Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 148-152
E-ISSN: 3025-9843
148
Fifi Fatmawati et.al (Urgensi Penerapan pendidikan Moral...)
Urgensi Penerapan Pendidikan Moral di Masyarakat
Fifi Fatmawati
a1
, Nuzulul Fadillah
b2
, Heri Kurnia
c3
a
CV. Kurnia Grup, Wirokerten, Banguntapan, Bantul DIY
b
Tegalsari, Kawunganten Lor, Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah
c
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten
1
fififatmawati34@gmail.com,
2
nuzululfadillah11@gmail.com,
3
dosen03087@unpam.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 5 Oktober 2024
Direvisi: 15 Oktober 2024
Disetujui: 20 November 2024
Tersedia Daring: 1 Desember
2024
Pendidikan moral ialah suatu usaha yang secara terencana dilakukan
oleh seseorang untuk mengubah sikap, perilaku, dan tindakan yang
dilakukan oleh seseorang agar mampu untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, sesuai dengan nilai dan moral yang sudah ada di
masyarakat. Pendidikan bermoral juga akan menjadikan seorang anak
lebih bermanusiawi. Artinya, pendidikan bermoral tidak hanya
mengajarkan tentang akademik, namun pendidikan moral juga
mengajarkan non akademik khususnya tentang bagaimana sikap dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan moral mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kapasitas bagaimana cara untuk berfikir dan mengambil
keputusan secara moral. Tujuan pendidikan moral sendiri lebih
menekankan pada metode pertimbangan moral untuk membantu
seorang anak paham apa yang menjadi dasar untuk menerima suatu
nilai.
Kata Kunci:
Pendidikan
Moral
Masyarakat
ABSTRACT
Keywords:
Education
Morals
Society
Moral education is a planned effort carried out by someone to change
attitudes, behaviors, and actions carried out by someone so that they are
able to interact with their environment, in accordance with the values
and morals that already exist in society. Moral education will also make a
child more humane. This means that moral education does not only teach
about academics, but moral education also teaches non-academics,
especially about attitudes in everyday life. Moral education aims to
increase the capacity for how to think and make decisions morally. The
purpose of moral education itself emphasizes the method of moral
consideration to help a child understand what is the basis for accepting a
value.
©2024, Fifi Fatmawati, Nuzulul Fadillah, Heri Kurnia
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Moral merupakan sikap yang memang sudah seharusnya ditanamkan sejak dini ke dalam
setiap individu di masyarakat. Terlepas dari hal itu, moral juga menjadi landasan dasar untuk
mengukur suatu tindakan baik atau buruknya suatu perilaku seseorang. Adanya moral pada
diri seseorang mampu menjadikan pokok utama dalam diri seseorang sehingga mampu untuk
memahami dan menguatkan nilai dan moral dalam masyarakat (Aqsa, 2020). Proses sosialisasi
merupakan salah satu faktor yang sangat pentingdalam pendidikan moral di masyarakat.
Pendidikan moral yang diterima oleh seorang anak di sekolah akan mengakibatkan proses
sosialisasi yang kurang seimbang. Karena masih banyak seorang siswa yang membantah
perkataan gurunya (Kardi, 2015).
Pendidikan moral memanglah sangat penting diterapkan sejak dini karena dilakukan
dilingkungan paling kecil, yaitu keluarga. Keluarga mempunyai peran yang paling penting
dalam menanamkan karakter anak karena memang sudah seharusnya anggota keluarga ikut
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 148-152
E-ISSN: 3025-9843
149
Fifi Fatmawati et.al (Urgensi Penerapan pendidikan Moral...)
