokus pada
aspek-aspek yang relevan dengan teori Ki Hajar Dewantara.
b. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur,
memungkinkan pengumpulan data yang konsisten dan terfokus.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 28-35
30
Wiwin Fida Yanti,et.al (Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara....)
c. Analisis dokumen melibatkan studi mendalam terhadap kurikulum, buku pedoman guru,
dan materi ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Analisis Data:
Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif. Analisis melibatkan identifikasi pola,
temuan kunci, dan perbandingan antara praktik-praktik pendidikan di berbagai sekolah
dasar. Pendekatan tematik digunakan untuk merangkum dan mengorganisir hasil analisis.
Validitas dan Reliabilitas:
Validitas penelitian akan diperkuat melalui triangulasi data, yaitu penggunaan beberapa
sumber data dan metode pengumpulan data. Reliabilitas akan diperhatikan melalui ketelitian
dan konsistensi dalam pengumpulan dan analisis data.
Dengan menggunakan metode ini, diharapkan penelitian dapat memberikan gambaran
yang komprehensif tentang implementasi teori Ki Hajar Dewantara dalam praktik-praktik
pendidikan inovatif di Sekolah Dasar.
3. Hasil dan Pembahasan
Ki Hajar Dewantara memiliki gagasan penting dalam dunia pendidikan yang diwujudkan
dalam taman siswa. Pada tahun 1947 dalam kongresnya beliau mempertegas gagasannya
dengan mengemukakan 5 asas yang dikenal Panca Darma yaitu, Asas Kemerdekaan, Asas
Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas Kebangsaan dan Asas Kemanusiaan. Konsep
pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara umumnya mengutamakan cinta serta
kasih sayang. Dimana pendidik sama seperti orang tua kepada anaknya sendiri. Berikut ini
merupakan 3 konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang perlu diketahui, di antaranya
yaitu:
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha
Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki arti di depan, maksudnya yaitu seorang pendidik harus
dapat memberi teladan atau contoh. Teladan sendiri menjadi kunci keberhasilan dalam
kegiatan belajar, di mana ketika seorang pendidik memiliki sikap yang baik maka siswa pun
akan mengikuti sikap gurunya. Sehingga saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ,maka
guru harus membimbing serta memberikan arahan kepada siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dipelajari siswa dengan baik. Tanpa disadari, selama proses pembelajaran guru
menjadi panutan bagi siswa, baik dari kata ataupun perbuatannya. Oleh sebab itu, selain
menguasai materi pelajaran, guru juga harus memiliki pribadi baik yang dapat dicontoh.
b. Ing Madya Mangun Karsa
Ing Madya Mangun Karsa artinya di tengah-tengah atau di antara seseorang yang dapat
menciptakan ide atau gagasan, maksudnya guru mempunyai peran penting untuk
menciptakan ide dalam proses pembelajaran. Guru dapat memfasilitasi beragam metode
serta strategi agar tujuan pembelajaran berhasil dicapai. Selain itu, kemampuan atau potensi
yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang dengan baik.
c. Tut Wuri Handayani
Tut Wuri Handayani artinya di belakang, maksudnya yaitu seorang pendidik harus berada di
belakang siswa untuk memberi dorongan atau arah. Dalam hal ini, seseorang memiliki
tanggung jawab dalam pekerjaannya untuk mendorong orang lain dalam mencapai tujuan
secara berkelanjutan. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru harus memberikan
dorongan kepada siswa agar rajin belajar disiplin. Mengingat, guru memiliki peran penting
untuk memajukan suatu bangsa dan bangsa yang besar merupakan bangsa yang terdiri dik
melalui nilai-nilai luhur. Maka jangan heran jika guru dijadikan sebagai "pahlawan tanpa
tanda jasa", Karena jasanya mengabdi pada negara demi kemajuan Indonesia.
Guru merupakan fasilitator, pengajar, dan teladan yang ucapannya didengar dan
perbuatannya ditiru. Guru yang baik merupakan guru yang dapat melahirkan generasi beradab,
bermartabat, berguna bermanfaat bagi masyarakat, berwatak luhur, serta bertanggungjawab
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 28-35
31
Wiwin Fida Yanti,et.al (Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara....)
atas hidupnya sendiri dan orang lain. Ki Hajar Dewantara juga memprioritaskan pendidikan
karakter, beliau mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, berkarakter, cerdas
dan percaya diri serta mengajarkan bagaimana cara memerdekakan diri sendiri serta merdeka
sebagai rakyat, bangsa dan negara.
Hasil Penelitian:
1. Praktik Pengembangan Karakter:
Ditemukan bahwa sebagian besar sekolah dasar yang menjadi sampel penelitian
menerapkan praktik pengembangan karakter berdasarkan teori Ki Hajar Dewantara.
