JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 36-43
36
Dian Widyalistyorini, et.al (Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar.)
Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar Dewantara:
Tinjauan Praktik Pembelajaran dan Dampaknya
pada Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar
Dian Widyalistyorini
a,1
, Nurul Istiqfaroh
b,2
, Hendratno
c,3
a
Universitas Negeri Surabaya
1
dianwidyalistyorini.23041@mhs.unesa.ac.id;
2
nurulistiqfaroh@unesa.ac.id;
3
hendratno@unesa.ac.id
*
dianwidyalistyorini.23041@mhs.unesa.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 10 Januari 2023
Direvisi: 23 Februari 2023
Disetujui: 29 April 2023
Tersedia Daring: 1 Mei 2023
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki implementasi teori
pendidikan Ki Hajar Dewantara di tingkat pendidikan dasar khusunya
di SD Negeri Ngudirejo 1, Kab. Jombang, dengan fokus pada praktik
pembelajaran dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas
pendidikan dasar. Ki Hajar Dewantara, sebagai tokoh pendidikan
Indonesia, dikenal dengan kontribusinya terhadap pengembangan
pendidikan yang holistik dan humanis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode observasi kelas, wawancara
dengan guru, dan analisis dokumen untuk mengumpulkan data
mengenai praktik pembelajaran yang terkait dengan teori Ki Hajar
Dewantara. Hasil penelitian menunjukkan adanya implementasi
berbagai aspek teori Ki Hajar Dewantara dalam praktik pembelajaran
di SD Negeri Ngudirejo 1. Guru-guru mengadopsi prinsip-prinsip
seperti kebebasan belajar, tahap bermain adalah tahap belajar, dan
pemberdayaan peserta didik. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan
dampak positif implementasi teori Ki Hajar Dewantara pada
peningkatan kualitas pendidikan dasar, baik dari segi hasil belajar
maupun perkembangan karakter peserta didik. Penerapan teori Ki
Hajar Dewantara dalam praktik pembelajaran di SD Negeri Ngudirejo 1
membawa dampak positif dalam membentuk peserta didik yang lebih
mandiri, kreatif, dan memiliki karakter yang kuat. Temuan ini
memberikan kontribusi pada pemahaman praktik pendidikan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip Ki Hajar Dewantara dan memperkuat
urgensi penerapan teori tersebut dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dasar di Indonesia. Implikasi penelitian ini juga dapat
menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih
berorientasi pada pendekatan holistik dan humanis yang diadvokasi
oleh Ki Hajar Dewantara.
Kata Kunci:
Teori Ki Hajar Dewantara
Praktik Pembelajaran
Pendidikan Dasar
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 36-43
37
Dian Widyalistyorini, et.al (Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar.)
ABSTRACT
Keywords:
Ki Hajar Dewantara Theory
Learning Practices
Primary Education
This study aims to investigate the implementation of Ki Hajar Dewantara
education theory at the basic education level, especially at SD Negeri
Ngudirejo 1, Jombang District, focusing on learning practices and their
impact on improving the quality of basic education. Ki Hajar Dewantara,
as an Indonesian education figure, is known for his contribution to the
development of holistic and humanist education. This study uses a
qualitative approach with classroom observation methods, interviews
with teachers, and document analysis to collect data on learning
practices related to the theory of Ki Hajar Dewantara. The results showed
the implementation of various aspects of Ki Hajar Dewantara theory in
learning practice at SD Negeri Ngudirejo 1. Teachers adopt principles
such as freedom of learning, stage play is stage learning, and
empowerment of learners. In addition, this study reveals the positive
impact of the implementation of the Ki Hajar Dewantara theory on
improving the quality of basic education, both in terms of learning
outcomes and character development of students. The application of Ki
Hajar Dewantara theory in learning practice at SD Negeri Ngudirejo 1
has a positive impact in forming students who are more independent,
creative, and have strong character. These findings contribute to the
understanding of educational practices in accordance with the principles
of Ki Hajar Dewantara and reinforce the urgency of applying the theory
in improving the quality of basic education in Indonesia. The implications
of this research can also be the basis for the development of education
policies that are more oriented towards holistic and humanist
approaches advocated by Ki Hajar Dewantara.
