Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
30
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
Hubungan Perilaku Gotong Royong dengan Sikap
Integrasi Nasional Peserta Didik Kelas X di SMA
Batik 1 Surakarta
Illahika Qurotul Isnaini
a,1
, Winarno
b,2
, Widya Noventari
c,3
a, b ,c
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
1
illahikaqurotul@student.uns.ac.id;
2
winarnonarmoatmojo@staff.uns.ac.id;
3
widyanoventari@staff.uns.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 19 Maret 2024
Direvisi: 24 April 2024
Disetujui: 28 Mei 2024
Tersedia Daring: 1 Juni 2024
Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang berjenis
korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adakah hubungan
perilaku gotong royong dengan sikap integrasi nasional peserta didik kelas
X SMA Batik 1 Surakarta. Variabel dalam penelitian ini yaitu perilaku
gotong royong dan sikap integrasi nasional. Populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh peserta didik kelas X SMA Batik 1 Surakarta yang berjumlah
450. Sampel dalam penelitian ini yaitu 84 peserta didik kelas X-5 dan X-7
yang terpilih berdasarkan teknik pengambilan sampel Cluster Random
Sampling. Data primer didapatkan peneliti melalui pengumpulan data
dengan penyebaran angket. Pengumpulan data melalui angket ini memiliki
tujuan untuk mengetahui nilai perilaku gotong royong dan sikap integrasi
nasional peserta didik. Dalam penelitian ini, dilakukan terlebih dahulu uji
validitas menggunakan uji Product Momment. Dilanjutkan uji reliabilitas
menggunakan uji Cronbach Alpha. Instrumen yang memenuhi syarat
validitas dan reliabilitas dilanjutkan uji analisis prasyarat. Adapun dalam
analisis kuantitatif peneliti melakukan uji hipotesis melalui uji korelasi
Product Momment serta dicari persamaan regresi. Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku gotong
royong dengan sikap inetgrasi nasional peserta didik kelas X di SMA Batik
1 Surakarta. Hasil tersebut ditandai dengan R yaitu 0,603 dan nilai Sig.
yaitu 0,00. Nilai korelasi positif menunjukkan bahwa peserta didik yang
memiliki perilaku gotong royong yang tinggi maka memiliki sikap integrasi
nasional yang tinggi pula. Adanya korelasi perilaku dan sikap dalam hasil
penelitian tersebut memperkuat Teori Perilaku Direncanakan (Theory
Planned Behaviour). Teori tersebut yang mendasari bahwa perilaku
individu ditentukan oleh sikap, norma subyektif, dan control persepsi
perilaku menghasilkan hubungan yang konsisten.
Kata Kunci:
Pendidikan
Kewarganegaraan
Perilaku
Perilaku Gotong Royong
Sikap
Sikap Integrasi Nasional
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
31
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
ABSTRACT
Keywords:
Citizenship Education
Behavior
Mutual Cooperation Behavior
Attitude
National Integration Attitude
This research is research with a correlational quantitative approach. This
research aims to prove whether there is a relationship between mutual
cooperation behavior and the attitude of national integration of class X
students at SMA Batik 1 Surakarta. The variables in this research are
mutual cooperation behavior and national integration attitudes. The
population in this study was all students in class X SMA Batik 1 Surakarta,
totaling 450. The sample in this study was 84 students in classes X-5 and
Primary data was obtained by researchers through data collection by
distributing questionnaires. Data collection through this questionnaire aims
to determine the value of mutual cooperation behavior and students'
attitudes towards national integration. In this research, a validity test was
first carried out using the Product Moment test. Continue with the
reliability test using the Cronbach Alpha test. Instruments that meet the
validity and reliability requirements are continued with prerequisite
analysis tests. Meanwhile, in the quantitative analysis, the researcher tested
the hypothesis through the Product Moment correlation test and looked for
the regression equation. The results of the research show that there is a
significant relationship between mutual cooperation behavior and the
attitude of national integration of class X students at SMA Batik 1
Surakarta. These results are marked with R, namely 0.603 and a Sig value.
namely 0.00. A positive correlation value shows that students who have
high mutual cooperation behavior also have a high attitude of national
integration. The correlation of behavior and attitudes in the research
results strengthens the Theory of Planned Behavior. The underlying theory
that individual behavior is determined by attitudes, subjective norms, and
perceived behavioral control produces a consistent relationship.
