JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik
Vol. 1, No. 1, Juni 2023, page: 43-49
E-ISSN: 3025-9843
43
Feni Tri Rahayu et.al (Analisis Hasil Penerapan Model Kooperatif....)
Analisis Hasil Penerapan Model Kooperatif Tipe
Jigsaw Dalam Pembelajaran PPKn Untuk Mengatasi
Masalah Kecemasan Akademik
Feni Tri Rahayu
a,1
, Fitri Silvia Sofyan
b,2
, Yudi Firmansyah
c,3
a
Mahasiswa, Jl. HS.Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361
b,c
Dosen, Jl. HS.Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361
1
pk19.fenirahayu@mhs.ubpkarawang.ac.id;
2
fitrisofyan@ubpkarawang.ac.id;
3
yudifirmansyah@ubp.karawang.ac.id
*
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 24 Februari 2023
Direvisi: 18 Maret 2023
Disetujui: 5 Mei 2023
Tersedia Daring: 1 Juni 2023
Penelitian ini membahas mengenai perubahan paradigma dalam
pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dari
pendekatan konvensional yang berpusat pada guru dan aspek kognitif
menjadi pendekatan yang berorientasi pada siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil dan hambatan yang terjadi setelah dilaksanakannya
penerapan model kooperatif tipe jigsaw untuk mengatasi masalah
kecemasan akademik yang dialami oleh siswa kelas 12. Penelitian ini
menggunakan jenis studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
dilaksanakan di SMA Negeri 6 Karawang pada tahun ajaran 2023/2024.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terbukti berhasil dan efektif untuk mengatasi masalah
kecemasan akademik yang dialami siswa kelas 12, hasil yang diperoleh
yaitu meningkatkan partisipasi siswa, pemahaman materi, kemampuan
sosial siswa, meningkatkan kontrol emosi, pemahaman diri, dan
kemampuan berpikir rasional selama proses pembelajaran. Namun
penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa hambatan dalam
penerapan model kooperatif tipe jigsaw, seperti gangguan dari
kelompok lain, dan perbedaan pendapat diantara siswa. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dianggap sebagai soslusi yang efektif dalam mengatasi
kecemasan akademik siswa dalam konteks pembelajaran PPKn.
Perubahan pendekatan ini menggambarkan peran guru dalam
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa,
memungkinkan mereka untuk berkembang secara holistik dan
mengatasi tantangan belajar mereka. Penelitian ini memberikan
kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
PPKn dalam menangani fenomena kecemasan akademik.
Kata Kunci:
Kecemasan Akademik
Pembelajaran PPKn
Model Kooperatif Tipe Jigsaw
Hasil dan Hambatan
JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik
Vol. 1, No. 1, Juni 2023, page: 43-49
E-ISSN: 3025-9843
44
Feni Tri Rahayu et.al (Analisis Hasil Penerapan Model Kooperatif....)
ABSTRACT
Keywords:
Academic Anxiety
The learning of Pancasila and
Citizenship Education
The jigsaw cooperative
learning model
Results and Barriers
This research discusses the paradigm shift in the teaching of Pancasila
and Citizenship Education (PPKn) from a conventional teacher-centered
and cognitive-focused approach to a student-oriented approach using the
cooperative learning model known as the jigsaw method. The aim of this
study is to investigate the outcomes and challenges that occurred after
implementing the jigsaw cooperative model to address academic anxiety
issues experienced by 12th-grade students. This research utilized a
descriptive study with a qualitative approach conducted at SMA Negeri 6
Karawang in the academic year 2023/2024. The research findings
indicate that the jigsaw cooperative learning model has proven to be
successful and effective in addressing the academic anxiety issues faced
by 12th-grade students. The results obtained showed improvements in
student participation, comprehension of the material, social skills,
emotional control, self-understanding, and rational thinking skills during
the learning process. However, the research also identified some
challenges in implementing the jigsaw cooperative model, such as
disruptions from other groups and differences of opinion among students.
