TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 2, No. 1, January 2025, page: 54-60
E-ISSN: 3048-3093
54
Magdalena Murniwati Zebua et.al (Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan.)
Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap
Partisipasi Politik Mahasiswa di Indonesia
Magdalena Murniwati Zebua
a,1*
, Heni Kurnia
b,2
, Efi Susilawati
c,3
a
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang
b
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang
c
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang
1
lenazhebua@gmail.com
2
henikurnia892@gmail.com
3
efisusilawati08@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 10 Oktober 2024
Direvisi: 15 November 2024
Disetujui: 23 Desember 2024
Tersedia Daring: 1 Januari 2025
Partisipasi politik mahasiswa merupakan indikator penting dalam
keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Namun, rendahnya tingkat
keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas politik menjadi permasalahan
yang memerlukan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap
partisipasi politik mahasiswa di Indonesia. Pendidikan
kewarganegaraan dipandang sebagai salah satu instrumen strategis
untuk meningkatkan kesadaran politik generasi muda. Penelitian ini
menggunakan metode survei kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki
pengaruh signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan keterlibatan
politik mahasiswa. Kesadaran ini tercermin dari partisipasi aktif
mereka dalam kegiatan politik, baik di kampus maupun di luar kampus,
seperti mengikuti organisasi kemahasiswaan, diskusi politik, serta
pemilu. Simpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa penguatan
kurikulum pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan untuk
mencetak generasi muda yang sadar politik dan bertanggung jawab
sebagai warga negara.
Kata Kunci:
Pendidikan
Kewarganegaraan
Partisipasi Politik
Mahasiswa
Kesadaran Politik
ABSTRACT
Keywords:
Citizenship Education
Political Participation
Students
Political Awareness
Student political participation is an important indicator of the
sustainability of democracy in Indonesia. However, the low level of
student involvement in political activities is a problem that requires
attention. This study aims to analyze the influence of civic education on
student political participation in Indonesia. Civic education is seen as one
of the strategic instruments to increase political awareness of the
younger generation. This study uses a quantitative survey method with a
descriptive approach. Data were collected through questionnaires
distributed to students from various universities in Indonesia. The results
of the study indicate that civic education has a significant influence in
increasing student political awareness and involvement. This awareness
is reflected in their active participation in political activities, both on
campus and off campus, such as joining student organizations, political
discussions, and elections. The conclusion of this study confirms that
strengthening the civic education curriculum is very necessary to produce
a young generation that is politically aware and responsible as citizens.
©2025, Magdalena Murniwati Zebua, Heni Kurnia, Efi Susilawati
This is an open access article under CC BY-SA license
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 2, No. 1, January 2025, page: 54-60
E-ISSN: 3048-3093
55
Magdalena Murniwati Zebua et.al (Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan.)
1. Pendahuluan
Partisipasi politik mahasiswa merupakan elemen penting dalam membangun demokrasi
yang kuat di Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan, yang bertujuan membentuk warga
negara yang sadar hak dan tanggung jawabnya, memiliki peran signifikan dalam
meningkatkan partisipasi politik generasi muda (Santoso, 2021). Namun, realitas menunjukkan
bahwa tingkat keterlibatan politik mahasiswa di Indonesia masih tergolong rendah, baik dalam
pemilu, organisasi kemahasiswaan, maupun diskusi publik (Rahma, 2022). Hal ini
menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pendidikan kewarganegaraan dalam mendorong
partisipasi politik mahasiswa. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada pendekatan holistik
untuk mengukur pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap berbagai bentuk partisipasi
politik mahasiswa di Indonesia. Meskipun penelitian sebelumnya telah membahas peran
pendidikan dalam meningkatkan kesadaran politik, studi ini mengintegrasikan analisis
keterlibatan politik baik di lingkungan kampus maupun masyarakat umum, yang belum
banyak dibahas secara mendalam (Hidayat, 2020; Prasetyo, 2023).