©2024, Illahika Qurotul Isnaini, Winarno, Widya Noventari
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara dengan ciri heterogenitas yang terdiri dari berbagai ras, suku,
agama, dan golongan yang beragam. Keadaan masyarakat Indonesia yang heterogen tersebut
tentunya dapat menjadi pemicu terjadinya konflik. Dengan adanya konflik akan menimbulkan
disintegrasi bangsa. Maka dari itu, perlu suatu pedoman dalam bersikap agar di dalam diri
individu mempunyai rasa persatuan, keinginan untuk bersatu, dan rasa kebersamaan dalam
membangun keutuhan NKRI. Kemauan setiap warga negara dalam persatuan ini disebut dengan
sikap integrasi nasional. Ada banyak cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap
integrasi nasional, salah satunya melalui perilaku gotong royong.
Salah satu perwujudan gotong royong sejak dini yaitu melalui pendidikan di sekolah.
Dimensi gotong royong merupakan contoh sasaran karakter yang harus terimplementasi dalam
diri peserta didik. Adapun dalam Kurikulum Merdeka gotong royong menjadi bagian dari Profil
Pelajar Pancasila. Hal ini tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesemen Pendidikan Nomor 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil
Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Peraturan keputusan tersebut menyatakan bahwa
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan
global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Melalui kebijakan tersebut, Profil Pelajar Pancasila
dalam Kurikulum Merdeka diharapkan dapat membangun kepribadian, pengetahuan, maupun
keterampilan peserta didik.
Namun, berdasarkan studi pendahuluan peneliti di lingkungan sekolah saat kegiatan PLP,
yaitu di SMA Batik 1 Surakarta ditemukan bahwa peserta didik kelas X masih memiliki perilaku
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
32
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
gotong royong yang rendah. Terlihat dalam pembagian kelompok untuk pengerjaan tugas
berbasis masalah, masih terdapat peserta didik yang tidak mau membaur satu dengan lain, masih
terdapat kecenderungan pilih-pilih teman, hingga tidak adanya partisipasi di beberapa individu.
Pada proses pembelajaran di kelas, masih ditemukan peserta didik memiliki sifat egoisme satu
dengan yang lain. Hal ini ditandai dengan rendahnya kontribusi peserta didik ketika dihadapkan
teman yang mengalami kesusahan dalam menerima materi pelajaran yang didapat. Selain itu,
perilaku gotong royong dapat terlihat dari cara peserta didik dalam menjaga kebersihan kelas.
Dalam observasi peneliti, masih ditemukan rendahnya kesadaran piket antar individu ketika jam
pergantian mata pelajaran berlangsung. Rendahnya gotong royong peserta didik juga
ditunjukkan dengan sikap kurangnya kepedulian yang dimiliki terhadap sesama. Saat kegiatan
belajar berlangsung, masih terdapat peserta didik dalam keadaan tidur maupun ramai, akan
tetapi hal itu tidak diingatkan oleh peserta didik terdekatnya. Dalam hal komunikasi, ketika
berada di kelas, peneliti mengamati bahwa peserta didik kurang berkomunikasi antara teman
satu dengan yang lain. Peserta didik cenderung berkomunikasi dengan teman yang dianggap
kelompoknya saja.
Dari permasalahan diatas dapat diketahui bahwa lunturnya gotong royong peserta didik
ditandai dengan kurangnya sikap peduli, sikap egosime peserta didik yang mementingkan
kepentingannya sendiri, sikap individualistis, serta rendahnya kesadaran peserta didik akan
tanggung jawab yang dimiliki dalam sebuah kelompok. Apabila masalah tersebut tidak segera
diperbaiki maka akan menghambat terbentuknya lingkungan belajar yang kondusif dan
kolaboratif serta tidak terbentuknya persatuan antar peserta didik. Dengan kata lain, sikap
persatuan atau sikap integrasi nasional belum dimiliki oleh peserta didik.
Dengan adanya permasalahan terkait lunturnya perilaku gotong royong baik di masyarakat
maupun sekolah, maka diperlukan penguatan perilaku gotong royong pada generasi bangsa
melalui pendidikan. Selain termuat dalam pengembangan Kurikulum Merdeka, penguatan atau
pembentukan perilaku gotong royong dapat juga dilakukan melalui internalisasi pembelajaran,
sebagai contohnya Pendidikan Pancasila di Kurikulum Merdeka. Pendidikan Pancasila menjadi
bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan yang juga mengajarkan bahwa gotong royong menjadi
pendorong keutuhan NKRI sebagaimana termuat dalam materi integrasi nasional. Pendidikan
kewarganegaraan memiliki tujuan strategis untuk menyiapkan warga negara yang kompeten,
bertanggung jawab, dan bermoral. Hal ini sejalan dengan tiga komponen Pendidikan
Kewarganegaraan. Menurut Branson (dalam Winarno, 2013) komponen utama Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge), keterampilan
kewarganegaraan (Civic Skills), dan sikap kewarganegaraan (Civic Disposition). Melalui tiga
komponen tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan bukan sekadar untuk meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan semata, melainkan juga untuk membentuk karakter dan moralitas
agar individu dapat menghargai keberagaman dan turut serta dalam membangun keutuhan
NKRI.
