Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
131
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
Eksistensi Braga Permai Sebagai Salah Satu Ikon
Kuliner Kota Bandung
Retna Suminar
a,1
, Fadilah Intan Efendi
b,2
, Rifa Nuriyati
c,3
, Syofianna Putri
d,4
, Hermansyah
e,1
a,b,c,d,e
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Soisial Bahasa dan
Sastra, Institut Pendidikan Indonesia
1
retnasuminar025@gmail.com;
2
fadilahintan38@gmail.com;
3
rifanuriyati99@gmail.com;
4
syofiapuuu@gmail.com;
5
hermansyah@institut.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 29 September 2024
Direvisi: 17 Oktober 2024
Disetujui: 18 November 2024
Tersedia Daring: 1 Desember 2024
Penelitian ini bertujuan untuk menggali sejarah dan kearifan lokal
yang berkaitan dengan Braga Permai, hingga transformasinya dari
Maison Bogerijen menjadi Braga Permai. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kualitatif berdasarkan data hasil
observasi yang dilakukan untuk mengamati secara langsung dan
dinamika yang terjadi dilapangan. Serta menggunakan studi
literatur membantu peneliti untuk memahami teori-teori yang ada
dengan melibatkan pengumnpulan dan analisis informasi dari
berbagai sumber tertulis, seperti buku, artikel jurnal, dan dokumen
relevan lainnya. Dengan pendekatan kualitatif ini, diharapkan
penelitian dapat menghasilkan temuan yang lebih holistik dan
kontekstual, serta memberikan kontribusi yang berarti terhadap
pemahaman fenomena yang sedang diteliti Maison Bogerijen yang
didirikan oleh Leendert van Bogerijen pada tahun 1918, pada
awalnya merupakan tempat peristirahatan raja Prancis dan tempat
berkumpulnya para pejabat Hindia Belanda. Era kolonial
memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kuliner,
dengan salah satu warisan kulinernya adalah Braga Permai di
Bandung. Restoran ini mempertahankan unsur sejarah, arsitektur
megah, dan menu khas Eropa, sekaligus beradaptasi dengan
budaya lokal dengan menambahkan menu dan layanan lokal. Daya
tarik utamanya meliputi rotinya yang terkenal, bitterballen, tongue
steak, dan lamb chop. Staf di maison bogerijen dikenal sangat
responsif terhadap permintaan dan pertanyaan pengunjung,
banyak pengunjung melaporkan bahwa pelayanan yang ramah ini
meningkatkan pengalaman bersantap mereka, menjadikan
antusiasme dan pengetahuan yang baik. Popularitasnya didukung
oleh promosi dari mulut ke mulut dan pengaruh media sosial.
Braga Permai menekankan inklusivitas, menerima pelanggan dari
berbagai kalangan, dan mempertahankan resep asli. Dengan
komitmen untuk menjaga nilai-nilai budaya dan kualitas layanan,
Braga Permai tetap menjadi destinasi kuliner utama di Bandung.
Kata Kunci:
Braga Permai
Inklusivitas
Warisan Kuliner
Makanan Khas Eropa
Kualitas Layanan
Keywords:
Braga Permai
Inclusivity
Culinary Heritage
European Cuisine
Service Quality
This research aims to explore the history and local wisdom related to
Braga Permai, to its transformation from Maison Bogerijen to Braga
Permai. The method used in this study is qualitative based on the
data from the results of observations made to observe directly and
the dynamics that occur in the field. As well as using literature studies
to help researchers to understand existing theories by involving
summarizing and analyzing information from various written
sources, such as books, journal articles, and other relevant
documents. With this qualitative approach, it is hoped that the
research can produce more holistic and contextual findings, as well
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
132
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
as make a meaningful contribution to the understanding of the
phenomenon that Maison Bogerijen is being researched by Leendert
van Bogerijen in 1918, which was originally the resting place of the
French king and a gathering place for Dutch East Indies officials. The
colonial era influenced various aspects of life, including culinary,
with one of its culinary legacies being Braga Permai in Bandung. The
restaurant retains elements of history, grand architecture, and a
typical European menu, while adapting to the local culture by adding
local menus and services. Its main attractions include its famous
bread, bitterballen, tongue steak, and lamb chop. The staff at maison
bogerijen is known to be very responsive to visitors' requests and
queries, many visitors report that this friendly service enhances their
dining experience, making for enthusiasm and good knowledge. Its
popularity is supported by word-of-mouth promotion and social
media influence. Braga Permai emphasizes inclusivity, accepting
customers from various walks of life, and maintaining original
recipes. With a commitment to maintaining cultural values and
service quality, Braga Permai remains the main culinary destination
in Bandung.