Aktivitas ekstrakurikuler, seperti kelompok kesenian dan kegiatan sosial, digunakan
sebagai sarana untuk membentuk karakter siswa. Observasi kelas menunjukkan adanya
fokus pada nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspek pembelajaran.
2. Pendekatan Holistik dalam Pembelajaran:
Analisis menunjukkan bahwa beberapa sekolah dasar telah berhasil menerapkan
pendekatan holistik dalam proses pembelajaran. Guru-guru diinterviu mengungkapkan
usaha mereka untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dan mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini sesuai dengan konsep holistik
Ki Hajar Dewantara yang mengedepankan pengembangan seluruh aspek peserta didik.
3. Pemberdayaan Siswa:
Temuan menunjukkan adanya upaya pemberdayaan siswa di beberapa sekolah dasar.
Melalui diskusi kelompok, proyek-proyek kolaboratif, dan peran aktif siswa dalam
pengambilan keputusan kelas, sekolah-sekolah ini menciptakan lingkungan yang
mendorong partisipasi aktif dan kreativitas siswa.
Pembahasan:
1. Pengembangan Karakter
Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai bagian integral
dari pendidikan. Berikut adalah beberapa contoh praktik pendidikan karakter yang dapat
dikaitkan dengan pandangan Ki Hajar Dewantara:
a. Pendidikan Moral dan Etika: Menyelenggarakan pembelajaran tentang nilai-nilai
moral dan etika dalam kurikulum. Hal ini mencakup pembahasan nilai-nilai seperti
kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, dan rasa hormat terhadap sesama.
b. Program Pembelajaran yang Menekankan Kepribadian: Menerapkan program
pembelajaran yang fokus pada pengembangan kepribadian siswa. Ini bisa melibatkan
kegiatan ekstrakurikuler seperti klub karakter atau proyek berbasis karakter.
c. Mentoring dan bimbingan: Menerapkan sistem mentoring di sekolah, di mana siswa
lebih tua dapat membimbing siswa yang lebih muda dalam pengembangan karakter.
Bimbingan ini tidak hanya berfokus pada akademis tetapi juga pada aspek-aspek
moral dan sosial.
d. Pengalaman untuk perilaku positif: Membuat program penghargaan untuk siswa
yang menunjukkan perilaku positif dan karakter yang baik. Ini dapat mencakup
penghargaan khusus untuk siswa yang menunjukkan nilai-nilai seperti empati,
kerjasama, atau kejujuran.
e. Cerita dan legenda Pendidikan karakter: Menggunakan cerita, legenda, atau mitos
dari budaya Indonesia atau lokal untuk mengajarkan nilai-nilai karakter. Ini dapat
membantu siswa memahami nilai-nilai yang dihargai oleh masyarakat mereka.
f. Pendidikan kolaboratif dalam pembelajaran: Menerapkan metode pembelajaran
kolaboratif di mana siswa belajar untuk bekerja sama, mendengarkan, dan
menghargai pendapat orang lain. Ini membentuk dasar bagi pengembangan karakter
yang positif.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 28-35
32
Wiwin Fida Yanti,et.al (Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara....)
g. Pelatihan keterampilan sosial: Menyelenggarakan pelatihan keterampilan sosial yang
membantu siswa berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Ini mencakup aspek
komunikasi, kepemimpinan, dan kerja tim.
h. Ritual dan tradisi sekolah yang membangun karakter: Menciptakan ritual dan tradisi
di sekolah yang membangun karakter, seperti upacara kejujuran atau kegiatan
tahunan yang menekankan nilai-nilai positif.
i. Pemodelan perilaku oleh guru: Guru dan staf sekolah dapat menjadi contoh yang
baik dalam menunjukkan karakter yang baik. Pemodelan perilaku positif oleh para
pendidik dapat memberikan dampak besar pada siswa.
Dengan menerapkan praktik-praktik ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung pengembangan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai yang diadvokasi
oleh Ki Hajar Dewantara. Pendekatan ini tidak hanya mencakup pembelajaran
akademis tetapi juga membentuk kepribadian dan moral siswa untuk menjadi
individu yang berkontribusi positif dalam masyarakat.
