Selain itu, faktor kesiapan guru juga memainkan peran kunci dalam keberhasilan
implementasi model ini. Berdasarkan temuan dari penelitian (Ruhalahti, 2019), guru yang
memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip deep learning dapat menciptakan
pengalaman belajar yang lebih menyeluruh dan interaktif. Namun, di Indonesia, tidak semua
guru siap untuk menerapkan pendekatan ini. Banyak guru yang masih terbiasa dengan metode
pembelajaran konvensional yang lebih berfokus pada pengajaran langsung dan penghafalan
materi.
Tantangan selanjutnya terkait dengan kurikulum yang seringkali tidak fleksibel.
Meskipun Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan lebih besar bagi guru untuk
mengembangkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, banyak
sekolah yang masih terikat pada kurikulum yang bersifat preskriptif dan kaku. Menurut (Ulul
Albab dkk., 2023), meskipun Kurikulum Merdeka berusaha memberikan ruang bagi inovasi,
penerapannya masih menemui hambatan di lapangan. Kurikulum yang berfokus pada
pencapaian kompetensi dasar dalam waktu yang terbatas seringkali tidak memberikan ruang
yang cukup untuk pemahaman mendalam yang diperlukan dalam model deep learning.
Namun, meskipun ada tantangan-tantangan ini, banyak penelitian yang menunjukkan
bahwa penerapan model deep learning di kelas dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dan kolaboratif siswa. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh (Biggs dkk.,
2022) yang menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran yang mendalam
cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik dan lebih mampu mengaitkan konsep-konsep
yang dipelajari dengan situasi dunia nyata. Pembelajaran yang berbasis pada pengalaman
langsung dan penghubungan materi dengan kehidupan sehari-hari memberikan siswa
kesempatan untuk benar-benar memahami konteks dari materi tersebut.
Selain itu, model deep learning juga memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi
dan minat belajar siswa. Dalam penelitian oleh (Hart dkk., 2013), disebutkan bahwa mindful
learning, yang menjadi salah satu elemen kunci dalam deep learning, dapat meningkatkan
perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Ketika siswa lebih terlibat dalam proses
pembelajaran, mereka cenderung merasa lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini juga terbukti
dalam beberapa implementasi model ini di berbagai negara yang menunjukkan hasil positif
dalam meningkatkan motivasi dan kinerja siswa.
Namun, keberhasilan implementasi model deep learning tidak dapat dipisahkan dari
peran teknologi dalam mendukung proses pembelajaran. Seiring dengan perkembangan
teknologi digital, aplikasi dan platform pembelajaran online semakin menjadi bagian penting
dari model ini. Menurut (Firdaus & Ritonga, 2024), teknologi dapat memainkan peran penting
dalam mengatasi keterbatasan geografis dan menyediakan akses kepada siswa di daerah
terpencil untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan bermakna.
Teknologi memungkinkan pengajaran yang lebih personal dan kontekstual, sehingga
memperkaya pengalaman belajar siswa.
Meskipun demikian, penerapan teknologi dalam pembelajaran juga memiliki tantangan
tersendiri. Banyak sekolah di Indonesia yang masih menghadapi kendala dalam hal akses dan
penggunaan teknologi. Beberapa sekolah di daerah terpencil masih kekurangan perangkat
keras dan perangkat lunak yang memadai untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi
(Akbar, 2019). Oleh karena itu, diperlukan dukungan lebih lanjut dari pemerintah dan lembaga
terkait untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi
pembelajaran yang dibutuhkan.
Selain itu, aspek pengembangan profesionalisme guru juga tidak dapat diabaikan.
Pelatihan guru yang berkelanjutan dalam menerapkan model deep learning sangat penting