campur tangan dalam membentuk karakter pada anak agar nantinya si anak mempunyai
karakter atau perilaku moral yang baik. membentuk karakter anak agar memiliki moral yang
baik (Ridana, 2019). Orang tua memanglah penting untuk mengajari anak-anak tentang
kepedulian dan tanggung jawab sosial sejak dini. Pendidikan di sekolah Perlu orang tua sadari
bahwa pendidikan anak harus diiringi dengan pelajaran moral. Sangat penting untuk mengajari
anak-anak tentang perasaan peduli dan tanggung jawab sosial sejak dini. Pendidikan yang ada
di sekolah mungkin mengajarkan anak tentang ilmu-ilmu ekstra, mulai dari matematika,
biologi, ataupun yang lainnya. Namun, apakah mungkin pelajaran yang di dapat memberikan
apa yang anak butuhkan selama dalam hidupnya? Pendidikan moral memanglah harus dipupuk
sejak dini di rumah dengan adanya bimbingan dan dampingan dari orang tua (Khaironi, 2017).
Dalam banyak kesempatan orangtua mungkin perlu melibatkan anak secara aktif dalam
menilai perilaku tertentu terhadap situasi nyata. Dengan begitu, memungkinkan anak untuk
membuat penilaian moral yang sesuai.
Kedewasaan moral anak berkaitan langsung dengan cara mereka berpikir tentang konsep
keadilan, hak, kesetaraan, dan kesejahteraan manusia. Seiring berjalan waktu dan berbagai
interaksi sosial, anak akan mengembangkan pemahaman mereka sendiri mengenai konsep ini.
Dengan begitu, kebaikan mereka dibangun melalui pemikiran mereka sendiri dan dengan
berbagai pengalaman mereka dengan orang lain (Ridana, 2019).
2. Metode
Metode yang saya terapkan dalam jurnal ini adalah metode literatur, dengan teknik
pengumpulan data berupa studi pustaka, membaca, mencatat, dan mengelola bahan penelitian.
Melalui metode ini, saya sebagai penulis dapat lebih mudah dalam mengelola jurnal. Harapan
saya, setiap pembaca jurnal ini merasa puas dengan apa yang telah saya sajikan. Selain itu,
semoga tulisan ini selalu memberikan dampak positif, baik bagi saya sebagai penulis maupun
bagi Anda sebagai pembaca.
3. Hasil dan Pembahasan
Untuk memudahkan pemahaman dan pembacaan, hasil dan pembahasan tidak dipisah
dalam penulisannya. Hasil dan pembahasan harus menjawab permasalahan dan tujuan
penelitian. Subjudul hasil dan pembahasan disajikan terpisah. Pembahasan merupakan bagian
yang memiliki porsi paling banyak dalam badan artikel, minimum 60% dari keseluruhan
artikel. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 Pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan moral merupakan kondisi
pikiran, perasaan, ucapan dan perilaku seseorang yang terkait dengan nilai-nilai baik dan
buruk (Riski, 2018).
Dengan demikian, dapat disimpulkan pendidikan moral ialah suatu usaha yang nyata
untuk membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang bermoral dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa. Moral dalam terminology islam dinamakan dengan akhlak
dan dalam bahasa indonesia moral dengan akhlak berarti sama yaitu budi pekerti ataupun
susila. Kata akhlak berasal dari “khulq” yang berarti perangai, tabi’at, dan adat istiadat.
Akhlak Ialah suatu watak yang ada dalam setiap individu dan juga mempengaruhi bagaimana
ia bersikap dan berperilaku (Aqsa, 2020).
Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan seorang anak bermoral dan
bermanusiawi. Artinya pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang
akademik, namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari
yang baik (Yuni et al., 2020). Pendidikan moral harus dijadikan sebagai pendidikan yang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 148-152
E-ISSN: 3025-9843
150
Fifi Fatmawati et.al (Urgensi Penerapan pendidikan Moral...)
wajib di sekolah-sekolah seluruh indonesia, karena sekolah merupakan tempat untuk anak
belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan, meskipun di sekolah terdapat pelajaran yang
berhubungan dengan moral seperti pelajaran kewarganegaraan. Namun pelajaran tersebut
masih menjelskan pengetahuan secara umum belum menjelaskan secara khusus, sehingga
sangatlah perlu adanya pendidikan moral yang lebih mendalam atau khusus (Yuni et al.,
2020).