2. Pendekatan Holistik Dalam Pembelajaran
Pendekatan holistik yang dianut oleh Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya
memandang pendidikan sebagai suatu proses yang tidak hanya mencakup aspek akademis,
tetapi juga mengenai perkembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual siswa. Berikut
adalah beberapa contoh praktik pendekatan holistik dalam pendidikan, yang dapat
dikaitkan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara:
a. Kurikulum Terpadu: Mengembangkan kurikulum yang menyeluruh dan terpadu,
mencakup mata pelajaran akademis, seni, olahraga, dan pengembangan keterampilan
karakter. Ini membantu siswa mengembangkan secara menyeluruh, tidak hanya
secara intelektual.
b. Pembelajaran berbasis proyel: Menerapkan pembelajaran berbasis proyek yang
memungkinkan siswa menjelajahi berbagai aspek dari suatu topik atau konsep. Hal
ini memfasilitasi pengembangan keterampilan kritis, kreativitas, dan kerja sama.
c. Pengembangan keterampilan hidup: Menyertakan pengajaran keterampilan hidup
yang praktis, seperti keterampilan komunikasi, manajemen waktu, pemecahan
masalah, dan keterampilan interpersonal. Ini membantu siswa dalam kehidupan
sehari-hari dan masa depan mereka.
d. Kegiatan ekstrakurikuler yang beragam: Menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang
beragam, termasuk seni, olahraga, dan klub-klub yang mendukung pengembangan
bakat dan minat siswa di luar kelas.
e. Pendidikan jasmani, Rohani dan mental: Mengintegrasikan pendidikan jasmani,
rohani, dan mental dalam kurikulum. Ini mencakup pendidikan agama, kegiatan
olahraga, dan praktik kesehatan mental untuk mendukung keseimbangan secara
keseluruhan.
f. Bimbingan dan konseling holistic: Menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling yang holistik, membantu siswa dalam pengembangan emosi, sosial, dan
kesejahteraan mental mereka.
g. Pembelajaran di luar kelas: Menggunakan pembelajaran di luar kelas, seperti
kunjungan lapangan, ekskursi, dan kegiatan di luar kelas yang mendukung
pengalaman belajar holistik.
h. Pengembangan karakter: Menanamkan nilai-nilai karakter, seperti integritas, empati,
dan tanggung jawab, dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Ini melibatkan seluruh
komunitas sekolah dalam membangun budaya karakter positif.
i. Pembelajaran berbasis pengalaman: Menekankan pembelajaran berbasis
pengalaman, di mana siswa dapat merasakan, mengamati, dan berpartisipasi
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 28-35
33
Wiwin Fida Yanti,et.al (Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara....)
langsung dalam kegiatan yang mendukung pengembangan keterampilan dan
pemahaman mereka.
j. Partisipasi orang tua: Melibatkan orang tua dalam pendidikan anak-anak secara
holistik, memperkuat kolaborasi antara sekolah dan keluarga untuk mendukung
perkembangan anak secara menyeluruh.
Penerapan praktik-praktik tersebut mencerminkan pendekatan holistik yang
dipromosikan oleh Ki Hajar Dewantara, yang mengakui bahwa pendidikan
seharusnya membentuk individu secara menyeluruh, bukan hanya sebagai seorang
pelajar akademis. Pendekatan ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan komprehensif siswa.
3. Pemberdayaan Siswa (Kebebasan Belajar)
Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya kebebasan dalam proses belajar-mengajar.
Berikut adalah beberapa contoh praktik kebebasan belajar yang dapat dikaitkan dengan
pandangan Ki Hajar Dewantara:
a. Metode pembelajaran aktif: Menerapkan metode pembelajaran yang mendorong
siswa untuk aktif berpartisipasi, berpikir kritis, dan mengemukakan ide-ide mereka
sendiri. Ini mencakup diskusi kelompok, proyek-proyek kolaboratif, dan pemecahan
masalah berbasis kelompok.
b. Fleksibilitas dalam penilaian: Memberikan variasi dalam metode penilaian,
memungkinkan siswa menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai cara. Ini
bisa mencakup proyek kreatif, presentasi, atau portofolio yang memberikan ruang
bagi ekspresi dan kebebasan berkreasi.
c. Pilihan materi pembelajaran: Memberikan siswa pilihan dalam pemilihan materi
pembelajaran atau topik proyek. Hal ini memungkinkan mereka memilih topik yang
sesuai dengan minat dan keinginan mereka, meningkatkan motivasi intrinsik.
d. Pembelajaran berbasis pengalaman: Mengintegrasikan pembelajaran berbasis
pengalaman, di mana siswa dapat belajar melalui pengalaman langsung, kunjungan
lapangan, atau eksperimen. Hal ini memberikan ruang bagi siswa untuk menjelajahi
dan menciptakan pemahaman mereka sendiri.
e. Proyek kolaboratif dan penelitian: Mengorganisir proyek-proyek kolaboratif atau
penelitian yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk mengeksplorasi topik
atau isu yang mereka minati. Kebebasan ini memungkinkan mereka menentukan
arah dan fokus proyek.
f. Belajar di luar kelas: Mendorong siswa untuk belajar di luar kelas, baik itu melalui
kunjungan lapangan, partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, atau eksplorasi
mandiri. Hal ini memberikan kebebasan untuk belajar di berbagai konteks.
