Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
67
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap
Disiplin Siswa SMP Negeri 5 Tondano Utara
Yulhans Mareray
a,1
, Apeles Lexi Lonto
b,2
, Julien Biringan
c,3
a,b,c
Jl. Kampus Universitas Negeri Manado, Tonsaru, Tondono, Minahasa, Sulawesi Selatan
Email: julienbiringan@unima.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 20 April 2025
Direvisi: 1 Mei 2025
Disetujui: 27 Mei 2025
Tersedia Daring: 1 Juni 2025
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guru
PPKn membantu siswa di SMP Negeri 5 Tondano Utara dalam
menumbuhkan kedisiplinan. Pendekatan yang digunakan adalah
kualitatif, dengan prosedur pengumpulan data berupa dokumentasi,
wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, guru
memegang peranan penting dalam membantu setiap siswa di sekolah
untuk memiliki dan menanamkan sikap disiplin. Selain itu, guru di SMP
Negeri 5 Tondano Utara memiliki kewajiban untuk memberikan
instruksi, inspirasi, bahkan menjadi katalisator bagi semangat belajar
siswa. Kurangnya keterlibatan orang tua terhadap anak, sikap siswa
yang kurang menaati peraturan sekolah, serta pengaruh kelompok
sosial yang sering melanggar peraturan menjadi faktor utama yang
menyebabkan siswa kurang disiplin di SMP Negeri 5 Tondano Utara.
Kata Kunci:
Guru
Sikap Disiplin
Siswa
ABSTRACT
Keywords:
Teacher
Disciplinary Attitude
Students
The purpose of this study was to determine how PPKn teachers help
students at SMP Negeri 5 Tondano Utara in fostering discipline. The
approach used was qualitative, with data collection procedures in the
form of documentation, interviews, and observations. Based on the
results of the study, teachers play an important role in helping each
student at school to have and instill a disciplined attitude. In addition,
teachers at SMP Negeri 5 Tondano Utara have an obligation to provide
instructions, inspiration, and even be a catalyst for students' enthusiasm
for learning. Lack of parental involvement in children, students'
attitudes that do not obey school rules, and the influence of social groups
that often violate the rules are the main factors that cause students to be
less disciplined at SMP Negeri 5 Tondano Utara.
©2025, Yolhans Mareray, Apeles Lexi Lonto, Julien Biringan
This is an open access article under CC BY-SA license
1.
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan kemampuan
sekelompok orang yang ditularkan melalui pengajaran dan pelatihan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Aspek lain dari kehidupan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dari
keluarga, budaya, negara, dan negara bagiannya adalah tingkat pendidikannya. (2009: 357)
Prayitno Cara lain untuk memandang pendidikan adalah sebagai suatu kegiatan yang hanya
dilakukan oleh manusia. Semua pengalaman dan perspektif manusia terhadap pendidikan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
68
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
tercakup dalam keluasan bidang tersebut. Y Firmansyah (2020: 27) menyatakan Sekolah
merupakan salah satu tempat di mana orang dapat mengenyam pendidikan dalam bidang
pendidikan. Sekolah merupakan salah satu komponen dalam mengenyam pendidikan, sama
halnya dengan pembelajaran di dalam dan di luar ruangan. Guru merupakan penanggung jawab
di sekolah.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan di sekolah. Guru
harus menjadi panutan dan contoh bagi setiap siswa selain harus mampu menyampaikan
sesuatu di dalam kelas. Guru harus mampu mengembangkan dan menanamkan prinsip-prinsip
disiplin kepada siswanya selain harus menjadi panutan. Kemampuan guru dalam membantu
siswa mengembangkan kepribadian, kematangan intelektual, emosional, sosial, fisik, spiritual,
dan moralnya merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan di semua jenjang pendidikan.
Jahidi, J. (2017). Cara lain untuk memandang guru adalah sebagai individu yang mengajar,
memberi informasi, dan memberi contoh positif bagi siswanya di kelas. Hasil kerja keras guru
adalah sikap disiplin siswa di sekolah. Karena disiplin merupakan proses yang dimanfaatkan
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk standar, sikap, dan norma yang
dianggap baku di sekolah, maka disiplin dalam konteks pendidikan pada hakikatnya
merupakan komponen pendidikan. Saya, Nuban (2021).
