Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
113
First Author et.al (Title of paper shortly, 3-5 first-words)
Implementasi Pendidikan Pancasila dalam
Kurikulum Merdeka: Studi Kasus SMK Negeri 8
Kota Tangerang Selatan
Riska Putri
a,1
, Suwandi
b,2
, Mas Fierna Janvierna Lusie Putri
c,3
, Sulastri
d,4
, Nurdiyana
e,5
a,b,c,d,e
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pamulang
1
rizkaputri471@gmail.com;
2
wandy.idoy@gmail.com;
3
dosen02649@unpam.ac.id;
4
dosen02081@unpam.ac.id;
5
dosen02080@unpam.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 19 Agustus 2024
Direvisi: 24 September 2024
Disetujui: 16 November 2024
Tersedia Daring: 1 Desember 2024
Penelitian ini mengeksplorasi implementasi Pendidikan Pancasila dalam
Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Dengan
pendekatan kualitatif dan wawancara mendalam, penelitian ini
mengungkapkan bahwa metode pembelajaran berbasis proyek
meningkatkan kemandirian siswa serta partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Proyek-proyek seperti pembuatan video tentang sikap
nasionalisme memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan nyata. Namun, keterbatasan dukungan
sumber daya dari dinas pendidikan menjadi tantangan yang signifikan.
Guru Pendidikan Pancasila, Ibu Nadya Kartika Putri, menekankan
pentingnya evaluasi berbasis proyek untuk mengukur pemahaman
siswa secara komprehensif. Penelitian ini menyoroti perlunya
kolaborasi antara sekolah dan pemangku kebijakan guna meningkatkan
efektivitas pembelajaran. Kesimpulannya, Kurikulum Merdeka mampu
memberikan dampak positif terhadap pemahaman siswa tentang nilai-
nilai Pancasila, meskipun masih memerlukan dukungan yang lebih baik
untuk implementasi yang optimal.
Kata Kunci:
Pendidikan Pancasila
Kurikulum Merdeka
SMKN 8 Tangerang Selatan
ABSTRACT
Keywords:
Pancasila Education
Merdeka Curriculum
SMKN 8 South Tangerang
This study explores the implementation of Pancasila Education in the
Merdeka Curriculum at SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Using a
qualitative approach and in-depth interviews, the research reveals that
project-based learning methods enhance students' independence and
active participation in the learning process. Projects such as creating
videos on nationalism enable students to apply Pancasila values in real-
world contexts. However, limited resource support from the education
authorities poses significant challenges. Pancasila Education teacher, Ms.
Nadya Kartika Putri, emphasized the importance of project-based
evaluation to comprehensively assess students' understanding. This study
highlights the need for collaboration between schools and policymakers to
improve learning effectiveness. In conclusion, the Merdeka Curriculum
positively impacts students' understanding of Pancasila values, though
better support is necessary for optimal implementation.
©2024, Riska Putri, Suwandi, Mas Fierna Janvierna Lusie Putri,
Sulastri, Nurdiyana
This is an open access article under CC BY-SA license
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
114
Riska Putri et.al (Implementasi Pendidikan Pancasila dalam….)
1.
Pendahuluan
Pendidikan Pancasila berperan penting dalam membentuk karakter dan identitas
nasional generasi muda Indonesia. Sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan
nasional, Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan
kebangsaan yang sejalan dengan budaya serta norma masyarakat Indonesia. Menurut
(Antiningsih dkk., 2023), Pendidikan Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai pengetahuan,
tetapi juga sebagai sarana untuk membangun karakter bangsa yang kuat. Dalam era globalisasi
yang semakin kompleks, tantangan bagi generasi muda untuk memahami dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi semakin mendesak. Oleh karena itu,
integrasi nilai-nilai tersebut dalam pendidikan formal sangatlah penting untuk membentuk
karakter bangsa yang kuat dan berdaya saing (Nuraprilia & Anggraeni Dewi, 2021).