Dalam teori Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan,
perilaku gotong royong tercermin dalam materi Integrasi Nasional. Tujuan integrasi nasional
tersebut adalah untuk menyatukan wilayah dan warga negara Indonesia dalam konsep Bhineka
Tunggal Ika dan membentengi bangsa dari segala ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan, baik dari yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri (Nurgiansah, 2021).
Menurut Myron Weiner (dalam Maswita, 2021) integrasi nasional merupakan proses penyatuan
menjadi satu wilayah dari berbagai macam kelompok sosial dan budaya membentuk identitas
nasional. Maka dari itu, dalam membentuk kesatuan NKRI yang lebih utuh diperlukan sikap
integrasi nasional dalam diri individu. Salah satu ukuran sikap integrasi nasional yaitu memiliki
perilaku gotong royong. Perilaku gotong royong merupakan faktor pembentuk integrasi nasional
suatu bangsa sebagai wujud penyatuan keberagaman yang harmonis (Istiqomah & Dewi, 2021).
Perilaku gotong royong yang baik akan memperkuat sikap integrasi nasional dan sebaliknya.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
33
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
Keseimbangan antara tindakan dan sikap yang dimiliki individu selaras dengan Teori
Perilaku Direncanakan (Theory of Planned Behaviour) oleh Ajzen. Menurut teori ini, perilaku
yang diwujudkan individu diciptakan atas niat yang mendasarinya (Mahyarni, 2013). Dalam hal
ini, intensi untuk berperilaku adalah faktor terpenting yang mendorong terjadinya perilaku
seseorang. Dimana berdasarkan Ajzen dalam (Palupi & Sawitri, 2017) dorongan atau keinginan
individu untuk bertindak dipengaruhi oleh sikap positif individu terhadap perilaku tersebut,
persepsi individu terhadap norma subjektif, dan sejauh mana individu memandang perilaku
tersebut berada di bawah kendalinya.
Sikap positif yang ada dalam diri individu berpengaruh terhadap perilaku yang positif pula
sehingga antara sikap dan perilaku saling berhubungan begitupun sebaliknya. Maka dari itu,
agar terwujud perilaku gotong royong yang baik dalam diri individu, dibutuhkan suatu sikap
integrasi nasional. Perilaku gotong royong akan terwujud dengan baik diperkuat sikap integrasi
nasional dan sebaliknya.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adakah hubungan perilaku gotong royong
dengan sikap integrasi nasional. Penelitian sebelumnya mengenai topik ini dilakukan oleh
Prabandini (2023) dan Pujiono et al., (2019). Dimana dalam kedua penelitian tersebut sama
sama meneliti terkait sikap integrasi nasional, namun sikap integrasi nasional tersebut dibentuk
dari dua arah yang berbeda sesuai teori yang ada, yakni melalui toleransi dan intensitas
penggunaan media sosial. Berbeda dengan penelitian ini, penelitian ini mengaitkan sikap
integrasi nasional yang dibentuk dari perilaku gotong royong.
2. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif
dengan jenis korelasional. Hal ini ditandai dengan kumpulan angka, data, dan perhitungan
statistik lainnya yang dilakukan dengan tujuan mencari hubungan antara dua variabel.
Penelitian ini mengguanakan dua variabel yaitu perilaku gotong royong sebagai variabel
independen (X) dan sikap integrasi nasional sebagai variabel dependen (Y). Populasi dalam
penelitian ini mencakup seluruh peserta didik kelas X SMA Batik 1 Surakarta yang berjumlah
450 siswa. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik
Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling dipilih sebab seluruh peserta didik kelas
X memiliki perilaku gotong royong yang berbeda-beda atau heterogen. Dari teknik
pengambilan data tersebut, didapatkan sampel dalam penelitian ini yakni 84 siswa kelas X-5
dan X-7. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui angket yang disebarkan
melalui google form untuk mengukur perilaku gotong royong dan sikap integrasi nasional. Uji
validitas menggunakan uji Product Momment untuk mengukur kuesioner perilaku gotong
royong dan sikap integrasi nasional, sementara uji reliabilitas menggunakan uji Cronbach
Alpha untuk kuesioner perilaku gotong royong dan sikap integrasi nasional. Uji prasyarat
analisis terdiri dari uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan uji linieritas
menggunakan metode Lack-of-fit test. Uji hipotesis menggunakan uji statistik parametrik
dengan menguji korelasi variabel melalui Product Momment serta mencari persamaan regresi.
