“Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis” (Juanda &
Rahayu, 2019). Jadi definisi umum Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah suatu bentuk
pendidikan yang bertujuan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan warga
negara agar dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman
siswa terkait dengan identitas nasional dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk
pendidikan, budaya keluarga, dan pengalaman hidup. Di dalam kelas, keberhasilan pendidikan
kewarganegaraan dan integrasi nilai-nilai nasional ke dalam kurikulum dapat membentuk
landasan pemahaman siswa terhadap identitas nasional. Metode pengajaran yang interaktif dan
menarik juga memainkan peran penting dalam membangun rasa kebangsaan. Selain itu, faktor
budaya keluarga dapat memberikan kontribusi signifikan, dengan nilai-nilai dan tradisi
keluarga yang memperkuat atau mungkin merongrong identitas nasional. Pengalaman hidup
siswa, seperti partisipasi dalam kegiatan komunitas atau kunjungan ke tempat bersejarah, juga
dapat membentuk pandangan mereka tentang identitas nasional. Dalam konteks sosial yang
semakin terhubung, media massa dan teknologi juga memainkan peran dalam membentuk
persepsi siswa terhadap identitas nasional, baik melalui paparan media maupun
interaksi online.
Identitas nasional memiliki dampak yang signifikan terhadap pembentukan karakter siswa,
memainkan peran sentral dalam membentuk nilai-nilai, sikap, dan identitas personal mereka.
Melalui pemahaman akan sejarah dan nilai-nilai nasional, siswa dapat mengembangkan rasa
tanggung jawab, patriotisme, dan kepedulian terhadap kesejahteraan bersama. Identitas
nasional juga memotivasi siswa untuk menghargai dan merawat warisan budaya, memperkuat
rasa kebanggaan terhadap akar budaya mereka.
Pemahaman jati diri bangsa dapat memberikan dampak yang mendalam terhadap perilaku
sosial siswa di lingkungan sekolah. pemahaman jati diri bangsa dapat membentuk perilaku
sosial siswa melalui penanaman rasa bangga terhadap sejarah dan warisan budaya bangsanya.
Siswa yang memahami nilai-nilai dan kontribusi bangsanya dalam sejarah mungkin lebih
termotivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mempromosikan kebaikan bersama.
Dengan demikian, pemahaman jati diri bangsa bukan hanya memperkaya pengalaman individu
siswa, tetapi juga berperan dalam membentuk perilaku sosial yang positif, menciptakan
lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung pertumbuhan bersama
5. Kesimpulan
Identitas nasional dasarnya membentuk karakter siswa dalam hal ini pendidikan merupakan
salah satu hal yang menjadi pengaruh penting. Pendidikan pada hakikatnya menjadi manusia
yang bijaksana, cerdas, dan baik hal itu juga berpengaruh pada siswa. Oleh karena siswa dapat
merealitas permasalahan moral yang serius serta menerapkan pendidikan karakter. Pendidikan
memegang peranan penting dalam pembentukan dan pengembangan jati diri bangsa Indonesia.
Identitas nasional dapat memengaruhi pembentukan karakter siswa melalui pengaruh budaya,
nilai, dan sejarah yang diterapkan dalam pendidikan. Pendidikan yang mencerminkan identitas
nasional dapat membantu membangun rasa tanggung jawab, patriotisme, dan nilai-nilai positif
pada siswa.
Pemahaman jati diri bangsa dapat mempengaruhi perilaku sosial siswa di lingkungan
sekolah dengan memberikan landasan identitas, nilai, dan norma yang mempengaruhi interaksi
sosial mereka. Kesadaran akan jati diri bangsa dapat membentuk sikap positif terhadap
keragaman budaya, memperkuat rasa kebersamaan, dan mendukung norma-norma sosial yang
mendorong kerjasama dan toleransi di sekolahPendidikan kewarganegaraan yang mencakup
aspek-aspek psikososial dan nilai-nilai moral, diharapkan dapat membentuk generasi yang
mampu berkontribusi positif dalam masyarakat digital yang semakin kompleks dan dinamis.
Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, pemahaman kewarganegaraan