Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 141-147
E-ISSN: 3025-9843
141
Fitri Fatmawati et.al (Pendidikan Dan Pelestarian Kearifan.)
Pendidikan Dan Pelestarian Kearifan Lokal: Studi
Komparatif Tradisi Kampung Adat Cireundeu
Fitri Fatmawati
a,1
, Nurul Nurjanah
b,2
, Asti Juniati
c,3
Septianingsih
d,4
, Ana Maulana
e,5
a,b,c,d,e
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Bahasa dan Sastra,
Institut Pendidikan Indonesia Garut
1
fitrifatmawati981@gmail.com;
2
nurulnurjanah207@gmail.com;
3
astijuniati28@gmail.com;
4
septiaaani32@gmail.com;
5
anamaulana@institutpendidikan.ac,id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 29 September 2024
Direvisi: 17 Oktober 2024
Disetujui: 18 November 2024
Tersedia Daring: 1 Desember 2024
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana
pendidikan di Desa Adat Cireundeu berkontribusi pada pelestarian
pengetahuan lokal, khususnya yang berkaitan dengan pemahaman
nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang telah diwariskan secara
turun-temurun. Studi kasus Desa Adat Cireundeu menggunakan
metodologi kualitatif yang mencakup wawancara mendalam dengan
anggota masyarakat, pendidik, dan penguasa adat. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan formal dan informal terintegrasi di
Cireundeu, di mana nilai-nilai tradisional dan budaya diajarkan
melalui kegiatan sehari-hari dan pendidikan formal di sekolah. Lebih
lanjut, penelitian ini menemukan bahwa adat istiadat masyarakat
Cireundeu berhasil dipertahankan dan dilestarikan menggunakan
strategi berbasis kearifan lokal ini. Menurut temuan penelitian,
pemerintah harus mendukung penggabungan kearifan lokal ke dalam
sistem pendidikan formal Indonesia karena dapat berfungsi sebagai
pola untuk pelestarian budaya di daerah lain.
Kata Kunci:
Pendidikan Berbasis Kearifan
Lokal,
Kampung Adat Cireundeu,
Pelestarian Budaya,
Pendidikan Formal Dan
Informal,
Pendidikan
Kewarganegaraan
ABSTRACT
Keywords:
Local Wisdom-Based
Education,
Cireundeu Indigenous Village,
Cultural Preservation,
Formal And Informal
Education,
Civic Education
The purpose of this study is to investigate how education in the
Cireundeu Traditional Village contributes to the preservation of local
knowledge, particularly with regard to understanding cultural values
and customs that have passed down through the generations. The
Cireundeu Traditional Village case study employs a qualitative
methodology that includes in-depth interviews with community
members, educators, and traditional authorities. The study's findings
show that formal and informal education are integrated in Cireundeu,
where traditional and cultural values are taught through everyday
activities and formal education in schools. Furthermore, this study
discovered that the Cireundeu community's customs are successfully
maintained and preserved using this local wisdom-based strategy.
According to the study's findings, the government should support the
incorporation of local wisdom into Indonesia's formal education
system since it can serve as a template for cultural preservation in
other areas.
©2024, Fitri Fatmawati, Nurul Nurjanah, Asti Juniati, Septianingsih, Ana Maulana
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa, yang tercermin
dari adat istiadat, bahasa, dan tradisi masyarakatnya. Salah satu bentuk keanekaragaman
budaya ini adalah kearifan lokal, yaitu nilai-nilai dan praktik yang diwariskan secara turun-
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 141-147
E-ISSN: 3025-9843
142
Fitri Fatmawati et.al (Pendidikan Dan Pelestarian Kearifan.)
