TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 2, December 2024, page: 133-140
E-ISSN: 3048-3093
133
Erna Eka Indarwati dkk. (Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai....)
Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai Sumber
Belajar Berbasis Etnopedagogi
Erna Eka Indarwati
a,1*
, Wahono Widodo
b,2
, Nurul Istiq’faroh
c,3
a, b, c
S2 Pendidikan Dasar, FIP Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia
1
ernaekaindarwati20@gmail.com,
2
wahonowidodo@unesa.ac.id,
3
nurulistiqfaroh@unesa.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 20 September 2024
Direvisi: 10 Oktober 2024
Disetujui: 17 November 2024
Tersedia Daring: 01 Desember 2024
Penggorengan kerupuk pasir merupakan teknik tradisional yang telah lama digunakan,
terutama di beberapa daerah di Indonesia. Metode ini unik karena menggunakan pasir
sebagai media penghantar panas untuk menggoreng kerupuk, bukan minyak. Penelitian ini
bertujuan untuk mendokumentasikan proses penggorengan kerupuk pasir secara
tradisional sebagai bentuk pelestarian warisan budaya serta menggabungkan
pengetahuan tradisional dengan teknologi modern untuk menciptakan inovasi produk
kerupuk yang unik dan bernilai tambah. Pada penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang fokus pada
pengamatan mendalam untuk memahami fenomena sosial, peristiwa, dan individu. Teknik
Pengumpulan Data yang digunakan peneliti yakni, (1). Wawancara Mendalam, teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab antara peneliti dengan narasumbe.
(2). Observasi, teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
objek yang diteliti. (3). Dokumentasi ini mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
tertulis, seperti buku, artikel jurnal, dan publikasi lokal , Saat melakukan wawancara,
peneliti tidak hanya mencatat jawaban dari narasumber Dari penelitian ini ditemukan
bahwa Proses penggorengan dengan pasir memberikan cita rasa khas pada kerupuk yang
berbeda dengan penggorengan menggunakan minyak serta kerupuk yang digoreng
dengan pasir memiliki kandungan minyak jauh lebih rendah dibandingkan dengan
kerupuk yang digoreng dengan minyak. Ini membuat kerupuk pasir menjadi alternatif
yang lebih sehat. Penggorengan kerupuk pasir merupakan warisan budaya yang perlu
dilestarikan. Kerupuk yang digoreng dengan pasir cenderung memiliki tekstur yang lebih
renyah, awet, dan kandungan minyak yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
kerupuk yang digoreng dengan minyak. Hal ini membuat kerupuk pasir menjadi alternatif
yang lebih sehat dan menarik bagi konsumen yang peduli akan kesehatan Dengan
mengembangkan metode ini, kita turut melestarikan pengetahuan dan keterampilan
tradisional.
Kata Kunci:
Etnopedagogi
Kearifan Lokal
Kerupuk Pasir
Penggorengan
ABSTRACT
Keywords:
Etnopedagogi
Local Wisdom
Sand Crackers
Frying
Sand-frying of crackers is a traditional technique that has been used for a long time,
especially in several regions of Indonesia. This method is unique because it uses sand as a
heat transfer medium for frying crackers, instead of oil. This research aims to document
the traditional process of sand-frying crackers as a form of cultural heritage preservation
and to combine traditional knowledge with modern technology to create unique and
value-added cracker product innovations. This research uses a qualitative descriptive
method. Qualitative methods are research methods that focus on in-depth observation to
understand social phenomena, events, and individuals. The data collection techniques used
by the researcher are: (1) In-depth interviews, a data collection technique conducted
through question-and-answer sessions between the researcher and the informant. (2)
Observation, a data collection technique through observation and recording of the object
being studied. (3) Documentation, collecting information from various written sources,
such as books, journal articles, and local publications. When conducting interviews, the
researcher not only recorded the answers from the informants. From this research, it was
found that the sand-frying process gives a unique flavor to the crackers that is different
from frying using oil and that crackers fried with sand have a much lower oil content
compared to crackers fried with oil. This makes sand-fried crackers a healthier alternative.