©2023, Authors Dian Widyalistyorini, Nurul Istiqfaroh, Hendratno
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan dasar utama dalam pembentukan karakter dan keterampilan
peserta didik, dan dalam konteks tersebut, pengembangan kurikulum menjadi bagian integral
dalam menentukan kualitas pendidikan suatu negara. Sejalan dengan hal tersebut, pendidikan
merupakan landasan penting dalam pembentukan individu yang berkualitas dan berdaya
saing di era modern ini (Komariah 2012, 1). Dalam upaya terus meningkatkan mutu
pendidikan, konsep kurikulum terus berkembang untuk mengakomodasi beragam kebutuhan
dan potensi siswa. Salah satu pendekatan yang semakin mendapatkan perhatian adalah
Kurikulum Merdeka Belajar, yang dipengaruhi oleh pemikiran Ki Hajar Dewantara. Konsep
ini mendasarkan pada kebebasan belajar, penghargaan terhadap perbedaan individu, serta
pendekatan personal dalam proses pembelajaran (Mubarak 2022, 2).
Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan membuka peluang
bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal. Dalam konteks
pendidikan di Indonesia, sosok Ki Hajar Dewantara muncul sebagai tokoh inspiratif yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan sistem pendidikan yang
berlandaskan nilai-nilai humanis, holistik, dan pemberdayaan. Teori pendidikan Ki Hajar
Dewantara mencakup prinsip-prinsip kebebasan belajar, tahap bermain sebagai tahap belajar,
dan pemberdayaan peserta didik.
Penelitian ini diinisiasi untuk menjelajahi dan menganalisis implementasi teori
pendidikan Ki Hajar Dewantara di tingkat pendidikan dasar, terutama terkait praktik
pembelajaran dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Melalui tinjauan
praktik pembelajaran, kita dapat mengidentifikasi sejauh mana prinsip-prinsip Ki Hajar
Dewantara tercermin dalam kegiatan sehari-hari di ruang kelas. Pemahaman ini diharapkan
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 36-43
38
Dian Widyalistyorini, et.al (Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar.)
dapat memberikan kontribusi dalam melihat efektivitas dan relevansi teori pendidikan Ki
Hajar Dewantara dalam mendukung kualitas pendidikan dasar di Indonesia, khususnya di SD
Negeri Ngudirejo 1.
Teori pendidikan Ki Hajar Dewantara menjadi relevan karena mengusung gagasan
bahwa setiap peserta didik memiliki potensi unik yang perlu dihargai dan dikembangkan.
Melalui kebebasan belajar, tahap bermain yang diakui sebagai tahap belajar, dan
pemberdayaan peserta didik, Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai sarana
untuk membentuk karakter yang kuat dan membantu peserta didik mencapai potensi
maksimal mereka.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
bagaimana teori pendidikan Ki Hajar Dewantara diimplementasikan di lingkungan
pendidikan dasar dan sejauh mana dampaknya terhadap peningkatan kualitas Pendidikan di
SD Negeri Ngudirejo 1. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pada perkembangan pendidikan nasional dengan memberikan wawasan tentang praktik
pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai dan konsep-konsep Ki Hajar Dewantara.
2. Metode
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Studi
kasus akan memberikan pemahaman mendalam tentang implementasi teori pendidikan Ki
Hajar Dewantara di SD Negeri Ngudirejo 1 dan dampaknya pada kualitas pendidikan dasar.
Partisipan penelitian ini akan terdiri dari guru, kepala sekolah, dan peserta didik di SD
Negeri Ngudirejo 1 yang diidentifikasi menerapkan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Observasi Kelas: Pengamatan langsung terhadap kegiatan pembelajaran di kelas akan
dilakukan untuk memahami sejauh mana prinsip-prinsip Ki Hajar Dewantara tercermin
dalam praktik pembelajaran.
b. Wawancara: Wawancara akan dilakukan dengan guru-guru, kepala sekolah, dan peserta
didik untuk mendapatkan wawasan lebih dalam tentang pengalaman mereka dalam
implementasi teori Ki Hajar Dewantara.
c. Analisis Dokumen: Analisis dokumen, seperti rencana pembelajaran, materi ajar, dan
buku catatan, akan dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang sejauh mana materi
pembelajaran mencerminkan prinsip-prinsip Ki Hajar Dewantara.
