Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
122
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai
Sarana Pendidikan Nasionalisme
Asep Anggi Dikarsa
a,1
, Annisa Nurrohimah
b,2
, Nopita Ardani
c,3
, Via Nur Oktavia
d,4
, Barru Azizu
Zulkarnaen
e,5
a,b,c,d,e
Institut Pendidikan Indonesia, Garut, Jawa Barat, Indonesia
Alamat: Jl. Terusan Pahlawan No.32, RW.01, Sukagalih, Kec. Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat
Kode Pos 44151, Indonesia
1
asepanggi797@gmail.com;
2
annisanurrohimah628@gmail.com;
3
nopitaardani72@gmail.com;
4
nuroktaviavia8@gmail.com;
5
barruazizuzul@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 29 September 2024
Direvisi: 17 Oktober 2024
Disetujui: 18 November 2024
Tersedia Daring: 1 Desember 2024
Krisis moralitas yang luar biasa seiring dengan perkembangan dan
kemajuan zaman. Oleh karena itu, pemahaman tentang nilai-nilai
sejarah perjuangan, khususnya nasionalisme, menjadi sangat penting.
Bangunan bekas Benteng Vredeburg tidak dimaksudkan untuk
mempertahankan simbol kejayaan kolonial Belanda, tetapi difokuskan
pada peran baru yang memberikan informasi dan inspirasi tentang
perjuangan nasional bagi generasi mendatang. Dengan demikian,
Benteng Vredeburg dimanfaatkan sebagai museum Perjuangan Nasional
yang unik dan tak tertandingi di Indonesia, maka penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui Eksistensi Museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta Sebagai Sarana Pendidikan Nasionalisme. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka dari
berbagai sumber. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan
wawancara. Hasil penelitian adalah: pertama, Pemahaman Nasionalisme
Mahasiswa PPKn IPI Garut Setelah Kunjungan di Museum Benteng
Vredeburg. Hal ini membuktikan bahwa dengan kunjungan di Museum
Benteng Vredeburg dapat memberikan pemahaman nasionalisme
mahasiswa dengan mampu memperkaya informasi. Kedua,
Pemanfaatan Galeri Museum Benteng Vredeburg Sebagai Sarana
Pendidikan Nasionalisme. Hal ini berarti Galeri Museum dapat
memberikan pendidikan nasionalisme dengan visualisasi yang menarik.
Kata Kunci:
Eksistensi
Museum Benteng Vredeburg
Pendidikan Nasionalisme
ABSTRACT
Keywords:
Excitence
Vredeburg Fort Museum
Nationalist Education
Extraordinary crisis of morality along with the development and
progress of the times. So understanding the historical values of struggle,
especially nationalism, is important. The former Fort Vredeburg
building was not intended for the purpose of preserving a symbol of
Dutch colonial might and glory, but was directed to obtain a new
function that could provide information and aspirations of the national
struggle for future generations. For this reason, the Fort Vredeburg
building is used as a museum of the National Struggle which is unique
and second to none in Indonesia, so this research was conducted to
determine the existence of the Fort Vredeburg Museum in Yogyakarta as
a means of nationalist education. This research is qualitative research
using literature study methods from various sources. Data collection
was carried out through observation and interviews. The results of the
research are: first, Understanding Nationalism of PPKn IPI Garut
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
123
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
Students After a Visit to the Fort Vredeburg Museum. This proves that a
visit to the Fort Vredeburg Museum can provide students with an
understanding of nationalism by being able to enrich information.
Second, the use of the Vredeburg Fort Museum Gallery as a means of
nationalist education. This means that the Museum Gallery can provide
nationalist education with interesting visualizations.
©2024, Annisa Nurrohimah, Nopita Ardani, Barru Azizu Zulkarnaen,
Via Nur Oktavia, Asep Anggi Dikarsa
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Generasi muda, khususnya mahasiswa mengalami krisis moralitas yang luar biasa seiring
dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Sebagai masyarakat Indonesia kita harus menjaga
keutuhan negara kesatuan republik Indonesia dengan menjadi generasi muda yang cerdas, dan cinta
tanah air Indonesia, dan menjunjung tinggi nilai persatuan, lunturnya sikap nasionalisme generasi
muda disebabkan oleh perkembangan zaman serta teknologi yang mulai maju, yang tidak diimbangi
oleh minimnya pemahaman mengenai budaya dan sejarah bangsa Indonesia (Widiyono, 2019).
