hanya bersifat formal, tetapi juga informal, dapat memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan
keberlanjutan yang terkandung dalam kearifan lokal. Hasil penelitian ini juga mendukung teori
tentang pendidikan multikultural yang menekankan pentingnya mengintegrasikan budaya lokal
dalam sistem pendidikan untuk meningkatkan kesadaran budaya dan identitas nasional. Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Banks (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan
multikultural dapat mempromosikan pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman
budaya. Di sisi lain, dalam teori Civic Education, yang fokus pada pembentukan karakter dan
partisipasi aktif dalam masyarakat, penelitian ini menegaskan pentingnya mengintegrasikan
nilai-nilai lokal dalam pembelajaran kewarganegaraan. Hal ini menunjukkan bahwa Civic
Education dapat menjadi sarana untuk mengajarkan tanggung jawab sosial dan pelestarian
budaya.
Penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan dalam pendahuluan, yaitu
mengidentifikasi pola pendidikan, faktor pendukung keberlanjutan tradisi, serta integrasi nilai
lokal dalam kurikulum pendidikan formal dan informal di Kampung Adat Cireundeu. Pola
pendidikan di Kampung Adat Cireundeu melibatkan kombinasi antara pendidikan formal dan
informal yang berbasis pada tradisi adat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan di
sini tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada penguatan nilai-nilai budaya
dan sosial yang diteruskan dari generasi ke generasi. Pendidikan formal di sekolah diimbangi
dengan pendidikan informal yang diterapkan melalui aktivitas sehari-hari, seperti upacara adat,
kegiatan pertanian, dan pembuatan kerajinan tangan. Faktor utama yang mendukung
keberlanjutan tradisi di Kampung Cireundeu adalah peran aktif komunitas adat dalam
mentransfer nilai-nilai budaya. Keluarga dan tokoh adat berperan penting dalam menjaga dan
melestarikan pengetahuan serta keterampilan tradisional. Mereka secara aktif terlibat dalam
kegiatan pendidikan informal yang memastikan bahwa nilai-nilai budaya yang berharga tetap
dihargai dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Penelitian ini juga menemukan bahwa ada sinergi yang kuat antara pendidikan formal
dan informal dalam melestarikan nilai-nilai kearifan lokal. Pendidikan formal di sekolah-
sekolah setempat menekankan pentingnya menjaga kebudayaan dan lingkungan, sementara
pendidikan informal dilakukan melalui kegiatan sehari-hari yang mengajarkan nilai-nilai sosial
dan budaya adat. Integrasi nilai lokal dalam kurikulum pendidikan formal dan informal ini
mendukung pembentukan karakter bangsa dan memperkuat identitas budaya lokal di Kampung
Adat Cireundeu. Hasil penelitian ini menarik untuk dibandingkan dengan studi mengenai
Kampung Naga, sebuah kampung adat lain yang juga terkenal dengan pelestarian budayanya.
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu melestarikan kearifan lokal, terdapat
perbedaan yang signifikan dalam pendekatan pendidikan. Jika Kampung Naga lebih
menekankan pada pendidikan informal yang berbasis pada tradisi lisan dan praktik langsung,
seperti yang dijelaskan oleh [Jajat Sudrajat,12 November 2024], Kampung Cireundeu telah
berhasil mengintegrasikan pendidikan formal dengan nilai-nilai adat. Perbedaan ini
menunjukkan bahwa keberhasilan pelestarian budaya tidak hanya ditentukan oleh satu
pendekatan, tetapi juga oleh konteks sejarah, geografis, dan sosial budaya masing-masing
komunitas.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami bagaimana pendidikan
berbasis budaya dapat diterapkan secara holistik di masyarakat adat. Penelitian ini
menyarankan agar pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) lebih mengakomodasi
kearifan lokal dalam rangka memperkuat kebangsaan, persatuan, dan keberlanjutan
lingkungan. Dengan memperkenalkan konsep pelestarian budaya melalui pendidikan,
masyarakat tidak hanya mempertahankan warisan budaya mereka, tetapi juga membekali
generasi penerus untuk menghadapi kesulitan globalisasi tanpa kehilangan rasa akan tempat
mereka. Temuan studi ini juga menunjukkan bahwa pendidikan berkontribusi pada
pengembangan karakter yang konsisten dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya di