JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 2, November 2023, page: 65-71
E-ISSN: 3031-2957
65
Dwi Indah Lestari et.al (Menyelusuri kearifan budaya Suku Osing ....)
Menyelusuri kearifan budaya Suku Osing warisan
tradisi dan keunikan identitas lokal
Dwi Indah Lestari
a,1
, Heri Kurnia
b,2
, Isrofiah Laela Khasanah
c,3
abc
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
1
dwindahl1707@gmail.com;
2
herikurnia312@gmail.com;
3
isrofiah75@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 17 Agustus 2023
Direvisi: 14 September 2023
Disetujui: 17 Oktober 2023
Tersedia Daring: 1 November
2023
Dalam konteks latar belakang, Suku Osing, sebuah kelompok etnis di
Jawa Timur, Indonesia, telah menjadi penjaga kearifan budaya yang
kaya. Dalam artikel ini, kami menjelajahi aspek-aspek penting dari
kehidupan dan identitas Suku Osing, dengan fokus pada sejarah, nilai-
nilai budaya, tradisi, dan tantangan pelestarian. Melalui pendekatan
studi literatur, kami mengumpulkan dan menganalisis berbagai
sumber yang relevan untuk menyoroti keunikan budaya Suku Osing
dan upaya pelestarian mereka. Dari tradisi ritual hingga sistem
kepercayaan, kami menemukan bahwa Suku Osing menampilkan
hubungan yang erat antara manusia, alam, dan spiritualitas dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Meskipun dihadapkan pada tekanan
globalisasi dan modernisasi, upaya pelestarian budaya Suku Osing
terus berlanjut melalui inisiatif masyarakat lokal dan dukungan
eksternal. Kesimpulan kami menekankan pentingnya apresiasi dan
dukungan terhadap keberlanjutan budaya Suku Osing sebagai bagian
integral dari kekayaan budaya Indonesia. Dengan demikian, artikel ini
menggarisbawahi perlunya menjaga dan memahami warisan tradisi
yang berharga bagi Suku Osing demi masa depan yang berkelanjutan.
Kata Kunci:
Budaya
Suku Osing
Tradisi
Identitas
ABSTRACT
Keywords:
Culture
Osing Tribe
Tradition
Identity
In the background context, the Osing Tribe, an ethnic group in East Java,
Indonesia, has been a custodian of rich cultural wisdom. This article
explores important aspects of Osing life and identity, focusing on history,
cultural values, traditions, and preservation challenges. Through a
literature review approach, we gather and analyze various relevant
sources to highlight the uniqueness of Osing culture and their
preservation efforts. From ritual traditions to belief systems, we find that
the Osing exhibit a close relationship between humans, nature, and
spirituality in their daily lives. Despite facing pressures from
globalization and modernization, Osing cultural preservation efforts
continue through local community initiatives and external support. Our
conclusion emphasizes the importance of appreciation and support for
the sustainability of Osing culture as an integral part of Indonesia's
cultural wealth. Thus, the article underscores the need to preserve and
understand the valuable heritage of the Osing tribe for a sustainable
future.
©2023, Dwi Indah Lestari, Heri Kurnia, Isrofiah Laela Khasanah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Suku Osing, sebuah kelompok etnis yang mendiami bagian timur Jawa, Indonesia, telah
menjadi bagian integral dari kekayaan budaya Indonesia yang kaya. Terletak di sekitar daerah
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 2, November 2023, page: 65-71
E-ISSN: 3031-2957
66
Dwi Indah Lestari et.al (Menyelusuri kearifan budaya Suku Osing ....)