Dalam berbicara tentang moral, kita perlu tau bahwa hal ini sangat erat kaitannya dengan
perilaku masyarakat itu sendiri. Perilaku masyarakat yang menyimpang dari aturan yang
seharusnya membuat moral bangsa kita semakin buruk di mata negara lain. Menurunnya moral
bukanlah hal yang bisa dibanggakan karena hal itu yang membuat negara kita tampak kurang
berwibawa di dunia internasional. Faktor lingkungan masyarakat juga menjadi bagian yang
sangat berpengaruh terhadap penyebab menurunnya pendidikan moral di masyarakat (Riski,
2018). Moral tidak begitu saja luntur melainkan ada faktor yang menyebabkan turunnya moral.
Adapun Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Menurunnya Moral, yaitu:
1. Kurang tertanamnya nilai-nilai keimanan dalam individu
Keimanan seseorang sangatlah penting. Keimanan seseorang dapat timbul karena
meyakini suatu agama dan mempercayai sang Maha Kuasa.
2. Pengaruh lingkungan yang kurang sehat
Lingkungan sangat berpengaruh dalam terbentuknya moral. Apabila lingkungan tersebut
sehat maka ia akan terjauhi dari hal-hal negatif yang dapat merusak moral namun apabila
lingkungan itu buruk dan menganggap hal yang buruk menjadi hal yang biasa maka
rusaklah moral tersebut.
3. Suasana keluarga yang tidak baik
Keluarga yang harmonis sangat menentukan moral anaknya karena dengan hal itu seorang
anak akan mendapat kasih sayang yang cukup, perhatian dari orang tua serta didikan
orang tua terhadap anaknya pun menjadi baik (Kardi, 2015).
Pentingnya Menumbuhkan Pendidikan Moral Di Era Globalisasi
Globalisasi memiliki sisi positif dan negatif terhadap pendidikan moral. Disatu sisi, arus
gobalisasi merupakan harapan yang dapat memberikan berbagai kemudahan bagi kehidupan
manusia. Namun disisi lain, era globalisasi juga memberikan dampak yang sangat merugikan.
Dengan perkembangan teknologi dan informasi, manusia tidak lagi harus menunggu waktu,
untuk bisa mengakses berbagai informasi dari seluruh belahan dunia. Kondisi ini menjadikan
tidak tidak adanya sekat serta batas yang mampu untuk menghalangi proses transformasi
kebudayaan. Bagi masyatakat indonesia yang telah memiliki budaya lokal, terpaksa harus
menjadikan budaya barat sebagai ukuran gaya hidupnya, untuk bisa disebut sebagai
masyarakat modern.(Lukens-Bull, 2006).
Tantangan Pendidikan Moral
Tantangan yang akan menghadang dalam upaya menanggulangi kemerosotan moral dan
budi pekerti peserta didik sebagai berikut:
1. Arus globalisasi dengan teknologi yang berkembang pesat merupakan tantangan tersendiri
baik positif dan negatif.
2. Pola hidup dan perilaku yang telah bergeser sedemikian di tengah-tengah masyarakat juga
merupakan tantangan yang tidak dapat diabaikan.
3. Kondisi ekonomi indonesia juga menjadi tantangan yang tidak dapat diabaikan begitu
saja.
4. Kurikulum sekolah mengenai materi moral dan budi pekerti ke dalam setiap mata
pelajaran juga cukup sulit. Sehingga ini juga menjadi salah satu tantangan dalam
pendidikan moral (Daryanti, 2012).
Tujuan Pendidikan Moral
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 148-152
E-ISSN: 3025-9843
151
Fifi Fatmawati et.al (Urgensi Penerapan pendidikan Moral...)
Tujuan dari pendidikan moral itu sendiri ialah suatu usaha atau kegiatan apabila tidak
mempunyai tujuan jelas tidak akan berarti apa-apa. Oleh karena itu tidak ada kegiatan yang
tanpa tujuan. Sedangkan tujuan itu sendiri telah terkandung dalam pengertian kegiatan, agar
suatu kegiatan terarah dan mencapai sesuatu yang kita harapkan. Adapun tujuan dari
pendidikan moral ini supaya anak mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara
konsisten dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah-tengah rumitnya kehidupan
bermasyarakat ini. Mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi
pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan pertimbangan sesuai dengan norma
budi pekerti (Ridana, 2019).