©2024, Retna Suminar , Fadilah Intan Efendi , Rifa Nuriyati, Syofianna Putri, Hermansyah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Braga Permai yang dulunya bernama Maison Bogerijen telah menjadi salah satu ikon
kuliner Bandung sejak didirikan pada tahun 1918. Restoran ini awalnya dibangun oleh
Leendert van Bogerijen dan segera menjadi tempat favorit bagi kaum elit kolonial Belanda.
Lokasinya yang strategis di Jalan Braga, salah satu jalan paling bersejarah di Bandung,
menambah daya tarik dan prestise tempat ini. Transformasi dari Maison Bogerijen menjadi
Braga Permai mencerminkan perubahan nama dan adaptasi terhadap dinamika sosial, politik,
dan budaya yang terjadi di Indonesia. Pada tahun 60-an, menyusul tekanan untuk nasionalisasi
merek-merek Belanda di Indonesia, restoran ini secara resmi mengubah namanya menjadi
Braga Permai. Meskipun nama dan beberapa aspek manajemennya telah berubah, Braga
Permai masih mempertahankan warisan kuliner dan tradisi layanan yang telah menyertainya
sejak awal.
Nama "Maison Bogerijen" mencerminkan pengaruh budaya Eropa dalam aspek kuliner
dan arsitektur restoran tersebut. "Maison" merupakan kata dalam bahasa Prancis yang berarti
"rumah", sedangkan "Bogerijen" merupakan nama pendiri restoran tersebut. Penggunaan
bahasa Prancis tidak hanya menunjukkan latar belakang budaya pendirinya, tetapi juga
mencerminkan suasana eksklusif dan internasional yang ingin dihadirkan oleh restoran
tersebut. Menurut Carolina dan Wardono (2005), Maison Bogerijen merupakan salah satu dari
sedikit tempat di Bandung yang menawarkan pengalaman kuliner Eropa yang autentik, dengan
menu-menu yang meliputi hidangan klasik seperti roti, kue kering, es krim, dan hidangan
utama Belanda. Bangunan Maison Bogerijen sendiri merupakan contoh arsitektur kolonial
yang megah, dengan detail yang elegan dan interior yang dirancang untuk memberikan
kenyamanan maksimal bagi para pengunjungnya. Kafe ini menjadi tempat pertemuan dan
bersosialisasi bagi para pejabat tinggi dan elite kolonial, serta tempat untuk menyelenggarakan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
133
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
berbagai acara penting, seperti resepsi, pesta, dan pertemuan bisnis. Hal ini menjadikan
Maison Bogerijen tidak hanya sebagai tempat makan, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial
yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat kolonial di Bandung.
Pada era 1960-an, seiring menguatnya gerakan nasionalisme dan desakan nasionalisasi
merek-merek Belanda di Indonesia, Maison Bogerijen mengalami transformasi yang
signifikan. Nama restoran ini diubah menjadi Braga Permai, menandai peralihan kepemilikan
dan pengelolaan dari pihak Belanda ke pihak lokal. Perubahan nama ini bukan sekadar
perubahan kosmetik, tetapi mencerminkan adaptasi terhadap dinamika sosial, politik, dan
budaya yang terjadi di Indonesia saat itu. Meskipun terjadi perubahan pengelolaan dan nama,
Braga Permai masih mempertahankan banyak unsur sejarah dan tradisional Maison Bogerijen,
termasuk menu kuliner khas Eropa yang menjadi ciri khasnya. Braga Permai tetap menjadi
salah satu destinasi kuliner ternama di Bandung, yang menawarkan perpaduan unik antara
warisan sejarah dan inovasi modern. Restoran ini berhasil mempertahankan relevansinya di
tengah perubahan zaman dengan menambahkan menu-menu lokal dan beradaptasi dengan
selera masyarakat Indonesia yang semakin beragam. Menurut Rhardjo dan Handoyo (2021),
keberhasilan Braga Permai dalam mempertahankan popularitasnya selama lebih dari satu abad
menunjukkan kemampuan restoran tersebut dalam berinovasi dan beradaptasi tanpa
kehilangan identitas historisnya.