3. Hasil dan Pembahasan
Perilaku Gotong Royong
Hasil penilaian perilaku gotong royong peserta didik kelas X SMA Batik 1 Surakarta
ditunjukkan melalui penyajian tabel distribusi frekuensi. Tabel ini dibuat dengan
menggunakan rumus untuk menentukan range, jumlah kelas, dan panjang kelas. Tabel
distribusi frekuensi nilai perilaku gotong royong disajikan sebagai berikut.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
34
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perilaku Gotong Royong
Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
67-73
6
7,14
74-80
0
0,00
81-87
9
10,71
88-94
15
17,85
95-101
24
28,57
102-108
26
30,95
109-115
4
4,76
Total
84
100
Hasil penilaian perilaku gotong royong dikualifikasikan dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Kualifikasi Penilaian Perilaku Gotong Royong
F
Presentase
Kualifikasi
6
7,14%
Kurang
42
50%
Cukup
36
42,85%
Baik
Berdasar tabel 2. dapat diketahui bahwa dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
yaitu 50% memiliki perilaku gotong royong yang cukup, 42,85% memiliki perilaku gotong
royong yang baik, serta 7,14% responden yang memiliki perilaku gotong royong yang kurang.
Sikap Integrasi Nasional
Hasil penilaian sikap integrasi nasional peserta didik kelas X SMA Batik 1 Surakarta
ditunjukkan melalui penyajian tabel distribusi frekuensi. Tabel ini dibuat dengan
menggunakan rumus untuk menentukan range, jumlah kelas, dan panjang kelas. Tabel
distribusi frekuensi nilai sikap integrasi nasional disajikan sebagai berikut.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Integrasi Nasional
Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
61-66
3
3,57
67-72
1
1,19
73-78
17
20,23
79-84
4
4,76
85-90
25
29,76
91-96
21
25
97-102
13
15,47
Total
84
100
Hasil penilaian sikap integrasi nasional dikualifikasikan dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Kualifikasi Penilaian Sikap Integrasi Nasional
Interval
F
Presentase
Kualifikasi
≤55%
0
0,00%
Kurang
56%-75%
13
15,47%
Cukup
≥ 76%-100
71
84,52%
Baik
Berdasar tabel 4. dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 84,52% memiliki sikap
integrasi nasional yang baik, 15,47% memiliki sikap integrasi nasional yang cukup, serta tidak
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
35
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
ada responden yang memiliki sikap integrasi nasional yang kurang.
Hubungan Perilaku Gotong Royong dengan Sikap Integrasi Nasional
Sebelum dilakukan analisis hubungan lebih lanjut maka uji normalitas dan linieritas
dilakukan terlebih dahulu. Dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov berbantuan SPSS
versi 25, didapatkan hasil uji normalitas distribusi data sebagai berikut.
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas
Berdasar gambar 1. diketahui bahwa Sig. Kolmogorov Smirnov yaitu 0,094. Nilai Sig.
Kolmogorov Smirnov tersebut>0,05. Dalam kata lain, 0,094>0,05. Dari hasil dan ketentuan
tersebut disimpulkan bahwa distribusi penilaian perilaku gotong royong dengan sikap integrasi
nasional bersifat normal.
Setelah uji normalitas dilakukan maka dilanjut dengan uji linieritas. Uji linieritas
berbantuan SPSS versi 25 ditekankan pada metode lack-of-fit test. Hasil kesimpulan uji lack-of-
fit test berdasar ketentuan yaitu jika nilai Defiation from liniearity>0,05 maka data memiliki
hubungan bersifat linier. Sementara, jika nilai Defiation from liniearity<0,05 maka data memiliki
hubungan yang bersifat tidak linier.
Gambar 2. Hasil Uji Linear
Berdasar gambar 2. dapat diketahui bahwa nilai Sig. Defiation from linearity yaitu 0,881.
Nilai Defiation from liniearity tersebut>0,05. Dengan demikan artinya hubungan antara data
perilaku gotong royong dengan data sikap integrasi nasional bersifat linier.