Kurikulum Merdeka, yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2022,
menawarkan pendekatan baru dalam pendidikan yang memberikan fleksibilitas kepada
sekolah untuk menentukan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Pendekatan ini
mengutamakan pembelajaran aktif dan partisipatif, di mana siswa diajak untuk berperan aktif
dalam proses belajar mengajar. Kurikulum ini dirancang untuk mengatasi tantangan yang
muncul akibat pandemi COVID-19, yang telah menyebabkan banyak siswa mengalami
kesulitan dalam belajar. Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk menerapkan pembelajaran
yang lebih mendalam, sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Kemendikbud, 2024). Dengan
demikian, kurikulum ini tidak hanya fokus pada penguasaan materi, tetapi juga pada
pengembangan karakter dan kompetensi siswa melalui pembelajaran berbasis proyek.
Di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, guru Pendidikan Pancasila, Ibu Nadya
Kartika Putri, S.Pd., telah menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek untuk
meningkatkan keterlibatan siswa. Metode ini tidak hanya memperkuat pemahaman siswa
terhadap materi, tetapi juga mendorong mereka untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara dengan Ibu Nadya menunjukkan bahwa metode ini
memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi kreativitas mereka melalui tugas-
tugas proyek yang relevan. Menurut (Mutanga, 2024), pembelajaran berbasis proyek
memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar, sehingga meningkatkan
motivasi dan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, penerapan
metode ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan karakter dan
kompetensi siswa. Meskipun terdapat banyak manfaat dari Kurikulum Merdeka, beberapa
tantangan juga muncul selama implementasinya. Salah satu tantangan utama adalah minimnya
dukungan dari dinas pendidikan, yang menyebabkan siswa sering kali mengandalkan sumber
belajar dari internet dan modul e-book. Menurut penelitian oleh (Ragil Nazar dkk., 2024),
kurangnya dukungan dari pihak berwenang dapat menghambat efektivitas implementasi
kurikulum, sehingga siswa tidak mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Hal ini
menunjukkan perlunya perhatian lebih dari pihak terkait untuk menyediakan sumber daya yang
memadai guna mendukung proses pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran merupakan aspek penting dalam meningkatkan efektivitas
Kurikulum Merdeka. Ibu Nadya melakukan evaluasi melalui pengumpulan tugas proyek yang
menunjukkan pemahaman dan kreativitas siswa. Penelitian oleh (Ramírez De Dampierre dkk.,
2024) menunjukkan bahwa evaluasi berbasis proyek tidak hanya memberikan umpan balik
konstruktif bagi guru tetapi juga membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka
dalam belajar. Dengan demikian, evaluasi ini dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran Pendidikan Pancasila. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari siswa menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Siswa seperti Aila Zahra Yurizqya
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
115
Riska Putri et.al (Implementasi Pendidikan Pancasila dalam….)
dan Nabila Fauziah menyatakan bahwa pembelajaran Pendidikan Pancasila membuat mereka
lebih mandiri dan aktif dalam berinteraksi dengan teman-teman serta guru. Mereka merasakan
bahwa melalui proyek-proyek yang diberikan, mereka dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila
secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Menurut (Basit dkk., 2023), pembelajaran berbasis
proyek dalam Pendidikan Pancasila tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa, tetapi juga
memperkuat keterampilan sosial dan kolaboratif mereka. Hal ini menunjukkan bahwa metode
pembelajaran yang aktif dapat membantu siswa memahami dan mengimplementasikan nilai-
nilai Pancasila, seperti persatuan dan gotong royong, dalam interaksi sehari-hari. Dengan
demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana Kurikulum Merdeka
diimplementasikan di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan serta dampaknya terhadap
pembelajaran dan pengembangan karakter siswa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan kontribusi positif bagi pengembangan Pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah
menengah atas di Indonesia serta memberikan rekomendasi bagi implementasi kurikulum yang
lebih efektif. Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi para pendidik,
pengambil kebijakan pendidikan, serta masyarakat umum tentang pentingnya implementasi
Pendidikan Pancasila dalam konteks Kurikulum Merdeka. Dengan dukungan semua pihak,
diharapkan pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan menghasilkan generasi muda
yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat berdasarkan
nilai-nilai Pancasila.
2.
