pendidikan nasional, pendidikan merupakan wahana atau sarana untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang religius, bermoral, intelektual, kreatif,
mandiri, dan ideologis (Christina, 2023).
Hal tersebut di atas berarti bahwa pendidikan di Indonesia mempunyai cita-cita
“mencerdaskan kehidupan bangsa” dengan menjadikan generasi muda dan bangsanya sebagai
bangsa yang bermoral, intelektual, kreatif, mandiri dan demokratis. Pendidikan adalah proses
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dan guru dan bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan, intelektual dan moral peserta didik. Seorang guru dalam mengajar
membutuhkan media dan metode yang tepat dalam mengajar. Media pembelajaran memiliki
fungsi untuk memudahkan guru dalam menjelaskan materi dan memudahkan siswa dalam
memahami apa yang diajarkan oleh guru. Oleh karena itu, dengan hadirnya media ajar ini
diharapkan siswa dapat lebih interaktif, berpikir kritis, dan menciptakan suasana belajar yang
hidup dan menyenangkan sehingga ilmu yang diajarkan oleh guru mudah dipahami oleh siswa.
Menurut Prof. Zaharai Idris, proses pendidikan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
guru dan siswa yang memiliki hubungan dan tujuan untuk membantu proses perkembangan
siswa dan dilakukan secara tatap muka atau menggunakan media tertentu (Haryanto & Kurnia,
2023).
Menurut Gerlach dan Erly (1971) dalam buku “Media Pembelajaran” media pada
umumnya meliputi bahan, benda, peristiwa bahkan makhluk hidup yang dapat membangun
lingkungan pembelajaran agar dapat membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran
seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Nurfadhillah, 2021). Media pembelajaran
adalah alat atau sarana penyampaian informasi dan pesan dalam pembelajaran yang digunakan
guru ketika mengajar serta berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami konsep,
keterampilan, dan kompetensi baru (Hasan et al., 2021).
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah media atau alat yang digunakan
oleh guru untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa agar mereka dapat
memahami konsep, ide, keterampilan dan gagasan yang bertujuan untuk meningkatkan
semangat siswa dalam belajar untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien.
Hasil belajar adalah output yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran yang
mencerminkan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami maupun mengaplikasikan
gagasan yang disampaikan guru. Menurut Gagne dan Briggs, hasil belajar merupakan suatu
kemampuan siswa setelah mengikuti rangkaian proses pembelajaran (Nurrita, 2018). Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) SMP Bina Jaya Banguntapan dalam mata pelajaran PKn adalah
70. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi diperoleh data hasil belajar siswa
diantaranya yang mendapat nilai sangat baik ada 2 siswa dengan presentase 13,33% , siswa
yang memperoleh nilai baik ada 5 dengan presentase 33,33%, sedangkan siswa yang mendapat
nilai cukup, kurang dan sangat kurang ada 8 dengan presentase 53,33%. Dalam wawancara
guru PKn mengatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa dikarenakan anggapan bahwa
pelajaran PKn adalah pelajaran yang membosankan dan siswa kurang serius dalam mengikuti
pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn, beberapa permasalahan terkait media
pembelajaran, diantaranya media yang digunakan guru masih konvensional seperti LKS dan
papan tulis. Inovasi yang dilakukan guru dengan membuat mading pendidikan dan lain
sebagainya. namun media yang digunakan masih kurang ber-variasi seperti media audio,
visual, maupun audio visual modern. kebanyakan siswa juga berasal dari pondok pesantren
yang ada di sekitar sekolah, hal ini membuat suasana pembelajaran di SMP Bina Jaya
memiliki ciri khas dan perlu banyak inovasi pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan
optimal (Zai, 2023). Selain itu, Bapak Ronaldo Zai selaku guru PPK kelas VII dan VIII A
menjelaskan bahwa kurangnya variasi media pembelajaran di SMP Bina Jaya disebabkan