Sand-frying crackers is a cultural heritage that needs to be preserved. Crackers fried with
sand tend to have a crispier texture, are more durable, and have a much lower oil content
compared to crackers fried with oil. This makes sand-fried crackers a healthier and more
attractive alternative for health-conscious consumers. By developing this method, we also
preserve traditional knowledge and skills.
©2024, Erna Eka Indarwati, Wahono Widodo, Nurul Istig’faroh
This is an open access article under CC BY-SA license
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 2, December 2024, page: 133-140
E-ISSN: 3048-3093
134
Erna Eka Indarwati dkk. (Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai....)
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan martabat bagi
seluruh umat manusia. Pendidikan yang berkualitas akan mencerminkan masyarakat maju.
Pendidikan juga menjadikan adanya landasan perubahan budaya. Kebiasaan yang ada
dizaman sebelumny aakan berubah sejalan dengan perubahan yang diperoleh dari proses
pendidikan (Istiq’Faroh, 2020). Salah satu kebiasaan zaman dulu yang dilakukan beberapa
orang maupun komunitas yang dapat meningkatkan martabat masyarakat, maka kebiasaan
tersebut akan menjadi kearifan lokal suatu masyarakat. Kearifan lokal adalah pandangan hidup
dan ilmu pengetahuan, serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan mereka (Widodo, Sudibyo,, Suryanti, & Sari, 2020). Secara etimologi, kearifan
lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local). Sebutan
lain untuk kearifan lokal di antaranya adalah kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan
setempat (local knowledge) dan kecerdasan setempat (local genious) (Shufa, N. ). Kearifan
lokal dipandang sangat bernilai dan mempunyai manfaat tersendiri dalam kehidupan
masyarakat (Yermiandhoko, 2021). Dengan kata lain, kearifan lokal tersebut kemudian
menjadi bagian dari cara hidup mereka yang arif untuk memecahkan segala permasalahan
hidup yang dihadapi.
Krupuk pasir merupakan salah satu camilan tradisional yang banyak digemari di
Indonesia. Dengan tekstur renyah dan rasa yang khas, krupuk ini tidak hanya menjadi
pelengkap hidangan, tetapi juga menjadi bagian dari budaya kuliner masyarakat (Wachyuni, S.
S. , 2023). Terbuat dari bahan dasar tepung tapioka dan campuran bumbu yang sederhana,
krupuk pasir memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari jenis krupuk lainnya. Di
tengah maraknya makanan modern, keberadaan krupuk pasir tetap bertahan dan bahkan
semakin diminati, baik sebagai camilan sehari-hari maupun sebagai oleh-oleh khas dari daerah
tertentu. Krupuk pasir, meski sering dianggap sebagai camilan sederhana, memiliki sejarah
yang kaya dan merupakan bagian integral dari budaya kuliner Indonesia (Herlina & Rizani,
2013). Dalam konteks masyarakat yang beragam, krupuk pasir tidak hanya sekadar makanan,
tetapi juga melambangkan kearifan lokal dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi. Sebagai produk olahan yang mudah ditemukan di berbagai daerah, krupuk pasir dapat
memberikan gambaran tentang kebiasaan dan preferensi makan masyarakat setempat (Syahrial,
2022).
Proses pembuatan krupuk pasir yang khas, yang melibatkan teknik tradisional dan
penggunaan bahan-bahan alami, menjadikannya unik dibandingkan dengan camilan modern
yang sering menggunakan bahan pengawet dan zat aditif. Selain itu, krupuk pasir juga sering
dijadikan sebagai teman hidangan utama, memperkaya cita rasa masakan (Luthfiyana,, et al.,
2024). Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap makanan tradisional kembali meningkat,
didorong oleh kesadaran akan pentingnya mengonsumsi produk lokal yang lebih sehat dan
alami (Wibowo,, 2020). Meskipun popularitasnya terus bertahan, industri krupuk pasir
menghadapi berbagai tantangan, mulai dari persaingan dengan camilan modern hingga
pergeseran selera konsumen. Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih dalam tentang
krupuk pasir, baik dari segi produksi, nilai gizi, maupun dampaknya terhadap perekonomian
lokal.