Penelitian ini menyoroti aspek-aspek baru dari transformasi dan adaptasi Braga Permai
dalam konteks perubahan sosial, politik, dan budaya di Indonesia. Kebaruan penelitian ini
terletak pada analisis mendalam tentang bagaimana sebuah institusi kuliner dapat bertahan
dan berkembang dalam perubahan zaman, serta bagaimana nilai-nilai historis dan tradisional
dapat dipertahankan di era modern. Penelitian ini juga memberikan perspektif baru tentang
peran restoran sebagai tempat interaksi sosial dan simbol budaya. Penelitian-penelitian
sebelumnya telah membahas berbagai aspek sejarah dan budaya Kota Bandung, termasuk
peran Jalan Braga sebagai pusat kegiatan sosial dan ekonomi. Penelitian tentang restoran
bersejarah di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Rhardjo dan Handoyo (2021)
menganalisis penggunaan payung sebagai ikon restoran Braga Permai. Lebih jauh, penelitian
ini berupaya untuk menyoroti transformasi perubahan sosial budaya di tanah air. Restoran
Braga Permai. Meskipun telah banyak penelitian tentang sejarah Kota Bandung dan
perkembangan usaha kuliner di Indonesia, masih terdapat kesenjangan literatur yang secara
khusus mengkaji transformasi dan adaptasi Braga Permai dari perspektif sejarah sosial dan
budaya. Studi ini mengisi celah tersebut dengan memberikan analisis komprehensif tentang
bagaimana Braga Permai mempertahankan relevansinya di tengah perubahan sosial, politik,
dan budaya yang terjadi di Indonesia.
Tujuan dari Penelitian ini adalah: 1) Menganalisis transformasi Braga Permai Maison
Bogerijen dalam konteks perubahan sosial, politik, dan budaya di Indonesia. 2) Menyelidiki
bagaimana Braga Permai mempertahankan warisan kuliner dan tradisi layanannya di masa
yang berubah. 3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberlanjutan
dan popularitas Braga Permai sebagai ikon kuliner di Bandung. 4) Memberikan informasi
tentang peran restoran bersejarah sebagai tempat interaksi sosial dan simbol budaya.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam beberapa aspek: Ilmiah, menambah
literatur tentang sejarah kuliner dan perubahan sosial budaya di Indonesia dengan studi kasus
khusus Braga Permai. Praktis, memberikan informasi kepada manajer restoran dan bisnis
kuliner lainnya mengenai strategi untuk bertahan hidup dan beradaptasi di tengah perubahan
sosial dan budaya. Budaya, Menggali dan mendokumentasikan nilai-nilai sejarah dan budaya
yang terkandung dalam adat istiadat Braga Permai, agar dapat dilestarikan dan diperkenalkan
kepada generasi mendatang.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
134
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
2. Metode
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami
fenomena kompleks melalui pengumpulan dan analisis data yang mendalam. Dengan
menghindari mengutamakan pengujian hipotesis, metode ini dipilih karena memungkinkan
eksplorasi yang lebih holistik terhadap makna dan konteks pengalaman subjek penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif penelitian ini
berkonsentrasi pada penggambaran dan pemahaman fenomena sosial yang terjadi di
lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi.
Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami pengalaman subjektif individu dan
bagaimana mereka memberi makna pada pengalaman tersebut.
Dengan demikian peneliti dapat memahami dan mengidentifikasi pola-pola yang
muncul dari regenerasi perubahan dari pengalaman dan memahami perspektif secara
mendalam. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi secara langsung dan wawancara mendalam
dengan informan yang relevan. Sementara data sekunder diperoleh dari studi yang mencakup
artikel dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan dengan topik penelitian. Sumber data
ini dipilih untuk memberikan gambaran yang komperhensif dan mendalam. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi parsipatif dan
wawancarai semi-terstruktur. Observasi parsitipatif ini dilakukan untuk mengamati secara
langsung interaksi dan perilaku subjek dalam konteks yang alami. Wawancara semi-
tersrtuktur memberikan fleksibilitas bagi peneliti untuk mengeksplorasi topik yang relevan
dengan mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Proses ini
melibatkan pengindentifikasian, analisis, dan pelaporan pola (tema) yang muncul dari data
yang dikumpulkan. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi dianalisis secara
sistematis untuk menemukan tema-tema kunci yang mencerminkan pengalaman dan
pandangan informan.