Melalui metode ini, diharapkan penelitian dapat memberikan pemahaman yang
mendalam tentang praktik pembelajaran berbasis teori Ki Hajar Dewantara dan dampaknya
pada kualitas pendidikan dasar. Temuan ini dapat memberikan sumbangan yang berharga
untuk pengembangan kebijakan pendidikan dan praktek pembelajaran yang lebih sesuai
dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.
3. Hasil dan Pembahasan
Sebagai bangsa Indonesia harus memiliki sistem Pendidikan yang sesuai dengan keadaan
kita. Tidak perlu meniru milik orang lain. Nyatalah kita tidak usah mengadakan barang tiruan
kalau memang kita sudah mempunyainya sendiri (Ki Hajar Dewantara, 2013: 242). Ki Hajar
Dewantara mengungkapkan metode pendidikan yang cocok dengan karakter dan budaya orang
Indonesia adalah tidak memakai syarat paksaan. Orang Indonesia adalah termasuk ke dalam
bangsa timur. Bangsa yang hidup dalam khasanah nilai nilai tradisional berupa kehalusan rasa,
hidup dalam kasih sayang, cinta akan kedamaian, ketertiban, kejujuran dan sopan dalam tutur
kata dan tindakan. Nilai-nilai itu disemai dalam dan melalui pendidikan sejak usia dini anak.
Dalam praksis penyemaian nilai-nilai itu, pendidik menempatkan peserta didik sebagai subyek,
bukan obyek pendidikan. Artinya, peserta didik diberi ruang yang seluasnya untuk
bereksplorasi, berekspresi, berkreatifitas, secara mandiri dan bertanggung jawab.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 36-43
39
Dian Widyalistyorini, et.al (Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar.)
Sistem Among Ki Hadjar Dewantara merupakan metode yang sesuai untuk pendidikan
karena merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan
asuh (care and dedication based on love). Pendidikan system Among bersendikan pada dua hal
yaitu: kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan
secepat-cepatnya dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan
kekuatan lahir dan batin anak hingga dapat hidup mandiri. Sistem Among sering dikaitkan
dengan asas yang berbunyi:
1) Ing Ngarso Sung Tuladha yang memiliki arti Di depan guru harus memberikan teladan
seluruh aspek kehidupannya. Hal ini, mencerminkan bahwa menjadi seorang guru harus bisa
memberikan sebuah keteladanan dan menjadi teladan.
2) Ing Madya Mangun Karsa Seorang guru harus bisa membangun semangat, motivasi, dan
gairah hidup untuk menuju masa depan yang lebih baik. Hal ini menjelaskan bahwa menjadi
seorang guru harus mampu memberikan dorongan serta motivasi bagi peserta didik untuk
dapat mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya.
3) Tut Wuri Handayani seorang harus dapat mengikuti dengan baik terhadap para murid yang
telah menunjukkan sikap perilaku yang benar (baik, jujur, cerdas).
Tujuan dari Sistem Among adalah membangun anak didik untuk menjadi manusia beriman
dan bertaqwa, merdeka lahir dan batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta
sehat jasmani dan rokhani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung
jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya. Dalam pelaksanaan Sistem
Among, setelah anak didik menguasai ilmu, mereka didorong untuk mampu memanfaatkannya
dalam masyarakat, didorong oleh cipta, rasa, dan karsa.
A. Praktik Pembelajaran berdasarkan Teori Ki Hajar Dewantara
1. Pembelajaran berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyelesaikan suatu masalah atau proyek dengan menggunakan
berbagai sumber belajar. Pembelajaran ini dapat diterapkan dalam berbagai mata
pelajaran, misalnya matematika, sains, dan bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa diajak untuk berdiskusi, bekerja sama,
dan memecahkan masalah secara mandiri. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip
pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu kodrat alam, kemerdekaan, dan kebudayaan.
2. Pembelajaran berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dimulai dengan suatu
masalah yang dihadapi oleh siswa. Siswa kemudian diajak untuk mencari solusi atas
masalah tersebut dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Pembelajaran ini dapat
diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, misalnya matematika, IPA, dan IPS.
Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa diajak untuk berpikir kritis dan kreatif
untuk memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hajar
Dewantara, yaitu kodrat alam dan kemerdekaan.