Generasi muda lebih menyukai budaya-budaya luar atau budaya barat contohnya saja saat ini
banyak sekali generasi muda yang lebih menyukai dan memakai produk-produk luar (Kiranantika,
2020). Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia (Muhammad
Takdir Illahi, (2012: 5). Dewey yang menyebutkan bahwa pendidikan nasionalisme bagi generasi
muda membentuk karakteristik kehidupan yang demokratis dan tidak bisa dilepaskan dalam
pembelajaran (John Dewey 2011). Oleh karena itu, penguatan nilai-nilai tersebut tidak dapat
diabaikan melalui pengajaran di semua tingkatan pendidikan. Salah satu caranya adalah dengan
memahami nasionalisme melalui berbagai pengalaman yang mudah dipahami oleh mahasiswa,
seperti mengunjungi museum yang menggambarkan peristiwa-peristiwa sejarah masa
kemerdekaan.
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pelestarian sejarah
yang diciptakan memang untuk tempat kegiatan belajar sejarah dengan kemasan visual yang lebih
menarik (Direktorat Museum, 2007). Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, merupakan salah
satu situs bersejarah yang memiliki nilai edukasi tinggi dalam konteks pendidikan nasionalisme.
Keberadaannya sebagai museum sejarah membuka peluang untuk menjadi media edukasi bagi
generasi muda untuk mempelajari sejarah bangsa dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Runtuhnya
rasa nasioalisme menjadi polemik di tengah mayarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor
misalnya arus globalisasi (Fauziah & Dewi, 2021). Sehingga hal ini membahayakan
keberlangsungan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dengan adanya Museum
Benteng Vredeburg ini dapat menjadi sarana pendidikan nasionalisme bagi generasi muda dalam
memperkaya informasi. Maka dari itu. Penulis tertarik untuk mengetahui Eksistensi Museum
Benteng Vredeburg Sebagai Sarana Pendidikan Nasionalisme.
2. Metode
Menurut (Mulyana, 2008) mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang
menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan
data dan fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek penelitian dengan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
124
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
menggunakan metode penelitian studi kepustakaan, informasi dan data dikumpulkan dari berbagai
sumber materi, termasuk artikel dan jurnal, untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
topik yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang meliputi observasi
langsung dan wawancara. Teknik observasi langsung dilakukan di Museum Benteng Vredeburg
pada tanggal 3 Juli 2024. Dengan hal ini dapat melihat langsung dan menjelajahi Museum Benteng
Vredeburg sehingga dapat diolah menjadi bahan pertanyaan wawancara. Teknik pengumpulan data
selanjutnya adalah degan wawancara yang menjadikan Mahasiswa PPKn IPI Garut sebagai
narasumber. Wawancara ini dipilih dengan tujuan agar mendapatkan hal-hal atau jawaban-jawaban
yang tidak terduga dari narasumber, sehingga mendapatkan fakta-fakta menarik lainnya.
3. Hasil dan Pembahasan
Pemahaman Nasionalisme Mahasiswa PPKn IPI Garut Setelah Kunjungan di Museum
Benteng Vredeburg
Nasionalisme memiliki pentingannya tersendiri dalam kehidupan suatu negara karena
mencerminkan rasa cinta dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Terdapat berbagai cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan semangat nasionalisme. Salah satunya adalah mengunjungi
museum perjuangan. Hal ini dinyatakan pendidikan nasionalisme memiliki peran penting bagi
generasi muda dalam berbagai aspek, antara lain: (1) Membentuk identitas bangsa; (2) Pendidikan
nasionalisme bertujuan untuk mengembangkan rasa cinta tanah air pada generasi muda; (3)
Membangun semangat kebangsaan, Pendidikan nasionalisme membangun semangat kebangsaan
pada diri generasi muda; (4) Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan; (5) Memperkuat karakter
bangsa (Purwanto, 2001).
Pemahaman Nasional Mahasiswa Dengan Mampu Memperkaya Informasi
Semangat nasionalisme yang harus dimiliki oleh mahasiswa yaitu semangat kebersamaan
untuk memangun masa depan yang lebih sejahtera bagi seluruh warga Negara Indonesia, dengan
tidak membedakan suku, agama, ras, warna kulit, gender atau golongan (Lemhanas, hlmn. 107).
Berikut beberapa contoh kegiatan edukasi yang diselenggarakan oleh Museum Benteng Vredeburg
untuk menunjang pendidikan nasionalisme dan memperkaya informasi: (1) Tur Edukasi dan
Pameran: Mahasiswa diajak berkeliling museum dengan dipandu oleh pemandu yang
berpengalaman dan berpengetahuan luas tentang sejarah perjuangan bangsa dan koleksi museum.
Di setiap sudut museum, pemandu akan menceritakan kisah-kisah heroik para pahlawan,
menjelaskan makna di balik benda-benda bersejarah, dan mengaitkannya dengan nilai-nilai
nasionalisme. Museum Benteng Vredeburg menyelenggarakan pameran permanen dan temporer
yang mengangkat berbagai tema sejarah, budaya, dan nilai-nilai nasionalisme. Pameran dikemas
dengan menarik dan interaktif, menggunakan multimedia, diorama, dan benda-benda bersejarah
yang autentik. Mahasiswa belajar tentang berbagai peristiwa penting dalam sejarah bangsa,
mengenal para pahlawan nasional, dan memahami nilai-nilai luhur Pancasila; (2) Workshop dan
Seminar: Museum Benteng Vredeburg mengadakan workshop edukasi dengan berbagai tema,
seperti sejarah perjuangan kemerdekaan, budaya Indonesia, dan nilai-nilai Pancasila. Workshop ini
diikuti oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Dalam workshop, peserta akan
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru melalui berbagai kegiatan, seperti diskusi,
permainan edukatif, dan simulasi. Museum Benteng Vredeburg mengundang narasumber yang
kompeten dan inspiratif untuk menyampaikan materi dalam seminar tentang sejarah, budaya, dan
nilai-nilai nasionalisme. Seminar ini terbuka untuk umum dan bertujuan untuk memperdalam
pengetahuan dan pemahaman peserta tentang berbagai aspek penting bangsa Indonesia; (3) Lomba
dan Permainan Edukatif, Museum Benteng Vredeburg menyelenggarakan berbagai lomba edukasi
untuk menumbuhkan minat dan semangat belajar generasi muda dalam mempelajari sejarah dan
nilai-nilai nasionalisme. Contoh lomba yang diadakan antara lain cerdas cermat, menggambar, dan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
125
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
menulis cerita sejarah. Permainan Edukatif: Museum Benteng Vredeburg menyediakan berbagai
permainan edukatif yang dapat dimainkan oleh pengunjung. Permainan ini dirancang untuk
membantu pengunjung belajar tentang sejarah dan nilai-nilai nasionalisme dengan cara yang
menyenangkan dan mudah dipahami; (4) Pemanfaatan Teknologi dan Media Sosial, Museum
Benteng Vredeburg aktif menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang kegiatan
edukasi, sejarah, dan nilai-nilai nasionalisme. Museum juga membuat konten edukatif yang menarik
dan mudah dipahami, seperti video, infografis, dan artikel. Museum Benteng Vredeburg memiliki
website yang berisi informasi lengkap tentang museum, koleksinya, dan kegiatan edukasinya.
Website ini juga menyediakan berbagai sumber belajar online, seperti video edukasi, modul
pembelajaran, dan materi-materi tentang sejarah dan nilai-nilai nasionalisme. Kegiatan-kegiatan
edukasi tersebut dapat memberikan pemahaman nasionalisme mahasiswa dengan mampu
memperkaya informasi. Museum Benteng Vredeburg menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk
menerapkan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membentuk nasionalisme
waga muda, perlu satu wahana pendidikan yang membangun sikap nasionalisme yang
berkesinambungan (Werdiningsih, 2018). Dengan memahami dan mengambil contoh semangat
perjuangan para pahlawan dalam sejarah bangsa, kita dapat membangun Indonesia yang lebih maju,
sejahtera, dan berbudaya.
Pemanfaatan Galeri Museum Benteng Vredeburg Sebagai Pendidikan Nasionalisme
Museum pada awalnya bermula sebagai tempat untuk menyimpan koleksi bersejarah yang
tentunya memiliki karya seni dan benda-benda yang langka, kemudian seiring berjalannya waktu
semakin banyak inovasi baru ditemukan sehingga infrastuktur museum juga bertambah
(Tjahjopurnomo, 2011). Pemanfaatan Galeri Museum Benteng Vredeburg Sebagai sarana
Pendidikan Nasionalisme. Hal ini berarti Galeri Museum Benteng Vredeburg memberikan
pendidikan nasionalisme dengan visualisasi yang menarik.
