PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 4, Desember 2024, page: 192-199
E-ISSN: 3047-2288
192
First Author et.al (Title of paper shortly, 3-5 first-words)
Eksplorasi Udeng Pacul Gowang Sebagai Sumber
Belajar Etnomatematika Di Sekolah Dasar
Nurokhmah Fitrani
a,1
, Wahono Widodo
b,2
, Nurul Istiq’faroh
c,3
a,b,c
Prodi S2 Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
1
24010855064@mhs.unesa.ac.id,
2
wahonowidodo@unesa.ac.id,
3
nurul istiqfaroh@unesa.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 10 Oktober 2024
Direvisi: 17 November 2024
Disetujui: 28 November 2024
Tersedia Daring: 1 Desember 2024
Salah satu hal yang menarik dari Kabupaten Sidoarjo adalah kentalnya
kebudayaan peninggalan Majapahit diantaranya pakaian adat. Bagian dari
pelengkap pakaian adat tersebut adalah Udeng Pacul Gowang khas Sidoarjo.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam sejarah udeng
pacul gowang, mempelajari estetika bentuk udeng yang dibuat oleh pengrajin,
menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya dengan menanamkan rasa bangga
dan cinta terhadap budaya lokal, serta menjadikan pembelajaran matematika
lebih menarik bagi siswa dengan mengintegrasikan pembuatan udeng pacul
gowang dalam pembelajaran matematika. Dalam etnomatematika, udeng
pacul gowang dijadikan sumber belajar yang dapat dikaitkan dalam mata
pelajaran matematika. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah
kualitatif deskriptif yang berfokus pada pemahaman deskripsi dan
interpretasi secara rinci dan menekankan pada kondisi aktual tanpa ada
manipulasi Teknik pengumpulan data dengan penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi mendalam dari berbagai sumber,
diantaranya melalui (1) wawancara, (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui sumber belajar udeng pacul
gowang, siswa dapat memepelajari budaya dengan berbagai konsep
matematika antara lain: konsep menghitung, aljabar, geometri, pengukuran,
dan lain-lain. Dengan demikian, diharapkan pemerintah dan pihak sekolah
mendukung pengembangan kurikulum yang berbasis pada kearifan lokal,
sehingga siswa dapat belajar matematika dengan konteks yang lebih relevan
dengan budaya mereka.
Kata Kunci:
Etnomatematika
Sumber Belajar
Udeng Pacul Gowang
ABSTRACT
Keywords:
Ethnomatemathics
Learning Resources
Udeng Pacul Gowang
One of the interesting things about Sidoarjo Regency is the strong heritage of
Majapahit culture, including traditional clothing. Part of the traditional
clothing complement is the typical Sidoarjo Udeng Pacul Gowang. The aim of
this research is to dig deeper into the history of udeng pakul gowang, study
the aesthetics of the shape of udeng made by craftsmen, foster a sense of love
for culture by instilling a sense of pride and love for local culture, and make
mathematics learning more interesting for students by integrating udeng
pacul gowang making in mathematics learning. In ethnomathematics, udeng
pacul gowang is used as a learning resource that can be linked to mathematics
subjects. The method used in this research is descriptive qualitative which
focuses on understanding descriptions and interpretations in detail and
emphasizes actual conditions without any manipulation. Data collection
techniques with research are used to collect in-depth information from
various sources, including through (1) interviews, (2) observation, and (3)
documentation studies. The results of the research show that through the
udeng pacul gowang learning resource, students can learn culture with
various mathematical concepts including: counting concepts, algebra,
geometry, measurement, and others. Thus, it is hoped that the government
and schools will support the development of a curriculum based on local
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 4, Desember 2024, page: 192-199
E-ISSN: 3047-2288
193
Nurokhmah Fitrani et.al (Eksplorasi Udeng Pacul Gowang Sebagai….)
wisdom, so that students can learn mathematics in a context that is more
relevant to their culture.