Banyuwangi, Jawa Timur, Suku Osing telah mewarisi warisan budaya yang kaya dan unik,
yang membedakan mereka dari kelompok etnis lain di Indonesia. Kearifan budaya Suku Osing
merangkum tradisi, nilai-nilai, praktik spiritual, dan identitas lokal yang khas, menjadi
cerminan dari sejarah panjang dan interaksi budaya di wilayah tersebut. Sejarah Suku Osing
merangkum berbagai aspek yang menarik (Maryulianto, 2020). Diketahui bahwa sebagian
besar anggota Suku Osing berasal dari keturunan kerajaan Blambangan, sebuah kerajaan yang
kuat di Jawa Timur pada masa lalu. Kerajaan ini merupakan pusat budaya dan politik yang
penting di wilayah itu (Permadi & Kholifah, 2019). Namun, seiring dengan berbagai
perubahan politik dan sosial di masa lampau, kerajaan ini akhirnya runtuh, meninggalkan
warisan budaya dan sejarah yang kuat, yang tetap berpengaruh hingga saat ini.
Kearifan budaya Suku Osing tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari
mereka. Nilai-nilai seperti gotong royong, kebersamaan, dan rasa hormat terhadap leluhur
menjadi landasan yang kokoh bagi kehidupan sosial dan budaya Suku Osing. Tradisi dan
ritual-ritual yang dijalankan secara turun-temurun mengikat komunitas ini dalam kebersamaan
yang mendalam (Ansori & Khoirur, 2023). Dari bahasa dan aksara khas hingga seni
pertunjukan tradisional, Suku Osing telah menjaga keunikan budaya mereka dengan penuh
kebanggaan dan dedikasi. Meskipun Suku Osing telah menjaga kebudayaan mereka selama
berabad-abad, mereka tidak terlepas dari tantangan zaman modern. Globalisasi, urbanisasi, dan
perubahan sosial ekonomi telah memberikan tekanan besar pada kelestarian budaya lokal
mereka. Perubahan pola pikir dan gaya hidup juga telah mempengaruhi cara hidup tradisional
Suku Osing. Di tengah-tengah perubahan ini, pertanyaan tentang bagaimana Suku Osing dapat
menjaga dan merawat warisan budaya mereka menjadi semakin penting (Ramadhani, 2023).
Namun, di balik tantangan ini, terdapat upaya yang dilakukan oleh komunitas Suku Osing
dan pihak-pihak terkait untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan mereka. Inisiatif
lokal, kerjasama dengan pemerintah, serta dukungan dari organisasi non-pemerintah telah
memberikan dorongan penting bagi pelestarian budaya Suku Osing (Shofwan & Suma, 2021).
Langkah-langkah seperti revitalisasi seni pertunjukan tradisional, pendidikan budaya di
sekolah-sekolah lokal, dan promosi pariwisata budaya telah menjadi bagian dari strategi
pelestarian yang dijalankan. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menjelajahi dengan
lebih dalam tentang kearifan budaya Suku Osing, memahami warisan tradisi yang mereka
bawa, serta menyoroti tantangan dan upaya pelestarian yang sedang dilakukan (Febrianto,
2022). Dengan mengeksplorasi aspek-aspek ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang kekayaan budaya Indonesia serta merangsang kesadaran akan
pentingnya melestarikan keberagaman budaya di tengah arus globalisasi yang terus
berkembang.
2. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini mengandalkan pendekatan studi
literatur yang komprehensif dan analitis. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk
mengumpulkan, meninjau, dan menganalisis berbagai sumber literatur yang relevan terkait
dengan kearifan budaya Suku Osing, warisan tradisi, dan identitas lokal mereka (D. I. Lestari,
2023). Langkah pertama dalam metode ini adalah melakukan pencarian sistematis melalui basis
data akademis, perpustakaan digital, jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, serta sumber-
sumber informasi terpercaya lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Kata kunci yang
relevan seperti "Suku Osing", "kearifan budaya", "warisan tradisi", dan "identitas lokal"
digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang sesuai.