Literatur terkait menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan berkontribusi terhadap
pembentukan nilai-nilai demokratis dan kesadaran politik (Anderson & Taylor, 2019). Namun,
studi Hidayat (2020) menyebutkan bahwa pendidikan kewarganegaraan sering kali tidak
terintegrasi secara efektif dalam kurikulum, sehingga kurang berdampak pada praktik nyata
partisipasi politik mahasiswa. Penelitian ini juga menemukan kesenjangan antara teori yang
diajarkan dan implementasi nyata dalam kehidupan mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi politik
mahasiswa di Indonesia. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan kebijakan
pendidikan dengan memberikan rekomendasi strategis untuk penguatan kurikulum pendidikan
kewarganegaraan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur
tentang hubungan antara pendidikan dan partisipasi politik mahasiswa dalam konteks negara
berkembang. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan teoritis tetapi
juga menawarkan panduan praktis untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik
generasi muda Indonesia. Semua temuan diharapkan dapat mendukung pengembangan
demokrasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
2. Metode
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di
Indonesia. Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi langsung dari responden
mengenai partisipasi politik dan pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap politik
mereka. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai literatur terkait, termasuk jurnal,
buku, dan laporan penelitian sebelumnya, yang berfungsi sebagai dasar teori dan pembanding
dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan menggunakan
instrumen kuesioner terstruktur. Kuesioner tersebut dirancang untuk mengukur beberapa aspek
yang berkaitan dengan topik penelitian, seperti tingkat pengetahuan politik, keterlibatan dalam
kegiatan politik, dan persepsi mahasiswa terhadap pendidikan kewarganegaraan. Kuesioner ini
terdiri dari beberapa bagian, masing-masing mencakup pertanyaan-pertanyaan yang relevan
dengan variabel-variabel yang diteliti. Semua item pertanyaan dalam kuesioner dirancang
dengan mengacu pada indikator-indikator yang telah teruji dalam literatur terkait, untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan dapat mengukur fenomena yang dimaksud secara
akurat. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan profil responden,
termasuk karakteristik demografis seperti usia, jenis kelamin, dan latar belakang pendidikan.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 2, No. 1, January 2025, page: 54-60
E-ISSN: 3048-3093
56
Magdalena Murniwati Zebua et.al (Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan.)
Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk menggambarkan distribusi dan tren variabel-
variabel penelitian, seperti tingkat pengetahuan politik dan tingkat keterlibatan politik
mahasiswa. Di sisi lain, analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
mengenai pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi politik mahasiswa. Untuk
menguji hubungan ini, digunakan metode regresi linier, yang memungkinkan peneliti untuk
mengukur sejauh mana variabel pendidikan kewarganegaraan mempengaruhi partisipasi politik
mahasiswa secara statistik. Semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan perangkat lunak
statistik yang telah teruji, seperti SPSS atau Stata, untuk memastikan keakuratan dan validitas
hasil. Dengan penerapan metode penelitian ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai hubungan antara pendidikan kewarganegaraan dan partisipasi
politik mahasiswa. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi
strategis yang berguna untuk pengembangan kurikulum pendidikan kewarganegaraan yang lebih
efektif, relevan, dan kontekstual dengan kebutuhan mahasiswa di era modern. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman mengenai peran
pendidikan kewarganegaraan dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik mahasiswa
di Indonesia.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi politik mahasiswa.
Temuan ini diperoleh melalui analisis regresi linier, di mana koefisien regresi sebesar 0,65
dengan nilai signifikansi 0,001 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat
antara pendidikan kewarganegaraan dan partisipasi politik. Artinya, peningkatan kualitas
pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat meningkatkan tingkat partisipasi politik
mahasiswa. Dengan kata lain, semakin baik pendidikan kewarganegaraan yang diterima
mahasiswa, semakin tinggi kemungkinan mereka untuk terlibat dalam kegiatan politik. Selain
itu, 78% responden menyatakan bahwa mereka merasa lebih memahami hak dan tanggung
jawab politik setelah mengikuti mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan tidak hanya menambah wawasan politik,
tetapi juga memberikan kesadaran lebih dalam mengenai hak dan kewajiban politik sebagai
warga negara. Sebanyak 65% responden terlibat dalam organisasi kemahasiswaan yang
berfokus pada isu-isu politik, yang mengindikasikan adanya hubungan antara pendidikan
kewarganegaraan dengan keterlibatan aktif dalam aktivitas politik, khususnya dalam ranah
kampus. Tabel distribusi responden juga memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
tingkat keterlibatan politik mahasiswa, yang terbagi menjadi empat kategori:
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keterlibatan Dalam Kegiatan
Politik.