3. Pembelajaran berbasis Permainan
Pembelajaran berbasis permainan adalah pembelajaran yang menggunakan
permainan sebagai media pembelajaran. Permainan dapat digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran, melatih keterampilan siswa, dan mengembangkan
aspek afektif siswa. Pembelajaran ini dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran,
misalnya matematika, IPA, dan bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran berbasis permainan, siswa akan lebih aktif dan termotivasi
untuk belajar. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara,
yaitu kodrat alam dan kemerdekaan.
Secara umum, implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam praktik
pembelajaran di sekolah dasar khususnya di SD Negeri Ngudirejo 1 dapat meningkatkan
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 36-43
40
Dian Widyalistyorini, et.al (Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar.)
kualitas pendidikan dasar. Hal ini karena teori pendidikan Ki Hajar Dewantara menekankan
pada pengembangan potensi siswa secara optimal, baik aspek afektif, kognitif, maupun
psikomotorik.
B. Hasil Implementasi Praktik Pembelajaran
1. Kebebasan Belajar
Hasil observasi menunjukkan bahwa kebebasan belajar diimplementasikan dengan
memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakat
mereka sendiri. Kebebasan belajar ini terlihat dalam partisipasi aktif peserta didik
dalam menentukan jalannya pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang
mendorong inisiatif peserta didik dalam mengeksplorasi materi pelajaran.
2. Pemberdayaan Peserta Didik
Praktik pemberdayaan peserta didik berhasil terimplementasi melalui proyek
kolaboratif dan tanggung jawab individu dalam pembelajaran. Peserta didik didorong
untuk mengambil peran aktif dalam mengelola pembelajaran mereka, meningkatkan
kemandirian dan kreativitas.
3. Tahap Bermain sebagai Tahap Belajar
Integrasi tahap bermain sebagai tahap belajar dilakukan dengan mengadopsi
metode pembelajaran yang menekankan unsur permainan dan eksperimen. Peserta didik
terlibat dengan antusias dalam kegiatan bermain yang mendukung pemahaman konsep
secara menyeluruh.
C. Dampak Implementasi Teori Ki Hajar Dewantara
1. Perkembangan Karakter
Implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat meningkatkan aspek
afektif siswa, yaitu sikap dan perilaku siswa. Siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan menerapkan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara cenderung lebih memiliki
sikap mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab. Hal ini karena pembelajaran dengan
menerapkan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Ki Hajar Dewantara
menekankan bahwa setiap siswa memiliki potensi unik dan karakteristik yang berbeda.
Dalam konteks ini, pendekatan kurikulum seharusnya menciptakan lingkungan yang
inklusif dan menghormati keberagaman dalam gaya belajar, minat, dan potensi siswa.
Ini berarti bahwa pendidikan tidak lagi bersifat "one-size-fits-all," melainkan lebih
responsif terhadap kebutuhan dan preferensi siswa (Ainia 2020, 43).
Ditemukan peningkatan yang signifikan dalam perkembangan karakter peserta
didik. Nilai-nilai seperti tanggung jawab, kerjasama, dan etika didikan mencerminkan
dampak positif dari implementasi teori ini. Peserta didik juga menunjukkan kepedulian
sosial dan sikap positif dalam interaksi sehari-hari.
2. Motivasi Belajar
Penerapan teori Ki Hajar Dewantara berkontribusi pada peningkatan motivasi
belajar peserta didik. Peserta didik menunjukkan keinginan yang lebih tinggi untuk
belajar, mengatasi tantangan, dan mencapai tujuan akademis.
3. Peningkatan Hasil Belajar
Implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara juga dapat meningkatkan aspek
kognitif siswa, yaitu kemampuan berpikir siswa. Siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan menerapkan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara cenderung
lebih memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Hal ini karena
pembelajaran dengan menerapkan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara mendorong
siswa untuk aktif dan berpikir secara mandiri.
Selain itu, implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara juga dapat
meningkatkan aspek psikomotorik siswa, yaitu keterampilan siswa. Siswa yang
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 36-43
41
Dian Widyalistyorini, et.al (Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar.)
mendapatkan pembelajaran dengan menerapkan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara
cenderung lebih memiliki keterampilan memecahkan masalah, keterampilan
berkomunikasi, dan keterampilan bekerja sama. Hal ini karena pembelajaran dengan
menerapkan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berlatih dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya.
