dalam  lingkungan  tertentu  dengan  tujuan  mencapai  tujuan  pendidikan  tertentu  (Rizawati, 
2017).  Dalam  pendidikan,  seorang  guru  seharusnya  tidak  hanya  menekankan  pertumbuhan 
intelektual  siswa  tetapi  juga  pertumbuhan  pribadi  mereka,  baik  dalam  perkembangan  fisik, 
mental, maupun sosial mereka. Selain itu, seorang guru harus mampu memberikan dukungan 
dan bimbingan kepada siswanya agar mereka dapat belajar semaksimal mungkin. Salah satu 
faktor  yang  dapat  menjadi  indikator  keberhasilan  atau  kegagalan  proses  belajar  yang 
bersumber dari dalam diri siswa adalah motivasi (Emda, 2018). Motivasi belajar mempunyai 
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Jika tidak ada kemauan atau motivasi 
belajar dari diri sendiri, maka pembelajaran tidak akan berhasil. Motivasi adalah perubahan 
energi  pribadi  individu  yang  ditandai  dengan  efektivitas  (perasaan)  dan  reaksinya  untuk 
mencapai tujuan (Santi, 2016).  
Motivasi  adalah  suatu  kualitas  yang  ada  dalam  diri  setiap  individu  yang  mempunyai 
keinginan untuk melaksanakan suatu tugas, baik yang dikerjakan dengan tekun maupun tidak, 
untuk  mencapai  tujuan  yang  dimaksud.  Dorongan  dan  prestasi  pada  siswa  berprestasi 
merupakan fungsi dari motivasi (Harahap dkk, 2021). Jika di dalam kelas terdapat motivator 
yang baik, maka akan menghasilkan hasil belajar yang baik. Jika di dalam kelas terdapat suatu 
usaha  yang  dijalani  dan  dimotori  oleh  motivasi,  maka  akan  meningkatkan  ambang  batas 
belajar  siswa  itu  sendiri  secara  signifikan  (Suprihatin,  2015).  Terdapat  dua  jenis  motivasi 
belajar, yaitu intrinsik dan ekstrinsik (Merpati, T., Lonto, A.L., & Biringan, J. 2018: 55–61). 
Motivasi  intrinsik  berasal  dari  dalam  diri  siswa,  seperti  keinginan  untuk  belajar,  minat 
terhadap materi pelajaran, dan motivasi pribadi saat mempelajari materi tersebut. Di sisi lain, 
motivasi ekstrinsik mengacu pada hal-hal yang datang dari luar kendali siswa, seperti nasihat, 
nilai,  atau  keyakinan  dari  guru  dan  orang  lain.  Guru  memainkan  peran  penting  dalam 
menciptakan kedua jenis motivasi  ini melalui metode pengajaran yang inovatif  dan kreatif. 
Dengan  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  merangsang  dan  menarik,  guru  dapat 
meningkatkan  motivasi  intrinsik  siswa.  Di  sisi  lain,  penguatan  positif,  atau  umpan  balik 
positif,  dapat  meningkatkan  motivasi  intrinsik.  Motivasi  belajar  siswa  tidak  akan  hilang 
sepenuhnya jika tidak ada rasa harga diri yang kuat dalam dirinya, atau bisa saja hilang jika 
ada orang yang menghalanginya dengan berbagai cara. Bagi seorang guru, mengetahui cara 
memotivasi siswa untuk belajar sangatlah penting karena dengan memahami motivasi masing-
masing siswa, seseorang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, siswa yang 
memiliki  keinginan  belajar  yang  kuat  dapat  terdorong  untuk  berpartisipasi  dalam  proses 
pendidikan. Menurut Rahmadani dan Muhroji (2022:4856), motivasi belajar siswa harus selalu 
ditingkatkan karena kegagalan dalam belajar juga dapat berasal dari guru yang tidak mampu 
secara efektif menginspirasi siswa untuk belajar sehingga motivasi belajarnya meningkat dan 
hasil belajarnya pun meningkat. 
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong siswa untuk belajar dalam 
kehidupannya  sendiri.  Selain  siswa,  peran  yang  paling  penting  dalam  kegiatan  pendidikan 
adalah guru. Guru adalah guru yang mengkhususkan diri dalam penelitian pedagogi. Dalam 
hal  ini,  guru  merancang  pelajaran  dan  mengimplementasikannya  selama  proses  belajar 
mengajar.  Selain  itu,  guru  berperan  sebagai  pengajar  yang  memberikan  ilmu  pengetahuan 
tentang  moral,  etika,  dan  masalah  sosial.  Untuk  menjalankan  peran  tersebut,  seorang  guru 
diharapkan  memiliki  pengetahuan  dan  kearifan  yang  luas  yang  niscaya  akan  diwariskan 
kepada peserta didik (Arianti, 2019). Guru merupakan pelaku utama dalam proses pendidikan, 
baik dalam meningkatkan mutu pembelajaran maupun dalam memotivasi peserta didik untuk 
belajar (Idzhar, 2016). Guru yang kompeten akan mampu membuat peserta didik memahami 
materi yang diajarkan dengan mudah, menjelaskannya dengan jelas, memotivasi peserta didik 
untuk  belajar, dan membuat peserta didik bersemangat dalam mengikuti  pelajaran (Arianti, 
2019).  Akan  tetapi,  dalam  proses  pembelajaran  sering  kali  terdapat  permasalahan  terkait 
dengan motivasi peserta didik untuk belajar.