3. Hasil dan Pembahasan
Braga Permai, yang dulunya dikenal sebagai Maison Bogerijen, telah menjadi salah satu
ikon kuliner di kota Bandung sejak didirikan pada tahun 1918. Temuan utama dari penelitian ini
menunjukan bahwa restoran ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan, tetapi juga sebagai
monumen hidup yang merekam perjalanan sosial, politik, dan budaya di Indonesia.
Transformasi nama dari Maison Bogerijen menjadi Braga Permai pada tahun 1960-an
mencerminkan adaptasi terhadap dinamika nasionalisme dan perubahan dan perubahan sosial
yang terjadi di Indonesia. Meskipun mengalami perubahan manajemen dan nama, Braga Permai
tetap mempertahankan warisan kuliner dan tradisi pelayanan yang telah ada sejak awal
berdirinya restoran ini. Penelitian sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh Carolina dan
Wardono (2005), menunjukan bahwa banyak restoran tua di Indonesia menglami pengaruh
budaya asing, terutama dalam aspek kuliner. Hal ini sejalan dengan temuan peneliti bahwa Braga
Permai, meskipun mempertahankan banyak elemen budaya Belanda, juga beradaptasi dengan
budaya lokal. Penambahan menu-menu lokal dan adaptasi pelayanan lebih sesuai dengan lidah
masyarakat Indonesia menunjukan bahwa Braga Permai tidak hanya sekedar melestarikan
budaya warisan, tetapi juga berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan masa kini.
Teori tentang warisan budaya dan identitas kuliner, seperti yang dijelaskan oleh Rahardjo
dan Handoyo (2018), menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai budaya dalam
konteks modern. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Braga Permai berhasil menggabungkan
elemen-elemen tradisional dengan kebutuhan masyarakat modern, seperti penawaran makanan
sehat dan organik. Dengan tetap menyajikan resep-resep yang klasik, seperti steak lidah dan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
135
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
bitterballen, restoran ini tidak hanya menjaga warisan kulinernya tetapi juga beradaptasi dengan
tren kuliner yang berkembang. Namun rata-rata pelanggan yang datang ke restoran tersebut lebih
dominan dari kaum menangah keatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi
bagaimana Braga Permai mempertahankan eksistensinya sebagai restoran legendaris ditengah
perubahan sosial dan budaya. Hasil penelitian menunjukan Braga Permai berhasil menjawab
tantangan tersebut dengan tetap setia pada warisan kulinernya sambil beradaptasi dengan
kebutuhan dan preferensi pelanggan modern. Dengan pendekatan yang inklusif dan pelayanan
yang ramah, restoran ini tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga ruang sosial yang
menghubungkan generasi dan menciptakan pengalaman kuliner yang kaya akan nilai sejarah.
Keberhasilan Braga Permai dalam mempertahankan eksistensinya selama lebih dari satu abad
menunjukan bahwa strategi pemasaran yang efektif tidak selalu bergantung pada media sosial,
tetapi juga pada reputasi dan pengalaman pelanggan yang positif. Dengan demikian, Braga
Permai tidak hanya menjadi destinasi kuliner tetapi juga simbol dari perjalanan sejarah dan
identitas budaya Kota Bandung.
Gambar 1. Maison Bogerijen sebelum bertransformasi menjadi Braga Permai
Gambar 2. Maison Bogerijen sebelum bertransformasi menjadi Braga Permai
Sebagai salah satu ikon kuliner dari kota Bandung, Maison Bogerijen menjadi saksi
sejarah perkembangan daerah Bandung dari masa ke masa. Sebagai saksi sejarah, restoran ini
tentunya mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik dari aspek sosial, budaya, politik dan
ekonomi masyarakat dari masa kolonial hingga masyarakat modern. Sebagai saksi sejarah,
Braga Permai pernah mengalami perombakan ulang yang disebabkan kebakaran pada tahun
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
136
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
1960. Oleh karena itu terdapat perbedaan yang mencolok antara Maison Bogerijen dengan Braga
Permai dari sei arsitektur dan bentuk fisik bangunannya (Permana:2021). Begitupun dengan pola
kehidupan sosial masyarkatnya. Pada era kolonial Maison Bogerijen merupakan tempat
berkumpulnya kaum elit kolonial dan kaum pribumi kelas atas. Karena termasuk restoran paling
elit di Bandung, Pada periode anatara pertengahan abad ke 19 hingga awal abada 20 restoran-
restoran yang dikelola oleh orang-orang Eropa, Tionghoa hingga pribumi memiliki dua fungsi
yaitu sebagai tempat penyedia makanan yang mudah dan praktis, restoran ini juga beralih status
menjadi bagian dari simbol kemewahan dan gaya hidup masyarakat (Ariwibowo:2016). Masion
Bogerijen juga mendapat piagam restu dari Ratu Belanda pada saat itu. Selain itu, di Masion
Bogerijen juga merupakan sau-satunya restoran yang menyajikan hidangan istimewa khas
kerjaan Koningin Emma Tart dan Wilhelmina Taart serta merupakan restoran yang memiliki
menu paling lengkap ala Belanda (Carolina. A:2005). Jarak kelas sosial antara kaum pribumi
dan Eropa sangat terlihat dengan jelas, sehingga tak semua orang mampu berkunjung ke restoran
eliti ini. Oleh karena itu Masion Bogerijen merupakan restoran yang menjadi simbol kekayaan
dan kemewahan kaum Eropa pada zaman kolonial.
