Berdasarkan pengamatan langsung dalam proses pembuatan udeng pacul gowang, komponen-
komponen udeng pacul gowang memiliki bentuk dan arti sebagai berikut: (a) Bucen Tumpul,
berbentuk gabungan segitiga dan setengah lingkaran melambangkan sifat dan sikap seorang
prajurit yang berbudi pekerti, rendah hati. Tujuannya agar dapat menyatu dan mudah bergaul
dengan masyarakatnya, (b) Bucen Runcing, berbentuk segitiga menyerupai gunung,
melambangkan jiwa yang teguh dan kokoh. Selain itu, jika dikaitkan dengan prajurit Jenggolo
maka seorang prajurit harus pandai dan berilmu yang tinggi; (c) Penutup Kepala Gowang,
berbentuk setengah lingkaran memiliki makna bahwa keseimbangan antara terbukanya pikiran
dan dapat menyimpan rahasia atau menutup keburukan seorang prajurit kepada bawahannya; (d)
Dua Cungkup, memiliki bentuk segitiga lancip ke atas melambangkan sifat prajurit yang
senantiasa selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cungkup yang tegak memiliki makna yaitu
keberanian seorang prajurit; (e) Penutup Tengkuk, berbentuk segitiga yang mempunyai makna
dengan tertutupnya tengkuk seorang prajurit harus dapat melihat kesalahan diri sendiri sebelum
menyalahkan orang lain; dan (f) Simpul Udeng, berbentuk persegi panjang melingkar dan berakhir
pada ikatan belakang. Ini bermakna jika seorang prajurit telah menyimpulkan permasalahan maka
harus segera diikat agar dapat segera meraih solusi atau kebaikan (Al Qutuby et.al, 2020).
Beberapa kajian telah dilakukan untuk mengungkap keberadaan konsep matematika dalam
artefak budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya keterkaitan antara matematika dengan
benda-benda peninggalan sejarah, seperti penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2020)
dengan judul penelitian “Eksplorasi Tenun Ikat Sumba Ditinjau dari Etnomatematika”,
menunjukkan bahwa terdapat unsur matematis pada tenun ikat Sumba Timur berdasarkan motif
yang ditemui seperti garis, sudut, bangun datar seperti segitiga, jajargenjang, pesergi panjang,
belah ketupat, dan transformasi geometri seperti rotasi, refleksi, dilatasi dan traslasi. Selanjutnya,
penelitian yang dilakukan oleh Susantya et.al, (2019) dengan judul penelitian “Eksplorasi
Etnomatematika Alat Musik Gong Waning Masyarakat Sikka” menunjukkan hasil bahwa pada
alat musik gong waning terdapat unsur-unsur matematika yaitu bangun datar dan bangun ruang.
5.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa udeng pacul gowang dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran berbasis etnopedagogi yang kaya akan nilai-nilai budaya, filosofi, dan pembelajaran
social dengan mengaitkan antara budaya dan matematika yang disebut Etnomatematika. Guru
dapat mengenalkan konsep matematika melalui budaya daerah dimana siswa tinggal sehingga
matematika menjadi sebuah pelajaran yang disukai dan menyenangakan bagi siswa khususnya di
Kabupaten Sidoarjo. Melalui udeng pacul gowang, siswa dapat memepelajari budaya dengan
berbagai konsep matematika antara lain: konsep menghitung, aljabar, geometri, pengukuran, dan
lain-lain. Dengan demikian, siswa dapat lebih menghargai budaya lokal, belajar nilai-nilai yang
baik, dan memahami pentingnya pelestarian tradisi dengan menggunakan batik saat belajar.
Berdasarkan hasil eksplorasi udeng pacul gowang sebagai sumber belajar etnomatematika,
disarankan agar guru sekolah dasar mengintegrasikan konsep-konsep matematika yang
terkandung dalam udeng pacul gowang ke dalam materi pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan
minat dan pemahaman siswa terhadap matematika, antara lain dengan cara: (a) membuat modul
pembelajaran yang lengkap dan menarik, yang menggabungkan teori matematika dengan praktik
pembuatan udeng pacul gowang; (b) mengembangkan berbagai media pembelajaran seperti video,
gambar, dan simulasi untuk mempermudah pemahaman siswa; dan (c) bekerjasama dengan
pengrajin udeng pacul gowang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada siswa
tentang proses pembuatan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Selain itu, diharapkan
pemerintah dan pihak sekolah mendukung pengembangan kurikulum yang berbasis pada kearifan