Setelah sumber-sumber yang relevan berhasil diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi dan menyaring informasi yang ditemukan. Ini melibatkan pembacaan kritis
terhadap literatur yang telah dikumpulkan untuk memastikan bahwa hanya informasi yang
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 2, November 2023, page: 65-71
E-ISSN: 3031-2957
67
Dwi Indah Lestari et.al (Menyelusuri kearifan budaya Suku Osing ....)
relevan, akurat, dan berkualitas tinggi yang digunakan dalam penelitian ini. Informasi yang
diperoleh dari literatur tersebut kemudian dianalisis secara komprehensif untuk mengidentifikasi
pola, tren, dan temuan penting yang berkaitan dengan kearifan budaya Suku Osing. Selain itu,
penelitian literatur juga mencakup pembandingan dan sintesis berbagai perspektif yang terdapat
dalam literatur yang relevan. Ini memungkinkan peneliti untuk memahami beragam sudut
pandang yang ada terkait dengan kearifan budaya Suku Osing, serta untuk mengidentifikasi
kesenjangan pengetahuan dan tantangan dalam pemahaman tentang topik tersebut (Sulthoni &
Soetopo, 2020).
Hasil dari penelitian literatur ini kemudian digunakan untuk membentuk dasar analisis,
pembahasan, dan kesimpulan dalam artikel ini. Meskipun tidak melibatkan pengumpulan data
primer, metode penelitian studi literatur tetap memberikan wawasan yang berharga tentang
kearifan budaya Suku Osing, dengan memanfaatkan pengetahuan dan pemahaman yang ada
dalam literatur yang relevan. Dengan demikian, pendekatan ini memberikan kontribusi yang
signifikan dalam memperluas pemahaman tentang kekayaan budaya Indonesia serta mendukung
upaya pelestarian dan pengembangan keberagaman budaya di Indonesia.
3. Hasil dan Pembahasan
A. Sejarah dan Asal Usul Suku Osing
Sejarah dan Asal Usul Suku Osing menandai keberadaan sebuah kelompok etnis yang
kaya akan tradisi dan sejarah di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Suku Osing memiliki
hubungan yang erat dengan kerajaan Blambangan, sebuah kerajaan yang berada di wilayah
yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kerajaan
Blambangan diyakini sebagai kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa sebelum jatuh ke tangan
Kesultanan Mataram pada abad ke-18. Para peneliti dan sejarawan telah lama tertarik dengan
akar sejarah Suku Osing. Mereka mengaitkan Suku Osing dengan keturunan bangsawan dan
rakyat jelata yang tinggal di wilayah Blambangan pada masa lampau. Sejarah tersebut
terhubung erat dengan legenda-legenda lokal dan mitos-mitos yang turun-temurun di kalangan
masyarakat Osing (Prasetyo et al., 2019).
Sejarah Suku Osing juga mencakup periode penjajahan Belanda dan interaksi dengan
budaya Eropa. Periode penjajahan ini membawa perubahan signifikan dalam kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik Suku Osing. Meskipun mereka terpengaruh oleh kolonialisme, Suku
Osing berhasil mempertahankan keberadaan budaya dan tradisi mereka dalam menghadapi
berbagai tekanan eksternal (Adji, 2019). Asal usul Suku Osing juga dipengaruhi oleh migrasi
dan perpindahan penduduk di wilayah timur Pulau Jawa. Sebagian besar Suku Osing tinggal di
wilayah pesisir dan pedalaman Kabupaten Banyuwangi, yang kaya akan keindahan alam dan
keanekaragaman budaya. Mereka menggantungkan hidup dari berbagai mata pencaharian
tradisional seperti pertanian, perikanan, dan kerajinan lokal. Sejarah dan asal usul Suku Osing
menjadi bagian integral dalam identitas mereka. Warisan sejarah ini tercermin dalam tradisi
lisan, seni pertunjukan, aksara khas, dan sistem kepercayaan mereka. Keanekaragaman budaya
Suku Osing adalah cerminan dari interaksi budaya yang kaya dan kompleks di wilayah timur
Jawa, yang telah membentuk karakter mereka sebagai kelompok etnis yang unik dan berharga
dalam keberagaman budaya Indonesia.