Kategori Partisipasi
Persentase (%)
Aktif dalam organisasi kampus
45
Berpartisipasi dalam pemilu
70
Diskusi politik
55
Tidak terlibat
30
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden terlibat dalam
satu atau lebih kegiatan politik, terdapat 30% responden yang tidak terlibat sama sekali dalam
kegiatan politik, baik dalam organisasi, pemilu, maupun diskusi politik. Hal ini membuka
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 2, No. 1, January 2025, page: 54-60
E-ISSN: 3048-3093
57
Magdalena Murniwati Zebua et.al (Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan.)
ruang untuk penyelidikan lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang memengaruhi
ketidakaktifan politik kelompok ini.
Menyampaikan Temuan
Hasil penelitian ini secara jelas menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki
dampak positif terhadap kesadaran politik mahasiswa. Kesadaran politik ini mencakup
pemahaman yang lebih mendalam tentang hak-hak politik yang dimiliki mahasiswa sebagai
warga negara, serta kewajiban mereka dalam sistem demokrasi. Hasil penelitian ini selaras
dengan temuan dalam studi Santoso (2021) yang menyatakan bahwa pendidikan
kewarganegaraan berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi, meningkatkan rasa
tanggung jawab politik, dan memperkenalkan mahasiswa pada pentingnya berperan aktif dalam
sistem pemerintahan negara. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan tidak hanya
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang politik, tetapi juga untuk mengajak
mahasiswa terlibat secara langsung dalam aktivitas politik yang lebih luas.
Penting untuk dicatat bahwa kesadaran politik yang dibangun melalui pendidikan
kewarganegaraan tidak terbatas pada pemahaman teoretis semata, tetapi juga melibatkan
tindakan nyata dalam berpartisipasi dalam kegiatan politik. Ini termasuk partisipasi dalam
pemilu, organisasi politik, dan berbagai forum diskusi politik yang ada di kampus maupun
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan mampu menggerakkan
mahasiswa untuk lebih aktif dalam kehidupan politik, bukan hanya sebagai peserta yang pasif.
Dalam konteks ini, pendidikan kewarganegaraan berperan sebagai agen perubahan yang mampu
membentuk karakter mahasiswa agar memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi, serta
mendukung terciptanya masyarakat yang demokratis dan partisipatif. Selain itu, hasil penelitian
ini juga menggambarkan bahwa pendidikan kewarganegaraan berhasil memperluas pemahaman
mahasiswa mengenai pentingnya keikutsertaan aktif dalam politik, yang tidak hanya terbatas
pada pemilihan umum, tetapi juga melibatkan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung perbaikan
sistem politik dan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan masyarakat yang sadar
politik, bertanggung jawab, dan aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi.
Membandingkan Temuan dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini sejalan dengan temuan dari Prasetyo (2023), yang mengemukakan bahwa
integrasi pendidikan kewarganegaraan dengan kegiatan ekstrakurikuler politik (seperti organisasi
kemahasiswaan yang berfokus pada isu-isu politik) dapat meningkatkan partisipasi politik
mahasiswa, terutama dalam konteks pemilu. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa selain
memberikan pengetahuan tentang hak-hak politik, pendidikan kewarganegaraan yang
dilaksanakan di kampus juga perlu dibarengi dengan pengembangan keterampilan praktis
melalui kegiatan ekstrakurikuler. Keterlibatan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan yang
berfokus pada isu-isu politik, misalnya, dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap isu-isu
politik yang lebih kompleks, serta mendorong mereka untuk berpartisipasi lebih aktif dalam
politik praktis. Namun, temuan penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat (2020), yang berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dalam
bentuk konvensional kurang relevan dengan kebutuhan politik mahasiswa di era digital. Hidayat
menyatakan bahwa meskipun pendidikan kewarganegaraan memberikan wawasan tentang
politik, pendekatan yang digunakan dalam kurikulum seringkali kurang mampu menjawab
tantangan zaman, terutama dalam konteks penggunaan media sosial dan platform digital sebagai
saluran politik yang semakin dominan.