Penerapan metode pembelajaran berbasis teori Ki Hajar Dewantara berdampak
positif pada hasil belajar peserta didik. Prestasi akademis peserta didik meningkat,
mencerminkan pemahaman konsep yang lebih baik dan kemampuan aplikasi dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
D. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi:
Implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam praktik pembelajaran di sekolah
dasar memiliki beberapa tantangan dan hambatan. Tantangan dan hambatan tersebut dapat
berasal dari faktor internal, seperti guru, siswa, dan orang tua, maupun faktor eksternal, seperti
kurikulum, sarana dan prasarana, serta kebijakan pendidikan.
1. Tantangan dan hambatan dari faktor internal
a. Guru
Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi teori pendidikan Ki Hajar
Dewantara adalah dari faktor guru. Guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang
teori pendidikan Ki Hajar Dewantara dan mampu menerapkannya dalam praktik
pembelajaran. Namun, tidak semua guru memiliki pemahaman yang baik tentang teori
pendidikan Ki Hajar Dewantara. Selain itu, penerapan teori pendidikan Ki Hajar
Dewantara membutuhkan perubahan pola pikir dan gaya mengajar guru. Hal ini juga dapat
menjadi tantangan bagi guru.
b. Siswa
Tantangan lain dalam implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah dari
faktor siswa. Siswa harus memiliki motivasi dan kemauan untuk belajar. Namun, tidak
semua siswa memiliki motivasi dan kemauan untuk belajar. Selain itu, penerapan teori
pendidikan Ki Hajar Dewantara membutuhkan perubahan pola belajar siswa. Hal ini juga
dapat menjadi tantangan bagi siswa.
c. Orang tua
Orang tua juga dapat menjadi tantangan dalam implementasi teori pendidikan Ki
Hajar Dewantara. Orang tua harus mendukung pembelajaran yang diterapkan di sekolah.
Namun, tidak semua orang tua mendukung pembelajaran yang menerapkan teori
pendidikan Ki Hajar Dewantara. Orang tua terkadang masih menginginkan pembelajaran
yang tradisional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal ini dapat menjadi
hambatan bagi implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara.
2. Tantangan dan hambatan dari faktor eksternal
a. Kurikulum
Kurikulum juga dapat menjadi tantangan dalam implementasi teori pendidikan Ki
Hajar Dewantara. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini masih berorientasi pada
hasil, yaitu hasil belajar siswa. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi implementasi teori
pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menekankan pada proses belajar siswa.
b. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana juga dapat menjadi tantangan dalam implementasi teori
pendidikan Ki Hajar Dewantara. Penerapan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara
membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman, alat
peraga yang lengkap, dan akses internet yang lancar. Namun, tidak semua sekolah
memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi
implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 36-43
42
Dian Widyalistyorini, et.al (Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar.)
c. Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan juga dapat menjadi tantangan dalam implementasi teori
pendidikan Ki Hajar Dewantara. Kebijakan pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini
masih belum sepenuhnya mendukung implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Hal ini dapat menjadi hambatan bagi implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara.
E. Upaya Mengatasi Tantangan dan Hambatan
Untuk mengatasi tantangan dan hambatan dalam implementasi teori pendidikan Ki Hajar
Dewantara, diperlukan kerja sama dari semua pihak, yaitu guru, siswa, orang tua, pemerintah,
dan masyarakat. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
tantangan dan hambatan tersebut:
1. Peningkatan kompetensi guru
Pemerintah perlu meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan teori pendidikan Ki
Hajar Dewantara. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, seminar, dan workshop.
2. Peningkatan motivasi dan kemauan siswa
Pemerintah dan sekolah perlu meningkatkan motivasi dan kemauan siswa untuk belajar.
Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti bimbingan belajar,
ekstrakurikuler, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.
3. Sosialisasi kepada orang tua
Pemerintah dan sekolah perlu melakukan sosialisasi kepada orang tua tentang pentingnya
menerapkan teori pendidikan Ki Hajar Dewantara. Hal ini dapat dilakukan melalui
pertemuan orang tua, seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
4. Revisi kurikulum
Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini perlu direvisi agar lebih mendukung
implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara. Revisi kurikulum ini dapat dilakukan
dengan menambahkan muatan-muatan yang sesuai dengan teori pendidikan Ki Hajar
Dewantara.