In conclusion, the jigsaw cooperative learning model is considered an
effective solution for addressing academic anxiety among students in the
context of PPKn education. This shift in approach highlights the role of
teachers in creating a student-centered learning environment, allowing
students to develop holistically and overcome their learning challenges.
This research makes a significant contribution to enhancing the quality
of PPKn education in addressing the phenomenon of academic anxiety.
©2023, Feni Tri Rahayu, Fitri Silvia Sofyan, Yudi Firmansyah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Selama ini proses pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan cenderung
mengkuti pendekatan konvensional yang lebih fokus pada aspek kognitif saja atau dapat
dikatakan bahwa pada proses pembelajaran sebelumnya hanya berpusat pada guru (teacher
centered) dengan model-model pemeblajaran yang monoton serta kurang memberikan dukungan
kepada siswa untuk dapat berkesempatan mengembangkan potensinya secara luas, siswa banyak
mengalami tekanan dengan tugas akademisnya secara individu karena model pembelajaran dan
pendekatan yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan gaya belajar dan minat mereka,
sehingga beberapa dari mereka selalu merasa cemas akan hasil belajarnya dan kekhawatiran
tentang apa yang akan mereka lalui pada proses pembelajaran berikutnya. Dalam mengatasi
fenomena tersebut guru telah menerapkan pendekatan kontruktivisme dengan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam proses pembelajaran (student centered) dengan
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw. Dengan pendekatan ini siswa akan lebih banyak
memiliki peluang untuk menggali potensi mereka sendiri, karena pendekatan pembelajaran ini
diterapkan sebagai upaya untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan perkembangan
zaman dan memenuhi kebutuhan siswa, serta menggantikan pendekatan teacher centered
learning yang lebih tradisional. Segala upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi
berbagai permasalahan pada siswa salah satunya adalah fenomena kecemasan akademik.
Menurut (Pate et al., 2021) kecemasan adalah suatu fenomena emosional yang rumit dan dapat
didefinisikan sebagai reaksi individu terhadap rangsangan yang dianggap sebagai ancaman, yang
melibatkan berbagai proses mental, psikologis, dan fisik. Maka ini sudah menjadi tanggung
jawab guru terhadap perannya dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 Tentang Guru dan Dosen, yakni: Guru adalah tenaga
profesional yang terlatih yang tanggung jawab utamanya adalah memberi instruksi, memberi
petunjuk, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa di pra-taman
JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik
Vol. 1, No. 1, Juni 2023, page: 43-49
E-ISSN: 3025-9843
45
Feni Tri Rahayu et.al (Analisis Hasil Penerapan Model Kooperatif....)
kanak-kanak, taman kanak-kanak, sekolah dasar dan sekolah menegah atas”.
Telah banyak penelitian yang mengkaji tentang model kooperatif tipe jigsaw ini namun
setiap penelitian memiliki karakteristik tersendiri terkait tema tersebut. Baik dari penyebab
terjadinya kecemasan akademik, siapa yang terlibat, tahapan yang dilalui, dan kewenangan
masing-masing pihak yang terlibat adalah aspek-aspek yang perlu dipahami daan diteliti lebih
lanjut. Selain itu, perlu dijelaskan bahwa penelitian terkait kecemasan akademik dalam
pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan masih terbilang jarang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah artikel oleh
Darmawan Harrefa (2021) yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Belajar Siswa. Menjelaskan bahwa
pemanfaatan model kooperatif tipe jigsaw ini memudahkan siswa memahami materi dan terlibat
aktif dalam pembelajaran. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, memiliki
pemahaman yang lebih baik terhadap konsep materi, meningkatkan pemahaman mereka
terhadap permasalahan belajar, dan menjadi lebih bertanggung jawab terhadap tugas kelompok
yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran kelompok yang diimplementasikan. Solusi yang
ditawarkan oleh Darmawan Harrefa yakni perlunya pemahaman guru terhadap pendekatan yang
sesuai dengan kondisi psikologis maupun fisik siswa. Hal ini agar hasil belajar siswa sesuai
dengan harapan mereka. Sedangkan dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada hasil
penerapan model kooperatif tipe jigsaw untuk mengatasi fenomena kecemasan akademik yang
rentan dialami oleh siswa kelas 12 dan mengidentifikasi hambatan yang terjadi pada saat
penerapan dalam pembelajaran tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan
dan mengetahui hasil dan hambatan dari penerapan model kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran PPKn yang telah diterapkan oleh guru sehingga dapat mengatasi masalah
kecemasan akademik pada siswa kelas 12.
2. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian jenis studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Data primer yang dari penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 6 Karawang Tahun
Ajaran 2023/2024 dengan populasi 4 kelas yakni XII-3, XII-5, XII-6, XII-9, dan Guru PPKn,
sampel yang dipilih ditentukan melalui teknik sampling yang peneliti gunakan yakni purposive
sampling. Sedangkan data sekunder yang didapat melalui hasil observasi dan dokumentasi
peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Kemudian analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, menyajikan data,
dan memverifikasi data serta penyimpulan hasil penelitian.
3. Hasil dan Pembahasan
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu teknik yang efektif dalam
model pembelajaran kooperatif. Teknik ini telah dikembangkan oleh Aranson dan telah terbukti
berhasil dalam meningkatkan partisipasi siswa, pemahaman materi, dan kemampuan sosial
siswa. Adapun beberapa teori yang mendasari pemanfaatan pembelajaran kooperatif ini meliputi:
a. Teori konstriktivse Sosial (Vgotsky): Teori ini menganggap bahwa pengetahuan adalah
kontruksi dari proses belajar. Siswa mengembangkan pemahaman mereka melalui
interaksi dengan lingkungan dan orang lain. Dalam konteks pembelajaran kooperatif,
interaksi kelompok dapat membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri.
b. Teori Konstruktivsme Personal (Piaget): Teori ini menekankan pentingnya hubungan
sosial dalam pembentukan pengetahuan. Interaksi dalam kelompok dapat berperan
sebagai “perancah” atau “scaffolding” bagi siswa yang dapat membantu mereka
mengembangkan pemahaman mereka.
JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik
Vol. 1, No. 1, Juni 2023, page: 43-49
E-ISSN: 3025-9843
46
Feni Tri Rahayu et.al (Analisis Hasil Penerapan Model Kooperatif....)
c. Teori Motivasi (Slavin): Teori motivasi Slavin menyatakan bahwa, dalam pembelajaran
kooperatif, siswa paling termotivasi ketika mereka memiliki apresiasi yang mendalam
terhadap tujuan dan proses yang mendasari kerjasama mereka. Siswa diberikan
penghargaan berdasarkan penampilan kelompok, yang menciptakan motivasi untuk
bekerja sama dan memberikan dukungan sosial.
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat diuraikan bahwa model kooperatif tipe jigsaw ini
sangat bermanfaat dan mempunyai peranan yang kuat dalam mengatsi fenomena kecemasan
akademik ini. Hal ini telah dibuktikan melalui grafik hasil observasi peneliti yang menunjukan
bahwa siswa menganggap model kooperatif tipe jigsaw ini cocok digunakan sebagai upaya
mengatasi kondisi yang mereka alami, dimana mereka merasa kesulitan ketika harus menjalani
kegiatan belajar mengajar dan menyelesaikan tugas akademis secara individu.