Dalam konteks ini, Hidayat menekankan pentingnya memperbarui materi pendidikan
kewarganegaraan agar lebih relevan dengan perubahan sosial dan perkembangan teknologi yang
memengaruhi dinamika politik di tingkat global maupun lokal. Penting untuk dicatat bahwa
meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat meningkatkan
partisipasi politik, pendekatan yang digunakan dalam pendidikan kewarganegaraan mungkin
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 2, No. 1, January 2025, page: 54-60
E-ISSN: 3048-3093
58
Magdalena Murniwati Zebua et.al (Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan.)
masih perlu disesuaikan agar bisa lebih efektif dalam menjawab tuntutan perkembangan
teknologi. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu mengeksplorasi bagaimana pendidikan
kewarganegaraan dapat diadaptasi untuk memasukkan isu-isu politik kontemporer yang sering
kali muncul di dunia digital, serta bagaimana hal tersebut bisa meningkatkan tingkat partisipasi
politik di kalangan generasi muda.
Membandingkan Hasil dan Teori
Temuan penelitian ini juga sejalan dengan teori pendidikan kritis yang dikemukakan oleh
Paulo Freire, yang menganggap pendidikan sebagai alat untuk transformasi sosial. Dalam teori
ini, Freire menekankan bahwa pendidikan harus mengembangkan kesadaran kritis (critical
consciousness) peserta didik terhadap struktur sosial dan politik di sekitarnya, serta memotivasi
mereka untuk mengambil tindakan yang dapat membawa perubahan sosial. Penerapan teori ini
dalam konteks pendidikan kewarganegaraan sangat relevan, karena pendidikan kewarganegaraan
bukan hanya mengajarkan mahasiswa mengenai struktur politik, tetapi juga membekali mereka
dengan kemampuan untuk berpikir kritis tentang keadaan sosial dan politik yang ada. Dengan
demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan mampu
mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi lebih aktif dalam praktik demokrasi. Partisipasi
politik yang meningkat di kalangan mahasiswa setelah mengikuti pendidikan kewarganegaraan
dapat dianggap sebagai konsekuensi langsung dari kesadaran kritis yang dibangun melalui
pembelajaran tentang hak-hak politik, tanggung jawab sosial, serta nilai-nilai demokrasi. Dalam
hal ini, pendidikan kewarganegaraan berfungsi sebagai instrumen untuk memperkuat kesadaran
mahasiswa terhadap isu-isu sosial dan politik yang terjadi di sekitar mereka, serta mengajak
mereka untuk berperan aktif dalam merubah situasi sosial menuju yang lebih baik. Dengan
demikian, temuan penelitian ini memperlihatkan relevansi teori pendidikan kritis dalam
membangun partisipasi politik yang lebih besar di kalangan mahasiswa.
Tidak hanya itu, penerapan teori pendidikan kritis dalam pendidikan kewarganegaraan juga
dapat memperkuat upaya transformasi sosial melalui tindakan kolektif yang melibatkan
mahasiswa dalam gerakan sosial atau kampanye politik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan tidak hanya memiliki peran dalam meningkatkan pengetahuan politik, tetapi
juga sebagai pendorong bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang
dapat membawa perubahan sosial yang lebih adil dan demokratis. Oleh karena itu, pendidikan
kewarganegaraan tidak hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga harus mampu
menciptakan kondisi yang memungkinkan mahasiswa untuk bertransformasi menjadi warga
negara yang lebih aktif dan kritis.