temurun untuk menjaga keseimbangan kehidupan manusia dengan alam dan komunitas
sekitarnya. Kearifan lokal memainkan peran penting dalam pembentukan identitas budaya dan
karakter bangsa Namun, dalam era globalisasi, nilai-nilai kearifan lokal menghadapi tantangan
serius akibat modernisasi dan penetrasi budaya asing Menurut T.B. Soekotjo, Seorang
antropolog Indonesia terkemuka, "Modernisasi yang terlalu cepat dan tanpa memperhatikan
akar budaya dapat menyebabkan hilangnya identitas bangsa. Penetrasi budaya asing yang masif
juga mengancam kelestarian nilai-nilai kearifan lokal". Kampung Adat Cireundeu yang terletak
di Kabupaten Bandung menawarkan potret menarik tentang bagaimana sebuah komunitas
dapat mempertahankan identitas budaya di tengah arus modernisasi. Keputusan masyarakat
Cireundeu untuk mengganti beras dengan singkong sebagai makanan pokok bukan hanya
sekadar pilihan pangan, tetapi juga refleksi dari ketahanan budaya dan kemampuan beradaptasi.
Seperti yang ditekankan oleh Ayu Pratiwi (2021) 'Praktik pertanian berkelanjutan dan
pemanfaatan sumber daya lokal di Cireundeu telah menjadi model bagi pengembangan
pedesaan yang berkelanjutan'. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh (Jajat
Sudrajat,12 November 2024) "Kami ingin membuktikan bahwa budaya tradisional tidak hanya
relevan dengan masa lalu, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk
menciptakan masa depan yang lebih baik''.
Penelitian tentang pendidikan dan pelestarian kearifan lokal telah dilakukan sebelumnya
oleh Koentjaraningrat (1985), yang membahas hubungan antara pendidikan adat dan
pembangunan karakter. Namun, penelitian tersebut cenderung bersifat deskriptif dan tidak
menekankan pendekatan komparatif antara pendidikan formal dan informal berbasis adat. Studi
ini menawarkan kebaruan dengan mengeksplorasi sinergi antara pendidikan adat di Kampung
Cireundeu dengan pendidikan formal, khususnya dalam konteks Civic Education (pendidikan
kewarganegaraan). Selain itu, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana
komunitas lokal dapat bertahan menghadapi modernisasi tanpa kehilangan identitas budayanya.
Penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Sedyawati (1999) dan Tilaar (2004), telah
memberikan sumbangan berharga dalam pemahaman kita tentang pentingnya pelestarian
kearifan lokal melalui pendidikan. Namun, penelitian-penelitian tersebut umumnya lebih fokus
pada aspek teoritis dan belum secara mendalam mengeksplorasi praktik-praktik nyata di
lapangan, khususnya dalam konteks komunitas adat seperti Kampung Cireundeu. Studi
komparatif tentang Kampung Cireundeu ini mengisi kekosongan tersebut dengan memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana sebuah komunitas adat dapat menggabungkan
pendidikan formal dan adat untuk melestarikan tradisi lokal. Penelitian ini sejalan dengan
temuan Hidayat (2020) yang menekankan pentingnya kontekstualisasi pendidikan untuk
memperkuat identitas budaya. Dengan demikian, studi ini tidak hanya memberikan kontribusi
bagi bidang pendidikan budaya, tetapi juga menawarkan model yang dapat diadopsi oleh
komunitas adat lainnya.
Studi ini mengisi kesenjangan dengan mengeksplorasi bagaimana pendidikan dan
pelestarian kearifan local adat di Kampung Adat Cireundeu dapat melengkapi dan memperkaya
pendidikan formal, khususnya dalam konteks civic education. Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa integrasi kedua sistem pendidikan ini dapat memperkuat nilai-nilai
kewarganegaraan dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi warga negara yang aktif
dan bertanggung jawab. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola pendidikan adat
yang diterapkan di Kampung Cireundeu serta menganalisis sinergi antara pendidikan formal
dan pendidikan adat dalam melestarikan kearifan lokal. Kampung Adat Cireundeu dikenal
dengan pendekatan uniknya dalam mempertahankan tradisi budaya, di mana kehidupan sehari-
hari masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendidikan tradisional. Lebih jauh, penelitian ini
berupaya untuk mengklarifikasi bagaimana nilai-nilai lokal Kampung Cireundeu dapat
dimasukkan ke dalam pendidikan kewarganegaraan untuk membantu pengembangan karakter
nasional. Diharapkan bahwa memasukkan nilai-nilai lokal ke dalam kurikulum resmi akan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 141-147
E-ISSN: 3025-9843
143
Fitri Fatmawati et.al (Pendidikan Dan Pelestarian Kearifan.)