Ruang Pameran
Pameran di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta terbagi menjadi dua jenis, yaitu
pameran tetap dan pameran sementara. Tata pameran di luar gedung adalah gedung-gedung Benteng
Vredeburg yang berdiri sedemikian rupa sehingga menjadi satu bentuk tata bangunan yang
kompleks sebagai peninggalan masa kolonial Belanda di Yogyakarta. Sedangkan tata pameran di
dalam gedung adalah tata pameran yang disajikan di dalam gedung (Djamal Marsudi, 1985: 26).
Ruang Audio Visual
Ruang audio visual di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta berfungsi untuk berbagai
kegiatan seperti pemutaran film, seminar, diskusi, atau kegiatan lain yang melibatkan peralatan
multimedia. Ruang ini terletak di gedung F lantai 2 dan dapat menampung sekitar 150 orang.
Berbagai kegiatan telah diselenggarakan di ruang ini, antara lain festival film dokumenter, seminar
film, pekan animasi, dan sebagainya. Juga tidak jarang di ruang ini diselenggarakan workshop,
seminar, diskusi, dan kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan (Gunawan Haji dkk, 2007: 25)
Ruang Studi Koleksi (Storage)
Ruang penyimpanan koleksi (storage) merupakan tempat di Museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta untuk menyimpan koleksi-koleksi yang tidak dipamerkan. Terdapat tiga ruang studi
koleksi di museum ini, yaitu gedung Kl (dulu dapur selatan), K2 (dulu dapur utara), dan gedung I
(dulu gudang mesiu). Ruang studi koleksi di gedung Kl tersimpan koleksi-koleksi realia maupun
replika, sedang di gedng K2 tersimpan koleksi foto (Parama Brahmasthana, Sandhya 2023: 15).
Diorama
Ruang Pamer Diorama 1 menyajikan peristiwa penting terkait sejarah perjuangan bangsa
sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945. Ruang Pamer Diorama 2 menyajikan peristiwa-
peristiwa penting sejarah perjuangan bangsa Indonesia di Yogyakarta di masa awal kemerdekaan
Indonesia. Ruang Pamer Diorama 3 menyajikan peristiwa bersejarah terjadi di Yogyakarta sejak
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
126
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
1948 hingga akhir 1949. Ruang Pamer Diorama 4 menampilkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang
terjadi di Yogyakarta setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. (Malva, 2017: 3-6).
Pameran Tetap Minirama
Di dalam ruang parneran tetap minirama I terdapat 11 (sebelas) buah visualisasi peristiwa
bersejarah di Yogyakarta sejak berakhirnya Perang Diponegoro tahun 1830 sarnpai dengan masa
pendudukan Jepang di Yogyakarta tahun 1942 dalam bentuk minirama. Pameran tetap minirama II
menyajikan koleksi museum yang terkait dengan peristiwa bersejarah di Yogyakarta sejak awal
proklamasi tahun 1945 sampai dengan masa agresi militer pertama Belanda tahun 1947. Hal ini
terlihat dari berbagai minirama yang menggambarkan perjalanan bangsa Indonesia setelah
kemerdekaan, mulai dari masa pembangunan hingga reformasi. Dalam ruang pameran tetap
minirama III ini disajikan koleksi-koleksi museum yang terkait dengan peristiwa-peristiwa
bersejarah sejak disetujuinya perjanjian Renville sampai dengan adanya pengakuan kedaulatan RIS,
terdiri dari 18 buah minirama adegan peristiwa bersejarah di Yogyakarta. Ruang pameran tetap
mimirana IV merupakan ruang pameran tetap yang menyajikan koleksi-koleksi museum yang
terkait dengan peristiwa-peristiwa bersejarah di Yogyakarta sejak tahun 1951 sampai dengan tahun
1974 (Gunawan Haji 2007: 48-102).
Museum Dapat Memberikan Pendidikan Nasionalisme Dengan Visualisasi Yang Menarik
Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, bukan hanya tempat wisata sejarah biasa.
Museum ini bagaikan jendela sejarah yang membawa pengunjung menyelami perjuangan bangsa
Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Di balik tembok-tembok kokohnya, tersimpan berbagai
koleksi benda bersejarah, pameran edukatif, dan program interaktif yang dikemas dengan visualisasi
menarik, menjadikannya media edukasi nilai-nilai nasionalisme yang efektif dan memikat bagi
berbagai kalangan.
