berdiskusi (mencerminkan sila keempat), bergotong royong (sila ketiga), dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan (sila pertama dan kedua).
Dalam proses ini, nilai-nilai tersebut tidak lagi berupa teks, tetapi menjadi pengalaman
bermakna. yang Melalui pemahaman tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai bangsa, individu
menjadi lebih bangga dan bertanggung jawab untuk menjaga kehormatan dan kedaulatan negara.
Rasa cinta tanah air partisipasi pembangunan juga aktif mendorong dalam
bangsadanpemeliharaan persatuan dan Implementasi kesatuan. Pendidikan Kewarganegaraan
memberikan pengaruh yang luas dan mendalam dalam membentuk moral dan etika bangsa. Hal
ini tidak hanya terlihat dalam perilaku individu, tetapi juga dalam dinamika sosial yang lebih
harmonis dan beradab. Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan fondasi
penting bagi pembangunan karakter bangsa yang kuat dan bermartabat dalam menumbuhkan
tanggung jawabnya.
Pendidikan Karakter
Setiap orang dalam masyarakat memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda, yang
dibawa sejak lahir dan terbentuk dari lingkungan sekitar. Sifat seseorang bisa dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat di mana ia tinggal. Jika sifat seseorang baik,
maka perilaku mereka juga baik, sebaliknya jika sifatnya buruk, perilaku mereka pun akan
buruk. Pendidikan karakter adalah cara mengajarkan nilai-nilai yang baik, yang mencakup tiga
hal, yaitu pengetahuan, kesadaran, dan tindakan. Nilai-nilai ini diterapkan terhadap Tuhan, diri
sendiri, orang lain, lingkungan, serta tanah air (Omeri, 2015). Mengacu pada prinsip Pancasila,
pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang kuat, kompetitif, bermoral, toleran,
bekerja sama, patriotik, dinamis, serta mengutamakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
munculnya penurunan nilai moral di masyarakat dan dalam pemerintahan, pendidikan karakter
menjadi isu utama dalam dunia pendidikan. Tindakan seperti kejahatan, ketidakadilan, korupsi,
kekerasan terhadap anak, dan pelanggaran hak asasi manusia menunjukkan adanya gangguan
pada identitas dan karakter bangsa Indonesia.
Nilai kesopanan dan keagamaan yang sudah terbentuk dalam budaya Indonesia selama
bertahun-tahun mulai melemah karena pengaruh budaya global masa kini. Akibatnya, nilai-nilai
tersebut semakin langka terlihat di masyarakat. Solusi yang strategis adalah pendidikan
multikultural, yang bisa dilakukan melalui pendidikan informal di keluarga, pendidikan formal
di sekolah, dan pendidikan nonformal di kelompok belajar (Anwar & Salim, 2019). Kata
"karakter" berasal dari bahasa Latin "charakter" yang merujuk pada sifat, watak, sikap,
kepribadian, atau moral seseorang. Karakter bisa diartikan sebagai sifat dasar, kepribadian,
kebiasaan, dan pola perilaku yang khas. Dalam pendidikan, karakter menunjukkan bagaimana
proses pendidikan membentuk kepribadian siswa.
Tujuan pendidikan karakter adalah memberi siswa kekayaan nilai-nilai sosial dan moral,
yang mencakup kepercayaan agama, dalam ucapan, tindakan, pikiran, sikap, dan kepribadian
mereka. Secara umum, karakter menyatakan keseluruhan sifat manusia, yang berbeda-beda
sesuai dengan kehidupan masing-masing individu. Sifat mental, moral, atau budi pekerti yang
membedakan individu atau kelompok disebut karakter (Tsauri, 2015). Karakter sangat penting
untuk memperkuat identitas nasional seseorang secara bertahap, terutama bagi pelajar, karena
identitas nasional mereka membentuk kepribadian dan memberi rasa tanggung jawab untuk
berkontribusi pada kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Itulah sebabnya mengapa penting bagi siswa untuk mengembangkan identitas nasional
melalui pendidikan multikultural dan kewarganegaraan (Salsabila et al., 2023). Nasionalisme
adalah rasa cinta dan kesetiaan terhadap negara yang mencakup usaha untuk menjaga identitas
nasional. Tindakan sederhana seperti menggunakan produk lokal bisa menjadi cara untuk
menunjukkan cinta terhadap tanah air. Dengan memilih produk dalam negeri, kita tidak hanya
membantu perekonomian bangsa tetapi juga menunjukkan apresiasi terhadap karya warga
Indonesia. Di masa kini yang semakin digital, penggunaan teknologi buatan dalam negeri adalah