B. Nilai-nilai Budaya dan Filosofi Hidup Suku Osing
Suku Osing memiliki kaya akan nilai-nilai budaya dan filosofi hidup yang menjadi
pondasi bagi keberadaan dan interaksi mereka dalam masyarakat. Nilai-nilai ini tidak hanya
mencerminkan cara hidup mereka, tetapi juga mewakili pandangan dunia dan sikap mereka
terhadap kehidupan, alam, serta hubungan sosial (Endriana et al., 2022). Berikut adalah
beberapa nilai budaya dan filosofi hidup yang melekat dalam kehidupan Suku Osing:
1. Gotong Royong dan Solidaritas: Gotong royong merupakan nilai yang sangat dijunjung
tinggi dalam budaya Suku Osing. Konsep kerjasama dan saling membantu antaranggota
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 2, November 2023, page: 65-71
E-ISSN: 3031-2957
68
Dwi Indah Lestari et.al (Menyelusuri kearifan budaya Suku Osing ....)
masyarakat menjadi landasan yang kuat bagi kehidupan sosial mereka. Dalam berbagai
aktivitas, baik itu dalam pekerjaan pertanian, upacara adat, atau kegiatan sosial lainnya,
gotong royong menjadi prinsip utama yang mempersatukan mereka (Endriana et al., 2022).
2. Keharmonisan dengan Alam: Suku Osing hidup dalam harmoni dengan alam sekitar. Mereka
memiliki pengertian yang mendalam tentang siklus alam dan pentingnya menjaga
keseimbangan ekosistem. Konsep ini tercermin dalam praktik pertanian tradisional mereka
yang berkelanjutan serta penggunaan sumber daya alam secara bijaksana (Endriana et al.,
2022).
3. Hormat dan Kehormatan: Nilai hormat terhadap sesama dan terhadap leluhur merupakan
bagian integral dari budaya Suku Osing. Mereka menghargai pengetahuan yang diberikan
oleh generasi sebelumnya dan memperlakukan orang tua dan orang tua angkat dengan penuh
hormat. Kehormatan juga tercermin dalam tradisi adat dan upacara keagamaan yang mereka
lakukan dengan penuh pengabdian.
4. Keterbukaan dan Keramahan: Suku Osing dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan
terbuka terhadap tamu atau pendatang baru. Sikap keramahan dan kedermawanan menjadi
bagian dari kebudayaan mereka. Mereka menyambut orang asing dengan hangat dan dengan
senang hati berbagi pengetahuan serta pengalaman hidup mereka.
5. Kemandirian dan Ketahanan: Meskipun hidup dalam komunitas yang saling mendukung,
Suku Osing juga menekankan nilai kemandirian dan ketahanan. Mereka mengajarkan
pentingnya bekerja keras dan mandiri untuk mencapai tujuan hidup, serta memiliki
ketahanan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan yang mungkin timbul.
Nilai-nilai budaya dan filosofi hidup Suku Osing membentuk landasan yang kokoh bagi
keberlangsungan dan keharmonisan masyarakat mereka. Dalam dunia yang terus berubah,
nilai-nilai ini tetap menjadi panduan yang penting bagi Suku Osing dalam menjaga identitas
budaya mereka yang khas dan memperkokoh persatuan dalam keberagaman masyarakat
Indonesia.
C. Tradisi dan Ritual Khas Suku Osing
Tradisi dan Ritual Khas Suku Osing memainkan peran penting dalam mempertahankan
identitas budaya mereka. Dari prosesi keagamaan hingga perayaan budaya, Suku Osing
memiliki sejumlah tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Berikut adalah beberapa
contoh tradisi dan ritual khas yang memperkaya kehidupan masyarakat Suku Osing:
1. Upacara Ruwatan: Salah satu tradisi khas Suku Osing adalah upacara ruwatan. Ruwatan
merupakan ritual penyucian yang dilakukan untuk membersihkan diri dari berbagai hal
negatif dan memulai lembaran baru dalam kehidupan. Dalam upacara ini, berbagai benda dan
simbol-simbol sakral digunakan sebagai bagian dari prosesi penyucian. Upacara ruwatan
seringkali dipandu oleh seorang pemuka agama atau tokoh adat yang dihormati dalam
komunitas (Sari & Megasari, 2020).