Metode
Gambar berikut menunjukkan Diagram Kerangka Alur Metode Penelitian yang
mengilustrasikan langkah-langkah penelitian mulai dari pendekatan kualitatif, teknik
pengumpulan data melalui wawancara semi-terstruktur dan observasi, hingga analisis tematik
dan tujuan penelitian
Pendekatan Kualitatif
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Semi-Terstruktur
Informan: Guru dan Siswa
Analisis Data: Metode Analisis Tematik
Mengidentifikasi Pola dan Tema
Penting
Menyimpulkan Hasil dan Interpretasi
Mendukung Pembahasan
Tujuan Penelitian: Menemukan Dampak Kurikulum
Merdeka dalam Pembelajaran dan Karakter Siswa
Gambar 1. Diagram kerangka alur metode penelitian
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
116
Riska Putri et.al (Implementasi Pendidikan Pancasila dalam….)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara sebagai
instrumen utama. Metode kualitatif dipilih karena memungkinkan peneliti untuk menggali
pandangan, pengalaman, dan persepsi narasumber secara mendalam mengenai implementasi
Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
memahami fenomena sosial dari perspektif individu yang terlibat, sehingga memberikan
wawasan yang lebih mendalam tentang konteks dan makna dari pengalaman mereka (Padilla-
Díaz, 2015). Selain itu, pendekatan penelitian kualitatif juga memberikan pemahaman holistik
terhadap fenomena yang diteliti (Creswell, 2014). Narasumber dalam penelitian ini terdiri dari
satu guru Pendidikan Pancasila, Ibu Nadya Kartika Putri, S.Pd., serta dua siswa kelas X, Aila
Zahra Yurizqya dan Nabila Fauziah. Wawancara dilakukan untuk menggali pandangan dan
pengalaman mereka terkait implementasi kurikulum. Ibu Nadya memiliki pengalaman
mengajar di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan dan telah menerapkan metode
pembelajaran berbasis proyek. Wawancara dengan guru dapat memberikan insight yang
berharga mengenai tantangan dan strategi dalam pengajaran di era Kurikulum Merdeka
(Asmahasanah dkk., 2023).
Wawancara dengan siswa bertujuan untuk memahami bagaimana mereka merasakan
dampak dari Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila. Aila Zahra
Yurizqya menyatakan bahwa "pembelajaran ini lebih mandiri karena belajar melalui tugas
proyek yang diberikan" (Aila Zahra Yurizqya, wawancara, 2024). Sementara itu, Nabila
Fauziah menambahkan bahwa "Pendidikan Pancasila penting untuk membentuk karakter dan
identitas nasional" (Nabila Fauziah, wawancara, 2024). Hal ini menunjukkan bahwa siswa
merasakan perubahan positif dalam proses belajar mereka, yang sejalan dengan temuan dari
(Modi dkk., 2024) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek meningkatkan
motivasi siswa. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
melakukan wawancara semi-terstruktur yang dilakukan pada 13 Juni 2024 di SMKN 8 Kota
Tangerang Selatan, di mana peneliti memberikan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan
informasi yang lebih mendalam. Wawancara semi-terstruktur memungkinkan peneliti untuk
menjelajahi tema-tema penting dalam konteks yang lebih luas. Selain itu, metode ini juga
memberikan fleksibilitas bagi narasumber untuk berbagi pengalaman mereka secara lebih
bebas. Wawancara semi-terstruktur merupakan wawancara yang dimana pelaksanaannya lebih
bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya (Ruslin dkk.,
2022). Dalam melakukan wawancara semi-terstruktur, peneliti perlu mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Wawancara ini berisi pertanyaan
yang dibuat penulis guna membantu menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh subjek secara
lebih detail. Setelah melakukan wawancara, data dianalisis secara tematik untuk
mengidentifikasi pola-pola dan tema-tema yang muncul dari pengalaman narasumber. Analisis
tematik merupakan metode yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif untuk
mengorganisir dan memahami data secara sistematis (Heriyanto, 2018). Pentingnya analisis
tematik dalam memahami dinamika pembelajaran di kelas dan bagaimana hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Melalui metodologi ini, penelitian ini berusaha
memberikan gambaran yang komprehensif tentang implementasi Pendidikan Pancasila dalam
Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Diharapkan hasil penelitian
ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan Pendidikan Pancasila di sekolah-
sekolah menengah atas di Indonesia. Pemahaman mendalam tentang implementasi kurikulum
akan membantu para pendidik dalam merancang strategi pengajaran yang lebih efektif.
Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman guru
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
117
Riska Putri et.al (Implementasi Pendidikan Pancasila dalam….)
dan siswa tetapi juga untuk memberikan rekomendasi bagi pengembangan kurikulum
Pendidikan Pancasila ke depan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi para
pendidik dan pengambil kebijakan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
3.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi Pendidikan Pancasila
dalam Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian
diperoleh melalui wawancara mendalam dengan guru dan siswa, serta analisis terhadap
penerapan metode pembelajaran berbasis proyek di kelas. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa pendekatan berbasis proyek tidak hanya meningkatkan kreativitas dan kemandirian
siswa tetapi juga memungkinkan mereka untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, beberapa tantangan seperti keterbatasan sumber
daya dari dinas pendidikan masih menjadi kendala dalam pelaksanaan yang optimal.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, hasil wawancara dengan guru dan siswa
disajikan dalam Tabel 1, sedangkan implementasi metode pembelajaran berbasis proyek dan
dampaknya terhadap siswa dirangkum dalam Tabel 2.
Tabel 1. Hasil Wawancara tentang Implementasi Pendidikan Pancasila dalam
Kurikulum Merdeka
Informan
Pernyataan Utama
Interpretasi Penelitian
Ibu Nadya
Kartika
Putri, S.Pd
"Metode berbasis proyek
memberikan kebebasan siswa
untuk mengeksplorasi kreativitas
mereka."
Metode ini mendorong kreativitas
siswa dan memungkinkan
penerapan nilai Pancasila secara
nyata.
"Dukungan dari dinas pendidikan
masih minim, siswa sering
menggunakan e-book dan
internet."
Kurangnya dukungan sumber daya
menjadi hambatan dalam
implementasi yang optimal.
"Evaluasi berbasis proyek
membantu siswa memahami
kekuatan dan kelemahan mereka
dalam belajar."
Evaluasi ini efektif dalam
memberikan pemahaman yang
komprehensif terhadap materi dan
keterampilan siswa.
Aila Zahra
Yurizqya
"Pembelajaran ini lebih mandiri
karena belajar melalui tugas
proyek yang diberikan."
Siswa merasa lebih mandiri dan
terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
Nabila
Fauziah
"Pendidikan Pancasila penting
untuk membentuk karakter dan
identitas nasional."
Siswa menyadari pentingnya nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, baik secara individu maupun
sosial.
Tabel 1 menyajikan hasil wawancara dengan guru dan siswa yang berperan sebagai
narasumber utama penelitian. Guru, Ibu Nadya Kartika Putri, menjelaskan berbagai aspek
penting dari penerapan metode berbasis proyek, termasuk manfaat, tantangan, dan cara
evaluasinya. Sementara itu, siswa, Aila Zahra Yurizqya dan Nabila Fauziah, berbagi
pengalaman mereka terkait bagaimana metode ini berdampak pada proses pembelajaran dan
kehidupan sehari-hari.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
118
Riska Putri et.al (Implementasi Pendidikan Pancasila dalam….)
Tabel 2. Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Proyek di SMKN 8
Kota Tangerang Selatan
Aspek
Temuan Penelitian
Dampak Terhadap Siswa
Metode
Pembelajaran
Penerapan pembelajaran berbasis
proyek seperti pembuatan video
tentang sikap nasionalisme.
Meningkatkan kreativitas,
kemandirian, dan partisipasi
siswa.
Evaluasi
Pembelajaran
Evaluasi berbasis proyek yang
melibatkan penilaian dari tugas
kreatif siswa.
Memberikan umpan balik
konstruktif dan pemahaman
mendalam terhadap materi.
Kendala yang
Dihadapi
Minimnya dukungan sumber daya
dari dinas pendidikan, seperti
buku dan media pembelajaran.