©2024, Nurokhmah Fitrani, Wahono Widodo, Nurul Istiq’faroh
This is an open access article under CC BY-SA license
1.
Pendahuluan
Indonesia kaya akan budaya yang mengandung nilai-nilai yang harus dipelajari, teruatama
oleh siswa. Budaya tersebut berupa bahasa yang berbeda, pakaian adat, makanan tradisional, dan
lagu daerah (Widodo, et al., 2020). Keberagaman tersebut dapat menjadi sumber pembelajaran
dan pengetahuan bagi siswa. Salah satu cara dengan mengaitkan matematika dengan budaya
setempat yang lebih dikenal dengan nama Etnomatematika. Hardiarti (2017) menyatakan bahwa
Matematika dan budaya itu saling berkaitan erat dalam kehidupan kita. Budaya adalah cara hidup
kita sehari-hari, sedangkan matematika membantu kita menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
Namun, terkadang matematika dan budaya dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan tidak
berkaitan. Hal berbeda diungkapkan oleh Buyung & Hendriana, (2020) bahwa lingkungan sebagai
tempat berinteraksi siswa sehari-hari dipengaruhi oleh kebudayaan yang ada di lingkungan
tersebut. Oleh karena itu, aspek kompetensi matematika, kemampuan intelektual, dan pengalaman
matematika siswa perlu diperhatikan dalam penelitian pendidikan matematika (Astuti &
Supriyono, 2020).
Sidoarjo merupakan sebuah kota yang berlambang udang dan bandeng. Dulu, Sidoarjo
dikenal sebagai pusat Kerajaan Jenggolo pada masa kolonialisme Hindia Belanda. Sidoarjo biasa
dikenal dengan sebutan kota Delta, sebab kota ini berada diantara dua sungai besar pecahan dari
sungai Brantas yaitu sungai Mas dan sungai Porong (Hapsan, 2022). Letak Sidoarjo tepat berada
di sebelah selatan kota Surabaya, sehingga secara geografis dua kota ini seolah menyatu. Sidoarjo
memiliki beragam kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Keragaman budaya di Sidoarjo
meliputi tempat pariwisata, atraksi budaya, pakaian adat, hingga kuliner. Berbeda dengan
kabupaten atau kota lain yang menyuguhkan keindahan panorama pantai atau pegunungan,
Sidoarjo lebih kental dengan peninggalan kerajaan Majapahit (Muzaki dkk., 2024). Salah satu hal
yang menarik dari Kabupaten sidoarjo adalah pakaian adatnya. Bagian dari pelengkap pakaian
adat tersebut adalah Udeng Pacul Gowang khas Sidoarjo.
Udeng Pacul Gowang memiliki potensi besar untuk mempromosikan budaya daerah dan
negara (Warmana et al., 2023). Banyak wisatawan asing yang tertarik untuk bisa memiliki,
sekaligus dapat mengetahui cara pembuatannya. Udeng pacul gowang terbuat dari batik khas
Sidoarjo atau kain motif. Udeng Pacul Gowang dirakit dari berbagai potongan yang dilapisi kain
batik Sidoarjo, kemudian disusun secara cermat hingga membentuk sebuah karya seni yang unik.
Dibalik bentuknya yang unik dengan penutup kepala gowang, udeng ini juga memiliki berbagai
filosofi pada setiap bagiannya (Pratiwi, dkk. 2024). Udeng pacul gowang ini merupakan salah satu
produk budaya lokal dari Kabupaten Sidoarjo yang patut untuk dikembangkan. Di sisi lain, udeng
pacul gowang ini patut dilestarikan agar masyarakat tidak lupa dengan budaya lokal sendiri di era
gempuran budaya asing. Oleh karena itu, penggunaan udeng pacul gowang semakin digalakkan
di sekolah-sekolah dan lembaga pemerintah di Kabupaten Sidoarjo dengan adanya beberapa
instansi pemerintah mewajibkan pemakaian udeng pacul gowang di hari tertentu.