2. Labuhan: Labuhan adalah ritual pemujaan yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan
kepada roh nenek moyang dan dewa-dewa. Labuhan seringkali diadakan di tempat-tempat
suci seperti pohon besar, sumber air, atau puncak gunung yang dianggap keramat. Dalam
ritual ini, masyarakat Suku Osing menyajikan persembahan berupa bunga, hasil bumi, atau
sesajen lainnya sebagai tanda rasa syukur dan penghormatan.
3. Pestaa Gandrung: Gandrung merupakan tarian tradisional yang dianggap sebagai ekspresi
budaya paling khas dari Suku Osing. Pestaa Gandrung merupakan perayaan yang diadakan
secara rutin untuk menghormati Dewi Sri, dewi panen dan kesuburan dalam kepercayaan
Hindu-Budha Jawa. Dalam perayaan ini, para penari Gandrung mengenakan busana
tradisional yang indah sambil menari dengan irama musik yang khas. Pestaa Gandrung tidak
hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi sarana mempererat hubungan sosial di
antara anggota komunitas.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 2, November 2023, page: 65-71
E-ISSN: 3031-2957
69
Dwi Indah Lestari et.al (Menyelusuri kearifan budaya Suku Osing ....)
4. Pengobatan Tradisional: Suku Osing juga memiliki tradisi pengobatan tradisional yang
dipercayai efektif dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Para tabib atau dukun lokal
menggunakan ramuan tradisional, doa-doa khusus, serta teknik pengobatan alternatif lainnya
untuk merawat pasien mereka. Pengobatan tradisional ini seringkali melibatkan unsur-unsur
spiritual dan kepercayaan yang mendalam pada kekuatan alam.
5. Perayaan Hari Raya Keagamaan: Perayaan hari raya keagamaan, baik Islam maupun Hindu-
Budha, juga menjadi bagian penting dari tradisi Suku Osing. Masyarakat Suku Osing
merayakan Idul Fitri, Idul Adha, serta perayaan Hindu-Budha seperti Nyepi dan Waisak
dengan penuh kegembiraan dan kebersamaan. Perayaan ini memperkuat ikatan sosial antar
anggota komunitas dan merupakan momen untuk bersyukur atas berkah yang diterima.
Melalui tradisi dan ritual khas seperti ini, Suku Osing tidak hanya mempertahankan
warisan budaya mereka, tetapi juga memperkuat identitas dan solidaritas komunitas (Prasetyo,
2019). Tradisi-tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga
menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Suku Osing dalam menjaga
warisan leluhur mereka.
D. Kepercayaan dan Sistem Spiritual Suku Osing
Kepercayaan dan Sistem Spiritual Suku Osing merupakan bagian integral dari identitas
budaya mereka. Sistem kepercayaan ini mencerminkan hubungan yang dalam antara manusia,
alam, dan dunia roh, yang membentuk landasan spiritual bagi kehidupan sehari-hari Suku
Osing (P. Lestari, 2021). Berikut adalah beberapa aspek kepercayaan dan sistem spiritual yang
khas bagi Suku Osing:
1. Keberagaman Kepercayaan: Suku Osing mencerminkan keberagaman kepercayaan yang
berkembang di wilayah Jawa Timur. Sebagian besar masyarakat Suku Osing menganut
agama Hindu-Budha dengan pengaruh kepercayaan lokal yang kuat, meskipun ada juga yang
menganut agama Islam. Ini menciptakan keragaman ritual dan praktik spiritual yang unik
dalam masyarakat Suku Osing.