meningkatkan identitas budaya lokal dan membentuk kepribadian generasi berikutnya, yang
akan lebih menghargai warisan mereka. Dengan mengusulkan paradigma pendidikan berbasis
budaya yang dapat digunakan dalam pendidikan kewarganegaraan, penelitian ini memberikan
kontribusi intelektual. Temuan penelitian ini juga menawarkan informasi yang berguna bagi
masyarakat lokal dan pembuat kebijakan pendidikan saat membuat inisiatif pelestarian budaya.
Penelitian ini juga menyoroti betapa pentingnya pendidikan untuk melestarikan pengetahuan
lokal sebagai komponen identitas Indonesia.
2. Metode
Dengan menggunakan desain studi kasus dan metodologi kualitatif, penelitian ini
menggali secara mendalam praktik pelestarian kearifan lokal dan pendidikan Kampung
Adat Cireundeu. Karena studi kasus memberikan pemahaman menyeluruh tentang
fenomena yang terjadi di lapangan, maka studi kasus dipilih. Dengan menggunakan
metode ini, para akademisi bertujuan untuk memahami pentingnya dan makna berbagai
inisiatif pendidikan dan pelestarian kearifan lokal berbasis masyarakat. Pengamatan
partisipatif, Di antara teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk penelitian
ini adalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Melalui observasi partisipatif, peneliti
dapat mengamati interaksi sosial dan aktivitas masyarakat dari dekat. Kampung Adat
Cireundeu terkait pendidikan dan pelestarian kearifan lokal. Wawancara mendalam
dilakukan dengan informan kunci, seperti tokoh masyarakat, perangkat desa, guru, dan
siswa, untuk menggali pemahaman mereka tentang nilai-nilai kearifan lokal dan
bagaimana nilai-nilai tersebut diwariskan melalui pendidikan. Selain itu, dokumentasi juga
dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder, dan dokumen lainnya yang berkaitan
dengan dengan topik penelitian. Sumber data ini dipilih untuk memberikan gambaran yang
komperhensif dan mendalam. Diharapkan juga bahwa hasil penelitian ini akan menjadi
panduan untuk menciptakan kebijakan dan inisiatif pendidikan yang berkelanjutan dan
lebih relevan secara lokal.
Observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, tetua adat,
dan generasi muda, serta studi dokumentasi, merupakan beberapa metode yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Observasi partisipatif dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung aktivitas sehari-hari masyarakat dan interaksinya dengan lingkungan sekitar.
Tujuan wawancara mendalam adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang nilai-nilai
kearifan lokal, metode pendidikan, dan kesulitan dalam mempertahankannya. Analisis
tematik adalah metode analisis data yang digunakan. Proses ini meliputi pencarian,
pemeriksaan, dan rangkuman tren (tema) dalam data yang dikumpulkan. Teknik metodis
digunakan untuk menganalisis data yang dihasilkan dari observasi dan wawancara guna
mengidentifikasi tema-tema penting yang mewakili pendapat dan pengalaman informan.
Analisis tematik adalah metode analisis data yang digunakan. Proses menemukan,
memeriksa, dan meringkas pola (tema) yang muncul dari data yang dikumpulkan
merupakan bagian dari pendekatan ini. Tema-tema utama yang mencerminkan pengalaman
dan sudut pandang informan diidentifikasi melalui analisis metodis terhadap data yang
dikumpulkan dari hasil observasi dan wawancara.