Cara lain untuk memahami disiplin ini adalah sebagai cara siswa untuk bereaksi
terhadap aturan yang telah ditetapkan di kelas. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa sikap
disiplin siswa telah berkurang akibat pertumbuhan dan perkembangan teknologi di zaman
modern. Contohnya adalah kemalasan siswa, yang meliputi tidak mau menyelesaikan tugas
yang diberikan guru, tidak memperhatikan pelajaran di kelas, tidak peduli dengan lingkungan
sekolah, tidak melaksanakan tugas kebersihan kelas dengan baik, tidak mengikuti upacara
bendera sekolah, dan sebagainya. Guru dan sekolah perlu lebih memperhatikan skenario ini.
Karena mereka menyandang gelar pendidik, siswa yang disiplin, bertanggung jawab, dan
berkarakter tinggi tidak dapat dilepaskan dari guru mereka. Selain siswa itu sendiri, guru,
khususnya guru PPKn, memiliki tanggung jawab untuk mengajar, membimbing, membentuk,
dan mengembangkan kedisiplinan siswa. Mereka juga harus menanamkan pentingnya
kedisiplinan kepada siswanya.
Peran guru PPKn di sekolah harus mencakup pemberian nasihat tentang cara
mendorong siswa untuk memiliki sikap disiplin, serta cara berpartisipasi dalam upacara
bendera dan mendorong siswa untuk disiplin di seluruh negara bagian dan nasional.
Memberikan inspirasi kepada siswa untuk mengambil bagian dalam upacara bendera dan
kegiatan kepramukaan dengan memberikan mereka arahan, nasihat yang baik, dorongan, dan
motivasi untuk membantu mereka berkembang menjadi individu yang sopan, bertanggung
jawab, dan baik yang peduli terhadap lingkungan sekolah dan, yang terpenting, disiplin. Oleh
karena itu, instruktur memainkan peran penting dalam kehidupan siswa. Selain memberikan
pengetahuan, guru PPKn berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan disiplin diri
siswa mereka, termasuk manajemen waktu, aturan berpakaian, dan perilaku yang berlandaskan
moral dan etika. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap
instruktur PPKn dan siswa SMP Negeri 5 Tondano, salah satu SMP di Kabupaten Minahasa,
Kabupaten Tondano Utara, Sulawesi Utara, ketika siswa tidak menaati tata tertib yang
diajarkan instruktur, maka peran guru PPKn dalam membantu siswa untuk memiliki sikap
disiplin belum terpenuhi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
69
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
2.
Kajian Pustaka
A.
Konsep Peran
Menurut Soerjono Soekrano yang dikutip oleh Syaron Brigette Lantaeda, Florence
Daicy, dan J Lengkonf Joorie M (2017:2), peran merupakan komponen dinamis dari
kedudukan, seseorang dikatakan menjalankan peran apabila ia telah menjalankan hak dan
tanggung jawabnya. Setiap orang dalam suatu organisasi memiliki ciri-ciri yang berbeda dalam
menjalankan tugas, komitmen, atau tanggung jawab yang diberikan oleh masing-masing
lembaga atau organisasi.
Sementara itu, Syaron Brigette Lantaeda, Florence Daicy, dan J
Lengkonf Joorie M. Ruru mengemukakan tentang peran sebagai berikut:
- Peran merupakan pengaruh yang dikaitkan dengan status atau kedudukan sosial tertentu.
Peran merupakan pengaruh yang diharapkan dari seseorang dalam dan di antara interaksi sosial
tertentu.
- Peran terjadi ketika seseorang bertindak dan ketika ada kesempatan. Peran terjadi ketika
seseorang menjalankan hak dan tanggung jawabnya sesuai dengan statusnya.
1) Pengertian peran Guru
Tanggung jawab utama guru, yang merupakan profesional di bidang
pendidikan, adalah mengajar, memimpin, melatih, dan mengevaluasi siswa di semua
jenjang pendidikan. Salah satu ranah pembelajaran yang berkontribusi pada
pengembangan sumber daya manusia yang dapat dipercaya adalah
pendidikan.Pendidik profesional yang mengajar, menasihati, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa dikenal sebagai guru. Cara lain untuk menganggap guru adalah
sebagai orang yang berkomitmen untuk memberikan pengetahuan dan yang membantu,
membimbing, dan mempersiapkan siswa mereka untuk memahami apa yang mereka
ajarkan. Dalam hal ini, guru berperan sebagai panutan bagi siswa mereka selain
memberikan pengetahuan formal. Pernyataan ini memperjelas bahwa guru memainkan
peran penting dalam mengembangkan generasi individu yang cakap secara etika dan
intelektual.