Siswa sering mengandalkan
internet dan e-book sebagai
sumber belajar utama.
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Keterlibatan dalam program P5
(Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila) dan kegiatan
ekstrakurikuler lain.
Memperkuat nilai sosial,
gotong royong, dan karakter
berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
Respons Siswa
Siswa menyatakan pembelajaran
lebih menarik, interaktif, dan
relevan dengan kehidupan sehari-
hari.
Peningkatan motivasi dan
pengaplikasian nilai Pancasila
secara nyata.
Tabel 2 memuat rincian implementasi metode pembelajaran berbasis proyek dalam
Pendidikan Pancasila di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Data ini meliputi lima aspek
utama, yaitu metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kendala yang dihadapi, kegiatan
ekstrakurikuler, dan respons siswa terhadap metode tersebut. Pada aspek metode
pembelajaran, penerapan pembelajaran berbasis proyek seperti pembuatan video tentang sikap
nasionalisme memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka
sambil menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Evaluasi pembelajaran
dilakukan melalui penilaian tugas proyek yang berfokus pada kreativitas dan pemahaman
siswa terhadap materi, memberikan umpan balik yang konstruktif.
Namun, terdapat kendala berupa minimnya dukungan dari dinas pendidikan dalam
penyediaan sumber daya, seperti buku dan media pembelajaran. Kendala ini membuat siswa
sering kali mengandalkan sumber belajar alternatif seperti internet dan e-book. Di sisi lain,
kegiatan ekstrakurikuler, seperti program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), turut
mendukung pengembangan nilai-nilai sosial dan karakter siswa. Terakhir, pada aspek respons
siswa, penelitian menemukan bahwa siswa merasa metode pembelajaran ini lebih interaktif,
relevan, dan menarik dibandingkan metode tradisional. Mereka juga menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis proyek meningkatkan motivasi dan keterlibatan aktif mereka dalam
proses belajar.
Dengan demikian, Tabel 2 memberikan gambaran yang komprehensif tentang
bagaimana metode pembelajaran berbasis proyek diimplementasikan, tantangan yang
dihadapi, dan dampaknya terhadap siswa dalam rangka memperkuat nilai-nilai Pancasila
melalui Kurikulum Merdeka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi
Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
memberikan dampak positif terhadap keterlibatan dan motivasi siswa. Melalui metode
pembelajaran berbasis proyek, siswa merasa lebih aktif dan mandiri dalam proses belajar
(Lavado-Anguera dkk., 2024). Hal ini sejalan dengan pernyataan Aila Zahra Yurizqya, salah
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
119
Riska Putri et.al (Implementasi Pendidikan Pancasila dalam….)
satu siswa, yang menyatakan bahwa "pembelajaran ini lebih mandiri karena belajar melalui
tugas proyek yang diberikan." Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi
juga mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan oleh Ibu Nadya Kartika Putri,
S.Pd., terbukti efektif dalam meningkatkan kreativitas siswa. Dalam wawancara, Ibu Nadya
menjelaskan bahwa ia memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih tema proyek sesuai
dengan minat dan kemampuan mereka. Proyek yang dilakukan, seperti pembuatan video
pendek tentang sikap nasionalisme di lingkungan sekolah, memungkinkan siswa untuk
berkolaborasi dan berkomunikasi dengan teman-teman mereka. Hal ini mendukung
pengembangan keterampilan sosial dan kolaboratif yang penting bagi generasi muda (Mcharo
& Wandela, 2024). Meskipun terdapat banyak manfaat dari Kurikulum Merdeka, penelitian
ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan dalam implementasinya. Salah satu tantangan
utama adalah minimnya dukungan dari dinas pendidikan dalam penyediaan sumber daya
pendidikan. Ibu Nadya mencatat bahwa "disini masih minim bantuan dari dinas pendidikan,"
yang membuat siswa sering kali mengandalkan modul dari internet atau e-book untuk belajar.
Pentingnya dukungan infrastruktur pendidikan yang baik untuk keberhasilan implementasi
kurikulum baru (Hunaepi & Suharta, 2024).