Artikel ini bertujuan untuk mengulas lebih dalam tentang asal-usul krupuk pasir, proses
pembuatannya, serta popularitasnya di kalangan masyarakat (Harmayani,, Santoso,, &
Gardjito, 2019). Selain itu, kita juga akan mengeksplorasi nilai gizi dan dampak sosial-
ekonomi dari industri krupuk pasir, yang dapat memberikan gambaran lebih komprehensif
tentang perannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat
lebih menghargai krupuk pasir bukan hanya sebagai camilan, tetapi juga sebagai warisan
kuliner yang kaya makna (Setiawan, 2012).
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 2, December 2024, page: 133-140
E-ISSN: 3048-3093
135
Erna Eka Indarwati dkk. (Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai....)
2. Metode
Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif
merupakan metode penelitian yang fokus pada pengamatan mendalam untuk memahami
fenomena sosial, peristiwa, dan individu (Waruwu, 2023). Metode ini menggunakan data
deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari pelaku yang diamati. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan Metode kualitatif etnografi, studi dokumen, pengamatan atau observasi
alami (Abdussamad & Sik, 2021). Penelitian ini berusaha menggali dan mendokumentasikan
proses penggorengan krupuk pasir di desa Gampang kecamatan prambon. Peneliti menggali
informasi dan dokumentasi pada Proses penggorengan, alat dan bahan, jenis kerupuk yang
digoreng serta pemasaran kerupuk pasir.
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan peneliti yakni. (1). Wawancara Mendalam,
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab antara peneliti dengan
narasumber, (2). Observasi, teknik pengumpulan melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
objek yang diteliti, (3). Dokumentasi, Saat melakukan wawancara, peneliti tidak hanya
mencatat jawaban dari narasumber (Fadilla & Wulandari, 2023). Peneliti bertanya lebih dalam
untuk mendapat informasi yang terperinci. Proses pengambilan data umumnya dilakukan
dengan pengamatan dan wawancara, bukan menggunakan angket atau aplikasi tambahan
seperti SPSS. Apa yang diucapkan narasumber akan dicerna sesuai dengan sudut pandang
peneliti.
3. Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
studi dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui proses penggorengan kerupuk
pasir. Tidak hanya proses, tapi juga dengan bahan dan alat penggorengan, jenis-jenis kerupuk
pasir serta tempat pemasaran kerupuk pasir. Sedangkan obsevasi dilakukan untuk mengetahui
mengenai teknik dan proses penggorengan kerupuk pasir. Sementara itu studi dokumentasi
dilakukan untuk alat dan proses pada penggorengan kerupuk pasir.
Pengumpulan data yang pertama dilakukan melalui wawancara. Wawancara dilakukan
terhadap 2 orang, yang pertama yaitu bapak kepala desa gampang kecamatan Prambon.
Narasumber yang kedua adalah salah satu pemilik usaha penggorengan kerupuk pasir.
Wawancara pertama dilaksanakan pada hari senin, tanggal 30 september 2024, pukul 13.00 sd.
14.00 wib yang bertempat di Kantor Balai Desa. Bapak Drs. Khoirul Anam yang berumur 64
tahun merupakan kepala desa Gampang kecamatan Prambon. Drs. Khoirul Anam merupakan
putra asli / putra daerah desa gampang. Drs. Khoirul Anam sangat mengetahui lengkap dan
jelas tentang kearifan lokal di desa Gampang. Menurut beliau selain sebagai petani sebagai
mata pencarian penduduk, di desa gampang juga memiliki kegiatan usaha yang sudah ada sejak
dahulu. Menurut beliau di Gampang ada 4 pabrik yang memproduksi kerupuk mentah. Dan ada
8 usaha penggorengan kerupuk pasir. Setiap pabrik menghasilkan jenis kerupuk yang berbeda-
beda. Pabrik dan penggorengan kerupuk pasir banyak menyerap tenaga kerja dari warga sekitar
Wawancara yang kedua dilakukan terhadap pemilik usaha penggorengan kerupuk pasir.