2) Peran dan fungsi Guru
Berikut ini adalah beberapa cara untuk melihat peran guru: Guru merupakan
peran utama dan paling penting, khususnya bagi siswa. Bagi siswa, posisi ini berfungsi
sebagai panutan, model perilaku dan sikap, serta pembentuk kepribadian siswa.
Sebagai manajer, tugas ini mencakup pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan di sekolah dan pemberian arahan dengan ketentuan untuk memastikan
bahwa siswa mematuhi peraturan sekolah semaksimal mungkin.
• Dalam kapasitasnya sebagai administrator, guru menangani tugas-tugas administrasi
sekolah seperti mengelola kurikulum, penilaian, ketidakhadiran siswa, buku catatan,
laporan, dan lain-lain. Kurikulum, program semester dan tahunan, danyang
terpentinglaporan pelatihan atau laporan kepada orang tua dan masyarakat
merupakan persyaratan administratif bagi guru.
Guru, dalam kapasitasnya sebagai konselor, memiliki tanggung jawab untuk
mendukung siswa, memahami masalah yang mereka hadapi, mengidentifikasi masalah
yang berkaitan dengan proses pendidikan, dan menawarkan solusi. Dalam
kapasitasnya sebagai pemimpin, guru memberikan otonomi kepada siswa sambil tetap
menjaga akuntabilitas dan menghilangkan tekanan apa pun terhadap mereka untuk
mematuhi peraturan.
Untuk menjadi seorang inovator, seorang guru perlu didorong untuk memajukan
pengembangan profesionalnya. Guru tidak dapat menciptakan inovasi yang membantu
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
70
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
meningkatkan standar pendidikan di sekolah jika mereka tidak memiliki hasrat yang
kuat untuk belajar.
Siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi, baik secara internal maupun eksternal,
dan motivasi ini sebagian besar berasal dari guru. Ini karena guru yang mendorong
hasrat dan antusiasme untuk belajar adalah seorang motivator.
Menurut Syarifa Nurjana yang dikutip Muyasa dalam bukunya, guru memiliki
peran ganda dalam pendidikan, antara lain: a. Berperan sebagai panutan dan panutan
b. Sebagai sumber pendapat. c. Sebagai narator. d. Berperan sebagai Emansipator e.
Sebagai pembebas. Peserta didik akan lebih siap menyongsong masa depan yang cerah
apabila guru memperhatikan dan melaksanakan tugas serta kewajibannya. karena
pendidik memiliki peran kunci dalam membentuk pribadi pemimpin masa depan.
3) Pengertian peran Guru PPKn
Sebagai salah satu komponen dunia pendidikan, seorang guru harus berperan
aktif sebagai tenaga profesional. Dengan demikian, guru PPKn pada hakikatnya
merupakan komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam
pengembangan sumber daya manusia. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1995, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menitikberatkan
pada pembinaan diri dalam kaitannya dengan agama, sosial budaya, bahasa, usia, dan
suku bangsa agar menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, cakap, dan berakhlak
mulia. Mata pelajaran PPKn ini berfungsi sebagai wadah untuk melahirkan manusia
yang bermoral, berilmu, dan berakhlak mulia, serta berbakti kepada negara dan bangsa
Indonesia dan yang mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan Undang-Undang
Dasar 1945 dan Pancasila.
Tujuan guru pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mewujudkan manusia
Pancasila yang tangguh secara intelektual dan praktis, yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, berintegritas dan
berkelanjutan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang tinggi secara bermartabat
dan bergotong royong. Mereka yang mengajar pendidikan kewarganegaraan
diharapkan dapat mengembangkan pribadi Pancasilais, intelektual, dan tangguh
dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menumbuhkan kreativitas dan
akuntabilitas, bekerja dengan integritas dan keberlanjutan, serta menumbuhkan
pengetahuan yang tinggi dengan cara yang saling menghargai dan bekerja sama.
Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa setiap orang harus mencintai
bangsanya dan warga negaranya.
B.
Pengertian Disiplin
Menurut etimologinya, disiplin berasal dari kata Latin "disable" yang berarti pengikut.
Istilah ini berkembang menjadi kata "discipline" sebagaimana bahasa, yang berarti kepatuhan
atau kontak langsung. Tidak seperti apa yang kebanyakan orang pikirkan, disiplin berasal dari
istilah Latin "Disciplina," yang menunjukkan karakter dan pertumbuhan rohani. Ketika
seseorang didisiplinkan, mereka siap untuk mengikuti aturan di sekolah dan berperilaku
dengan cara yang sesuai dengan keadaan. Menurut Jauhary, yang dikutip oleh Pitaya Rahmadi
dan Dinda Putri Pancarani, disiplin adalah sikap yang memungkinkan seseorang untuk
menindaklanjuti pekerjaan atau pekerjaan yang mereka yakini sejalan dengan nilai dan
kewajiban mereka. Pengendalian diri dalam mematuhi aturan, baik internal maupun eksternal,
seperti yang ditetapkan oleh keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah, atau agama seseorang,
adalah disiplin.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
71
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
Disiplin juga mengacu pada kemampuan seseorang untuk membuat keputusan dan
pilihan secara independen dari orang lain, menetapkan tujuan, dan mengubah ide, sikap, dan
perilaku mereka dengan cara yang sesuai dengan standar moral. Kepatuhan terhadap peraturan
atau hukum yang ditentukan oleh kesadaran dalam hati juga dapat dianggap sebagai disiplin.
Berdasarkan uraian di atas, disiplin dapat diartikan sebagai pengendalian diri untuk mengikuti
peraturan dan berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku di lingkungan, baik di rumah, di
sekolah, maupun di tempat lain.
C.
Tujuan dan Fungsi Disiplin
Disiplin pada umumnya digunakan untuk memberikan pengendalian dan kesatuan
tekad, sikap, serta perilaku demi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan secara
efisien. Menurut Conny R. Semiawan, "tujuan disiplin adalah memberikan kebebasan dalam
batasan kemampuan mengatur, bukan untuk membatasi kebebasan atau menciptakan tekanan."
Menurut Sinambela yang dikutip oleh Barnawi dan Mohammad Arifin, ada dua tujuan
penegakan disiplin, yaitu tujuan korektif dan tujuan preventif.
1) Disiplin korektif adalah upaya memberikan hukuman secara bertahap kepada siswa
yang terbukti melanggar peraturan atau tidak mencapai kriteria yang ditetapkan.
Sedangkan hukuman korektif bertujuan untuk memperbaiki perilaku siswa, baik
yang melanggar peraturan maupun yang tidak.
2) Disiplin preventif bertujuan untuk mendorong siswa agar mengikuti petunjuk yang
ditetapkan sekolah. Namun, tujuan dari disiplin preventif adalah untuk mencegah
terjadinya pelanggaran oleh siswa. Vina berpendapat bahwa tujuan disiplin adalah:
menciptakan ketertiban dalam diri sendiri, menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan
yang negatif dan melakukan perbaikan, membantu menumbuhkan pengendalian diri
dan merumuskan pedoman untuk mencapai tujuan hidup tertentu.
D.
Pengertian Peserta Didik
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berupaya memaksimalkan
potensinya melalui proses pendidikan yang diselenggarakan melalui jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. Dengan demikian, peserta didik adalah orang yang memiliki kesempatan
untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan tujuan dan cita-cita masa depan. Berikut ini
adalah beberapa aspek mendasar hakikat peserta didik menurut Sudarwan Danim (2010: 2):
1) Peserta didik adalah manusia yang memiliki berbagai kemampuan dasar kognitif,
intelektual, emosional, dan psikomotorik. b. Peserta didik, meskipun memiliki pola
yang relatif sama, merupakan individu yang berada dalam berbagai fase
perkembangan dan kemajuan.
2) Peserta didik, bukan sekadar orang dewasa, memiliki dunia, imajinasi, dan
perspektifnya sendiri.
3) Peserta didik, meskipun memiliki kemiripan yang nyata, merupakan individu dengan
kebutuhan fisik dan mental yang unik yang harus dipenuhi.
4) Peserta didik adalah individu yang memiliki kepemilikan atas pendidikannya dan
berkembang menjadi pembelajar sejati dalam arti belajar sepanjang hayat.
5) Peserta didik dapat mengembangkan identitasnya sebagai individu yang berbeda
sambil menyesuaikan diri dengan kelompoknya.
6) Siswa mengharapkan perilaku manusiawi dari orang dewasa, termasuk instruktur, dan
membutuhkan instruksi dan pertumbuhan baik secara individu maupun kelompok.
7) Siswa mendekati lingkungan mereka dengan inisiatif dan visi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
72
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
8) Siswa menunjukkan perilaku yang sangat baik, dan lingkungan memiliki pengaruh
paling besar terhadap perilaku mereka.
9) Meskipun siswa memiliki berbagai minat dan merupakan makhluk Tuhan, sulit untuk
mendorong mereka melakukan sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
10) Lingkungan memiliki kekuatan paling besar untuk meningkatkan atau memperburuk
perilaku baik siswa.
E.