Tabel 1. Pendidikan Nasionalisme Dengan Visualisasi Yang Menarik
No
Galeri Museum
Isi Galeri Museum
1.
Ruang Pameran
Ruang Pameran Tetap
dan Ruang Pameran
Temporer
2.
Ruang Audio
Visual
Kegiatan Festival Film
Dokumenter, Seminar
Film, dan Pekan
Animasi
3.
Ruang Studi
Koleksi (Storage)
Gedung K1 (bekas
dapur selatan), K2
(bekas dapur utara), dan
Gedung I (bekas
gudang mesiu)
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
127
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
4.
Diorama 1
Minirama tentang
perjuangan Pangeran
Diponegoro melawan
penjajah, berdirinya
Budi Utomo,
terciptanya Sumpah
Pemuda, Kongres
Perempuan Indonesia I,
Kongres Jong Java di
Yogyakarta. Juga
berdirinya Taman
Siswa, penobatan Sri
Sultan
Hamengkubuwono IX,
dan kedatangan tentara
Jepang ke Yogyakarta.
5.
Diorama 2
Minirama tentang Sri
Sultan HB IX yang
memimpin rapat untuk
mendukung proklamasi
kemerdekaan,
Minirama pelantikan
Jenderal Sudirman
sebagai Panglima Besar
TNI, Minirama
penurunan bendera
Hinomaru, Minirama
pelucutan senjata
tentara Jepang,
Minirama hari
berdirinya Universitas
Gadjah Mada, dan
Minirama Kongres
Pemuda di Yogyakarta.
6.
Diorama 3
Minirama yang
menggambarkan
peristiwa dari
Perjanjian Renville
1948 hingga pengakuan
kedaulatan Republik
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
128
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
Indonesia Serikat pada
27 Desember 1949.
Selain itu, ada benda-
benda bersejarah seperti
peralatan makan yang
digunakan para pejuang
selama agresi Belanda
II di rumah Bapak
Soemardjon, alat
komunikasi AURI,
kentongan yang
digunakan untuk
menyampaikan situasi
saat Belanda berhasil
menguasai Yogyakarta
tahun 1948, dan
ruangan khusus yang
sempit dengan patung-
patung yang
menggambarkan
penangkapan para
pejuang Indonesia oleh
tentara Belanda
sebelum meninggalkan
diorama 3.
7.
Diorama 4
Terdiri dari 7 minirama
yang menggambarkan
peristiwa sejarah dari
periode Negara
Kesatuan Republik
Indonesia hingga Masa
Orde Baru.
8.
Pameran Tetap
Minirama I
Sebanyak 11 minirama
yang
memvisualisasikan
peristiwa bersejarah di
Yogyakarta sejak
berakhirnya Perang
Diponegoro tahun 1830
hingga masa
pendudukan Jepang
tahun 1942.
9.
Pameran Tetap
Minirama II
Peristiwa bersejarah di
Yogyakarta dari awal
proklamasi tahun 1945
hingga agresi militer
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
129
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
pertama Belanda tahun
1947. Dalam ruang
pameran ini, terdapat 19
minirama yang
memvisualisasikan
peristiwa-peristiwa
bersejarah tersebut.
10.
Pameran Tetap
Minirama III
Koleksi museum yang
berkaitan dengan
peristiwa-peristiwa
sejarah dari
disetujuinya Perjanjian
Renville hingga
pengakuan kedaulatan
RIS, terdiri dari 18
minirama yang
menggambarkan
adegan-adegan
peristiwa bersejarah di
Yogyakarta.
11.
Pameran Tetap
Minirama IV
Koleksi-koleksi
museum yang terkait
dengan peristiwa-
peristiwa bersejarah di
Yogyakarta sejak tahun
1951 sampai dengan
tahun 1974.
Sumber: Penulis, 2024
Galeri Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dengan berbagai visualisasi yang menarik
menjadi bukti nyata semangat juang bangsa Indonesia melawan penjajah dan mempertahankan
kemerdekaan. Oleh karena itu, hal ini menjadi sarana pendidikan nasionalisme generasi muda
sehingga memiliki tekad untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia.