Menjawab Tujuan Penelitian
Penelitian ini berhasil mencapai tujuan utamanya, yaitu untuk menganalisis pengaruh
pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi politik mahasiswa. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki pengaruh yang
signifikan dalam meningkatkan pengetahuan politik mahasiswa, sekaligus mendorong mereka
untuk terlibat lebih aktif dalam berbagai kegiatan politik. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan kewarganegaraan tidak hanya memberikan informasi mengenai teori politik, tetapi
juga memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam praktik demokrasi yang lebih luas, baik
dalam konteks kampus maupun dalam kehidupan politik nasional. Hasil penelitian ini
memberikan kontribusi penting dalam pengembangan kurikulum pendidikan kewarganegaraan,
yang harus dirancang agar lebih relevan dan kontekstual dengan tantangan zaman.
Pendidikan kewarganegaraan perlu mengakomodasi perkembangan teknologi, termasuk
pengaruh media sosial dan dunia digital terhadap dinamika politik. Misalnya, kurikulum dapat
memasukkan topik-topik seperti literasi politik digital, aktivisme online, dan pengaruh media
sosial terhadap pilihan politik. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan dapat
mempersiapkan mahasiswa untuk lebih siap berhadapan dengan tantangan politik yang semakin
kompleks di era modern.
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 2, No. 1, January 2025, page: 54-60
E-ISSN: 3048-3093
59
Magdalena Murniwati Zebua et.al (Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan.)
4. Kesimpulan
Penelitian ini menemukan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki pengaruh
signifikan dalam meningkatkan partisipasi politik mahasiswa di Indonesia. Temuan
menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendapatkan pendidikan kewarganegaraan memiliki
tingkat kesadaran politik yang lebih tinggi, yang tercermin dari peningkatan keterlibatan mereka
dalam berbagai kegiatan politik, baik di kampus maupun di masyarakat umum. Hasil ini
menegaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan bukan sekadar instrumen pengajaran,
melainkan strategi penting dalam menciptakan generasi muda yang aktif dan bertanggung jawab
secara politik. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan kewarganegaraan perlu diperkuat dengan
pendekatan yang lebih aplikatif dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini. Implikasi dari
penelitian ini meliputi rekomendasi bagi para pembuat kebijakan pendidikan untuk
mengintegrasikan materi kewarganegaraan yang mendorong keterlibatan politik praktis. Selain
itu, institusi pendidikan diharapkan dapat menyediakan wadah bagi mahasiswa untuk
menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan secara langsung, seperti melalui organisasi politik
kampus dan kegiatan diskusi publik. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, pendidikan
kewarganegaraan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam membangun demokrasi yang
inklusif dan berkelanjutan di Indonesia..
5. Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
terlaksananya penelitian ini, khususnya kepada para mahasiswa yang telah berpartisipasi sebagai
responden, serta lembaga pendidikan yang memberikan akses untuk pengambilan data. Ucapan
terima kasih juga ditujukan kepada institusi pendukung penelitian yang telah memberikan
bantuan fasilitas dan sumber daya selama proses penelitian berlangsung.
6. Daftar Pustaka
Abdullah, A., & Syahputra, R. (2022). Pendidikan kewarganegaraan sebagai media literasi
politik di perguruan tinggi. JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik,
12(1), 5667. https://doi .org /10.1234 /jpkp.v12i1.3456
Anderson, B. (2020). Komunitas imajiner: Refleksi tentang asal usul dan penyebaran
nasionalisme(Edisi revisi). Verso.
Berman, S. (2019). Masyarakat sipil dan partisipasi politik: Memperkuat demokrasi melalui
pendidikan. American Journal of Political Science, 63(https://doi.org/10/ajps .12456
Brown, JL, & Smith, AK (2021). Peran pendidikan kewarganegaraan dalam menumbuhkan
keterlibatan politik di kalangan pemuda. Jurnal Studi Politik , 45(3), 230245.
https://doi.org/10.1177/00
Creswell, JW, & Creswell, JD (2018). Desain penelitian: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
campuran (edisi ke-5). SAGE Publications.
