Sistem Among Ki Hadjar Dewantara merupakan metode yang sesuai untuk pendidikan
karena merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan
asuh (care and dedication based on love). Pendidikan system Among bersendikan pada dua hal
yaitu: kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan
secepat-cepatnya dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan
kekuatan lahir dan batin anak hingga dapat hidup mandiri. Sistem Among sering dikaitkan
dengan asas yang berbunyi:
1) Ing Ngarso Sung Tuladha yang memiliki arti Di depan guru harus memberikan teladan
seluruh aspek kehidupannya. Hal ini, mencerminkan bahwa menjadi seorang guru harus bisa
memberikan sebuah keteladanan dan menjadi teladan.
2) Ing Madya Mangun Karsa Seorang guru harus bisa membangun semangat, motivasi, dan
gairah hidup untuk menuju masa depan yang lebih baik. Hal ini menjelaskan bahwa menjadi
seorang guru harus mampu memberikan dorongan serta motivasi bagi peserta didik untuk
dapat mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya.
3) Tut Wuri Handayani seorang harus dapat mengikuti dengan baik terhadap para murid yang
telah menunjukkan sikap perilaku yang benar (baik, jujur, cerdas).
Tujuan dari Sistem Among adalah membangun anak didik untuk menjadi manusia beriman
dan bertaqwa, merdeka lahir dan batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta
sehat jasmani dan rokhani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung
jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya. Dalam pelaksanaan Sistem
Among, setelah anak didik menguasai ilmu, mereka didorong untuk mampu memanfaatkannya
dalam masyarakat, didorong oleh cipta, rasa, dan karsa.
A. Praktik Pembelajaran berdasarkan Teori Ki Hajar Dewantara
1. Pembelajaran berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyelesaikan suatu masalah atau proyek dengan menggunakan
berbagai sumber belajar. Pembelajaran ini dapat diterapkan dalam berbagai mata
pelajaran, misalnya matematika, sains, dan bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa diajak untuk berdiskusi, bekerja sama,
dan memecahkan masalah secara mandiri. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip
pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu kodrat alam, kemerdekaan, dan kebudayaan.
2. Pembelajaran berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dimulai dengan suatu
masalah yang dihadapi oleh siswa. Siswa kemudian diajak untuk mencari solusi atas
masalah tersebut dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Pembelajaran ini dapat
diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, misalnya matematika, IPA, dan IPS.
Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa diajak untuk berpikir kritis dan kreatif
untuk memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hajar
Dewantara, yaitu kodrat alam dan kemerdekaan.
3. Pembelajaran berbasis Permainan
Pembelajaran berbasis permainan adalah pembelajaran yang menggunakan
permainan sebagai media pembelajaran. Permainan dapat digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran, melatih keterampilan siswa, dan mengembangkan
aspek afektif siswa. Pembelajaran ini dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran,
misalnya matematika, IPA, dan bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran berbasis permainan, siswa akan lebih aktif dan termotivasi
untuk belajar. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara,
yaitu kodrat alam dan kemerdekaan.
Secara umum, implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam praktik
pembelajaran di sekolah dasar khususnya di SD Negeri Ngudirejo 1 dapat meningkatkan