4. Kesimpulan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya.
Sedangkan moral merupakan merupakan kondisi pikitran, perasaan, ucapan dan perilaku
seseorang yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruknya. Dapat disimpulkan, bahwa
pendidikan moral merupakan usaha yang dilakukan secara terencana oleh seseorang untuk
mengubah sikap, perilak, tindakan, dan kelakuan yang dilakukan oleh peserta didik agar
mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sesuai dengan nilai moral dan kebudayaan
masyarakat. Pendidikan moral tidak hanya mengajarkan tentang akademik, namun juga non
akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari. Pendidikan moral
harus dijadikan sebagai pendidikan yang wajib di sekolah-sekolah, karena sekolah merupakan
tempat untuk anak belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan, namun ilmu pengetahuan
secara umum saja tidaklah cukup untuk menjelaskan lebih khusus. Karena itu sangatlah perlu
adanya pendidikan moral yang lebih mendalam atau khusus.
Tujuan dari pendidikan moral ini supaya anak mampu mengembangkan watak atau
tabiatnya secara konsisten dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah-tengah
rumitnya kehidupan bermasyarakat ini. Mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat
secara rasional bagi pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan pertimbangan
sesuai dengan norma budi pekerti
Saran
Sangat diharapkan semoga pendidikan moral dapat terlaksana sehingga tujuan pendidikan
dapat terwujud dengan sempurna. Khususnya untuk para remaja agar dapat memfilter
informasi negatif dari perkembangan IPTEK dan di zaman sekarang ini.
5. Daftar Pustaka
Aqsa, M. (2020). Implementasi nilai-nilai pendidikan moral dalam budaya siri’masyarakat
Bugis dan relevansinya dengan pendidikan agama Islam: studi di SD Negeri 66
Gantarang …. digilib.uinsby.ac.id. http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/44303
Daryanti, U. (2012). Hubungan Pendidikan Moral Dalam Masyarakat Serta Intensitas Nilai
Moral terhadap Perilaku Menyimpang Para Remaja di desa Kiringan Rt 02 Rw 08
Kecamatan …. eprints.ums.ac.id. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/16927
Kardi, A. (2015). Persepsi Masyarakat Tentang Pendidikan Moral Anak Di Dusun Taman
Roja Desa Batara Kecamatan Labbakang Kabupaten Pangkep. eprints.unm.ac.id.
http://eprints.unm.ac.id/8431/
Khaironi, M. (2017). Penanaman sikap beragama dan moral anak usia dini di TKIT Salman
Al Farisi 2. JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat), 4 (2), 166 ….
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 2, No. 2, Desember 2024, page: 148-152
E-ISSN: 3025-9843
152
Fifi Fatmawati et.al (Urgensi Penerapan pendidikan Moral...)
Lukens-Bull, R. A. (2006). Pengajaran Moral: Pendidikan Islam Masyarakat Jawa di Era
Globalisasi. In Makalah, t. th.
Ridana, W. (2019). Peranan Tokoh Masyarakat Terhadap Pendidikan Moral Remaja Di
Kecamatan Iv Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. of Undergraduate, Faculty of
Education, Bung ….
https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFKIP/article/view/14485
Riski, S. K. (2018). Aspek Moral Pendidikan Karakter dalam Cerita Keramat Kubah Terbang
Masyarakat Melayu di Hulu Sungai Seruai. repositori.usu.ac.id.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10443
Yuni, M. Y., Pebriyenni, P., & Bambang, T. (2020). Peran Keluarga Dan Tokoh Masyarakat
Terhadap Pendidikan Moral Remaja Di Nagari Supayang Kecamatan Payung Sekaki
…. repo.bunghatta.ac.id. http://repo.bunghatta.ac.id/1982/