3. Hasil dan Pembahasan
Banyak simpulan penting tentang praktik pengajaran dan pelestarian pengetahuan
tradisional di Desa Adat Cireundeu yang diperoleh dari penelitian ini. Menggunakan informasi
yang dikumpulkan dari analisis dokumen, wawancara mendalam, dan observasi partisipatif,
masyarakat Desa Adat Cireundeu secara efektif memadukan pendidikan formal dan adat untuk
melestarikan nilai-nilai budaya lokal mereka. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pendidikan di Kampung Adat Cireundeu memadukan pendidikan formal dengan pendidikan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 141-147
E-ISSN: 3025-9843
144
Fitri Fatmawati et.al (Pendidikan Dan Pelestarian Kearifan.)
adat dalam menjaga dan melestarikan kearifan lokal. Tiga temuan utama dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
A. Pendidikan Berbasis Adat: Masyarakat Cireundeu mengintegrasikan nilai-nilai tradisional
dalam pendidikan formal dengan memasukkan materi muatan lokal yang berfokus pada
pelestarian budaya dan keberlanjutan alam. Pendidikan ini tidak hanya diberikan melalui
kurikulum formal, tetapi juga melalui pelatihan keterampilan tradisional, upacara adat, dan
ritual yang diwariskan oleh generasi sebelumnya.
B. Peran Keluarga dan Komunitas: Pendidikan informal memiliki peran sentral dalam
pelestarian kearifan lokal, dengan keluarga sebagai lembaga pertama yang memperkenalkan
nilai-nilai adat kepada anak-anak. Komunitas adat juga berperan sebagai penghubung antar
generasi dalam mentransfer pengetahuan tentang alam, spiritualitas, dan tata kelola
kehidupan masyarakat adat.
C. Sinergi Pendidikan Formal dan Informal: Hasil penelitian menunjukkan adanya sinergi yang
kuat antara pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal yang diterima di
lingkungan keluarga dan masyarakat. Sinergi ini tercermin dalam kegiatan sehari-hari yang
mendukung pelestarian kearifan lokal, seperti gotong-royong, perayaan ritual adat, serta
penghargaan terhadap lingkungan hidup. Berikut tabel pola Pendidikan di kampung adat
cireundeu:
Tabel 1. Pola Pendidikan di Kampung Adat Cireundeu
No
Aspek
Pendidikan Formal
Penjelasan
Tambahan
1.
Kurikulum
Berdasarkan
kurikulum nasional
Lebih fleksibel dan
disesuaikan dengan
kebutuhan komunitas
2.
Metode Pengajaran
Terstruktur, berbasis
kelas
Menekankan pada
pengalaman langsung
dan penerapan nilai-
nilai kehidupan
sehari-hari
3.
Fokus
Pencapaian
kompetensi
akademik
Lebih holistik,
mencakup aspek
sosial, budaya, dan
spiritual
4.
Evaluasi
Berdasarkan hasil
ujian tertulis dan
praktek
Lebih bersifat
kualitatif dan
berkelanjutan
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan dari Tilaar (2004), yang menyatakan bahwa
pendidikan berbasis budaya sangat penting dalam memperkuat karakter dan identitas bangsa.
Namun, penelitian ini lebih spesifik dalam menjelaskan bagaimana pendidikan adat yang tidak
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 141-147
E-ISSN: 3025-9843
145
Fitri Fatmawati et.al (Pendidikan Dan Pelestarian Kearifan.)
hanya bersifat formal, tetapi juga informal, dapat memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan
keberlanjutan yang terkandung dalam kearifan lokal. Hasil penelitian ini juga mendukung teori
tentang pendidikan multikultural yang menekankan pentingnya mengintegrasikan budaya lokal
dalam sistem pendidikan untuk meningkatkan kesadaran budaya dan identitas nasional. Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Banks (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan
multikultural dapat mempromosikan pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman
budaya. Di sisi lain, dalam teori Civic Education, yang fokus pada pembentukan karakter dan
partisipasi aktif dalam masyarakat, penelitian ini menegaskan pentingnya mengintegrasikan
nilai-nilai lokal dalam pembelajaran kewarganegaraan. Hal ini menunjukkan bahwa Civic
Education dapat menjadi sarana untuk mengajarkan tanggung jawab sosial dan pelestarian
budaya.
Penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan dalam pendahuluan, yaitu
mengidentifikasi pola pendidikan, faktor pendukung keberlanjutan tradisi, serta integrasi nilai
lokal dalam kurikulum pendidikan formal dan informal di Kampung Adat Cireundeu. Pola
pendidikan di Kampung Adat Cireundeu melibatkan kombinasi antara pendidikan formal dan
informal yang berbasis pada tradisi adat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan di
sini tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada penguatan nilai-nilai budaya
dan sosial yang diteruskan dari generasi ke generasi. Pendidikan formal di sekolah diimbangi
dengan pendidikan informal yang diterapkan melalui aktivitas sehari-hari, seperti upacara adat,
kegiatan pertanian, dan pembuatan kerajinan tangan. Faktor utama yang mendukung
keberlanjutan tradisi di Kampung Cireundeu adalah peran aktif komunitas adat dalam
mentransfer nilai-nilai budaya. Keluarga dan tokoh adat berperan penting dalam menjaga dan
melestarikan pengetahuan serta keterampilan tradisional. Mereka secara aktif terlibat dalam
kegiatan pendidikan informal yang memastikan bahwa nilai-nilai budaya yang berharga tetap
dihargai dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Penelitian ini juga menemukan bahwa ada sinergi yang kuat antara pendidikan formal
dan informal dalam melestarikan nilai-nilai kearifan lokal. Pendidikan formal di sekolah-
sekolah setempat menekankan pentingnya menjaga kebudayaan dan lingkungan, sementara
pendidikan informal dilakukan melalui kegiatan sehari-hari yang mengajarkan nilai-nilai sosial
dan budaya adat. Integrasi nilai lokal dalam kurikulum pendidikan formal dan informal ini
mendukung pembentukan karakter bangsa dan memperkuat identitas budaya lokal di Kampung
Adat Cireundeu. Hasil penelitian ini menarik untuk dibandingkan dengan studi mengenai
Kampung Naga, sebuah kampung adat lain yang juga terkenal dengan pelestarian budayanya.
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu melestarikan kearifan lokal, terdapat
perbedaan yang signifikan dalam pendekatan pendidikan. Jika Kampung Naga lebih
menekankan pada pendidikan informal yang berbasis pada tradisi lisan dan praktik langsung,
seperti yang dijelaskan oleh [Jajat Sudrajat,12 November 2024], Kampung Cireundeu telah
berhasil mengintegrasikan pendidikan formal dengan nilai-nilai adat. Perbedaan ini
menunjukkan bahwa keberhasilan pelestarian budaya tidak hanya ditentukan oleh satu
pendekatan, tetapi juga oleh konteks sejarah, geografis, dan sosial budaya masing-masing
komunitas.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami bagaimana pendidikan
berbasis budaya dapat diterapkan secara holistik di masyarakat adat. Penelitian ini
menyarankan agar pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) lebih mengakomodasi
kearifan lokal dalam rangka memperkuat kebangsaan, persatuan, dan keberlanjutan
lingkungan. Dengan memperkenalkan konsep pelestarian budaya melalui pendidikan,
masyarakat tidak hanya mempertahankan warisan budaya mereka, tetapi juga membekali
generasi penerus untuk menghadapi kesulitan globalisasi tanpa kehilangan rasa akan tempat
mereka. Temuan studi ini juga menunjukkan bahwa pendidikan berkontribusi pada
pengembangan karakter yang konsisten dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya di
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 141-147
E-ISSN: 3025-9843
146
Fitri Fatmawati et.al (Pendidikan Dan Pelestarian Kearifan.)
samping pengetahuan akademis. Inovasi ini menjadi kebaruan karena dapat menjadi model
dalam merancang kurikulum pendidikan yang lebih inklusif terhadap nilai-nilai lokal.