2. Penghormatan Terhadap Alam: Suku Osing memiliki hubungan yang dalam dengan alam dan
lingkungannya. Mereka percaya bahwa alam memiliki roh dan kekuatan yang harus
dihormati dan dilindungi. Konsep ini tercermin dalam praktik-praktik ritual seperti labuhan,
di mana mereka memberikan persembahan kepada roh alam untuk mendapatkan berkah dan
perlindungan.
3. Pemujaan Nenek Moyang: Penghormatan terhadap nenek moyang menjadi bagian penting
dalam sistem kepercayaan Suku Osing. Mereka percaya bahwa roh nenek moyang mereka
terus hadir dalam kehidupan sehari-hari, memberikan bimbingan, perlindungan, dan berkat.
Sebagai hasilnya, ritual-ritual penghormatan dan persembahan sering dilakukan untuk
memuliakan roh nenek moyang.
4. Praktik Spiritual dalam Kehidupan Sehari-hari: Praktik-praktik spiritual seperti meditasi,
puja, dan mantra memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari Suku Osing. Mereka
percaya bahwa dengan menjaga keseimbangan spiritual, mereka dapat mencapai kedamaian
batin dan kebahagiaan dalam kehidupan (Nurullaily & Faidah, 2020).
5. Kepemimpinan Spiritual: Dalam komunitas Suku Osing, terdapat tokoh-tokoh spiritual
seperti dukun atau pemuka agama yang dihormati dan dijadikan panutan. Mereka
memainkan peran penting dalam memfasilitasi ritual keagamaan, memberikan saran, dan
menyalurkan komunikasi dengan dunia roh.
Kepercayaan dan sistem spiritual Suku Osing tidak hanya menjadi bagian dari praktik
keagamaan, tetapi juga mempengaruhi cara pandang dan perilaku sehari-hari mereka. Sistem
kepercayaan ini tidak hanya menyatukan komunitas Suku Osing secara spiritual, tetapi juga
membantu menjaga harmoni dengan alam dan dunia roh di sekitar mereka. Dalam konteks
modern yang terus berkembang, kepercayaan dan sistem spiritual Suku Osing tetap menjadi
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 2, November 2023, page: 65-71
E-ISSN: 3031-2957
70
Dwi Indah Lestari et.al (Menyelusuri kearifan budaya Suku Osing ....)
pijakan penting dalam memahami identitas budaya dan kesejahteraan spiritual komunitas
mereka.
4. Kesimpulan
Dalam menjelajahi kearifan budaya Suku Osing, kita menyadari betapa kaya dan
beragamnya warisan tradisi serta keunikan identitas lokal yang mereka miliki. Suku Osing
bukan hanya sekadar kelompok etnis di Jawa Timur, tetapi sebuah komunitas yang telah
menjaga dengan tekun tradisi, nilai-nilai, dan sistem kepercayaan yang diperoleh dari leluhur
mereka. Dari penelusuran sejarah dan asal usul Suku Osing, kita memahami bahwa mereka
bukanlah entitas yang terpisah dari konteks sejarah dan budaya Jawa Timur, namun bagian
yang integral dari kekayaan budaya Indonesia secara keseluruhan. Nilai-nilai budaya yang
dipegang teguh, seperti gotong royong, kebersamaan, dan penghargaan terhadap leluhur,
menjadi landasan kuat bagi kehidupan sosial dan spiritual Suku Osing.
Tradisi dan ritual khas Suku Osing merefleksikan hubungan yang dalam antara manusia,
alam, dan dunia roh. Dari upacara ruwatan hingga perayaan Gandrung, mereka menjaga
kepercayaan dan praktik spiritual yang melandasi kehidupan sehari-hari mereka. Dalam
pengobatan tradisional, pemujaan nenek moyang, dan praktik keagamaan, Suku Osing
menunjukkan keteguhan keyakinan dan hubungan yang erat dengan alam dan roh. Namun,
dalam era modern yang terus berkembang, kearifan budaya Suku Osing dihadapkan pada
berbagai tantangan. Globalisasi, urbanisasi, dan perubahan sosial ekonomi menimbulkan
tekanan terhadap pelestarian tradisi dan identitas lokal. Meskipun demikian, melalui inisiatif
masyarakat lokal, kerjasama dengan pemerintah, dan dukungan dari pihak eksternal, upaya
pelestarian budaya Suku Osing terus berlanjut. Dengan demikian, menjaga dan memahami
kearifan budaya Suku Osing bukan hanya tanggung jawab mereka sendiri, tetapi juga tugas
bersama kita sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas. Melalui apresiasi, penghargaan,
dan dukungan terhadap keberlanjutan budaya mereka, kita dapat memastikan bahwa warisan
tradisi dan keunikan identitas lokal Suku Osing terus berkembang dan dipersembahkan bagi
generasi mendatang.