Setelah uji prasyarat analisis dilakukan maka dilanjut uji hipotesis. Dalam penelitian ini, uji
hipotesis menggunakan uji statistik parametrik. Uji statistik parametrik dilakukan karena data
bersifat normal (Ghozali, 2018). Uji statistik parametrik untuk mengetahui korelasi antara
variabel X dengan variabel Y dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Product Momment
dari Pearson. Uji korelasi Product Momment dilakukan atas dasar bahwa kedua varibel tersebut
berskala interval dan bertujuan menguji hipotesis bersifat hubungan atau asosiatif. Adapun
bentuk hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
Ha :
Ada hubungan antara perilaku gotong royong dengan sikap integrasi nasional
Ho :
Tidak ada hubungan antara perilaku gotong royong dengan sikap integrasi nasional
Berdasarkan (Muhid, 2019), ketentuan dalam mengambil keputusan yaitu dikatakan ada
hubungan antara variabel X dengan variabel Y jika nilai rhitung> rtabel, sebaliknya apabila nilai
rhitung<rtabel dapat dikatakan tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Berdasarkan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
36
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
data yang didapat, diketahui N = 84, maka rtabel =0,214. Berikut keputusan yang diambil berdasar
nilai rhitung (Pearson Correlation) dan rtabel:
Person Correlattion>
0,214 maka terdapat hubungan yang Signifikan dan Ho ditolak
Person Correlattion<
0,214 maka tidak terdapat hubungan yang Signifikan dan Ho diterima
Dalam penelitian ini, uji korelasi Product Momment dilakukan berbantuan SPSS versi 25
dengan hasil didapatkan sebagai berikut.
Gambar 3. Hasil Uji Korelasi Product Momment
Berdasarkan hasil uji korelasi pada gambar 3 menunjukkan bahwa nilai korelasi Pearson yang
didapat yaitu 0,603, hal ini menunjukkan bahwa nilai 0,603>0,214, dengan kata lain rhitung>rtabel.
Kemudian, didapatkan nilai signifikansi yaitu 0,000. Dengan kata lain 0,00<0,05. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara perilaku gotong royong dengan sikap integrasi nasional. Nilai Pearson
Correlation sebesar 0,603 menunjukkan nilai positif artinya perilaku gotong royong dengan sikap
integrasi nasional memiliki hubungan bersifat positif. Kedua variabel yang memiliki hubungan
bersifat positif menunjukkan jika perilaku gotong royong meningkat maka sikap integrasi nasional
yang dimiliki juga meningkat. Sebaliknya, jika perilaku gotong royong menurun maka sikap
integrasi nasional yang dimiliki juga menurun. Nilai Pearson Correlation=0,603 menandakan
perilaku gotong royong dengan sikap integrasi nasional memiliki kekuatan hubungan kedua dalam
kategori kuat
Hanya ada dua variabel dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dicari persamaan regresi
sederhana (Y=a+BX) untuk memperkuat analisis. Nilai a (constant) dan B dicari dengan dengan
berbantuan SPSS versi 25. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.
Gambar 4. Hasil Persamaan Regresi Sederhana
Berdasar gambar 4 diketahui bahwa nilai a adalah 36,138 dan nilai B adalah 0,531. Maka dari
itu, persamaan regresi sederhana dibuat antara perilaku gotong royong dan sikap integrasi nasional,
yaitu Y=36,138+0,531X. Berdasarkan persamaan tersebut, kita dapat memperkirakan bahwa jika
nilai perilaku gotong royong (X) naik sebesar 1 maka nilai sikap integrasi nasional (Y) juga akan
naik sebesar 0,531.
Berdasarkan kualifikasi penilaian, kedua variabel dalam penelitian ini menunjukkan hasil
bahwa peserta didik kelas X memiliki perilaku gotong royong yang cukup baik dan sikap integrasi
nasional yang baik. Dari kualifikasi ini menandakan bahwa sikap baik yang dimiliki peserta didik
akan diwujudkan pula pada perilaku atau tindakan yang baik pula. Adanya keselerasan dan
hubungan yang konsisten antara perilaku dan sikap sesuai dengan Teori Perilaku Direncanakan
(Theory of Planned Behavior). Teori tersebut menyatakan bahwa intensi atau niat merupakan dasar
dari perilaku manusia. Niat yang membangun perilaku manusia dipengaruhi berbagai kompenen
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
37
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
antara lain sikap individu terhadap perilaku tersebut, persepsi individu terhadap norma subjektif,
dan sejauh mana individu merasa bahwa mereka memiliki kendali atas tingkah laku yang mereka
lakukan
Hasil perhitungan uji korelasi dengan menggunakan Product Momment Pearson menunjukkan
bahwa nilai rhitung>rtabel yakni 0,603>0,214. Kemudian, nilai Sig. pada variabel perilaku gotong
royong (X) diperoleh 0,000 artinya nilai tersebut<0,05 (0,000<0,05). Hal ini berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara perilaku gotong royong dengan sikap integrasi nasional peserta
didik kelas X di SMA Batik 1 Surakarta. Koefisien korelasi bernilai positif yaitu sebesar 0,603.
