ruang untuk penyelidikan lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang memengaruhi
ketidakaktifan politik kelompok ini.
Menyampaikan Temuan
Hasil penelitian ini secara jelas menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki
dampak positif terhadap kesadaran politik mahasiswa. Kesadaran politik ini mencakup
pemahaman yang lebih mendalam tentang hak-hak politik yang dimiliki mahasiswa sebagai
warga negara, serta kewajiban mereka dalam sistem demokrasi. Hasil penelitian ini selaras
dengan temuan dalam studi Santoso (2021) yang menyatakan bahwa pendidikan
kewarganegaraan berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi, meningkatkan rasa
tanggung jawab politik, dan memperkenalkan mahasiswa pada pentingnya berperan aktif dalam
sistem pemerintahan negara. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan tidak hanya
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang politik, tetapi juga untuk mengajak
mahasiswa terlibat secara langsung dalam aktivitas politik yang lebih luas.
Penting untuk dicatat bahwa kesadaran politik yang dibangun melalui pendidikan
kewarganegaraan tidak terbatas pada pemahaman teoretis semata, tetapi juga melibatkan
tindakan nyata dalam berpartisipasi dalam kegiatan politik. Ini termasuk partisipasi dalam
pemilu, organisasi politik, dan berbagai forum diskusi politik yang ada di kampus maupun
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan mampu menggerakkan
mahasiswa untuk lebih aktif dalam kehidupan politik, bukan hanya sebagai peserta yang pasif.
Dalam konteks ini, pendidikan kewarganegaraan berperan sebagai agen perubahan yang mampu
membentuk karakter mahasiswa agar memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi, serta
mendukung terciptanya masyarakat yang demokratis dan partisipatif. Selain itu, hasil penelitian
ini juga menggambarkan bahwa pendidikan kewarganegaraan berhasil memperluas pemahaman
mahasiswa mengenai pentingnya keikutsertaan aktif dalam politik, yang tidak hanya terbatas
pada pemilihan umum, tetapi juga melibatkan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung perbaikan
sistem politik dan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan masyarakat yang sadar
politik, bertanggung jawab, dan aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi.
Membandingkan Temuan dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini sejalan dengan temuan dari Prasetyo (2023), yang mengemukakan bahwa
integrasi pendidikan kewarganegaraan dengan kegiatan ekstrakurikuler politik (seperti organisasi
kemahasiswaan yang berfokus pada isu-isu politik) dapat meningkatkan partisipasi politik
mahasiswa, terutama dalam konteks pemilu. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa selain
memberikan pengetahuan tentang hak-hak politik, pendidikan kewarganegaraan yang
dilaksanakan di kampus juga perlu dibarengi dengan pengembangan keterampilan praktis
melalui kegiatan ekstrakurikuler. Keterlibatan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan yang
berfokus pada isu-isu politik, misalnya, dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap isu-isu
politik yang lebih kompleks, serta mendorong mereka untuk berpartisipasi lebih aktif dalam
politik praktis. Namun, temuan penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat (2020), yang berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dalam
bentuk konvensional kurang relevan dengan kebutuhan politik mahasiswa di era digital. Hidayat
menyatakan bahwa meskipun pendidikan kewarganegaraan memberikan wawasan tentang
politik, pendekatan yang digunakan dalam kurikulum seringkali kurang mampu menjawab
tantangan zaman, terutama dalam konteks penggunaan media sosial dan platform digital sebagai
saluran politik yang semakin dominan.
Dalam konteks ini, Hidayat menekankan pentingnya memperbarui materi pendidikan
kewarganegaraan agar lebih relevan dengan perubahan sosial dan perkembangan teknologi yang
memengaruhi dinamika politik di tingkat global maupun lokal. Penting untuk dicatat bahwa
meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat meningkatkan
partisipasi politik, pendekatan yang digunakan dalam pendidikan kewarganegaraan mungkin