Banyak siswa sekolah dasar yang belum mengetahui tentang udeng pacul gowang. Bahkan
siswa juga enggan memakai udeng tersebut dalam event-event budaya yang diadakan sekolah.
Oleh karena itu, udeng pacul gowang ini perlu dijadikan sebagai sumber belajar yang berbasis
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 4, Desember 2024, page: 192-199
E-ISSN: 3047-2288
194
Nurokhmah Fitrani et.al (Eksplorasi Udeng Pacul Gowang Sebagai….)
etnopedagogi atau etnomatematika. Selama ini, siswa hanya diperkenalkan pada kearifan budaya
lokal secara umum tanpa terintegrasi dengan konteks budaya dan mata pelajaran tertentu. Kearifan
lokal menjadi sangat penting mengingat bahwa proses kegiatan pembelajaran di kelas, khususnya
pada siswa sekolah dasar sebaiknya dimulai dengan dunia terdekat atau yang sering dijumpai oleh
siswa (Akrom & Istiq'faroh, 2021). Nilai-nilai kearifan lokal akan membantu siswa dalam
memahami setiap konsep dalam materi, sehingga bekal pengetahuan yang diperoleh siswa tidak
hanya sampai batas kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Jika diperhatikan lebih
lanjut, komponen dalam pembuatan udeng pacul gowang ini dapat digunakan sebagai bahan ajar
matematika sekaligus memperkenalkan budaya-budaya lokal kepada generasi muda. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam sejarah udeng pacul gowang, mempelajari
estetika bentuk udeng yang dibuat oleh pengrajin, menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya
dengan menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya lokal, serta menjadikan pembelajaran
matematika lebih menarik bagi siswa dengan mengintegrasikan pembuatan udeng pacul gowang.
Dalam etnomatematika, matematika disampaikan dengan pendekatan budaya siswa (Abdullah,
2016). Melalui artikel ini, penulis akan memaparkan tentang udeng pacul gowang yang dapat
diintegrasikan dalam pembelajaran matematika.
2.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena melalui pengumpulan data
deskriptif. Metode kualitatif deskriptif merupakan metode penelitian yang berfokus pada
pemahaman deskripsi dan interpretasi secara rinci dan menekankan pada kondisi aktual tanpa ada
manipulasi (Anggito & Setiawan, 2024). Menurut Cissé, A., & Rasmussen, A. (2022) bahwa
metode penelitian kualitatif deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman kontekstual tentang pengalaman, perilaku, dan emosi manusia. Ini memungkinkan
pemahaman yang lebih baik tentang interpretasi peserta sesuai dengan lingkungan sosiokultural
siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa metode penelitian kualitatif deskriptif merupakan metode yang
bertujuan untuk memahami kondisi sosial melalui pemaparan secara rinci dan sesuai kenyataan
yang ada di lingkungan.
Konsentrasi penelitian ini terletak pada eksplorasi dan pemahaman secara menyeluruh terkait
pemanfaatan udeng pacul gowang sebagai sumber belajar berbasis etnomatematika di sekolah
dasar. Penelitian ini berusaha menggali dan mendokumentasikan sejarah, proses pembuatan, serta
fungsi dari udeng pacul gowang itu sendiri. Penelitian ini tidak hanya mencatat fakta, tetapi juga
berupaya memahami pengalaman, perspektif, dan interpretasi siswa, guru, dan masyarakat tentang
nilai-nilai budaya yang ada pada udeng pacul gowang. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi yaitu mengacu pada pendekatan penelitian yang
menggunakan tiga atau lebih sumber atau prespektif yang berbeda untuk memahami fenomena
lebih mendalam (Faustyna, 2024). Teknik tersebut diantaranya melalui cara berikut ini: (1)
wawancara, (2) pengamatan langsung, dan (3) studi dokumentasi. Sedangkan langkah-langkah
penelitian meliputi perumusan masalah dan tujuan penelitian, pengumpulan data, analisis data,
dan penarikan kesimpulan. Teknik analisis data menggunakan langkah reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan (Rijali, 2019). Diharapkan bahwa penelitian ini akan
menunjukkan bagaimana udeng pacul gowang dapat berfungsi sebagai sumber belajar
etnomatematika yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai budaya
lokal.