Evaluasi pembelajaran juga menjadi fokus penting dalam penelitian ini. Ibu Nadya
melakukan evaluasi melalui pengumpulan tugas proyek yang menunjukkan pemahaman dan
kreativitas siswa. Evaluasi berbasis proyek tidak hanya memberikan umpan balik konstruktif
bagi guru tetapi juga membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam
belajar (Ngereja dkk., 2020). Hal ini menunjukkan bahwa metode evaluasi yang tepat dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Pancasila. Siswa juga merasakan peningkatan
pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila sejak mengikuti mata pelajaran ini dalam Kurikulum
Merdeka. Nabila Fauziah, salah satu siswa lainnya, menyatakan bahwa "Pendidikan Pancasila
penting untuk membentuk karakter dan identitas nasional." Ini menunjukkan bahwa
pembelajaran Pancasila tidak hanya berfokus pada aspek akademis tetapi juga pada
pengembangan karakter siswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab (Lestari &
Kurnia, 2022).
Kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan program P5 (Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila) juga berkontribusi dalam meningkatkan nilai ketuhanan dan sosial siswa.
Kegiatan-kegiatan ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan nilai-nilai
Pancasila secara praktis di luar kelas. Penelitian oleh (Adelia dkk., 2022) menunjukkan bahwa
keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat memperkuat pemahaman mereka
terhadap nilai-nilai kebangsaan dan karakter. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa,
mereka merasa lebih fleksibel dalam belajar dengan adanya Kurikulum Merdeka. Mereka
mengapresiasi pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis proyek
dibandingkan dengan metode tradisional sebelumnya. Meskipun ada tantangan seperti
kurangnya media buku paket untuk Pendidikan Pancasila, siswa berharap agar sekolah dapat
menyediakan sumber daya yang lebih baik untuk mendukung pembelajaran mereka. Secara
keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Pendidikan Pancasila dalam
Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berhasil meningkatkan
keterlibatan dan kreativitas siswa. Meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti
dukungan dari dinas pendidikan dan penyediaan sumber daya yang memadai, hasil penelitian
ini memberikan gambaran positif tentang potensi Kurikulum Merdeka dalam memperkuat
profil pelajar Pancasila di kalangan generasi muda.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
120
Riska Putri et.al (Implementasi Pendidikan Pancasila dalam….)
4.
Kesimpulan
Implementasi Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan keterlibatan dan
motivasi siswa. Melalui metode pembelajaran berbasis proyek, siswa merasa lebih aktif dan
mandiri dalam proses belajar. Wawancara dengan guru dan siswa mengungkapkan bahwa
pendekatan ini tidak hanya memperkuat pemahaman mereka terhadap nilai-nilai Pancasila,
tetapi juga mendorong kolaborasi dan komunikasi di antara teman sekelas. Proyek seperti
pembuatan video tentang sikap nasionalisme menjadi contoh konkret bagaimana siswa dapat
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penelitian ini juga
mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi dalam implementasi kurikulum.
Minimnya dukungan dari dinas pendidikan dan keterbatasan sumber daya, seperti buku paket
untuk Pendidikan Pancasila, menjadi hambatan bagi proses pembelajaran yang optimal.
Meskipun demikian, siswa melaporkan bahwa mereka merasa lebih fleksibel dan responsif
dalam belajar dengan adanya Kurikulum Merdeka. Dengan dukungan yang lebih baik dari
semua pihak, diharapkan metode pembelajaran berbasis proyek ini dapat terus dipertahankan
dan dikembangkan untuk menghasilkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara
akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
5.
Daftar Pustaka
Adelia, N., Suweni, T., & Halim, A. (2022). Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap
Pembentukan Profil Pelajar Pancasila Di Sekolah Dasar Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Antiningsih, S., Wirajaya, A. Y., & Noviani, L. (2023). Strategi Kebijakan Implementasi
Pendidikan Berkarakter Pancasila dalam Kurikulum Merdeka Belajar: Sebuah Alternatif.