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian dengan judul “Peran Guru PKn dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa Kelas IX SMP Y.P. Trijaya Medan” oleh Sihombing, Sinaga, dan Pasaribu (2022) yang
menyatakan:
1) Terjalinnya kerja sama antara pendidik dan orang tua dalam melakukan observasi
terhadap siswa di lingkungan rumah dan masyarakat, serta peningkatan pengetahuan
siswa terhadap informasi yang dibutuhkan merupakan aspek pendukung. Namun,
kurangnya pengawasan orang tua di rumah membuat siswa merasa tidak tertib dan
bebas, yang merupakan unsur pengekang. Pembentukan sikap disiplin siswa juga
sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat. Ketika suasana lingkungan kurang
baik, anak cenderung mengikuti dan membiarkan lingkungan sekolah yang
mengaturnya.
2) Dengan memberikan kesan yang positif kepada siswa, guru PKn di SMP Y.P. Trijaya
Medan turut berperan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas IX. Dalam
rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, guru PKN juga memiliki tanggung jawab
untuk memberikan motivasi, menegur, dan menghukum siswa.
3) Berdasarkan hasil penelitian “Peran Guru dalam Membina Sikap dan Kedisiplinan
Siswa Melalui Pendekatan Keteladanan Guru di SMP Negeri 2 Donggo” oleh
Djunaidi dan Sarimawati (2019), peran guru dalam menumbuhkan sikap disiplin
siswa di SMP Negeri 2 Donggo adalah meningkatkan ketakwaan siswa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa; memberikan pengarahan untuk membantu peserta didik
mengembangkan moral dan kepribadiannya; mengarahkan perilaku peserta didik
sehari-hari di sekolah; menumbuhkan usaha, ketekunan, dan kesantunan;
mendisiplinkan pelanggaran; mengeluarkan peringatan lisan; dan memberikan contoh
positif bagi peserta didik.
Metode guru untuk mengembangkan kedisiplinan peserta didik meliputi:
memberikan contoh kedisiplinan; menegur peserta didik yang melanggar secara lisan;
menjelaskan keuntungan disiplin; memberikan sanksi ringan dan berat bagi
pelanggar; melaporkan pelanggar kepada kepala sekolah, guru BP, wali kelas, dan
orang tua peserta didik. Suasana belajar yang kondusif/nyaman, fasilitas belajar yang
cukup/mendukung, dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak merupakan
unsur-unsur yang memudahkan sekaligus menghambat fungsi guru PPKn dalam
pendisiplinan dan keteladanan peserta didik kelas VII SMPN 2 Donggo. Minimnya
waktu pembelajaran, banyaknya pertemuan langsung dengan peserta didik, dan
perbedaan karakter peserta didik merupakan hambatannya.
4) Berdasarkan hasil penelitian berjudul “Peran Wali dalam Pembentukan Kedisiplinan
Siswa di SD Negeri 10 Banda Aceh” oleh Julia dan Juliansyah (2020), wali berperan
dalam membantu siswa di SD Negeri 10 Banda Aceh untuk menumbuhkan
kedisiplinan sebagai berikut: Menurut wali, mereka sering berperan sebagai pengajar
dan motivator bagi anak-anaknya serta fasilitator dalam pembentukan kedisiplinan
anak. Orang tua memberikan dukungan kepada anak ketika anak mengalami kesulitan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
73
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
dalam mengerjakan tugas, tugas yang menantang, manajemen waktu, manajemen
perilaku, dan pentingnya kebiasaan belajar yang disiplin. Keterbatasan waktu yang
dimiliki orang tua, terutama yang bekerja, menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan orang tua mengalami kesulitan dalam menanamkan kedisiplinan pada
anak. Selain itu, orang tua tidak dapat terus-menerus memantau perkembangan
pendidikan anak. Upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi hambatan
dalam menanamkan kedisiplinan adalah dengan memberikan nasihat secara terus-
menerus kepada anak agar terbiasa menerapkan kedisiplinan, serta memberikan
penghargaan dan pujian kepada siswa yang berhasil menerapkan kedisiplinan.
F.
Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan hal yang paling krusial bagi setiap orang. Guru memegang
peranan penting dalam menciptakan pendidikan yang bermutu karena guru merupakan
pendidik. Selain mampu memberikan pelajaran di dalam kelas, guru juga harus mampu
mengajarkan kepada siswa tentang pentingnya kedisiplinan. Karakter anak dapat dibentuk
dengan menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, seperti menaati peraturan sekolah,
menyelesaikan tugas yang diberikan guru, datang tepat waktu, menjaga lingkungan sekolah,
tidak membolos, bersikap baik kepada guru, dan lain sebagainya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana kontribusi guru PPKn terhadap pengembangan
kedisiplinan siswa dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi fungsi kedisiplinan pada
siswa SMP Negeri 5 Tondano Utara.
