1. Pendahuluan
Kemajuan era Society 5.0 memberikan pengaruh signifikan pada berbagai bidang
kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Guru PPKn memiliki peran krusial dalam
menciptakan generasi yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki karakter
kebangsaan yang kokoh. Akan tetapi, masih ada sejumlah pendidik yang memusatkan
perhatian pada penyampaian pengetahuan tanpa menggabungkan metode humanistik dan
teknologi digital. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan perubahan peran guru PPKn di
era Society 5.0, tantangan yang dihadapi, serta strategi pelaksanaan yang tepat.
Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang berorientasi teknologi dengan menempatkan
manusia sebagai pusatnya (masyarakat berfokus pada manusia). Dalam konteks ini, kemajuan
kecerdasan buatan, data besar, dan Internet of Things (IoT) digunakan untuk mengatasi
masalah sosial serta meningkatkan standar hidup. Ide tersebut mengharuskan sistem
pendidikan untuk mengubah kurikulum, cara mengajar, dan peran guru agar dapat melahirkan
siswa yang tidak hanya terampil dalam teknologi, tetapi juga memiliki rasa peduli sosial, sikap
analitis, dan moralitas yang berakar pada nilai Pancasila.
Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang berorientasi teknologi dengan menempatkan
manusia sebagai pusatnya (masyarakat berfokus pada manusia). Dalam konteks ini, kemajuan
kecerdasan buatan, data besar, dan Internet of Things (IoT) digunakan untuk mengatasi
masalah sosial serta meningkatkan standar hidup. Ide tersebut mengharuskan sistem
pendidikan untuk mengubah kurikulum, cara mengajar, dan peran guru agar dapat melahirkan
siswa yang tidak hanya terampil dalam teknologi, tetapi juga memiliki rasa peduli sosial, sikap
analitis, dan moralitas yang berakar pada nilai Pancasila.
Dalam ranah pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), persoalan yang
dihadapi pendidik semakin rumit. Arus globalisasi, cepatnya aliran informasi digital, dan
perubahan nilai sosial mendorong guru PPKn untuk lebih kreatif dalam membentuk karakter
bangsa. Apabila metode pembelajaran PPKn masih didominasi oleh pendekatan konvensional
yang hanya fokus pada penghafalan materi, maka sebenarnya tujuan pembelajaran
kewarganegaraan, yaitu menciptakan warga negara yang aktif, demokratis, dan bertanggung
jawab, tidak akan terwujud.
Karena itu, perubahan peran pendidik PPKn menjadi suatu hal yang sangat diperlukan.
Guru tidak hanya berfungsi sebagai penyampai ilmu, tetapi juga harus bertindak sebagai
fasilitator, inovator, dan agen perubahan yang mampu menggabungkan pendekatan humanistik
dengan literasi digital. Pembelajaran PPKn pada zaman Society 5.0 diharapkan mampu
mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan
kreativitas, sembari menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan etika sosial. untuk menyampaikan
informasi dasar kepada pembaca dan memberikan gambaran hasil penelitian yang dilakukan
(refernsi berasal dari hasil publikasi berdampak tinggi, dapat dilacak dan sumber bergengsi).
2. Metode
Studi ini menerapkan metode penelitian pustaka (library research) studi pustaka dipilih
sebab kajian difokuskan pada analisis konsep dan teori terkait peran pendidik PPKn dalam
menyikapi era Society 5.0. Zed (2014) menyatakan bahwa studi pustaka adalah metode
pengumpula data yang berasal dari sumber literatur seperti buku, artikel ilmiah, dokumen
resmi, atau publikasi akademik lain yang berkaitan dengan topik penelitian. Proses penelitian
dilaksanakan melalui berbagai langkah. Peneliti pertama-tama mengidentifikasi literatur yang
berkaitan dengan Society 5.0, pendidikan berbasis humanis, perubahan peran pendidik, serta
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kedua, data dianalisis secara kualitatif deskriptif
dengan memeriksa keterkaitan antar konsep dan membandingkan hasil dari berbagai sumber.
Berdasarkan Sugiyono (2017), metode kualitatif deskriptif bertujuan untuk menggambarkan