Artinya, hal tersebut membuktikan bahwa perilaku gotong royong (X) dengan sikap integarasi
nasional (Y) memiliki hubungan positif. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa semakin baik
perilaku gotong royong, maka semakin baik pula sikap integrasi nasional yang dimilikinya. Nilai
rhitung (Pearson Correlation) sebesar 0,603 tersebut juga menunjukkan bahwa korelasi antara
variabel perilaku gotong royong (X) dengan sikap integrasi nasional (Y) tergolong kuat.
Penelitian ini memiliki persamaan penelitian yang dilakukan oleh Pujiono et al., (2019). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan Signifikan antara intensitas
penggunaan media sosial (X2) dengan sikap integrasi nasional (Y). Hal ini berarti intensitas
penggunaan media sosial berhubungan negatif dengan sikap integrasi nasional siswa. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa sikap integrasi nasional siswa yang menurun diikuti dengan tingkat
penggunaan media sosial yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan Pujiono et al., (2019) adalah sama-sama meneliti variabel perilaku
dengan sikap. Adapun variabel sikap yang diteliti dalam penelitian Pujiono et al., (2019) sama
yaitu terkait sikap integrasi nasional. Sedangkan, perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam
variabel perilaku. Dalam penelitian Pujiono et al., (2019) objek penelitian perilaku yaitu mengenai
penggunaan media sosial, sedangkan penelitian ini menggunakan objek penelitian perilaku yaitu
perilaku gotong royong. Perbedaan lainnya yaitu pada sifat hubungan penelitian yang didapatkan.
Dalam penelitian Pujiono et al., (2019) kedua variabel memiliki hasil korelasi negatif dan
signifikan, sedangkan pada penelitian ini memiliki hasil korelasi positif dan signifikan.
Penelitian ini juga memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan Ernila Hariyani
(2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara perubahan sikap dengan budaya
gotong royong, yang menunjukkan bahwa sikap masyarakat berubah secara nyata. Studi ini
menunjukkan bahwa budaya gotong royong saat ini sulit ditemukan di masyarakat kecamatan
Dayun, khususnya di kampung sawit permai. Jika dibandingkan dengan masa lalu, budaya ini
memerlukan banyak tenaga kerja untuk membangun rumah, tetapi sekarang sudah jarang
ditemukan di masyarakat pedesaan karena masyarakat telah berubah. Adapun persamaan yang
didapat dengan penelitian ini yaitu tingkat perubahan sikap benar adanya memengaruhi terjadinya
budaya gotong royong.
Implementasi sikap integrasi nasional yang diwujudkan melalui perilaku gotong dalam peserta
didik sebagaimana termuat dalam penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suri & Sianturi (2021). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru Pendidikan
Kewarganegaraan dalam membentuk sikap integrasi nasional peserta didik tergolong sedang yakni
dalam presentase 54,67%. Hal ini ditunjukkan dengan responden setuju bahwa guru Pendidikan
Kewarganegaraan di SMA Negeri 4 Kisaran dalam membina integrasi nasional diwujudkan
melalui tenggang rasa, tolong menolong atau gotong royong, dan sikap cinta tanah air. Hasil
penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini bahwa sikap integrasi nasional dibangun melalui
budaya gotong royong.
Penelitian tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah & Dewi
(2021). Hasil penelitian tersebut yaitu integrasi nasional perlu ditanamkan pada generasi bangsa
agar negara Indonesia ini berkembang dan terhindar dari segala konflik. Adapun cara
menumbuhkan integrasi nasional pada masyarakat yaitu dapat dilakukan melalui gotong royong.
Selain itu, di era modern, teknologi juga dapat berfungsi sebagai penghubung antar individu dan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
38
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
memperkuat nilai-nilai yang selama ini dianut sebagai pedoman hidup bangsa. Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan ini menyimpan segala fakta dan pengetahuan yang dapat digali dan digunakan
pedoman untuk membangun keberagaman yang harmonis, optimal, dan optimis.
