Menurut Rajeswari (2004, hlm. 45–45), proses pembuatan tes diagnostik melibatkan lima 
langkah. Langkah-langkah  tersebut  meliputi  persiapan, penyusunan  pertanyaan, penyusunan 
pertanyaan,  perencanaan  instruksi  dan  penilaian,  serta  peninjauan  pertanyaan.  Langkah-
langkah  yang  diuraikan  Rajeswari  untuk  membuat  tes  diagnostik  identik  dengan  langkah-
langkah untuk membuat tes standar, jika Anda perhatikan dengan saksama. Faktor utama yang 
membedakan tes diagnostik dari tes non-diagnostik adalah tujuan penggunaan tes tersebut. 
D.  Pembelajaran Berdiferensiasi 
 Ujian diagnostik adalah ujian yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan 
kelemahan siswa, menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2007, hlm. 2). 
Menurut Rajeswari (2004, hlm. 45–45), proses pembuatan tes diagnostik melibatkan lima 
langkah. Langkah-langkah  tersebut  meliputi  persiapan, penyusunan  pertanyaan, penyusunan 
pertanyaan,  perencanaan  instruksi  dan  penilaian,  serta  peninjauan  pertanyaan.  Langkah-
langkah  yang  diuraikan  Rajeswari  untuk  membuat  tes  diagnostik  identik  dengan  langkah-
langkah untuk membuat tes standar, jika Anda perhatikan dengan saksama. Faktor utama yang 
membedakan tes diagnostik dari tes non-diagnostik adalah tujuan penggunaan tes tersebut. 
Metode  untuk  memenuhi  kebutuhan  siswa  dalam  hal  profil  pembelajaran,  minat,  dan 
keterampilan  mereka,  serta  kesiapan  mereka  untuk  belajar,  disebut  pembelajaran 
terdiferensiasi (Aprima & Sari, 2022). Pembelajaran terdiferensiasi dipandang sebagai proses 
pembelajaran  yang  disesuaikan  dengan  kebutuhan,  preferensi,  dan  kemampuan  siswa  serta 
memiliki kemungkinan keberhasilan yang tinggi (Evendi et al., 2023) 
Pembelajaran  terdiferensiasi,  menurut  Herwina  (2021),  merupakan  upaya  untuk 
menyesuaikan  pembelajaran  di  kelas  dengan  kebutuhan  setiap  siswa.  Pembelajaran 
terdiferensiasi  tidak  sama  dengan  pembelajaran  untuk  anak  berkebutuhan  khusus,  menurut 
Mariati et al. (2021:27). Guru tidak harus bertemu dengan setiap siswa secara individual dalam 
pembelajaran  yang  bervariasi;  sebaliknya,  siswa  dapat  bekerja  dalam  kelompok  besar  atau 
kecil, tergantung pada minat dan kesiapan mereka sendiri. 
 Guru membuat dan mengatur sumber daya, latihan, tugas pekerjaan rumah, dan penilaian 
akhir  yang  disesuaikan  dengan  kesiapan,  minat,  dan  preferensi  setiap  siswa  (Purba  et  al., 
2021). 
Sebaliknya,  pembelajaran  terdiferensiasi  didefinisikan  oleh  Kamal  (2021:  37)  sebagai 
instruksi  yang  mempertimbangkan  kebutuhan  unik  setiap  siswa  untuk  memberi  mereka 
pengalaman belajar dan membantu mereka memahami mata pelajaran yang mereka pelajari. 
Jika guru dan siswa yakin dengan kemampuan  mereka untuk melakukan pembelajaran, 
pembelajaran terdiferensiasi dapat berfungsi secara efektif. Menurut Tomlinson, Carol Ann, 
dan Moon (2014; Marlina, 2020), pembelajaran terdiferensiasi memiliki beberapa komponen 
utama, seperti 1) perbedaan belajar adalah hal yang normal dan berharga dengan sendirinya. 
Dalam  instruksi  terdiversifikasi,  guru  harus  menerima  dan  memahami  siswa  dengan  latar 
belakang  dan  gaya  belajar  yang  berbeda-beda.  Bagi  pendidik,  perbedaan  menghadirkan 
tantangan dan kekhasan yang harus dihargai; 2) pendidik harus mengakui bahwa setiap siswa 
memiliki  potensi  dan  kemampuan  yang  belum  dimanfaatkan.  Guru  perlu  optimis  bahwa 
kemampuan  terbesar  siswa  mungkin  masih  tersembunyi,  oleh  karena  itu  mereka  harus 
mengeksplorasi  potensi  mereka  untuk  membantu  mereka  tumbuh  hingga  mencapai  potensi 
penuh mereka; 3)  Guru memiliki  tanggung  jawab untuk  menjadi pelopor dalam membantu 
siswa berhasil.  Keberhasilan siswa dalam  kelas yang  beragam  diukur dari  kemajuan  dalam 
mencapai dan melampaui target yang telah ditentukan sebelumnya. Tentu saja, pertumbuhan 
ini  bukanlah  sesuatu  yang  kebetulan  atau  praktis;  melainkan,  tergantung  pada  peran  yang 
dimainkan guru dalam membuat keputusan tentang perencanaan pembelajaran; 4) instruktur 
perlu  merasa  bahwa  mereka  adalah  pemenang  (juara)  dari  pembelajaran  yang  beragam. 
Menurut Kurniawaty  dkk. (dalam Agustin &  Wirawati, 2024),  pembelajaran berdiferensiasi 
secara spesifik terdiri dari lima tujuan sebagai berikut: a. Memberikan bantuan kepada seluruh