Seiring dengan berjalannya waktu, saat Indonesia mengalami masa kependudukan Jepang
banyak objek-objek vital Belanda terpaksa tertutup. Sampai ketika masa kemerdekaan Indonesia
setelah proses panjang masa kependudukan Jepang, nama Maison Bogerijen diubah menjadi
Braga Permai. Mengutip dari artikel harapanrakyat.com alasan diubahnya Maison Bogerijen
menjadi Braga Permai karena pada masa awal kemerdekaan Indonesia masih sangat sensitif
dengan hal-hal yang bersangkutan dengan Kolonialisme. Menurut penuturan narasumber
perubahan nama restoran ini berkaitan erat dengan kondisi politik indonesia pada masa itu. Di
bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, terdapat tekanan untuk menasionalisasi merek-merek
Belanda sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi pengaruh kolonial dan memperkuat
identitas nasional. Sesuai dengan UU No. 86 tahun 1958 pada pasal 1 menjelaskan “Perusahaan-
perusahaan milik belanda yang berada di wilayah Republik Indonesia yang akan ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah dikenakan nasionalisasi dan dinyatakan menjadi milik yang penuh
dan bebas Negara Republik Indonesia” Tricahyono, (2021).
Dengan begitu perubahan nama restoran ini mencerminkan upaya untuk menghapus jejak
kolonial dan menggganti merek asing dengan identitas lokal. Dengan mengganti nama menjadi
Braga Permai, restoran ini berkontribusi pada penguatan identitas nasional yang diinginkan oleh
pemerintah saaat itu. Nama baru ini juga dapat dilihat sebagai simbol restitensi terhadap
pengaruh kolonial yang masih ada dalam berbagai aspek kehidupan. Mengubah nama menjadi
lokal pun dapat menjadi strategi untuk bertahan dalam iklim politik yang menuntut perubahan.
Meskipun nama berubah, restoran tetap mempertahankan warisan kuliner yang kaya,
menunjukkan bahwa perubahan nama tidak menghapus sejarah. Perubahan nama ini juga dapat
mempengaruhi daya tarik restoran di kalangan masyarakat lokal dan wisatawan, yang semakin
menghargai identitas budaya Indonesia. Saat ini, dengan berubahnya Maison Bogerijen menjadi
Braga Permai, restoran ini terbuka untuk berbagai lapisan masyarakat dan tidak memandang
pelanggan dari kelas ataupun status sosialnya. Seperti informasi yang penulis dapat dari
Supervisor Braga Permai saat observasi langsung bahwa saat ini restoran Braga Permai terbuka
untuk siapa saja, tidak memandang dari segi fisik, status sosial ataupun kasta sosial manapun.