Table 1 Grafik Hasil Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw
Sumber: Didesain dengan Google Doc. (Peneliti 2023)
Sedangkan jika tugas akademis yang diberikan oleh guru dilakukan secara berkelompok
akan menjadi lebih mudah bagi mereka untuk memahami materi dan tidak merasa cemas akan
proses pembelajaran yang akan dilalui sesuai dengan alur pembelajaran yang telah
direncanakan oleh guru melalui modul ajar yang tersedia. Sebagaimana dengan pernyataan
Hamid (2007) kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pembelajaran yang
kooperatif dengan melibatkan siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, kolaboratif, dan mampu
berpikir kritis, dapat menciptakan lingkungan yang rileks, tidak membuat siswa menjadi stres
dan dapat mencapai keberhasilan belajar yang tinggi. Hasil lannya menunjukan bahwa
pembelajaran kooperatif menghasilkan ketergantungan yang positif dengan berhasil
menciptakan konidsi siswa yang merasakan saling membutuhkan satu sama lain dalam
mencapai tujuan pembelajaran, menyelesaikan tugas dan menjalankan peran tertentu. Konsep
ini mendorong siswa untuk bekerjasama dan saling mendukung untuk mencacpai hasil yang di
inginkan. Melalui interaksi ini siswa mampu berpeluang untuk berkomunikasi dengan teman
kelompoknya dengan berbagi pemahaman dan perspektif yang berbeda. Setiap siswa memiliki
tanggung jawab atas pemahaman dan kontribusinya sendiri terhadap materi pelajaran. Gruu
menilai siswa berdasarkan kemampuan mereka secara individual, dan guru juga menilai
kelompok brdasarkan rata-rata pncapaian belajar seluruh anggota kelompok. Hail ini sesuai
dengan pendapat Slavin (1995) yang menyatakan mode pembelajaran kooperatif learning
adalah model pembelajaran jigsaw yang merupakan bagian dari model pelajaran kooperatif
yang didasarkan pada gagasan bahwa pembelajaran paling efektif bila dilakukan dalam
JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik
Vol. 1, No. 1, Juni 2023, page: 43-49
E-ISSN: 3025-9843
47
Feni Tri Rahayu et.al (Analisis Hasil Penerapan Model Kooperatif....)
lingkungan kelompok dimana individu dapat saling membangun pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan”. Dengan demikian hasil lainnnya menunjukan bahwa model ini membuat
siswa menjadi pribadi yang tidak egois, menghargai perbedaaan pendapat dalam suatu diskusi,
saling mendukung serta memberi dorongan kepada temannya yang kurang aktif.
Penerapan model pembelajaran tersebut juga menghasilkan dampak positif bagi siswa
yang mengalami kecemasan akademik. Mereka menjadi lebih mampu mengendalikan mood
dan emosi mereka selama proses belajar mengajar karena keterliban mereka dalam tanggung
jawab individual dan saling ketergantungan di dalam kelompok. Hal ini berdampak pada
pengembangan kecackapan pribadi, termasuk pemahaman diri, pengendalian emosi, dan
kemampuan berpikir rasional selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga mampu
memahami alur pembelajaran dan menyelesaikan tugas dengan lebih baik, meninggalkan
kebiasaan buruk dalam belajar, dan menjadi lebih terbuka dalam berkomunikasi, dengan guru
mengenai perasaan dan pengalaman mereka selama proses pembelajran berlangsung. Terdapat
beberapa hambatan yang muncul saat menerapkan model kooperatif tipe jigsaw ini. Salah
satunya adalah ketika sedang berlangsungnya kegiatan diskusi, siswa dapat kehilangan
konsentrasi karena adanya kelompok lain yang bising atau perbedaan pendapat di antara siswa,
sehingga suaana kelas menjadi kurang kondusif. Namun, baik guru maupun siswa dapat
mengatasi hambatan tersebut dengan berbagai cara sebagai berikut: 1) membuat kesepakatn
kelas yang jelas dan wajib diikuti oleh seluruh siswa. 2) memberi peringatan secara nnverbal
kepada siswa yang tidak mau mematuhi aturan. 3) selalu berupaya memberi dukungan kepada
siswa, khususnya yang mengalami kecemasan akademik agar mampu memahami materi
dengan cara menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Dengan beberapa
tindakan ini, diharapkan hambatan-hambatan yang muncul selama penerapan model kooperatif
tipe jigsaw dapat diatasi dengan baik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efisien
dan produktif.
4. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses
pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) telah mengalami perubahan
dari pendekatan konvensional yang pada aspek kognitif saja menjadi lebih berorientasi pada
siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tujuan perubahan ini adalah untuk
mengatasi kecemasan akademi yang dialami oleh siswa kelas 12. Hasil penelitian menunjukan
bahwa model pembelajaran kooperaitf tipe jigsaw efektif dalam meningkatkan pertisipasi siswa,
pemehaman materi, dan kemampuan sosial siswa. Teori-teori konstruktivsme sosial,
konstruktivsme personal, dan motivasi pmendukung penggunaan model ini, penerapan model
ini juga membantu mengatasi kecemasan akademik siswa dengan meningkatkan kontrol emosi,
pemahaman diri, dan kemampuan berpikir rasional. Namun, terdapat beberapa hambatan seperti
gangguan dari kelompok lain dan perbedaan pendapat di antara siswa. Untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut, penting untuk menetapkan aturan yang jelas, memberi dukungan
kepada siswa yang mengalami kecemasan akademik, dan menjelaskan materi dengan bahasa
yang mudah dipahami. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berhasil
dianggap sebagai solusi yang efektif dalam mengatasi keemasan akademik siswa dalam konteks
pembelajran PPKn.
5. Daftar Pustaka
Andiwatir, A., Nay, F. A., & Talan, R. (2021). Model Pembelajaran SCL (Student Center
Learning) pada Siswa Lamban Belajar (Slow Learner) Sekolah Menengah Pertama.
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, Dan Pembelajaran, 5(2), 117.
https://doi.org/10.26858/pembelajar.v5i2.19595
JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik
Vol. 1, No. 1, Juni 2023, page: 43-49
E-ISSN: 3025-9843
48
Feni Tri Rahayu et.al (Analisis Hasil Penerapan Model Kooperatif....)
Astjarjo Rini, W. (2019). Pembelajaran dengan Pendekatan Student Centered Learning (SCL)
| 85. Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 3(1), 1011.
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/shan/article/view/1575/1253
Banga, N., Mahavidyalaya, S., Halder, U. K., & Mishra, B. (2018). A Study On Academic
Anxiety And Academic Achievement of Secondary Level School Students. 4(6), 15.
https://www.researchgate.net/publication/263939820
Debi, I. (2018). Identifikasi Faktor Penyebab Kecemasan Akademik pada Siswa Kelas XI di
SMA Negeri 3 Bantul. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4(10), 629
635.
Gafur, A. (2011). Model, strategi, dan metode pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
(pkn) jenjang pendidikan: sma. 136.
Hooda, M., & Saini, A. (2017). Academic anxiety: An overview. Educational Quest: An Int. J.
of Education and Applied Social Science, 8(3), 807810. https://doi.org/10.5958/2230-
7311.2017.00139.8
Japar, D. (2020). Media dan Teknologi Pembelajaran PPKn. In diakses pada tanggal 30 April
2021, pukul 09.00 WIB).
https://www.google.co.id/books/edition/Media_dan_Teknologi_Pembelajaran/2uZeDw
AAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pengertian+media&printsec=frontcover%0Ahttps://ww
w.google.co.id/books/edition/Media_dan_Teknologi_Pembelajaran/2uZeDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=kelebihan+dan+
Johari, S. (2018). Teori Pembelajaran. In Psikologi Pendidikan (Vol. 1).