Wawancara ini dilakukan pada salah satu dari 8 pemilik usaha penggorengan kerupuk pasir.
Wawancara dilakukan pada narasumber yang bernama pak Rahmat yang berumur 31 tahun.
Wawancara dilakukan pada hari selasa tanggal 1 Oktober 2024 pada pukul 14.00 sd. 15.00 wib
di rumah pak Rahmat. Pak Rahmat membuka usaha penggorengan kerupuk pada tahun 2020
dimasa pandemi covid19. Sebelum membuka usaha penggorengan kerupuk pak Rahmat
bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan bagian produksi. Pada masa pandemi covid19
pak Rahmat sering diistirahatkan oleh perusahaannya sehingga sering menganngur dan
mengurangi penghasilannya. Dengan niat yang kuat maka pak rahmat mencoba membuka
usaha seperti tetangganya yang sudah sukses yakni usaha penggorengan kerupuk. Mulai 2020
Sampai saat ini pak Rahmat membuka usaha penggorengan kerupuk pasir dengan sukses.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 2, December 2024, page: 133-140
E-ISSN: 3048-3093
136
Erna Eka Indarwati dkk. (Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai....)
Pengumpulan data yang ke dua adalah observasi, pada observasi, peneliti mendapatkan
beberapa informasi yakni, pada saat penggorengan narasumber menggunakan alat semi manual
yakni untuk perputaran tabung menggunakan dinamo yang digerakkan oleh energi listrik.
Untuk bahan bakar yang digunakan yaitu berupa kayu bakar sebagai sumber panas yang
digunakan untuk menggoreng kerupuk. Dan pasir yang digunakan untuk menggoreng adalah
pasir jenis pasir putih yang dicampur dengan sedikit mentega agar hasil kerupuk tidak
menggumpal atau menempel anatara kerupuk satu dengan kerupuk yang lainnya. Pak Rahmat
membuka usahanya ini di samping rumahnya yang sederhana dan menggunakan dapurnya
sebagai tempat penyimpan kerupuk mentah yang terdiri dari 12 jenis kerupuk.
Pengumpulan data yang ketiga dilakukan melalui studi dokumentasi. Studi dokumentasi
ini mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tertulis, seperti buku, artikel jurnal, dan
publikasi lokal (Purwanto, 2020). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
informasi tentang proses, alat dan bahan serta pemasaran kerupuk pasir. Berikut ringksan hasil
studi dokummentasi terhadap usaha penggorengan kerupuk pasir.
Tabel 1.1. Studi Dokumentasi Penggorengan Kerupuk Pasir
No
Tabel Studi Dokumentasi
Sumber
Dokumentasi
1
2
Keunggulan kerupuk
pasir (Fajriyah &
Ilmi, 2020).
Metode penggoreng
kerupuk Pasir (Ponidi
& Rouf, 2021).
Berdasarkan hasil studi dokumentasi didapatkan informasi mengenai penggorengan
kerupuk pasir didapatkan informasi bahwa kerupuk pasir merupakan salah satu jenis kuliner
yang aman dikonsumsi dan memiliki nilai gizi tinggi. Krupuk pasir merupakan kuliner yang
memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan kerupuk goreng yang menggunakan
minyak goreng (Cahyono & Nurcahyo, 2022). Selain itu penggorengan kerupuk menggunakan
mesin yang dapat mempermudah dalam proses penggorengan. Mesin memungkinkan operator
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 2, December 2024, page: 133-140
E-ISSN: 3048-3093
137
Erna Eka Indarwati dkk. (Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai....)
untuk mengontrol proses penggorengan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan seperti
waktu penggorenagn atau suhu yang dibutuhkan (Maulana, 2019).
Kerupuk goreng pasir menjadi simbol kearifan lokal dan kecintaan terhadap tradisi.