3.
Metodologi Penelitian
A.
Pendekatan Penilitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif untuk mendefinisikan permasalahan yang ditemukan di lapangan
(Sugyono, 2016). Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang menggunakan data
deskriptif berupa bahasa tulis atau lisan dari orang dan pelaku yang akan diamati. Pendekatan
kualitatif ini digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dinamika
sosial, sikap, keyakinan dan persepsi individu atau kelompok. Dalam hal ini dijabarkan peran
guru PPKn dalam menanamkan kedisiplinan pada siswa SMP Negeri 5 Tondano Utara.
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian yang dilaksanakan
dengan adanya tempat dan lokasi maka akan memudahkan dalam melaksanakan penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni s/d 12 September 2023 di SMP Negeri 5
Tondano Utara Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara.
C.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah peran guru dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan pada
siswa yang tergambar sebagai berikut:
1) Melaksanakan tata tertib sekolah yaitu dengan cara mengamati perilaku siswa dan
pelanggaran yang dilakukan di sekolah.
2) Upaya guru dalam menanamkan sikap disiplin pada siswa yaitu upaya yang dilakukan
guru agar siswa selalu disiplin di sekolah.
D.
Informan Penelitian
Pengambilan sampel secara sengaja digunakan untuk memilih instruktur dan anak-
anak dari sekolah untuk dijadikan informan dalam penelitian ini. Lima orang guru dan tiga
orang siswa berperan sebagai informan dalam upaya mengumpulkan data yang dapat
diandalkan dan memenuhi persyaratan penelitian.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
74
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
E.
Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Pengamatan langsung terhadap siswa yang dapat dijadikan subjek penelitian
merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
dalam penelitian ini.
2) Wawancara
Informasi dari subjek penelitian dikumpulkan melalui wawancara. Wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur dilakukan. Teknik wawancara yang digunakan
peneliti menentukan apakah proses pengumpulan data berhasil.
3) Catatan
Selain mengambil gambar kegiatan penelitian di lapangan, peneliti sering kali
menggunakan dokumentasi untuk mengumpulkan data atau surat dari lapangan.
F.
Teknik Analisis data
Proses pencarian dan pengumpulan data secara metodis dari catatan lapangan,
dokumen, dan hasil wawancara disebut analisis. Observasi langsung menjadi dasar pencatatan
lapangan. Karena tidak semua jawaban dari wawancara terorganisasi dan tidak terstruktur
tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka hasil wawancara dianalisis untuk memilih
pertanyaan atau jawaban yang dapat dijelaskan. Langkah-langkah analisis data yang diuraikan
Sugyono (2016) adalah sebagai berikut:
1) Penyajian data adalah proses menganalisis data dengan mengumpulkannya dalam
bentuk narasi yang terkumpul dan memastikan bahwa informasi tersebut sesuai
dengan apa yang disampaikan sumber.
2) Reduksi data, yaitu proses mulai memisahkan dan mengelompokkan data untuk
menjamin bahwa data tersebut sesuai dan selaras dengan data lapangan.
3) Verifikasi data, atau yang dikenal dengan penarikan kesimpulan, merupakan langkah
terakhir yang dilakukan setelah melalui beberapa langkah untuk memastikan bahwa
data inti benar-benar sesuai dengan keadaan di lapangan, seperti fakta-fakta hasil
lapangan.
4.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat melihat peran guru PPKN sebagai berikut:
A.
Pentingnya guru PPKN dalam menanamkan kedisiplinan pada anak.
Kedisiplinan sangat penting bagi siswa. Mematuhi peraturan dalam segala aspek
kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, bahkan sekolah. Kedisiplinan siswa merupakan
kesediaan siswa untuk menaati peraturan selama proses belajar mengajar di sekolah,
sehingga terjadi perubahan perilaku berupa keterampilan, sikap, kebiasaan kecerdasan, atau
pengetahuan tentang situasi terkini. Upaya guru PPKN dalam menanamkan kedisiplinan di
SMP Negeri 5 Tondano antara lain dengan melaksanakan apel pagi, upacara bendera setiap
hari senin, dan arahan khusus dari guru.