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 4, Desember 2024, page: 192-199
E-ISSN: 3047-2288
195
Nurokhmah Fitrani et.al (Eksplorasi Udeng Pacul Gowang Sebagai….)
3.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara,
pengamatan langsung, dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejarah
dan fungsi dari udeng pacul gowang. Pengamatan langsung dilakukan untuk
mengetahui
teknik dan
proses pembuatan udeng pacul gowang. Sementara itu studi dokumentasi dilakukan untuk
mengetahui ciri khas udeng pacul gowang.
4.
Gambar 1.
Wawancara dengan 3 Narasumber
Pada tahap wawancara, peneliti mewawancarai 3 tokoh penting yaitu Achmad Irfandi
(Founder Kampung Lali Gadget dan Pengrajin Udeng Pacul Gowang), Uriyati (Penari, sekaligus
putri kandung dari Munali Patah), dan Soekarno (Tokoh Budaya Sidoarjo). Berdasarkan
wawancara tersebut didapatlan informasi bahwa udeng merupakan artefak budaya khas Jawa
Timur (Himmah, Sumartono, & Setiawan, 2021). Banyak daerah di Jawa Timur memiliki
beberapa model udeng sesuai karakteristik daerah masing-masing. “Udeng Pacul Gowang”
merupakan udeng khas Sidoarjo yang dipakai oleh pengantin laki-laki “Putri Jenggolo” (Wijaya
& Faidah, 2020). Nama tersebut diberikan karena bentuknya sangat kontras dengan udeng Jawa
Timur lainnya.
Perbedaan yang paling menonjol terletak pada bagian penutup kepala. Jika
umumnya udeng memiliki penutup kepala yang sepenuhnya tertutup atau terbuka, maka udeng
Pacul Gowang memiliki karakteristik unik dengan penutup kepala bagian atas yang hanya
setengah tertutup dan setengah terbuka. Bagian yang tidak tertutup ini ditempatkan di belakang
dan disebut penutup tengkuk.
Udeng Pacul Gowang pertama kali diperkenalkan kepada Dinas Dewan Kesenian Sidoarjo
oleh Bapak Munali Patah pada tahun 1996.
Pengantin laki-laki “Putri Jenggolo” pada awal
pembentukannya pada tahun 1985 menggunakan udeng Surabaya yang menggunakan motif
sidomukti. Udeng tersebut selanjutnya diserasikan dengan kain panjang sidomukti dan
dipasangkan bross kuningan yang makin menambah keestetikan udeng tersebut. Tahun 1996
menandai modifikasi bentuk udeng menjadi model Pacul Gowang yang terdiri atas beberapa
komponen antara lain, Bucen Runcing, Bucen Tumpul, Penutup Kepala Gowang, 2 Cungkup
Tegak, Simpul Udeng, dan Penutup Tengkuk (Ni’mah, 2020). Udeng dengan motif Rawa Bang-
bangan ini dinamakan Pacul Gowang karena terdapat lubang dan yang bentuknya memanjang
mirip pacul. Pada bagian depan dipasang bross Suryo Lintang Kencono dengan motif sinar. Udeng
Gambar 2.
Tampak depan
Gambar 3.
Tampak atas
Gambar 4.
Tampak belakang
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 4, Desember 2024, page: 192-199
E-ISSN: 3047-2288
196
Nurokhmah Fitrani et.al (Eksplorasi Udeng Pacul Gowang Sebagai….)
pacul gowang ini berasal dari dua kata, yaitu pacul atau cangkul yang merupakan sebagai bentuk
representasi masyarakat Sidoarjo yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Gowang atau lubang adalah sebagai bentuk ciri khas udeng yang tertutup sebagaian atau
lubang sebagian.