Pembuatannya yang masih menggunakan tangan manusia sebagai instrumen utama
menciptakan nuansa hangat dan kebersamaan dalam setiap kerupuk yang dihasilkan (Rahman,,
2023). Rahasia kelezatan kerupuk goreng pasir terletak pada bumbu khas yang digunakan.
Rempah-rempah yang dipilih dengan cermat menciptakan harmoni rasa yang sulit dilupakan.
Terdapat sentuhan tradisional yang tetap dijaga, seiring dengan inovasi yang memperkaya
pengalaman menikmati kuliner ini (Wachyuni, 2023).
Salah satu elemen yang membuat kerupuk ini istimewa adalah penggunaan pasir halus
dalam proses pembuatannya. Pasir ini bukan hanya sebagai media penggorengan, melainkan
juga memberikan keunikan tersendiri pada tekstur dan cita rasa kerupuk. Setiap langkah dalam
proses pembuatan dijalani dengan penuh kehati-hatian, seolah-olah menciptakan seni di setiap
sentuhan tangan (Hidayat, Kuswanto,, & Krisbianto, 2018). Dari wawancara dengan kepala
desa Gampang ada beberapa hasil yang didapatkan peneliti. Berikut adalah tabel 1.2 berisi hasil
wawancara.
Table 1.2 Wawancara Narasumber 1
Narasumber 1
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Assalamualaikum bapak...
Mohon maaf mengganggu waktunya, ijin untuk bertanya tentang kearifan lokal yang ada di
wilayah bapak.
Iya bu, silahkan. Kalau boleh tau dalam rangka apa bu kegiatan ini?
Terimakasih bapak, kegiatan ini saya lakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Apakah bapak
asli penduduk desa gampang? Berapa lama bapak menjabat sebagai kepala desa gampang?
Saya asli penduduk desa gampang. Saya lahir dan besar di desa Gampang. Sebelum Masa jabatan
saya ini ada Pak taufik sebagai kepala desa. Dan sebelum Pak taufik menjjabat saya sudah
menjabat sebagai kepala desa selama 2 periode. Jadi kalau di total saya menjabat 3 periode sebagai
kepala desa Gampang.
Ahamdulilah, selain penduduk asli dan pimpinan desa, berarti bapak benar-benar paham tentang
kearifan lokal yang ada di desa Gampang.
InsyaAllah saya mengetahui kearifan lokal yang ada di desa Gampang bu.
Untuk Ciri khas dasa gampang apa saja pak?
Ciri khas yang ada di Gampang adalah kerupuk pasir, kerupuk pasir Gampang sudah terkenal ke
beberpa daerah. Selain itu Desa Gampang juga ada pabrik bola plastik.
Penghasil kerupuk pasir tersebut hanya kerupuk mentah atau matang siap konsumsi?
Di Gampang ada 4 pabrik yang memproduksi kerupuk mentah. Dan ada 8 usaha penggorengan
kerupuk pasir. Setiap pabrik menghasilkan jenis kerupuk yang berbeda-beda. Pabrik dan
penggorengan kerupuk pasir banyak menyerap tenaga kerja dari warga sekitar.
Terimakasih banyak atas waktu dan informasi dari bapak. InsyaAllah besok saya lanjut wawancara
penggorenngan kerupuk.
Pada wawancara ke dua, kepada pemilik usaha penggorengan kerupuk diperoleh
informasi bahwa usaha ini sangat menolong narasumber disaat tahun 2020 sampai sekarang.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 2, December 2024, page: 133-140
E-ISSN: 3048-3093
138
Erna Eka Indarwati dkk. (Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai....)
Usaha ini juga dianggap lebih menguntungkan daripada bekerja di perusahan sebagai
karyawan. Tabel 1.3 merupakan hasil Wawancara dari Narasumber.
Table 2.3 Wawancara Narasumber 2
Narasumber 2
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
Narasumber
Pewawancara
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Assalamualaikum pak...
Sejak kapan, memulai usaha ini ?
Saya memulai usaha ini sejak tahun 2020.