4. Kesimpulan
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta merupakan museum yang menempati bangunan
bersejarah dimana nilai-nilai nasionalisme banyak terkandung di dalamnya, dapat dikenal,
dimengerti dan diwarisi oleh generasi muda. Dengan mengunjungi museum ini, orang dapat
mengetahui, memeriksa, dan memahami signifikansi dari koleksi yang dipamerkan di Galeri
Museum Benteng Vredeburg. Galeri ini menampilkan koleksi-koleksi menarik dengan ruang
pameran yang memikat, yang dapat membangkitkan semangat masyarakat untuk berkontribusi
dalam memperkuat kemerdekaan dengan tindakan yang positif. Pemahaman Nasionalisme
Mahasiswa PPKn IPI Garut pun dapat dikategorikan baik. Melalui kunjungan di Museum Benteng
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 122-130
E-ISSN: 3025-9843
130
Annisa Nurrohimah et.al (Eksistensi Museum Benteng Vredeburg Sebagai….)
Vredeburg, mahasiswa dapat memahami nilai-nilai yang dapat diambil dan dipelajari. Dengan
Pendidikan Nasionalisme di Museum Benteng Vredeburg ini memberikan pemahaman
nasionalisme dan membangun sikap nasionalisme.
5. Daftar Pustaka
Haji, G. Sulistya, A. Suharja. (2007). Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
https://repositori.kemdikbud.go.id/27435/1/Museum%20Benteng%20Vredeburg%20Yogya
karta.pdf. Diakses tanggal 13 Juli 2024
Chusbiantoro, J. Sulistya, A. (2020). Panduan Museum Perjuangan Yogyakarta.
https://vredeburg.id/berkas/Buku_Panduan_MPY_2020.pdf. Diakses tanggal 14 Juli 2024
Fitri, Y. Isnata, D. dan Irvan, M. (2023). Persepsi Mahasiswa Mengenai Wawasan Kebangsaan dan
Toleransi Terhadap Radikalisme di JABODETABEK dan Bandung. Jurnal Inovasi dan
Kreativitas. Vol 3: 10-23
Rahmayanti, E. (2022). Implementasi Pendidikan Nasionalisme Melalui Media Film Dalam
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Kalacakra. Vol 3 (2)
Kurnia, H. (2016). Sikap Nasionalisme Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Tahun
Akademik 2015-2016. Academy of Education Jurnal. Vol 7 (2)
Ningrum, S. U. D. Faisol, A. (2023). "Malam Museum": Peran Pemuda Dalam Pembelajaran
Sejarah Publik dan Penanaman Nilai Nasionalisme. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia.
Vol 6 (2)
Indriyani, D. Noviani, D. Imron, A. (2022). Nilai-Nilai Pendidikan Nasionalisme di Pondok
Pesantren Darussalam Manokrawi Papua Barat. Jurnal Ilmiah Mandala Education. Vol 8
(4)
Rahman, M.H. (2019). Penanaman Nasionalisme Mahasiswa di Perguruan Tinggi Kota Malang.
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial. Vol 1 (1)
Istiana, N. Sari, M.M. (2017). Hubungan Antara Intensitas Kunjungan Museum Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya Dengan Tingkat Rasa Kebanggaan.
Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Vol 5 (2)
Sulistya, A.V. Ridlo, M.R. Winarni, Kurniawati, M. Chusbiantoro, J. (2019). Profil Museum
Benteng Vredeburg Yogyakarta. https://vredeburg.id/berkas/Profil_MBVY.pdf. Diakses
tanggal 17 Juli 2024
Fauziah, I.N.N, Dewi, D.A. (2021). Membangun Semangat Nasionalisme Mahasiswa Melalui
Pendidikan Kewarganegaraan. Indonesian Journal of Islamic Studies. Vol 2 (2): 93-103
Nurgiansah, T.H, Rachman, F. (2022). Nasionalisme Warga Muda di Era Globalisasi: Pendidikan
Kewarganegaraan di Perbatasan. Jurnal Kewarganegaraan. Vol 19 (1)
Kustyaningsih, A. Djono. Yuniyanto, T. (2013). Museum Benteng Vredeburg Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah. Jurnal Candi. Vol 18 (2)
Prasetya, S.H. (2012). Revitalisasi dan Pemanfaatan Benteng Vredeburg di Yogyakarta Tahun
1976-2011. Skripsi. Universitas Sebelas Maret
Emarawati, J.A. Nursina. (2019). Pengaruh Kunjungan Museum Terhadap Jiwa Nasionalisme
Mahasiswa Universitas Persada Indonesia Y.A.I. IKRAITH-HUMANIORA. Vol 3 (2)