Banyuwangi, Jawa Timur, Suku Osing telah mewarisi warisan budaya yang kaya dan unik,
yang membedakan mereka dari kelompok etnis lain di Indonesia. Kearifan budaya Suku Osing
merangkum tradisi, nilai-nilai, praktik spiritual, dan identitas lokal yang khas, menjadi
cerminan dari sejarah panjang dan interaksi budaya di wilayah tersebut. Sejarah Suku Osing
merangkum berbagai aspek yang menarik (Maryulianto, 2020). Diketahui bahwa sebagian
besar anggota Suku Osing berasal dari keturunan kerajaan Blambangan, sebuah kerajaan yang
kuat di Jawa Timur pada masa lalu. Kerajaan ini merupakan pusat budaya dan politik yang
penting di wilayah itu (Permadi & Kholifah, 2019). Namun, seiring dengan berbagai
perubahan politik dan sosial di masa lampau, kerajaan ini akhirnya runtuh, meninggalkan
warisan budaya dan sejarah yang kuat, yang tetap berpengaruh hingga saat ini.
Kearifan budaya Suku Osing tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari
mereka. Nilai-nilai seperti gotong royong, kebersamaan, dan rasa hormat terhadap leluhur
menjadi landasan yang kokoh bagi kehidupan sosial dan budaya Suku Osing. Tradisi dan
ritual-ritual yang dijalankan secara turun-temurun mengikat komunitas ini dalam kebersamaan
yang mendalam (Ansori & Khoirur, 2023). Dari bahasa dan aksara khas hingga seni
pertunjukan tradisional, Suku Osing telah menjaga keunikan budaya mereka dengan penuh
kebanggaan dan dedikasi. Meskipun Suku Osing telah menjaga kebudayaan mereka selama
berabad-abad, mereka tidak terlepas dari tantangan zaman modern. Globalisasi, urbanisasi, dan
perubahan sosial ekonomi telah memberikan tekanan besar pada kelestarian budaya lokal
mereka. Perubahan pola pikir dan gaya hidup juga telah mempengaruhi cara hidup tradisional
Suku Osing. Di tengah-tengah perubahan ini, pertanyaan tentang bagaimana Suku Osing dapat
menjaga dan merawat warisan budaya mereka menjadi semakin penting (Ramadhani, 2023).
Namun, di balik tantangan ini, terdapat upaya yang dilakukan oleh komunitas Suku Osing
dan pihak-pihak terkait untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan mereka. Inisiatif
lokal, kerjasama dengan pemerintah, serta dukungan dari organisasi non-pemerintah telah
memberikan dorongan penting bagi pelestarian budaya Suku Osing (Shofwan & Suma, 2021).
Langkah-langkah seperti revitalisasi seni pertunjukan tradisional, pendidikan budaya di
sekolah-sekolah lokal, dan promosi pariwisata budaya telah menjadi bagian dari strategi
pelestarian yang dijalankan. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menjelajahi dengan
lebih dalam tentang kearifan budaya Suku Osing, memahami warisan tradisi yang mereka
bawa, serta menyoroti tantangan dan upaya pelestarian yang sedang dilakukan (Febrianto,
2022). Dengan mengeksplorasi aspek-aspek ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang kekayaan budaya Indonesia serta merangsang kesadaran akan
pentingnya melestarikan keberagaman budaya di tengah arus globalisasi yang terus
berkembang.
2. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini mengandalkan pendekatan studi
literatur yang komprehensif dan analitis. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk
mengumpulkan, meninjau, dan menganalisis berbagai sumber literatur yang relevan terkait
dengan kearifan budaya Suku Osing, warisan tradisi, dan identitas lokal mereka (D. I. Lestari,
2023). Langkah pertama dalam metode ini adalah melakukan pencarian sistematis melalui basis
data akademis, perpustakaan digital, jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, serta sumber-
sumber informasi terpercaya lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Kata kunci yang
relevan seperti "Suku Osing", "kearifan budaya", "warisan tradisi", dan "identitas lokal"
digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang sesuai.
Setelah sumber-sumber yang relevan berhasil diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi dan menyaring informasi yang ditemukan. Ini melibatkan pembacaan kritis
terhadap literatur yang telah dikumpulkan untuk memastikan bahwa hanya informasi yang