Penelitian yang dilakukan Istiqomah & Dewi (2021) diperkuat lagi dengan penelitian yang
dilakukan Dewi et al., (2021). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
adalah bagian penting dari pembentukan identitas dan integritasi nasional. Tujuan dari Pendidikan
Kewargangearan sendiri untuk mempersiapkan generasi muda agar kelak menjadi warga negara
yang berpengetahuan luas, berbudi luhur, dan berketerampilan dengan berbakti kepada bangsa dan
negara. Dengan cara ini, setidaknya siswa sebagai generasi muda memperoleh landasan fondasi
sejak dini untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan toleransi terhadap segala kondisi perbedaan
di Indoensia. Hal ini yang kemudian diperkuat dalam penelitian ini bahwa peserta didik yang telah
mendapat materi Pendidikan Pancasila yakni tentang integrasi nasional hendaknya dapat
mengimplementasikan sikap integrasi nasional yang baik sebab mempunyai kedudukan penting
dalam membangun fondasi keutuhan NKRI.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian beserta analisis mengenai hubungan perilaku gotong royong
dengan sikap integrasi nasional peserta didik kelas X di SMA Batik 1 Surakarta maka ditarik
kesimpulan yaitu didapatkan nilai rhitung atau Pearson Correlation 0,603. Dengan kata lain
rhitung>rtabel yakni 0,603>0,214. Selain itu, didapatkan nilai Signifikansi yaitu 0,00. Dengan kata lain
Signifikansi 0,00<0,05. Hasil tersebut memiliki arti Ho ditolak atau terdapat hubungan yang
Signifikan antara perilaku gotong royong dengan sikap integrasi nasional. Selain itu, nilai Pearson
Correlation untuk variabel perilaku gotong royong adalah 0,603 (positif) dan nilai Pearson
Correlation variabel sikap integrasi nasional sebesar 0,603 (positif). Dengan kata lain, perilaku
gotong royong mempunyai korelasi dengan kategori kuat dan bernilai positif terhadap sikap
integrasi nasional. Artinya, semakin baik perilaku gotong royong yang diwujudkan peserta didik
maka semakin baik pula sikap integrasi nasional yang dimilikinya, sebaliknya semakin buruk
perilaku gotong royong yang diwujudkan maka semakin buruk pula sikap integrasi nasional yang
dimilikinya. Hasil perhitungan regresi menunjukkan persamaan regresi yang didapat yaitu
Y=36,13+0,531X. Persamaan regresi sebagai perhitungan analisis data ini digunakan untuk
memprediksi ketika salah satu nilai diketahui.
Hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku gotong royong dengan sikap integrasi
nasional peserta didik kelas X di SMA Batik 1 Surakarta yang memperkuat Teori Perilaku
Direncanakan (Theory of Planned Behaviour) oleh Ajzen (dalam Mahyarni, 2013). Teori tersebut
menyatakan bahwa perilaku individu terwujud dari serangkaian sikap, norma subyektif, dan control
persepsi perilaku dimana menghasilkan hubungan yang konsisten. Berdasarkan hasil analisis
deskriptif data dan pengujian pada variabel perilaku gotong royong terlihat bahwa mayoritas
peserta didik memiliki perilaku gotong royong yang cukup baik. Hal inilah yang membuktikan atas
perwujudan sikap peserta didik yang dimiliki. Perilaku gotong royong yang cukup baik didukung
oleh sikap integrasi nasional baik yang dimiliki peserta didik pula.
Pihak sekolah diharapkan mampu mengembangkan aktivitas bersifat kolaborasi yang dapat
dilakukan di dalam maupun luar pembelajaran. Guru Pendidikan Pancasila diharapkan dapat
menginovasikan pembelajaran dengan kegiatan yang bersifat kolaborasi. Dengan hal ini, akan
memotivasi peserta didik untuk membentuk jiwa kesatuan dalam mencapai tujuan. Kemudian, guru
Pendidikan Pancasila dapat memperkuat kembali melalui materi integrasi nasional. Bagi peserta
didik diharapkan dapat mengimplementasikan sikap integrasi nasional yang didapatkan dengan
baik dan membangun persatuan antara satu dengan yang lain tanpa membeda-bedakan..
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
39
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
5. Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada peserta didik kelas X-5 dan X-7 SMA Batik 1 Surakarta yang berkenan
menjadi responden dalam penelitian ini. Terima kasih kepada orang tua, dosen pembimbing, dan
semua pihak yang terlibat atas segala doa, kontribusi, motivasi, dan arahan yang diberikan dalam
penyusunan artikel ini.
6. Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revi). PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Azwar, S. (2000). Sikap Manusia, Teori dan Pengukuranya. Pustaka Pelajar Jogja Offset.
Budiono, Marhamah, S. H. B., & Lutfiana, R. F. (2022). Analisis Karakter Gotong Royong Dalam
Ekstrakurikuler Pramuka. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 7(1), 94100.
https://doi.org/10.21067/jmk.v7i1.7073
Candra, H., & Putra, P. H. (2023). Konsep dan Teori Pendidikan Karakter: Pendekatan Filosofis,
Normatif, Teoritis, dan Aplikatif. Adab.