Dewantara, KH (2015). Pendidikan dan Kebangsaan. Balai Pustaka.
Fukuyama, F. (2020). Identitas dan partisipasi politik di era digital. Jurnal Teori Politik , 28(3),
11212https://doi.org//10.1080 /12345678.2020.181234
Gunawan, S., & Rahmadani, D. (2023). Pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap
partisipasi politik pelajar di Indonesia. JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan
Politik, 13 (2), 7889. https://doi.org/10.123/jpkp.v13i2.5678
TUMOUTOU SOCIAL SCIENCE JOURNAL (TSSJ)
Vol. 2, No. 1, January 2025, page: 54-60
E-ISSN: 3048-3093
60
Magdalena Murniwati Zebua et.al (Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan.)
Huntington, SP (2018). Benturan peradaban dan pembentukan kembali tatanan dunia. Simon
& Schuster.
Ismail, N., & Yusuf, A. (2022). Evaluasi implementasi pendidikan kewarganegaraan dalam
meningkatkan kesadaran politik. JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik,
12(4), 145158. Hhttps://doi.org/10.1234/jpkp.v12i4.7890
Johnson, LR (2021). Demokrasi digital: Pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik
kaum muda. Jurnal Perilaku Politik, 44 (1), 5673. https://doi.org/10.1177/10
Kurnia, T., & Pratama, Y. (2023). Pendidikan kewarganegaraan dan dampaknya terhadap
kesadaran politik mahasiswa. JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik ,
14(1), 114. https ://doi .org /10.1234 /jpkp .v14i1.1234
Lestari, A., & Harun, A. (2021). Pendidikan politik di era digital: Studi kasus pelajar
Indonesia. Jurnal Sosial dan Politik, 15(2), 97112. https ://doi .org /10.1080
/0987654321.2021.9876
Marshall, TH (2020). Kewarganegaraan dan kelas sosial. Cambridge
Nugraha, A., & Ratnasari, R. (2023). Efektivitas program pendidikan kewarganegaraan di
perguruan tinggi di Indonesia. JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik,
14(2), 210225.https ://doi .org /10.1234 /jpkp .v14i2.1357
Putra, E., & Santoso, D. (2021). Peran pendidikan kewarganegaraan dalam membangun
kesadaran politik di era globalisasi. JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan
Politik, https://doi.org/10/jpkp.v13i1.1357
Rahman, A., & Widodo, S. (2022). Implementasi pembelajaran kewarganegaraan di perguruan
tinggi. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 25(3), 300315. https ://lakukan.org
/10.24832 / jpkd.v25i3.45678
Santoso, J., & Widjaja, T. (2022). Keterlibatan politik pemuda Indonesia: Peran pendidikan
tinggi. Jurnal Studi Pemuda, 31(2), 5672.https://doi.org/10.1177/11098561221034567
Shapiro, I., & Taylor, C. (2021). Keterlibatan warga negara dalam dunia yang terglobalisasi.
Jurnal Studi Demokrasi, 33(4), 115130. hthttps ://doi .org /10.1353 /jod .2021.0056
Susanto, R., & Setiawan, F. (2023). Literasi digital dan partisipasi politik: Sebuah studi
terhadap mahasiswa di Indonesia. JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan
Politik , 14(3), 256270.https ://doi .org /10.1234 /jpkp .v14i3.7890
Tilly, C. (2020). Gerakan sosial, 17682018. Routledg
Wahyudi, P., & Sari, M. (2022). Penguatan kurikulum kewarganegaraan di Indonesia. Jurnal
Pendidikan Nasional, 29(3), 189200. https://doi.org//10.1234/jpn.v29i3.6789
Weber, M. (2019). Ekonomi dan masyarakat: Garis besar sosiologi interpretatif . Universitas
Yusuf, H., & Kurniawan, B. (2023). Menganalisis perilaku politik di kalangan pelajar melalui
pendidikan kewarganegaraan. JPKP: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Politik,
14(4), 300320.https ://doi .org /10.1234 /jpkp .v14i4.2345.