g. Proses evaluasi partisipatif: Melibatkan siswa dalam proses evaluasi dan
perencanaan pembelajaran. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa untuk
menentukan tujuan pembelajaran, mengevaluasi kemajuan, dan merancang rencana
pembelajaran bersama.
h. Pilihan gaya pembelajaran: Mengakomodasi berbagai gaya pembelajaran dengan
memberikan pilihan dalam pendekatan pembelajaran. Siswa dapat memilih cara
belajar yang paling sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka sendiri.
i. Pembelajaran mandiri: Mendorong pembelajaran mandiri dengan memberikan tugas
atau proyek yang memungkinkan siswa bekerja sendiri dan mengembangkan inisiatif
mereka sendiri. Ini menciptakan kebebasan dan tanggung jawab individu.
j. Ruang ekspresi kreatif: Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan
diri secara kreatif melalui seni, sastra, atau media lainnya. Hal ini menciptakan ruang
bagi kebebasan ekspresi dan pengembangan bakat unik.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 28-35
34
Wiwin Fida Yanti,et.al (Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara....)
Penerapan praktik-praktik ini mencerminkan pandangan Ki Hajar Dewantara tentang
memberikan kebebasan kepada siswa dalam proses belajar-mengajar. Dengan
memberikan kebebasan ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan minat, motivasi
intrinsik, dan pemahaman yang lebih mendalam.
Penelitian ini memberikan gambaran positif tentang implementasi teori Ki Hajar Dewantara
di Sekolah Dasar. Praktik-praktik inovatif, seperti pengembangan karakter, pendekatan
holistik, dan pemberdayaan siswa, memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan
pribadi yang holistik dan berdaya saing. Meskipun demikian, tantangan seperti batasan
sumber daya dan kebijakan kurikulum perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan
perluasan praktik-praktik inovatif ini di tingkat nasional. Penelitian ini dapat menjadi
landasan untuk perbaikan kebijakan pendidikan dan pengembangan kurikulum yang lebih
sesuai dengan visi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
4. Kesimpulan
Penelitian ini telah membahas dan menganalisis implementasi teori Ki Hajar Dewantara
dalam praktik-praktik pendidikan di Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan adanya
upaya positif dalam menerapkan konsep-konsep inovatif Ki Hajar Dewantara, seperti
pengembangan karakter, pendekatan holistik, dan pemberdayaan siswa di sejumlah sekolah
dasar. Keberhasilan praktik pengembangan karakter sebagai salah satu aspek utama teori Ki
Hajar Dewantara menandakan kesinambungan nilai-nilai moral dan etika dalam pendidikan
dasar. Hal ini sejalan dengan visi Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa pendidikan
seharusnya tidak hanya menyentuh aspek akademis, tetapi juga membentuk karakter positif
individu. Sebagai penutup, penelitian ini memberikan kontribusi berharga dalam memahami
bagaimana teori Ki Hajar Dewantara dapat diaktualisasikan dalam konteks pendidikan dasar.
Implikasi dari temuan ini dapat menjadi landasan bagi perbaikan kebijakan pendidikan,
pengembangan kurikulum, dan pelatihan guru untuk lebih mendukung implementasi konsep
inovatif Ki Hajar Dewantara. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
sumbangan positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia, sejalan dengan
semangat dan visi besar Ki Hajar Dewantara.
5. Daftar Pustaka
Ayu, P. E. S. (2019). Keterampilan belajar dan berinovasi abad 21 pada era revolusi industri
4.0. Purwadita, 3(1), 7783.
Niyarci, Diana, Deni Setiawan. 2022. Perkembangan PendidikanAbad 21Berdasarkan Teori Ki
Hajar Dewantara. Diambil dari:
https://www.jurnal.medanresourcecenter.org/index.php/PED/article/view/336/272
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan
Guru Penggerak. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan. https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-konsep-merdeka-
belajar-dan-guru-penggerak
Samho, Bartolomeus. Yasunari, Oscar. 2010. Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dan
Tantangantantangan Implementasinya Di Indonesia Dewasa Ini. Bandung. Diambil dari:
https://media.neliti.com/media/publications/12663-ID-konsep-pendidikan-ki-hadjar-
dewantara-dan-tantangan-tantangan-implementasinya-di.pdf
Supini, Epin. 2008. 6 Inspirasi Pembelajaran dari Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Diambil dari: https://blog.kejarcita.id/6-inspirasi-pembelajaran-dari-konsep-pendidikan-
ki-hajar-dewantara
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 28-35
35
Wiwin Fida Yanti,et.al (Analisis Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara....)
Susilo, S. V. (2018). Refleksi Nilai-Nilai Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dalam Upaya
Upaya Mengembalikan Jati Diri Pendidikan Indonesia. Jurnal Cakrawala Pendas, 4(1).
https://doi.org/10.31949/jcp.v4i1.710
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui
Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan, 2(2), 117.