Dewi, D. A., Hamid, S. I., Asyari, D., Setiawati, R., & Istiqomah, Y. Y. (2021). Implementasi
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mewujudkan Identitas Dan Integritasi Nasional. Jurnal
Basicedu, 5(6), 52215226. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1607
Ernila Hariyani. (2019). Tingkat Perubahan Sikap Masyarakat Terhadap Budaya Gotong Royong di
Kampung Sawit Permai [UIN Sultan Syaruf Kasim Riau]. In Skripsi. http://repository.uin-
suska.ac.id/id/eprint/24503
Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Univesitas
Diponegoro.
Haryono, S. (2012). METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DAN MANAJEMEN: TEORI DAN
APLIKASI. PT. Intermedia Personalia Utama.
Istiqomah, Y. Y., & Dewi, D. A. (2021). Memperkuat Integrasi Nasional Melalui Generasi Bangsa
Dan Teknologi Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Journal of Education,
Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 4(1), 272277.
https://doi.org/10.34007/jehss.v4i1.639
Kamaruddin, I., Juwariah, T., Susilowati, T., Mardiana, & Suprapto. (2022). Metodologi Penelitian
Kesehatan Masyarakat. PT. Global Eksekutif Teknologi.
Kharisma, M. E., Faridi, F., & Yusuf, Z. (2023). Penanaman Karakter Gotong Royong Berbasis P5
di SMP Muhammadiyah 8 Batu. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(2), 11521161.
https://doi.org/10.29303/jipp.v8i2.1420
Kurniasih, D., Rusfiana, Y., Agus, S., & Nuradhawati, R. (2021). Teknik Analisa. Alfabeta
Bandung, 1119. www.cvalfabeta.com
Listyaningsih. (2022). Implementasi Karakter Gotong Royong Berbasis Online Colaborative
Learning. Membangun Karakter Dan Budaya Literasi Dalam Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas Di SD, 246255.
Mahyarni, M. (2013). THEORY OF REASONED ACTION DAN THEORY OF PLANNED
BEHAVIOR (Sebuah Kajian Historis tentang Perilaku). Jurnal EL-RIYASAH, 4(1), 13.
https://doi.org/10.24014/jel.v4i1.17
Maswita. (2021). Antropologi Budaya. Guepedia.
Muhid, A. (2019). Analisis Statistik 5 Langkah Praktis Analisis Statistik dengan SPSS for
Windows. Zifatama Jawara.
Nurgiansah, T. H. (2021). Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya MembentukKarakter Jujur. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, 9(1), 35.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 1, Juni 2024, page: 30-40
E-ISSN: 3025-9843
40
Illahika Qurotul Isnaini et.al (Hubungan Perilaku Gotong Royong.)
Palupi, T., & Sawitri, D. R. (2017). Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Pro-Lingkungan
Ditinjau dari Perspektif Theory Of Planned Behavior. Proceeding Biology Education
Conference, 14(1), 214217.
Prabandini, A. (2023). Strategi Guru PPKn dalam Membentuk Sikap Toleransi Peserta Didik
Sebagai Upaya Mewujudkan Komitmen Integrasi Nasional di SMK Negeri 4 Sukoharjo. In
Universitas Sebelas Maret.
Pujiono, Suryani, N., & Arif, A. (2019). Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia
dan Intensitas Penggunaan Media Sosial Dengan Sikap Integrasi Nasional. Candi, 19(2),
5471.
Setiawan, A. B., Maryati, T., & Wirawan, I. G. M. A. S. (2021). Strategi Sekolah Dalam
Menanamkan Nilai-Nilai Multikulturalisme Pada Masyarakat Plural (Studi Pada Smp
Laboratorium Undiksha Singaraja, Bali). Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha, 3(1), 21
27. https://doi.org/10.23887/jpsu.v3i1.34219
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
ALFABETA.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. ALFABETA.
Suharyat, Y. (2009). Hubungan Antara Sikap, Minat Dan Perilaku Manusia. Jurnal Region, 1(3), 1
19.
Suri, F., & Sianturi, F. V. (2021). SIKAP IMPLEMENTASI INTEGRASI NASIONAL DITINJAU
DARI NILAI-NILAI PANCASILA PADA SISWA/SISWI KELAS X SMA NEGERI 4
KISARAN KABUPATEN ASAHAN. MUDABBIR:Journal Research and Education
Studies, 1(1), 9298. https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/mudabbir
Wagiran. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. CV. Budi Utama.
Winarno. (2019). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. PT. Bumi Aksara.
Yasinda, A., Suntoro, I., & Yanzi, H. (2017). PERANAN KEPALA DESA DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KEGIATAN GOTONG
ROYONG. In Universitas Lampung (Vol. 5).