5. Peningkatan sarana dan prasarana
Pemerintah perlu meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan agar lebih memadai
untuk mendukung implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara.
6. Perubahan kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini perlu diubah agar lebih
mendukung implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara. Perubahan kebijakan ini
dapat dilakukan dengan memberikan perhatian lebih kepada aspek proses belajar siswa.
F. Analisis dan Pembahasan
1. Praktik Pembelajaran Berbasis Ki Hajar Dewantara
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam praktik pembelajaran di
sekolah dasar memiliki dampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Dampak tersebut dapat dilihat dari aspek afektif, kognitif, dan psikomorik. Selain itu
praktik pembelajaran berbasis teori Ki Hajar Dewantara memberikan lingkungan yang
merangsang kreativitas dan partisipasi aktif peserta didik. Penerapan kebebasan belajar,
pemberdayaan peserta didik, dan tahap bermain sebagai tahap belajar mendukung
pengembangan holistik peserta didik.
2. Dampak Positif pada Kualitas Pendidikan Dasar
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa implementasi teori Ki Hajar Dewantara
berdampak positif pada kualitas pendidikan dasar. Ditemukan peningkatan karakter,
motivasi belajar, dan prestasi akademis yang konsisten. Hal ini sejalan dengan tujuan
pendidikan dasar di Indonesia, yaitu untuk menghasilkan peserta didik yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 1, Mei 2023, page: 36-43
43
Dian Widyalistyorini, et.al (Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar.)
4. Kesimpulan
Penelitian ini telah membahas dan menganalisis tentang Implementasi Teori Pendidikan Ki
Hajar Dewantara: Tinjauan Praktik Pembelajaran dan Dampaknya pada Peningkatan Kualitas
Pendidikan Dasar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi teori pendidikan
Ki Hajar Dewantara memberikan kontribusi positif pada peningkatan kualitas pendidikan dasar
dengan membentuk karakter peserta didik, meningkatkan motivasi belajar, dan memberikan
dampak positif pada prestasi akademis. Rekomendasi ini dapat menjadi panduan untuk
pengembangan lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang holistik dan
berkualitas. Penelitian ini membuktikan bahwa Implementasi Teori Pendidikan Ki Hajar
Dewantara dapat menjadi fondasi yang kuat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pendidikan dasar. Dengan memandang peserta didik sebagai pribadi yang unik, memberikan
kebebasan belajar, dan mendorong pemberdayaan, kita dapat membentuk generasi yang tidak
hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kokoh dan motivasi belajar
yang tinggi. Namun, perlu diingat bahwa implementasi teori pendidikan Ki Hajar Dewantara
membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak, yaitu guru, siswa, dan orang tua.
Guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang teori pendidikan Ki Hajar Dewantara dan
mampu menerapkannya dalam praktik pembelajaran. Siswa juga harus memiliki motivasi dan
kemauan untuk belajar. Orang tua juga harus mendukung pembelajaran yang diterapkan di
sekolah. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak, maka implementasi teori pendidikan
Ki Hajar Dewantara dapat memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap peningkatan
kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
5. Daftar Pustaka
Aan Komariah dan Djam’an Satori. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Ainia, Dela Khoirul. 2020. “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan
Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter.” Jurnal Filsafat Indonesia 3, no.
3: 19.
Dewantara, Ki Hadjar. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika.
https://blog.kejarcita.id/6-inspirasi-pembelajaran-dari-konsep-pendidikan-ki-
hajar-dewantara/
https://media.neliti.com/media/publications/12663-ID-konsep-pendidikan-ki-hadjar-
dewantara-dan-tantangan-tantangan-implementasinya-di.pdf
Komariah, Engkoswara dan aan. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Mubarak, H. A. Zaki. 2022. Desain Kurikulum Merdeka Belajar Untuk Revolusi Industri 4.0
Dan Society 5.0. Tasikmalaya: Zifatama Jawara.
Salsabila, Shania. (2017). Pemikiran Pendidikan dan Pengajaran oleh Ki Hajar Dewantara
sebagai Landasan Kebijakan Pendidikan Nasional yang Sesuai dengan Jati Diri Bangsa.
Tauchid Moh, dkk. (2014). Ki Hajar Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan. Majelis Luhur
Persatuan Tamansiswa.
Yanuarti, Eka. (2017). Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan
Kurikumum 13. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No.2.