Tujuan dari pembinaan pola pikir disiplin adalah untuk mempersiapkan siswa agar lebih
mandiri, giat belajar, dan memperoleh prestasi akademik yang lebih tinggi. Siswa dapat
disiplin terhadap waktu dan terhindar dari keterlambatan masuk sekolah jika menaati
peraturan sekolah. Guru menghadapi kendala ketika memberikan sosialisasi kepada anak,
seperti anak yang sulit menaati peraturan, kurangnya sikap orang tua ketika guru bersikap
keras kepada anak, dan pengaruh lingkungan sekolah. Selain guru, orang tua juga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sikap disiplin anak.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
75
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
B.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kedisiplinan siswa di SMP Negeri 5
Tondano Utara.
1) Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak
Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Hal ini juga akan berdampak pada sikap
disiplin siswa, sehingga tidak mungkin mencapai keberhasilan dalam belajar.
2) Sikap acuh siswa
Siswa yang tidak peduli terhadap peraturan sekolah juga lebih mungkin mendapat
hukuman di sekolah.
3) Sosialisasi berdampak pada siswa
Siswa terpengaruh karena bergaul dengan kelompok yang senang melanggar peraturan,
sehingga mereka mengalami kesulitan belajar, hasil belajarnya menurun, dan sikap
disiplinnya negatif.
4) Kurangnya motivasi orang tua.
Motivasi dari orang tua juga sangat membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar.
Jika siswa tidak mendapatkan inspirasi dari orang tua, maka hasil belajar dan
keberhasilan siswa yang tidak memiliki kedisiplinan yang baik di sekolah akan menurun.
C.
Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 5 Tondano.
1) Bersosialisasi: Dalam contoh ini, guru menggunakan sosialisasi untuk membantu siswa
meningkatkan keterampilan sosialnya, yaitu dengan memberikan rangsangan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.
2) Memberikan arahan kepada siswa: Guru mengarahkan siswa agar mereka bersemangat
dan termotivasi untuk belajar tidak hanya di sekolah tetapi di mana pun mereka berada.
3) Guru memotivasi siswa: Guru memberi inspirasi kepada siswa sangat penting untuk
menumbuhkan minat siswa dalam belajar dan memastikan kelangsungan kegiatan
pendidikan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, dimana hasil penelitian terdahulu
yaitu Peran Wali dalam Pembentukan Kedisiplinan Siswa di SD Negeri 10 Banda Aceh", dengan
simpulan bahwa peran wali dalam pembentukan kedisiplinan siswa di SD Negeri 10 Banda Aceh
sebagai berikut Wali menyatakan sering berperan sebagai fasilitator dalam pembentukan
kedisiplinan anak, motivator dan pendidik/guru. Wali mendampingi anak ketika mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas, menyelesaikan tugas yang sulit, mengatur waktu belajar
anak, membimbing perilaku anak, dan menekankan pentingnya belajar disiplin. Wali
menghadapi kendala dalam menanamkan kedisiplinan pada anak karena berbagai hal, antara lain
keterbatasan waktu terutama bagi yang bekerja. Selain itu, wali tidak mampu untuk selalu
mengawasi perkembangan belajar anak.
Upaya wali dalam mengatasi kendala dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa yaitu
dengan melakukan pengawasan secara terus-menerus kepada anak agar siswa terbiasa
berperilaku disiplin, serta memberikan hadiah dan penghargaan kepada siswa yang berhasil
menerapkan kedisiplinan. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Sihombing, Sinaga, dan Pasaribu 2022) yang berjudul “Peran Guru PKN dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa Kelas IX SMP Y.P Trijaya Medan”. 1) Aspek pendukung, meliputi
terbentuknya kerjasama antara guru dan orang tua dalam memperhatikan siswa di lingkungan
keluarga dan masyarakat, serta perlunya kesadaran siswa. Aspek penghambat, yaitu kurangnya
perhatian orang tua di rumah sehingga siswa merasa bebas dan tidak teratur. Konteks masyarakat
berpengaruh signifikan terhadap terbentuknya sikap disiplin siswa. Apabila lingkungan
masyarakat kurang baik, siswa cenderung akan mengikuti dan terbawa suasana di sekolah. 2)
Peran guru PKN dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas IX SMP Y.P Trijaya Medan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
76
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
dengan memberikan citra yang positif kepada siswa. Guru PKN juga berperan dalam
memotivasi, menegur, dan memberikan sanksi kepada siswa agar dapat meningkatkan
kedisiplinannya.
5.
