1. Pendahuluan
Pembangunan pada dasarnya adalah upaya untuk menciptakan kondisi yang lebih baik di
masa depan. Namun, hasil dari pembangunan yang telah dilakukan masih belum mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Belum semua
kemajuan yang dicapai dapat dirasakan oleh mayoritas penduduk, terutama oleh kelompok
masyarakat yang kurang mampu. Hal ini sangat penting, mengingat kemiskinan paling banyak
terjadi di wilayah pedesaan (Frinces 2010).
(Chotimah, Ani, and Widodo 2017) Status sosial ekonomi seseorang berpengaruh besar
terhadap perkembangan anak-anaknya. Keluarga dengan status ekonomi yang baik biasanya
lebih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memikirkan masa depan anak-anak
mereka. Faktor-faktor yang membentuk status sosial ekonomi orang tua meliputi tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, dan penghasilan mereka. Di sisi lain, keluarga yang berada dalam
kondisi ekonomi yang kurang baik sering kali lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar,
sehingga perhatian mereka terhadap pendidikan anak-anak bisa jadi terabaikan.
Peran status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi akademik siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi orang tua memiliki peran signifikan dalam prestasi
akademik, di mana pengetahuan orang tua dan tingkat perhatian mereka berkontribusi terhadap
hasil belajar anak. Dukungan dan harapan orang tua, keterlibatan mereka, serta partisipasi
anak dapat berfungsi sebagai mediator yang penting dalam hubungan antara status sosial
ekonomi dan prestasi akademik anak (Niana Syamiya 2024).
Pendidikan memainkan peranan krusial dalam membantu individu mengembangkan
kemampuan berpikir dan kecerdasan. Selain itu, pendidikan juga berkontribusi dalam
meningkatkan bakat dan keterampilan yang dimiliki, serta membentuk kepribadian yang
matang dalam aspek pemikiran, perasaan, dan perilaku (Trinova, Hasibuan, and Nini 2021).
(Prima and Fikry 2021) performa akademik peserta didik merupakan salah satu perhatian
utama dalam dunia pendidikan, karena hal ini mencerminkan efektivitas sistem pendidikan
serta kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Dalam konteks ini, dua faktor yang sering
menjadi sorotan adalah status sosial ekonomi dan dukungan dari orang tua. Salah satu kunci
untuk meningkatkan kinerja akademik adalah dengan memanfaatkan pembelajaran dari
berbagai sumber informasi, baik yang langsung maupun tidak langsung. Seseorang dapat
dikatakan belajar ketika mereka terlibat penuh dalam proses konsentrasi, menguasai informasi
yang kompleks, dan memiliki perspektif yang berbeda, sehingga mereka dapat menemukan
hal-hal baru. Semakin banyak pengalaman belajar yang dimiliki, semakin banyak pengetahuan
yang dapat diperoleh untuk mencapai keberhasilan.
Keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran anak-anak mereka telah lama diakui
sebagai faktor penting yang memengaruhi prestasi akademik siswa. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa partisipasi orang tua dapat memberikan dampak positif pada berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk motivasi belajar, sikap terhadap sekolah, dan pencapaian
akademik secara keseluruhan (Rizkia Nurul Wafa and Ibnu Muthi 2024).
(Supit and Gosal 2023) orang tua dengan status ekonomi yang baik cenderung lebih
mampu memenuhi kebutuhan pendidikan anak mereka. Sebaliknya, orang tua dengan kondisi
ekonomi yang kurang baik sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam memberikan
pendidikan yang optimal bagi anak, terutama dalam upaya mencapai prestasi belajar yang
lebih baik.
Meskipun banyak penelitian telah mengeksplorasi hubungan antara faktor-faktor ini,
masih ada tantangan dan kesenjangan yang perlu diperhatikan. Ada peserta didik yang,
meskipun berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang menguntungkan, mampu mencapai
prestasi akademik yang tinggi berkat dukungan yang kuat dari orang tua mereka. Di sisi lain,
ada juga siswa dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang baik, namun tidak