Sebelum memulai usaha ini, usaha apa yang bpk jalani?
Sebelum membuka usaha penggorengan kerupuk, saya bekerja di pabrik bagian produksi. Pada
tahun 2020 wabah covid19, pabrik sering meliburkan karyawan. Akhirnya saya membuka usaha
penggorengan kerupuk pasir.
Menurut bapak, antara sebagai karyawan pabrik dan membuka usaha penggorenagn kerupuk pasir,
mana yang lebih menjajjikan?
Menurut saya, lebih enak membuka usaha ini karena tidak dibawah tekanan manapun. Selain itu
perputaran uang setiap hari.
Ada berapa jenis kerupuk yang ada di sisi dan apa saja?
Ditempat saya ada 12 jenis kerupuk pasir. Diantaranya kerupuk bawang, pedes, terasi, wahing,
genteng, pedes-manis dll.
Berapa banyak kerupuk pasir yang bapak hasilkan dalam sehari?
Dalam sehari saya menggoreng kerupuk pasir sebanyak 1 2 kuintal.
Siapa saja yang membeli kerupuk pasir bapak?
Kerupuk ini selain saya pasarkan sendiri, ada beberapa tengkulak yang dari luar daerah yang akan
di jual lagi. Ada yang dari madura, surabaya, gresik, mojokerto dll.
Untuk pasir buat media penggorenagn, apakah ada tambahan bahan lain?
Untuk menggoreng, pasir ditambahkan mentega agar kerupuk tidak lengket satu sama lainnya.
Terimakasih atas waktunya, semoga usaha bapak makin sukses.
Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa penggorengan kerupuk pasir merupakan
salah satu kearifan lokal desa gampang yang sangat membantu perekonomian warga. Proses
penggorengan kerupuk yang menggunakan mesin semi manual sangat membantu narasumber
mencari nafkah. Narasumber merasa sangat bangga akan usahanya karena usaha ini dapat
membantu perekonomian keluarga.
Hasil penelitian dokumentasi memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang
keunggulan krupuk pasir serta cara kerja mesin penggorengan kerupuk yang dapat membantu
narasumber untuk membantu pengerjaan. Tabel 1.4 merupakan foto hasil wawancara dan
observasi penggorengan kerupuk pasir.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 2, December 2024, page: 133-140
E-ISSN: 3048-3093
139
Erna Eka Indarwati dkk. (Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai....)
Tabel 1.4 Foto Hasil Wawancara Dan Observasi Penggorengan Kerupuk Pasir
Foto Keterangan
Wawancara dengan bapak Khoirul Anam, selaku
kepala desa Gampang kecamatan Prambon.
Alat penggorengan kerupuk pasir, alat ini
merupakan mesin semi manual.
Proses penggorengan kerupuk pasir dari kerupuk
mentah menjadi kerupuk matang yang siap
konsumsi.
Kerupuk mentah yang digoreng di penggorengan
kerupuk pasir pak rahmat yang memiliki 12 jenis
kerupuk.
Kerupuk pasir hasil penggorenagn pak Rahmat
yang siap di distribusikan ke para tengkulak.
4. Kesimpulan
Penggorengan kerupuk dengan pasir menawarkan alternatif yang menarik dan
menjanjikan dalam industri makanan ringan. Penelitian mengenai penggorengan kerupuk
pasir memiliki potensi yang sangat besar untuk memberikan kontribusi positif bagi berbagai
aspek kehidupan., metode ini dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dan memberikan nilai
tambah bagi konsumen, produsen, dan masyarakat secara umum. Penelitian terus menerus
diperlukan untuk mengoptimalkan proses penggorengan, mengembangkan produk baru, dan
mengatasi tantangan yang ada.
5. Daftar Pustaka
Abdussamad, H., & Sik, M. (2021). Metode penelitian kualitatif. . CV. Syakir Media Press.