Selain itu, di restoran Braga Permai juga tidak hanya menyajikan makanan khas Belanda
ataupun Prancis saja tetapi menyajikan berbagai masakan lokal dan internasional bahkan
menjaga warisan budaya kuliner di kota Bandung. Selanjutnya di Braga Permai juga seringkali
mengadakan kegiatan sosial yang lebih inklusif seperti pertemuan keluarga hinggga acara
komunitas yang terbuka bagi siapa saja. Hal ini menunjukkan bahwa dari dinamika sosial terjadi
lebih egaliter.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
137
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
Di sisi lain restoran Braga Permai merupakan perpaduan unsur kebudayaan kolonial dan
budaya lokal yang masih terjaga hingga saat ini. Restoran yang didirikan pada tahun 1918 ini
awalnya menyajikan hidangan khas Belanda, mencerminkan pengaruh kolonial yang kental pada
masa itu. Menu-menu seperti bitterballen dan kroket menjadi simbol dari warisan kuliner
Belanda yang dihadirkan ditengah masyarakat Indonesia. Meskipun telah beradaptasi dengan
perkembangan zaman, Braga Permai tetap mempertahankan beberapa hidangan klasik yang
menjadi ciri khasnya, sehingga pengunjung dapat merasakan nuansa sejarah yang begitu kaya.
Tidak hanya itu kebudayaan lokal juga sangat terlihat dalam evolusi menu dan suasana restoran.
Sejaka mengalami renovasi dan perubahan manajemen, Braga Permai mulai mengintegrasikan
masakan tradisional indonesia ke daftar menunya. Hidangan seperti nasi goreng dan rendang
kini menjadi bagian dari penawaran, menciptakan jembatan antara cita rasa lokal dan pengaruh
kolonial. Hal ini menunjukan bagaimana restoran ini berusaha merangkul identitas budaya
Indonesia sambil tetap menghormati akar sejarahnya.
Arsitektur restoran ini juga mencerminkan perpaduan antara gaya kolonial dan elemen
lokal. Meskipun beberapa bagian telah direnovasi, struktur asli yang bergaya art deco dan
elemen dekoratif yang terinsipirasi dari budaya lokal masih dipertahankan. Hal ini menciptakan
suasana yang unik, di mana pengunjung dapat merasakan keaslian bangunan bersejarah sambil
menikmati hidangan yang kaya akan budaya serta elemen-elemen tersebut sangat penting untuk
menciptakan pengalaman yang otentik bagi pengunjung. Braga Permai tidak hanya berfungsi
sebagai tempat makan saja, tetapi juga sebagai ruang untuk merayakan dan melestarikan
kebudayaan. Dengan berbagai acara dan pameran yang sering diadakan, restoran ini menjadi
pusat kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang sejarah dan budaya lokal. Melalui
pendekatan ini, Braga Permai berhasil menjaga keaslian unsur kebudayaan kolonial dan
kebudayaan lokal, menjadikannya sebagai salah satu destinasi kuliner yang kaya akan nilai
sejarah dan budaya tepatnya di Bandung.
Lebih lanjut, Braga Permai memegang peranan penting dalam ekonomi kreatif di
Bandung. Sebagai salah satu restoran legendaris dengan sejarah lebih dari satu abad, Braga
Permai menjadi pusat inovasi kuliner yang mendorong kreativitas di kalangan pelaku industri
kuliner lokal. Restoran ini terus menghadirkan menu-menu baru dan sentuhan modern pada
resep klasik, sehingga menginspirasi restoran lain di Bandung untuk berinovasi dan menawarkan
sesuatu yang unik bagi para pelanggannya. Selain itu, Braga Permai juga turut berkontribusi
terhadap wisata kuliner di Bandung. Keberadaan restoran ini menarik minat wisatawan domestik
maupun mancanegara yang ingin merasakan pengalaman bersantap di tempat bersejarah dengan
suasana klasik. Wisata kuliner ini memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata kota, yakni
meningkatkan kunjungan wisatawan dan pendapatan daerah.
Berkembangnya ekonomi daerah juga ditopang oleh aktivitas Braga Permai. Restoran ini
menyajikan menu-menu lokal yang menggunakan bahan-bahan dari pemasok lokal, serta
mempekerjakan tenaga kerja dari sekitar Bandung. Hal ini turut memperkuat ekonomi lokal dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Sebagai tempat yang kerap
dijadikan tempat penyelenggaraan pameran seni dan pertunjukan musik, Braga Permai berperan
dalam memperkaya kehidupan budaya di kawasan Jalan Braga. Kegiatan seni dan budaya ini
mendukung ekonomi kreatif dan menjadi wadah bagi seniman lokal untuk memamerkan
karyanya kepada khalayak yang lebih luas. Keberhasilan Braga Permai pun telah diakui melalui
berbagai penghargaan, seperti pengakuan dari Museum Rekor Indonesia dan penghargaan
Pelayanan Terbaik dari Trip Advisor. Pengakuan ini semakin mengukuhkan reputasi Bandung
sebagai kota kreatif dan inovatif, sehingga semakin menarik minat wisatawan untuk mengenal
warisan budaya dan kuliner kota ini. Restoran ini tetap menjaga nilai-nilai budaya dan kualitas
layanan sambil terus beradaptasi dengan tren modern, menjadikannya contoh sukses sinergi
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
138
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
antara warisan budaya dan inovasi ekonomi. Pendekatan komprehensif ini menggarisbawahi
peran penting Braga Permai dalam ekonomi kreatif Bandung.