Pada awalnya, Udeng Pacul Gowang ini merupakan sebuah ikat kepala yang berbentuk segi
empat yang terbuat dari kain panjang yang dipakai oleh Prajurit Jenggolo. Pada masa kini ikat
kepala tersebut mengalami penyempurnaan dari ikat kepala menjadi udeng tradisional Sidoarjo.
Ikat kepala yang dahulunya hanya berupa kain yang berbentuk segi empat, kini dibuat lebih praktis
dengan menambahkan bahan lain, seperti spons eva, busa merimes, kawat, lem, dan alat jahit.
Kain yang dipakai adalah batik khas Sidoarjo. Sehingga udeng pacul gowang ini dapat dikenakan
dengan bangga oleh siapapun sebagai bentuk pelestarian kebudayaan Sidoarjo. Fungsi udeng
pacul gowang itu sendiri antara lain sebagai penutup kepala Prajurit Jenggolo, aksesoris kaum
laki-laki, pakaian Duta Wisata Kabupaten Sidoarjo atau Guk Yuk Sidoarjo sebagai pelengkap
pakaian adat Sidoarjo dan kini dipakai oleh ASN di Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo pada hari
tertentu.
Berdasarkan pengamatan langsung terkait komponen dan proses pembuatan
udeng pacul gowang didapatkan hasil pada bagan 1 berikut.
Bagan 1. Proses Pembuatan Udeng Pacul Gowang
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 4, Desember 2024, page: 192-199
E-ISSN: 3047-2288
197
Nurokhmah Fitrani et.al (Eksplorasi Udeng Pacul Gowang Sebagai….)
Berdasarkan pengamatan langsung dalam proses pembuatan udeng pacul gowang, komponen-
komponen udeng pacul gowang memiliki bentuk dan arti sebagai berikut: (a) Bucen Tumpul,
berbentuk gabungan segitiga dan setengah lingkaran melambangkan sifat dan sikap seorang
prajurit yang berbudi pekerti, rendah hati. Tujuannya agar dapat menyatu dan mudah bergaul
dengan masyarakatnya, (b) Bucen Runcing, berbentuk segitiga menyerupai gunung,
melambangkan jiwa yang teguh dan kokoh. Selain itu, jika dikaitkan dengan prajurit Jenggolo
maka seorang prajurit harus pandai dan berilmu yang tinggi; (c) Penutup Kepala Gowang,
berbentuk setengah lingkaran memiliki makna bahwa keseimbangan antara terbukanya pikiran
dan dapat menyimpan rahasia atau menutup keburukan seorang prajurit kepada bawahannya; (d)
Dua Cungkup, memiliki bentuk segitiga lancip ke atas melambangkan sifat prajurit yang
senantiasa selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cungkup yang tegak memiliki makna yaitu
keberanian seorang prajurit; (e) Penutup Tengkuk, berbentuk segitiga yang mempunyai makna
dengan tertutupnya tengkuk seorang prajurit harus dapat melihat kesalahan diri sendiri sebelum
menyalahkan orang lain; dan (f) Simpul Udeng, berbentuk persegi panjang melingkar dan berakhir
pada ikatan belakang. Ini bermakna jika seorang prajurit telah menyimpulkan permasalahan maka
harus segera diikat agar dapat segera meraih solusi atau kebaikan (Al Qutuby et.al, 2020).
Beberapa kajian telah dilakukan untuk mengungkap keberadaan konsep matematika dalam
artefak budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya keterkaitan antara matematika dengan
benda-benda peninggalan sejarah, seperti penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2020)
dengan judul penelitian “Eksplorasi Tenun Ikat Sumba Ditinjau dari Etnomatematika”,
menunjukkan bahwa terdapat unsur matematis pada tenun ikat Sumba Timur berdasarkan motif
yang ditemui seperti garis, sudut, bangun datar seperti segitiga, jajargenjang, pesergi panjang,
belah ketupat, dan transformasi geometri seperti rotasi, refleksi, dilatasi dan traslasi. Selanjutnya,
penelitian yang dilakukan oleh Susantya et.al, (2019) dengan judul penelitian “Eksplorasi
Etnomatematika Alat Musik Gong Waning Masyarakat Sikka” menunjukkan hasil bahwa pada
alat musik gong waning terdapat unsur-unsur matematika yaitu bangun datar dan bangun ruang.