Cahyono, M., & Nurcahyo, H. (2022). Kerupuk Klenteng Bojonegoro dalam Perspektif sejarah
dan gastronomi budaya. Jurnal Budaya Nusantara, , 5(2), 83-94.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 1, No. 2, December 2024, page: 133-140
E-ISSN: 3048-3093
140
Erna Eka Indarwati dkk. (Usaha Penggorengan Kerupuk Pasir Sebagai....)
Fadilla, A., & Wulandari, P. (2023). Literature review analisis data kualitatif: tahap
pengumpulan data. Mitita Jurnal Penelitian, , 1(3), 34-46.
Harmayani,, E., Santoso,, U., & Gardjito, M. (2019). Makanan tradisional indonesia seri 1:
kelompok makanan fermentasi dan makanan yang populer di masyarakat (Vol. 1). Ugm
Press.
Herlina, F., & Rizani, A. (2013). Rancang bangun alat pemotong bahan kerupuk ubi kayu. .
INFO-TEKNIK, , 14(1), 15-25.
Hidayat, T., Kuswanto,, D., & Krisbianto, A. (2018). Desain Penggorengan Kerupuk (Airfryer)
Tanpa Minyak, Tanpa Pasir, Tanpa Listrik untuk Rumah Tangga Menengah. . Jurnal
Desain Idea: Jurnal Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya,, 17(1), 11-15.
Istiq’Faroh, N. (2020). Relevansi Filosofi Ki Hajar Dewantara Sebagai Dasar Kebijakan
Pendidikan Nasional Merdeka Belajar Di Indonesia. Lintang Songo: Jurnal Pendidikan,,
3(2), 1-10.
Luthfiyana,, N., Diamahesa, W., Mutamimah, D., Ratrinia,, P., Affandi, R., Andayani,, T., &
Rahmadani, , T. (2024). Diversifikasi Dan Pengembangan Produk Hasil Perikanan. .
TOHAR MEDIA.
Maulana, R. (2019). Perencanaan Daya Dan Transmisi Mesin Penggorengan Kerupuk Pasir
(Doctoral dissertation,. Institut Teknologi Sepuluh November).
Purwanto, A. (2020). Konsep dasar penelitian kualitatif: Teori dan contoh praktis. Penerbit
P4I.
Rahman,, F. (2023). Rasa Tanah Air. Gramedia Pustaka Utama.
Setiawan, , I. (2012). Agribisnis kreatif: pilar wirausaha masa depan, kekuatan dunia baru
menuju kemakmuran hijau. . Penebar Swadaya Grup.
Shufa, , N. (2018). Pembelajaran berbasis kearifan lokal di sekolah dasar: Sebuah kerangka
konseptual. INOPENDAS: Jurnal Ilmiah Kependidikan, , 1(1).
Syahrial, S. (2022). IMPLEMENTASI KUDAPAN TRADISIONAL BUGIS PADA INDUSTRI
PERHOTELAN . (ISBN DALAM PENGAJUAN): BOOK-GASTRONOMI: .
Wachyuni, S. (2023). Gastronomi Indonesia Sebagai Identitas Budaya Dan Daya Tarik
Wisata. Mata Kata Inspirasi.
Wachyuni, S. S. , S. (2023). Gastronomi Indonesia Sebagai Identitas Budaya Dan Daya Tarik
Wisata. . Mata Kata Inspirasi.
Waruwu, M. (2023). Pendekatan penelitian pendidikan: metode penelitian kualitatif, metode
penelitian kuantitatif dan metode penelitian kombinasi (Mixed Method). . Jurnal
Pendidikan Tambusai,, 7(1), 2896-2910.
Wibowo,, A. (2020). Perilaku Konsumen & Hubungan Masyarakat. . Penerbit Yayasan Prima
Agus Teknik, 1-174.
Widodo, W., Sudibyo,, E., Suryanti, S., & Sari, D. (2020). The effectiveness of gadget-based
interactive multimedia in improving generation z’ s scientific literacy. . Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, , 9(2), 248-256.
Yermiandhoko, Y. (2021). NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DITENGAH
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI. PROSIDING UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA TORAJA,, 1(1), 22-25.