Hal ini didukung dengan meningkatnya kegiatan ekonomi yang dihasilkan dari interaksi
antara penduduk lokal dengan pengunjung. Dengan memanfaatkan popularitas kawasan wisata
tersebut, masyarakat setempat telah menciptakan berbagai peluang usaha, seperti menyediakan
ruang kerja bersama dan mengembangkan kawasan kuliner di Teras Braga, yang tidak hanya
menambah pendapatan perorangan tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu,
meningkatnya kehadiran wisatawan turut mendorong pertumbuhan ekonomi setempat,
mendorong warga untuk menyewakan rumahnya sebagai rumah kos bagi para pekerja yang
datang ke kawasan tersebut. Dengan demikian, berkembangnya ekonomi kreatif di kawasan ini
tidak hanya menguntungkan masyarakat setempat, tetapi juga turut melestarikan budaya dan
identitas kawasan wisata Braga secara keseluruhan (Utomo, R, R,, dkk. 2023).
4. Kesimpulan
Maison Bogerijen yang didirikan pada tahun 1918 oleh Leendert van Bogerijen pada
awalnya merupakan tempat peristirahatan bagi kaum elit kolonial Belanda. Lokasinya yang berada
di Jalan Braga, salah satu jalan paling bersejarah di Bandung, semakin menambah prestise dan
daya tarik restoran ini. Pada tahun 1960-an, sebagai respons terhadap tekanan nasionalisasi merek-
merek Belanda, nama restoran ini berubah menjadi Braga Permai. Meskipun terjadi perubahan
nama dan manajemen, Braga Permai tetap mempertahankan unsur-unsur sejarah, arsitektur yang
megah, dan menu-menu khas Eropa, sambil menambahkan unsur-unsur budaya lokal melalui
inovasi menu dan layanan. Braga Permai memiliki nilai sejarah yang signifikan sebagai salah satu
restoran tertua di Bandung, yang telah berdiri sejak zaman kolonial. Ini menambah nilai budaya
dan warisan kota Bandung. Braga Permai tidak hanya dikenal oleh warga lokal, tetapi juga oleh
wisatawan yang mengunjungi Bandung. Keberadaannya memperkuat citra kawasan Braga sebagai
destinasi wisata kuliner dan sejarah. Restoran ini berkontribusi terhadap perekonomian lokal
dengan menarik wisatawan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat.Braga
Permai menawarkan beragam menu yang mencerminkan perpaduan antara masakan tradisional
dan modern, yang membuatnya menarik bagi berbagai kalangan. Meskipun menghadapi tantangan
seperti persaingan dengan restoran baru dan perubahan tren kuliner, Braga Permai terus
beradaptasi untuk mempertahankan relevansinya dan menarik pelanggan baru. Hal ini
mencerminkan pentingnya Braga Permai dalam konteks budaya, ekonomi, dan pariwisata di kota
Bandung, serta upaya berkelanjutan untuk menjaga eksistensinya sebagai ikon kuliner.
Penelitian ini telah mengungkap transformasi dan adaptasi Braga Permai dari Maison
Bogerijen dalam konteks perubahan sosial, politik, dan budaya di Indonesia. Melalui penelitian
ini, kami para peneliti memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah dan evolusi
Braga Permai, termasuk bagaimana restoran ini berhasil mempertahankan warisan kuliner dan
tradisi layanannya di tengah dinamika perubahan yang kompleks. Penelitian ini juga menyoroti
bagaimana Braga Permai berhasil beradaptasi dengan perubahan tanpa kehilangan identitas
historisnya. Penambahan menu lokal dan adaptasi dengan cita rasa Indonesia menunjukkan
kemampuan Braga Permai dalam berinovasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan modern.
