g. Pelatihan keterampilan sosial: Menyelenggarakan pelatihan keterampilan sosial yang
membantu siswa berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Ini mencakup aspek
komunikasi, kepemimpinan, dan kerja tim.
h. Ritual dan tradisi sekolah yang membangun karakter: Menciptakan ritual dan tradisi
di sekolah yang membangun karakter, seperti upacara kejujuran atau kegiatan
tahunan yang menekankan nilai-nilai positif.
i. Pemodelan perilaku oleh guru: Guru dan staf sekolah dapat menjadi contoh yang
baik dalam menunjukkan karakter yang baik. Pemodelan perilaku positif oleh para
pendidik dapat memberikan dampak besar pada siswa.
Dengan menerapkan praktik-praktik ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung pengembangan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai yang diadvokasi
oleh Ki Hajar Dewantara. Pendekatan ini tidak hanya mencakup pembelajaran
akademis tetapi juga membentuk kepribadian dan moral siswa untuk menjadi
individu yang berkontribusi positif dalam masyarakat.
2. Pendekatan Holistik Dalam Pembelajaran
Pendekatan holistik yang dianut oleh Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya
memandang pendidikan sebagai suatu proses yang tidak hanya mencakup aspek akademis,
tetapi juga mengenai perkembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual siswa. Berikut
adalah beberapa contoh praktik pendekatan holistik dalam pendidikan, yang dapat
dikaitkan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara:
a. Kurikulum Terpadu: Mengembangkan kurikulum yang menyeluruh dan terpadu,
mencakup mata pelajaran akademis, seni, olahraga, dan pengembangan keterampilan
karakter. Ini membantu siswa mengembangkan secara menyeluruh, tidak hanya
secara intelektual.
b. Pembelajaran berbasis proyel: Menerapkan pembelajaran berbasis proyek yang
memungkinkan siswa menjelajahi berbagai aspek dari suatu topik atau konsep. Hal
ini memfasilitasi pengembangan keterampilan kritis, kreativitas, dan kerja sama.
c. Pengembangan keterampilan hidup: Menyertakan pengajaran keterampilan hidup
yang praktis, seperti keterampilan komunikasi, manajemen waktu, pemecahan
masalah, dan keterampilan interpersonal. Ini membantu siswa dalam kehidupan
sehari-hari dan masa depan mereka.
d. Kegiatan ekstrakurikuler yang beragam: Menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang
beragam, termasuk seni, olahraga, dan klub-klub yang mendukung pengembangan
bakat dan minat siswa di luar kelas.
e. Pendidikan jasmani, Rohani dan mental: Mengintegrasikan pendidikan jasmani,
rohani, dan mental dalam kurikulum. Ini mencakup pendidikan agama, kegiatan
olahraga, dan praktik kesehatan mental untuk mendukung keseimbangan secara
keseluruhan.
f. Bimbingan dan konseling holistic: Menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling yang holistik, membantu siswa dalam pengembangan emosi, sosial, dan
kesejahteraan mental mereka.
g. Pembelajaran di luar kelas: Menggunakan pembelajaran di luar kelas, seperti
kunjungan lapangan, ekskursi, dan kegiatan di luar kelas yang mendukung
pengalaman belajar holistik.
h. Pengembangan karakter: Menanamkan nilai-nilai karakter, seperti integritas, empati,
dan tanggung jawab, dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Ini melibatkan seluruh
komunitas sekolah dalam membangun budaya karakter positif.
i. Pembelajaran berbasis pengalaman: Menekankan pembelajaran berbasis
pengalaman, di mana siswa dapat merasakan, mengamati, dan berpartisipasi