Asmahasanah, S., Chairunnissa, I. C., & Hakim, N. (2023). Navigating Merdeka curriculum in
first grade: Teacher challenges and strategies. Journal of Integrated Elementary
Education, 3(2), 137149. https://doi.org/10.21580/jieed.v3i2.17592
Basit, A., Sapriya, S., Komalasari, K., & Rahmat, R. (2023). Implementasi Model Project Based
Learning Dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Pancasila. Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn, 10(2), 216
223. https://doi.org/10.36706/jbti.v10i2.20870
Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods
approaches (4th ed). SAGE Publications.
Heriyanto, H. (2018). Thematic Analysis sebagai Metode Menganalisa Data untuk Penelitian
Kualitatif. Anuva, 2(3), 317. https://doi.org/10.14710/anuva.2.3.317-324
Hunaepi, H., & Suharta. (2024). Transforming Education in Indonesia: The Impact and
Challenges of the Merdeka Belajar Curriculum. Path of Science, 10(6), 50265039.
https://doi.org/10.22178/pos.105-31
Kemendikbud. (2024, April 4). Tentang Kurikulum Merdeka. Ruang Kolaborasi Mengajar
Merdeka. https://pusatinformasi.kolaborasi.kemdikbud.go.id/hc/en-
us/articles/4941568885913-Tentang-Kurikulum-Merdeka
Lavado-Anguera, S., Velasco-Quintana, P.-J., & Terrón-López, M.-J. (2024). Project-Based
Learning (PBL) as an Experiential Pedagogical Methodology in Engineering Education:
A Review of the Literature. Education Sciences, 14(6), 617.
https://doi.org/10.3390/educsci14060617
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 113-121
E-ISSN: 3025-9843
121
Riska Putri et.al (Implementasi Pendidikan Pancasila dalam….)
Lestari, S. O., & Kurnia, H. (2022). Peran Pendidikan Pancasila dalam pembentukan karakter.
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(1),
25. https://doi.org/10.12928/citizenship.v5i2.23179
Mcharo, H. B., & Wandela, E. L. (2024). The Relationship Between Project-Based Assessments
and Students’ Creativity in Secondary Schools. British Journal of Education, 12(10), 68
81. https://doi.org/10.37745/bje.2013/vol12n106881
Modi, J., Jain, S. P., Jain, S. R., Katrela, K., & Mary, S. (2024). Improving Student Motivation
And Engagement Through Project-Based Learning Initiatives: 12(4).
Mutanga, M. B. (2024). Students’ Perspectives and Experiences in Project-Based Learning: A
Qualitative Study. Trends in Higher Education, 3(4), 903911.
https://doi.org/10.3390/higheredu3040052
Ngereja, B., Hussein, B., & Andersen, B. (2020). Does Project-Based Learning (PBL) Promote
Student Learning? A Performance Evaluation. Education Sciences, 10(11), 330.
https://doi.org/10.3390/educsci10110330
Nuraprilia, S., & Anggraeni Dewi, D. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Generasi
Muda di Era Globalisasi. JURNAL PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN, 9(2), 447
457. https://doi.org/10.47668/pkwu.v9i2.137
Padilla-Díaz, M. (2015). Phenomenology in Educational Qualitative Research: Philosophy as
Science or Philosophical Science? International Journal of Educational Excellence, 1(2),
101110. https://doi.org/10.18562/IJEE.2015.0009
Ragil Nazar, E., Nasir, N., Bagea, I., & Abubakar. (2024). Peluang dan Tantangan Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar: Sebuah Studi Interview di Sekolah Penggerak dan Mandiri
Berubah. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 11(1), 1831.
https://doi.org/10.24246/j.jk.2024.v11.i1.p18-31
Ramírez De Dampierre, M., Gaya-López, M. C., & Lara-Bercial, P. J. (2024). Evaluation of the
Implementation of Project-Based-Learning in Engineering Programs: A Review of the
Literature. Education Sciences, 14(10), 1107. https://doi.org/10.3390/educsci14101107
Ruslin, Mashuri, S., Abdul Rasak, M. S., Alhabsyi, F., & Syam, H. (2022). Semi-structured
Interview: A Methodological Reflection on the Development of a Qualitative Research
Instrument in Educational Studies.