5. Daftar Pustaka
Adji, C. N. (2019). Hukum Waris Adat Suku Osing (Studi Kasus Di Masyarakat Adat Osing
Desa Olehsari Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Eprints.umm.ac.id.
Ansori, R., & Khoirur, M. (2023). Tinjauan „Urf Terhadap Tradisi Nyadokaken Pengantin
Dalam Adat Pernikahan Suku Osing (Studi Kasus Di Desa Kemiren Kecamatan Glagah
. digilib.uinkhas.ac.id.
Endriana, F., Alnauri, S. C., & ... (2022). Analisis Pengaruh Pariwisata Budaya Terhadap
Pelestarian Suku Osing di Desa Wisata Kemiren. Kajian Pariwisata Dan ….
Febrianto, H. (2022). Merawat Tradisi Mempertahankan Eksistensi: Studi Etnobotani Tanaman
Obat Suku Osing Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Biosense.
Lestari, D. I. (2023). Perbandingan Sajian Makanan Dalam Upacara Besar Suku Tengger:
Analisis Nilai Budaya. Acintya, 15(2), 127136.
Lestari, P. (2021). Perempuan dalam Harmoni Tradisi dan Modernisasi (Studi pada Perempuan
Suku Osing). Integralistik.
Maryulianto, M. (2020). Kosmologi Perkawinan Dalam Pandangan Suku Osing (Studi Di Desa
Kemiren Banyuwangi). In Aliansi: Jurnal Hukum, Pendidikan dan Sosial .
repo.ubibanyuwangi.ac.id.
JISBI: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Indonesia
Vol. 1, No. 2, November 2023, page: 65-71
E-ISSN: 3031-2957
71
Dwi Indah Lestari et.al (Menyelusuri kearifan budaya Suku Osing ....)
Nurullaily, Z. Y., & Faidah, M. (2020). Akulturasi Budaya pada Tata Rias Mupus Braen
Blambangan Suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi. Jurnal Tata Rias.
Permadi, A., & Kholifah, E. (2019). Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Upaya
Pengembangan Desa Wisata (Studi Di Desa Wisata Adat Suku Osing Kemiren Kecamatan
Glagah . Sadar Wisata: Jurnal .
Prasetyo, B. (2019). Etnobiologi Masyarakat Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi.
repository.ipb.ac.id.
Prasetyo, B., Chikmawati, T., Walujo, E. B., & ... (2019). Perspektif Gender Suku Osing Di
Banyuwangi Dalam Penilaian Kemanfaatan Tanaman. Berita ….
Ramadhani, A. A. (2023). Hukum Waris Adat Suku Osing Di Desa kemiren Banyuwangi.
repository.unibabwi.ac.id.
Sari, L. R., & Megasari, D. S. (2020). Tata Laksana Upacara Pernikahan Adat Suku Osing Di
Desa Kemiren Banyuwangi. Jurnal Tata Rias.
Shofwan, M., & Suma, N. N. (2021). Karakteristik Adat Budaya Dan Manajemen Bencana
Suku Osing, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. In
researchgate.net.
Sulthoni, A., & Soetopo, D. (2020). Dialektika Bahasa Jawa Dalam Adat Perang Bangkat Suku
Osing Kecamatan Singojuruh. In Khazanah Pendidikan.