5.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa udeng pacul gowang dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran berbasis etnopedagogi yang kaya akan nilai-nilai budaya, filosofi, dan pembelajaran
social dengan mengaitkan antara budaya dan matematika yang disebut Etnomatematika. Guru
dapat mengenalkan konsep matematika melalui budaya daerah dimana siswa tinggal sehingga
matematika menjadi sebuah pelajaran yang disukai dan menyenangakan bagi siswa khususnya di
Kabupaten Sidoarjo. Melalui udeng pacul gowang, siswa dapat memepelajari budaya dengan
berbagai konsep matematika antara lain: konsep menghitung, aljabar, geometri, pengukuran, dan
lain-lain. Dengan demikian, siswa dapat lebih menghargai budaya lokal, belajar nilai-nilai yang
baik, dan memahami pentingnya pelestarian tradisi dengan menggunakan batik saat belajar.
Berdasarkan hasil eksplorasi udeng pacul gowang sebagai sumber belajar etnomatematika,
disarankan agar guru sekolah dasar mengintegrasikan konsep-konsep matematika yang
terkandung dalam udeng pacul gowang ke dalam materi pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan
minat dan pemahaman siswa terhadap matematika, antara lain dengan cara: (a) membuat modul
pembelajaran yang lengkap dan menarik, yang menggabungkan teori matematika dengan praktik
pembuatan udeng pacul gowang; (b) mengembangkan berbagai media pembelajaran seperti video,
gambar, dan simulasi untuk mempermudah pemahaman siswa; dan (c) bekerjasama dengan
pengrajin udeng pacul gowang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada siswa
tentang proses pembuatan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Selain itu, diharapkan
pemerintah dan pihak sekolah mendukung pengembangan kurikulum yang berbasis pada kearifan
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 4, Desember 2024, page: 192-199
E-ISSN: 3047-2288
198
Nurokhmah Fitrani et.al (Eksplorasi Udeng Pacul Gowang Sebagai….)
lokal, sehingga siswa dapat belajar matematika dengan konteks yang lebih relevan dengan budaya
mereka.
6.
Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Wahono Widodo, M.Si dan Dr. Nurul Istiq’faroh selaku dosen pengampu mata
kuliah Etnopedagogi yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi
yang membangun bagi penulis.
2. Ketiga narasumber (Achmad Irfandi, Uriyati, dan Soekarno) yang telah memberikan
banyak informasi terkait Udeng Pacul Gowang.
3. Suami dan anak-anak tercinta yang telah mengantar dan mendukung dalam perjalanan
menemui narasumber.
4. Teman-teman Program Studi S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya
khusunya kelas 2024S yang memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian artikel
ini.
Semoga amal kebaikan dan kerelaannya membantu proses penyusunan artikel ini
mendapat ridho dan balasan dari Allah SWT.
7.
Daftar Pustaka
Abdullah, A. A. (2016). Peran Guru dalam Mentransformasi Pembelajaran Matematika Berbasis
Budaya. In Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika (p. 641). Semarang:
FKIP UNS Journal Systems.
Akrom, N., & Istiq'faroh, N. (2021). Pengembangan Buku Suplemen IPS Tema “Indahnya
Kebersamaan” Berbasis Kearifan Lokal Sidoarjo Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Lintang Songo: Jurnal Pendidikan, 19.
Al Qutuby, S., Kholiludin, T., & Salam, A. (2020). E-book-agama Dan Budaya Nusantara Pasca
Islamisasi-2020.
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).
Astuti, E. P., & Supriyono, S. (2020). Karakteristik pelaksanaan pembelajaran matematika
berbasis etnomatematika untuk siswa sekolah menengah pertama. Jurnal Pendidikan Surya
Edukasi, 6(1), 49-60.