Keunggulan kuliner seperti roti, bitterballen, tongue steak, dan lamb chop, serta pelayanan yang
ramah dan tanggap menjadi daya tarik utama yang menyempurnakan pengalaman bersantap
pengunjung. Popularitas restoran ini didukung oleh promosi dari mulut ke mulut dan pengaruh
media sosial.
Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini memberikan pemahaman holistik dan kontekstual
terhadap fenomena yang diteliti, serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pengetahuan tentang sejarah dan kearifan lokal Braga Permai. Temuan penelitian ini memberikan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
139
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
perspektif baru tentang peran restoran sebagai tempat interaksi sosial dan simbol budaya. Braga
Permai bukan sekadar destinasi kuliner, tetapi juga ruang sosial yang menghubungkan generasi
dan menciptakan pengalaman kuliner yang kaya akan nilai sejarah. Peneliti juga merasakan
bagaimana hangatnya suasana di Braga Permai ini, diawali dengan hangatnya sambutan dari para
staff, peneliti juga diberi berbagai informasi mengenai menu yang disediakan, dan peneliti dapat
menyimpulkan bahwa para staff memang mengedepankan rasa solidaritas antar staff dan
memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, dan juga tidak melihat konsumen dari
penampilannya, sehingga konsumen-pun merasa nyaman, ini salah satu alasan mengapa Braga
Permai masih eksis sampai saat ini. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi yang
signifikan dalam mengisi literatur tentang sejarah dan adaptasi kuliner di Indonesia. Hasil
penelitian ini memberikan informasi yang berharga bagi pengelola restoran dan pelaku usaha
kuliner lainnya mengenai strategi untuk bertahan hidup dan beradaptasi di tengah perubahan sosial
dan budaya. Selain itu, penelitian ini juga menggali dan mendokumentasikan nilai-nilai sejarah
dan budaya yang terkandung di Braga Permai, agar dapat dilestarikan dan diperkenalkan kepada
generasi mendatang. Keberhasilan Braga Permai dalam mempertahankan eksistensinya selama
lebih dari satu abad menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan antara warisan tradisional
dan inovasi modern dalam industri kuliner.
5. Daftar Pustaka
Permana, M. D. A. Memahami Kegiatan Sosial, Budaya, Serta Ekonomi Masyarakat Kota
Bandung Pada Masa Kolonialisme di Indonesia Melalui Kacamata Kuliner (Studi Kasus
Restoran Braga Permai, Bandung). Arkeologi Kuliner, 19.
Rahardjo, S., & Handoyo, A. D. (2018, February). Umbrella-Canopy as an Icon of Braga Permai
Restaurant in Bandung. In 4th Bandung Creative Movement International Conference on
Creative Industries 2017 (4th BCM 2017) (pp. 39-44). Atlantis Press.
Carolina, A., & Wardono, P. (2005). Nostalgia Space-Colonial Restaurant Braga,
Bandung (Doctoral dissertation, Bandung Institute of Technology).
Budiman, H. G. (2017). Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup Elit Eropa di Bragaweg
(1894-1949). Patanjala, 9(2), 291748.
Ariwibowo, G. A. (2016). Budaya Makan di Luar Rumah di Perkotaan Jawa pada Periode Akhir
Kolonial. Kapata Arkeologi, 12(2), 199.
Sakina, B. (2020). Public Perception of the Development of Café Business and its Affect on the
Sustainable Conservation District Images: The Case of Braga, Bandung-
Indonesia. Engineering, MAthematics and Computer Science Journal (EMACS), 2(2), 65-
71.
Katam, S. (2017). Nostalgia Bragaweg Tempo Doeloe 1930-1950. Dunia Pustaka Jaya.
https://bandungbergerak.id/article/detail/2735/ngulik-bandung-maison-bogerijen-restoran-
kerajaan-belanda-di-jalan-braga-1
https://www.harapanrakyat.com/2024/02/sejarah-maison-bogerijen-di-jalan-braga-bandung-
restoran-elit-zaman-belanda
Utomo, R. R., dkk. (2023). Analisis Integrasi Ekonomi dan Sosial di Kampung Braga RW 08.
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA, 164, 1-10.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 131-140
E-ISSN: 3025-9843
140
Retna Suminar et.al (Eksistensi Braga Permai Sebagai….)
Tricahyono, D. (2021). Meniti Jalan Nasionalisasi Aset Perusahaan Belanda Di Indonesia:
Menguntungkan Atau Merugikan. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 10(2), 98-11