Pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu pendidikan formal dan informal. Jalur
pendidikan formal dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar yang terstruktur dan
berkesinambungan, sedangkan jalur informal mencakup pendidikan di luar lingkungan sekolah
yang tidak selalu terstruktur. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari pendidikan informal
yang memberikan nilai agama, budaya, moral, dan keterampilan.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan
pada dasarnya merupakan usaha mencerdaskan dan membentuk pribadi sumber daya manusia
yang berkualitas, baik dari segi pola pikir maupun sikap. Perkembangan IPTEK yang dinamis
menuntut setiap individu mampu memilih, menerima dan mengelola informasi agar dapat
menguasai teknologi dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Banyak faktor yang
mempengaruhi anak untuk dapat menikmati kebutuhan pendidikan yang dapat digolongkan
menjadi dua, golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern dapat diartikan
sebagai faktor dari dalam individu, sebagai peranan utama sebagai subjek belajar, seperti
kesehatan, kenormalan tubuh, minat, watak. Faktor intern sangat perlu mendapatkan perhatian
bagi peningkatan prestasi belajar. Sedangkan faktor ekstern seperti faktor keluarga dan
lingkungan. Faktor keluarga dapat berupa status sosial serta keadaan atau kondisi ekonomi
orang tua atau keluarga serta motivasi orang tua. (Rizkia Nurul Wafa & Ibnu Muthi, 2024)
Status sosial orang tua ditengah masyarakat juga memiliki andil tersendiri pada
pendidikan anak. Karena semakin tinggi status sosial keluarga maka ditandai dengan tingginya
pendapatan orang tua sehingga mampu menyediakan fasilitas yang mampu menunjang
pendidikan anak. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan
anak. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan
sosial ekonominya rendah. Kondisi ekonomi orang tua cenderung menuntut orang tua untuk
memfokuskan perhatiannya pada pemenuhan kebutuhan ekonomi daripada kebutuhan
pendidikan. Menurut (Apriliani & Sari, 2021) keberhasilan seorang siswa dipengaruhi oleh
status sosial ekonomi dari siswa itu sendiri. Status sosial ekonomi merupakan ukuran
gabungan dari jabatan ekonomi dan sosial individu atau keluarga jika dibandingkan dengan
orang lain, yang didasarkan pada pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Dalam menganalisis
status sosial ekonomi pada siswa, pendidikan dan pekerjaan kedua orang tua serta pendapatan
mereka diperiksa dan dibandingkan dengan orang dari siswa lainnya.
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia
di Indonesia. Namun, kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa masih dipengaruhi oleh
berbagai faktor, terutama status sosial ekonomi (SSE) orang tua. Penelitian oleh (Trinova et
al., 2021) menunjukkan bahwa SSE berperan penting dalam menentukan akses dan kualitas
pendidikan yang dapat diperoleh siswa. Di SMK Negeri 1 Tondano, dua mata pelajaran yang
menjadi fokus adalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Kedua mata pelajaran ini sangat relevan dalam membentuk
karakter dan keterampilan teknologi siswa. Siswa yang berasal dari latar belakang sosial
ekonomi rendah sering kali menghadapi tantangan dalam mengakses sumber daya pendidikan
yang memadai. Siswa dari keluarga kurang mampu cenderung memiliki keterbatasan dalam
hal fasilitas belajar, materi pembelajaran, serta dukungan pendidikan dari orang tua. Hal ini
menyebabkan kesenjangan dalam keberhasilan akademik antara siswa dari latar belakang
ekonomi tinggi dan rendah.
Di SMK Negeri 1 Tondano, observasi menunjukkan bahwa siswa dengan SSE tinggi
memiliki akses lebih baik terhadap fasilitas pendidikan, seperti buku, alat belajar, dan
bimbingan tambahan. Sementara itu, siswa dari keluarga dengan SSE rendah sering kali harus
bekerja paruh waktu untuk membantu ekonomi keluarga, sehingga waktu dan perhatian siswa
untuk belajar menjadi terbatas. Sebuah studi menekankan bahwa anak-anak dari keluarga kaya
biasanya mendapatkan pendidikan dengan fasilitas yang lebih baik, sedangkan anak-anak dari