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
Pentingnya guru PPKn dalam menanamkan kedisiplinan pada siswa, serta hal-hal yang
menghambat kedisiplinan siswa:
1) Guru memiliki peran penting dalam menumbuhkan dan menumbuhkan kedisiplinan
pada seluruh siswa di sekolah. Guru PPKn juga memberikan saran untuk menanamkan
kedisiplinan pada siswa, seperti meningkatkan motivasi siswa untuk berbangsa dan
bernegara, mengikuti upacara bendera, dan kegiatan pramuka di sekolah. Guru tidak
hanya memberikan pelajaran formal, tetapi juga menjadi panutan bagi siswanya.
2) Guru juga berperan penting dalam menanamkan sikap disiplin pada seluruh siswa di
sekolah. Guru juga bertanggung jawab untuk mendidik, memotivasi, bahkan
mendorong anak untuk belajar di sekolah. Guru harus memberikan contoh yang baik
kepada siswa dengan datang tepat waktu, berpakaian yang pantas, serta menunjukkan
prinsip dan moral.
Faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan anak di sekolah:
1) Kurangnya keterlibatan orang tua terhadap anak juga akan berdampak pada kedisiplinan
siswa.
2) Kemalasan siswa dalam mematuhi peraturan sekolah juga menjadi salah satu penyebab
mereka didisiplinkan.
3) Peserta didik terdampak oleh pergaulan dengan kelompok yang kerap melanggar
peraturan, sehingga menyulitkan mereka dalam belajar, menurunkan hasil belajar, dan
membuat kedisiplinan menjadi hal yang mustahil.
B.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1.
Kepada guru-guru di SMP Negeri 5 Tondano Utara agar tidak bosan dalam membina,
menanamkan, mengarahkan, memberi semangat, dan membimbing siswa agar lebih bergairah,
bersemangat dalam belajar, dan memiliki sikap disiplin. 2. Membiasakan siswa untuk menaati
tata tertib sekolah dan membiasakan diri untuk bersikap disiplin, seperti datang tepat waktu,
belajar dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas guru dengan saksama, dan sebagainya. 3.
Kepada keluarga siswa agar memperhatikan perilaku disiplin anak dan berusaha untuk bekerja
sama dengan guru agar apa yang diharapkan dari siswa dapat tercapai dengan baik.
6.
Daftar Pustaka
Tri Lilin Natalia Zendrato & Berkat Persada Lase, “Peran Guru Ppkn Dalam Menumbuhkan
Kesadaran Diri Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah”, Educativo: Jurnal Pendidikan Vol.
1, No. 1, Mei (2022),Ipage 124-138.
Alamat Url : Erni Noviantia,Yudi Firmansyah , Erwin Susanto, “Peran Guru Ppkn Sebagai
Evaluator Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa”, Civics: Jurnal Pendidikan
Pancasila & Kewarganegaraan Vol. 5 No. 2 Tahun 2020 127-131. Menurut Mustari
(2014:36)
Peran Menurut Soerjono Soekrano Yang Dikutip Oleh Syaron Brigette Lantaeda,
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik (JPKP)
Vol. 3, No. 1 Juni 2025, page: 67-77
E-ISSN: 3025-9843
77
Yulhans Mareray et.al (Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap….)
Florence Daicy, Dan J Lengkonf Joorie M (2017:2) Peran Menurut Syaron Brigette Lantaeda,
Florence Daicy, Dan J Lengkonf Joorie M. Ruru.Sesuai Yang Dikutip Muyasa Dalam
Bukunya Syarifa Nurjana. Menurut Maman Ranchman(Akhmad Sudrajat 2008:1).
Ayatullah, “Pendidikan Kedisiplinan Siswa Madrasah Aliyah”, Jurnal Pendidikan dan Dakwah,
2, no. 2 hal. 222 (2020).
Adrianus Bawamenewi. “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkaatkan Kedisiplinan Guru dan
Siswa di SMA 1 Lolofitu Moi”. Jurnal.Review.Pendidikan.danPengajaran,4,no.1
hal.236(2021).Alamat.url: https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp
Ali (1995), metode adalah metode yang diorganisasikan dan diikuti untuk mencapai suatu tujuan.
Surakhmad (2008), metode utama untuk mencapai tujuan adalah mencocokkan metode utama
dengan situasi utama.
Herdiansyah, 2013:132) berpendapat bahwa observasi adalah suatu proses melihat, mengamati
dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
Mulyasa (2010:173) peran guru dalam meningkatkan disiplin siswa adalah guru harus mampu
menjad pembimbing, contoh atau teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku
para peserta didik.
Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran pada Anak (Jakarta: Index, 2008), 93.Ibid., 114-
115.