4. Kesimpulan
Dengan penekanan pada praktik pendidikan yang memadukan pendidikan formal dengan
nilai-nilai budaya lokal, penelitian ini berupaya memahami bagaimana pendidikan
berkontribusi terhadap pelestarian kearifan lokal di Desa Adat Cireundeu. Berdasarkan hasil
penelitian, pendidikan di Kampung Cireundeu tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk
memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga berperan penting dalam mempertahankan dan
melestarikan kearifan lokal. Pola pendidikan yang terjadi di komunitas ini menunjukkan
adanya sinergi antara pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal yang diperoleh
melalui pengalaman kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat adat. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan berbasis kearifan lokal di Kampung Cireundeu berperan
dalam memperkuat identitas budaya, mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, keberlanjutan
lingkungan, serta penghormatan terhadap tradisi dan alam. Sinergi antara pendidikan formal
dan informal ini menjadi salah satu kunci keberlanjutan pelestarian budaya yang terus dijaga
oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat
diberikan. Pertama, untuk meningkatkan pelestarian kearifan lokal di masyarakat adat,
kurikulum pendidikan formal sebaiknya lebih banyak mengakomodasi muatan lokal yang
relevan dengan nilai-nilai budaya setempat. Kedua, pemerintah dan lembaga pendidikan di
daerah perlu bekerja sama dengan masyarakat adat untuk merancang program-program
pendidikan yang lebih berfokus pada pelestarian budaya lokal, serta memanfaatkan potensi
pendidikan informal dalam memperkuat karakter generasi muda. Terakhir, Studi ini juga
menunjukkan bagaimana pendidikan berbasis budaya dapat menjadi contoh bagi bidang lain
yang ingin memasukkan nilai-nilai lokal ke dalam pendidikan karakter dan kewarganegaraan.
Oleh karena itu, pendidikan berbasis kearifan lokal di Kampung Adat Cireundeu menunjukkan
bagaimana integrasi antara pendidikan formal dan informal dapat memperkuat pelestarian
budaya, menciptakan identitas yang kuat bagi generasi muda, serta memberikan kontribusi
dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan harmonis.
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian ini. Terima kasih khusus kepada
masyarakat Kampung Adat Cireundeu yang telah berbagi waktu dan pengetahuan tentang
tradisi dan pendidikan adat. Selain itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada para tokoh
adat dan pendidik Desa Cireundeu atas kerja samanya dalam penelitian ini. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan kontribusi signifikan
terhadap pengembangan penelitian ini dan lembaga pendidikan yang telah menyediakan akses
pengumpulan data bagi para akademisi.
6. Daftar Pustaka
Anwar, S. (2022). Pendidikan berbasis kearifan lokal: Kajian terhadap implementasi
kurikulum di Indonesia. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik, 15(3), 101-115.
Aji, D. (2021). Peran pendidikan adat dalam melestarikan nilai budaya lokal di Indonesia.
Jurnal Pendidikan, 45(2), 215-230.
Kurnia, R. (2023). Pendidikan kewarganegaraan dalam era digital. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan dan Politik, 34(2), 115-130.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 141-147
E-ISSN: 3025-9843
147
Fitri Fatmawati et.al (Pendidikan Dan Pelestarian Kearifan.)
Sedyawati, E. (2021). Pelestarian budaya dan pendidikan di masyarakat adat. Jurnal
Pendidikan Adat, 25(1), 78-90.
Pratiwi, A. 2021. Pertanian Berkelanjutan di Kampung Adat Cireundeu. Jurnal Pembangunan
Desa, 15(2), 45-58.)
Hidayat, A. 2020. Pendidikan Adat sebagai Modal Sosial: Studi Kasus di Kampung Adat X.
Jurnal Pendidikan Indonesia, 15(2), 45-58.
Tilaar, H. A. (2022). Pendidikan dan budaya: Integrasi kearifan lokal dalam kurikulum.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat, R. (2020). Manusia dan kebudayaan Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Haryanto, S. (2019). Pendidikan berbasis budaya: Kearifan lokal dalam sistem pendidikan
Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purnomo, W. (2022). Pengaruh pendidikan berbasis budaya terhadap karakter siswa di
daerah pesisir (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia.
Dwi, P. (2021). Pelestarian tradisi dan pendidikan kewarganegaraan di komunitas adat Jawa
Barat (Disertasi). Universitas Gadjah Mada.
Dewi, I. (2020). Studi pengaruh pendidikan berbasis kearifan lokal di masyarakat adat Bali
terhadap generasi muda. Laporan Penelitian, Pusat Penelitian Pendidikan, 12-25.