Johnson, D. H., & Johnson, R. T. (1998). Learning Together and Alone: Cooperative,
Competitive, and Individualistic Learning (5th Edition). 272.
http://www.amazon.com/Learning-Together-Alone-Cooperative-
Individualistic/dp/0205287719
Kagan, S., & Stenlev, J. (2009). Cooperative learning : undervisning med
samarbejdsstrukturer. https://www.kisii.gl/wp-content/uploads/2019/11/Kagan-
Stenlev-Cooperative-Learning.pdf
Kewarganegaraan, P. D. A. N. (2020). Penulis: Dr. Sutoyo, M.Pd. Penerbit Unisri Press ©
2020.
Krisna Anggraeni, & Devi Afriyuni Yonanda. (2018). Efektivitas Bahan Ajar Berbasis
Kearifan Lokal Dalam Model Pembelajaran Teknik Jigsaw Terhadap Keterampilan
Menulis Deskripsi. Visipena Journal, 9(2), 385395.
https://doi.org/10.46244/visipena.v9i2.467
Kurniawan, M. W., & Wuryandani, W. (2017). Pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap motivasi belajar dan hasil belajar PPKn. Jurnal Civics: Media Kajian
Kewarganegaraan, 14(1), 1022. https://doi.org/10.21831/civics.v14i1.14558
Maria Dimova, C., & Stirk, P. M. R. (2019).
済無
No Title No Title No Title. 925.
Marsella, F. P. (2015). Uji Validitas Konstruk Pada Instrumen Academic Anxiety Dengan
Metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). Jp3I, 4(2), 111.
JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik
Vol. 1, No. 1, Juni 2023, page: 43-49
E-ISSN: 3025-9843
49
Feni Tri Rahayu et.al (Analisis Hasil Penerapan Model Kooperatif....)
Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., YULIA CITRA, A., Schulz, N. D., ناسغ, د .,
Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). No
主観的健康感を中心とした在宅高齢者における
健康関連指標に関する共分散構造分析Title. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 6(August), 128.
Pate, A. N., Neely, S., Malcom, D. R., Daugherty, K. K., Zagar, M., & Medina, M. S. (2021).
Multisite study assessing the effect of cognitive test anxiety on academic and
standardized test performance. American Journal of Pharmaceutical Education, 85(1),
4354. https://doi.org/10.5688/ajpe8041
Republik Indonesia, P. (2005). UU 14-2005 Guru dan Dosen.pdf (p. 17).
Rosyidah, U. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro. SAP (Susunan Artikel
Pendidikan), 1(2), 115124. https://doi.org/10.30998/sap.v1i2.1018
Satriaman, K. T., Pujani, N. M., & Sarini, P. (2019). Implementasi Pendekatan Student
Centered Learning Dalam Pembelajaran Ipa Dan Relevansinya Dengan Hasil Belajar
Siswa Kelas Viii Smp Negeri 4 Singaraja. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sains
Indonesia (JPPSI), 1(1), 12. https://doi.org/10.23887/jppsi.v1i1.21912
Segundo-Marcos, R., Carrillo, A. M., Fernández, V. L., & Daza González, M. T. (2023). Age-
related changes in creative thinking during late childhood: The contribution of
cooperative learning. Thinking Skills and Creativity, 49(May).
https://doi.org/10.1016/j.tsc.2023.101331
Septu, D., Ibrahim, M., Ramdhani, S., & Mukti, H. (2022). Peran Guru Dalam Membentuk
Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Didika: Wahana Ilmiah
Pendidikan Dasar, 8(1), 102113. https://doi.org/10.29408/didika.v8i1.5834
Slavin, R. E. (1980). Cooperative Learning. Review of Educational Research, 50(2), 315342.
https://doi.org/10.3102/00346543050002315
Suparlan, S. (2019). Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Islamika, 1(2), 7988.
https://doi.org/10.36088/islamika.v1i2.208
Youniss, J. (2011). Civic education: What schools can do to encourage civic identity and
action. Applied Developmental Science, 15(2), 98103.
https://doi.org/10.1080/10888691.2011.560814