Buyung, & Hendriana, E. C. (2020). KEMAMPUAN PEMAHAM A N KONSEP
MATEMATIKA MAHASISWA MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA MAHASISWA.
MES: Journal of Mathematics Education and Science, 6(1), 19.
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/mesuisu
Cissé, A., & Rasmussen, A. (2022). Qualitative Methods. Comprehensive Clinical Psychology,
Second Edition, 3, 91103. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-818697-8.00216-8
Faustyna. (2024, Oktober 24). Metode Penelitian Qualitatif Komunikasi. Retrieved from Google
Books: Teknik pengumpulan data yang digunakan
Hapsan, A. (Ed.). (2022). KERAGAMAN BUDAYA DAN PENINGGALAN SITUS SEJARAH
KABUPATEN SIDOARJO. CV. Ruang Tentor.
Hardiarti, S. (2017). Etnomatematika : Aplikasi Bangun Datar. Aksioma, 8(2), 99–110.
PANUNTUN (Jurnal Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif)
Vol. 1, No. 4, Desember 2024, page: 192-199
E-ISSN: 3047-2288
199
Nurokhmah Fitrani et.al (Eksplorasi Udeng Pacul Gowang Sebagai….)
Himmah, E. F., Sumartono, S., & Setiawan, W. (2021). EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA
PADA UDENG KHAS BANYUWANGI. UJMES (Uninus Journal of Mathematics
Education and Science), 6(2), 19-25.
Muzaki, A. I., Kasanah, N., Sulthoni, M., & Anggraini, R. R. (2024). Discovery Alas Trik;
Warisan budaya Majapahit pada implementasi keseharian di desa Mbocok. Prosiding
Konferensi Nasional Adab dan Humaniora, 2, 103-111.
Ni'mah, U. (2020). Estetika Bentuk Udeng Model Pacul Gowang pada Tata Rias Pengantin Laki-
Laki œPutri Jenggolo Sidoarjo. JBC: Journal of Beauty and Cosmetology, 1(2), 1-12.
Pratiwi, E. D. N., Prastyo, D., & Sartika, S. B. (2024). EKSPLORASI BUDAYA INDONESIA:
WORKSHOP UDENG PACUL GOWANG DAN BATIK ECO PRINT DENGAN
MAHASISWA UNIVERSITI MALAYA. Journal of Social Comunity Services
(JSCS), 1(2).
Rijali, A. (2019). ANALISIS DATA KUALITATIF. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah.
https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374
Susantya, P. I., Zaenuri, M., & Kharisudin, I. (2019). Eksplorasi Etnomatematika Alat Musik
Gong Waning Masyarakat Sikka. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (Vol. 2, No.
1, pp. 255-259).
Warmana, G. O., Sholihah, D. D., & Trisnaningtyas, J. P. N. (2023). Optimalisasi Bisnis Pengrajin
Udeng Pacul Gowang Sidoarjo melalui Pembukuan Keuangan Digital dan Social Media
Marketing. Jurnal ABDINUS: Jurnal Pengabdian Nusantara, 7(3), 856864.
https://doi.org/10.29407/ja.v7i3.21045
Widodo, W., Suryanti, Prahani, B., Prahani, Mintohari, Istianah, . . . Yermiandoko. (2020).
Ethnoscience-Based Science Learning In Elementary Schools. IOP Sience, 1.
Wijaya, K. A., & Faidah, M. (2020). Rekayasa Desain Aksesoris Jamang Pada Tata Rias Pengantin
Putri Jenggolo Terinspirasi Candi-Candi Di Kabupaten Sidoarjo. Titian: Jurnal Ilmu
Humaniora, 4(2), 198-212.
Wulandari, M. R. (2020). Eksplorasi Tenun Ikat Sumba Timur Ditinjau Dari
Etnomatematika. Satya Widya, 36(2), 105-115.